Pages

Jumat, Januari 31, 2014

Memperkuat Daya Tawar Indonesia

SURABAYA-(IDB) : TNI Angkatan Laut (AL) tengah menghitung hari menyambut datangnya KRI Bung Tomo 357. Rabu kemarin, tim TNI AL yang bertugas menjemput sudah melakukan ”ritual” sebelum terbang ke Jerman untuk membawa korvet ke Tanah Air yang diretrofit di galangan kapal Lusern.

KRI Bung Tomo sendiri adalah metamorfosa korvet milik Brunai Darussalam, KDB Nakhoda Ragam Class, yang dijual ke Indonesia dengan harga sangat murah, yakni USD300 juta untuk tiga kapal sejenis, belum termasuk biaya retrofit. Dua kapal lainnya, KDB Bendahara Sakam KDB Jerambak yang akan menyusul kemudian, konon juga akan dinamai pejuang pembela kemerdekaan, yakni KRI Usman-Harun dan KRI John Lie. Terlepas dari pro-kontra kenapa Brunai tidak jadi menggunakan kapal tersebut, Indonesia memandang kapal tersebut sangat layak.

Bahkan, sistem persenjataan dan komunikasinya lebih canggih dibandingkan korvet sigma yang dibeli dari Belanda. Untuk sistem senjata, misalnya, KRI Bung Tomo dicanteli Oto Melara, VLS Mica, Exo Block II, dan torpedo Stinger. Kedatangan kapal dengan senjata canggih dan lengkap tentu akan memacu kepercayaan diri prajurit untuk mengawal kedaulatan NKRI. Kekuatan korvet ragam kelas yang disandingkan dengan kelas Sigma, kelas Van Speijk, KCR, kapal selam, dan aneka jenis kapal perang lainnya yang telah dimiliki bangsa ini, sudah barang tentu juga akan melambungkan daya tangkal Indonesia di lautan.

Namun sering luput dari pengamatan publik, kedatangan KRI Bung Tomo mengindikasikan meningkatnya daya tawar diplomasi bangsa ini di fora internasional. Mengapa demikian? Pembelian kapal tipe F2000 Corvette buatan BAE System Maritime-Naval Ships Inggris bisa disebut sebagai bukti konkret terbukanya kembali kerja sama militer Indonesia dengan negerinya Ratu Elizabeth tersebut, cara pandang baru mereka terhadap negeri ini.

Seperti diketahui, sebelumnya Inggris pernah mengembargo penjualan senjata terkait tuduhan Indonesia menggunakan pesawat Hawk untuk mengebom sipil saat konflik Timor Timur. Selain menyetujui penjualan ragam kelas, Inggris telah menjual rudal Startreak dan beberapa alutsista lain. Tidak dapat dimungkiri, keputusan Inggris kembali menjual alutsista ke Indonesia tidak terlepas dari pragmatisme ekonomi. Inggris yang tengah mengalami kelesuan ekonomi tentu ingin menikmati dana segar dari Indonesia yang sedang gencar-gencarnya meningkatkan kapabilitas persenjataannya.

Namun tak dapat dimungkiri pula, sikap baru Inggris itu mencerminkan pengakuan terhadap kekuatan diplomasi Indonesia negara bebas aktif yang mempunyai peran signifikan dalam membangun perdamaian dunia. Hal ini secara tidak langsung juga merupakan bentuk pengakuan bahwa Indonesia bukanlah negara pelanggar HAM dan berpotensi menjadi agresor. 

Hal ini bukanlah isapan jempol. Lihatlah peran Indonesia meredam konflik Laut China Selatan (LCS), konflik Suriah, dan lainnya. Pasukan TNI juga seolah sudah menjadi tulang punggung PBB dalam setiap misi peace keeping operation di beberapa konflik di berbagai belahan dunia.

Perspektif yang demikian sangat mungkin ada di benak Amerika Serikat. Negeri Paman Sam itu pelan namun pasti mulai mengobral senjatanya untuk Indonesia, dari hibah pesawat F-16, pembelian peluncur rudal antitank (ATGM) Javelin, helikopter Apache, hingga rencana pembelian Black Hawk. Jika negara-negara yang pernah menjaga jarak dengan Indonesia sudah demikian, apalagi negara-negara yang secara konsisten membangun hubungan baik dengan Rusia, China, Jerman, Prancis, dan lainnya sudah pasti akan ringan tangan memberikan alutsista terbaiknya karena sudah paham pembelian senjata bukan sekadar untuk alat pertahanan, melainkan juga memperkuat daya tawar Indonesia untuk mendorong terwujudnya perdamaian dunia.




Sumber : Sindo

17 komentar:

  1. Sekadar usulan » Coba indonesia tempatkan minimal : 1 su-35 + 2 su-27/30 + 2 f-16 + 2 t-50i + 2 pesawat patroli + 2 super tucano + 2 kri sigma / lebih bagus yg ada rudal yakhont / rudal cina + 1 kapal selam + 1 rudal s-300 + 2 mistral brazil + 2 apache + 2 mi-17 + penempatan 2000 prajurit terlatih (fisik + mental) ditiap provinsi. Dengan ini, negeri" tetangga akan mikir 2 kali ganggu nkri + buat nkri disegani ngegara lain, prinsip bertahan yang baik menurut saya dengan anggaran saat ini (makin lama bertambah jumlah alutsistanya sesuai anggaran yang meningkat), gimana mnrt kalian ? Mohon usulannya ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. nggak perlu begitu bung ,. kita cukup punya 4 kogabwilhan ,.
      di situ sudah mencangkup tni au,al dan ad digabungkan dalam suatu wilayah pertahanan ,. jadi seperti wilayah pertahanan mandiri dan memiliki mengatur potensi ancaman musuh dari masing`` wilayah ,. IMHO

      Hapus
  2. Boleh. Asal ada dana...wk.wk

    BalasHapus
  3. tulisan dan pemikiran yg bagus..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju mas Brow, setuju... Tapi jadi kepikiran, dulu waktu Inggris tega2nya mengembargo Indonesia itu situasi politik - ekonominya lagi seperti apa ya? Situasi kawasan lagi seperti apa juga, sampai2 mereka bisa seenaknya begitu. Pastinya waktu itu ada situasi yg saling kait mengkait.

      Hapus
  4. Dgn anggaran belanja negara lebih dr Rp. 1.000 trilyun (100 Billion US $) tiap tahun dan, GDP 13 besar dunia, serta sbg anggota G-20, Indonesia memang sdh lebih dr mampu utk mulai bangun pertahanan yg besar.
    Bahkan dgn armada kapal perang Van Speijk Class with Yakhont in RI-Australia border, RAN become a LOOSER! with no one of their warship shadowing. Australia hanya hebat di atas kertas dgn ANZAC Class, but in fact ausie only a looser! Yeah, australian have a ANZAC Clas, but only for hide from Van Speijk!

    BalasHapus
  5. dan saat embargo jilid kedua datang bersiap2lah alutsista kebanggan smerika yg dimiliki kita manyun,

    BalasHapus
    Balasan
    1. maaf bung ,, unisoviet (rusia ) jg pernah embargo indonesia thn 1966, s/d 1990
      amerika & inggris 1999 s/d 2005,,
      tidak ada negara yg benar2 bersahabat sejati ,,mereka bersahabat karena memiliki kepentingan,
      jgn lupa juga Kapal perang china yg masuk wilayah Natuna, dgn mengancam kapal patroli yg saat itu manggiring perahu nelayan china yg sdh melanggar batas wilayah tanpa ijin,,

      gw bukan pro barat atau pro timur ,,, tak perlu memihak klo toh menjadikan negara kita hancur lebur,, masih lebih baik (NON block)
      jadi kata2 anda yg siap2 di embargo itu sdh di antisipasi oleh TNI dgn mengedepankan TOT,,gw lebih milih negeri gw INDONESIA yg NON BLOCK supaya kelak bisa mandiri dlm segala hal, terutama senjata,, dgn memadukan teknologi barat dan timur,,

      Hapus
  6. dunia sudah berubah..ekonomi kita kedepan akan semakin tumbuh..kata "embargo" tidak akan berlaku lagi buat bangsa ini..negara yang suka mengembargo bangsa kita sekarang sudah pada sadar.bahwa bangsa kita sudah mulai bangkit..sekarang kita punya pribahasa " hilang 1 tumbuh seribu"...ingat bangsa ini adalah bangsa besar..bangsa akan kaya sumber daya alam nya...indonesia adalah salah satu negara terkaya akan SDA nya...jika amerika,inggris,mengembargo kita.mereka akan tau akibat nya..kita masih punya negara lain..china,rusia,iran,pakistan,korea,brazil,jerman,prancis...alutsista kita semacem gado2..ada banyak berbagai bumbu..yg sudah nyata china dn rusia itu akan jdi sahabat bangsa ini...

    BalasHapus
    Balasan
    1. benar saudara,negara luar memuji-muji indonesia karena ada kepentingan yg menguntungkan mereka.lagipun mungkin mereka tau kalau rakyat indonesia sebagiannya sukanya di puji dan di manja,pantang banget di hina sedkit,pasti teriak patriotic dan perang..hehehe kenapa beda dengan amerika kalau mereka di hina malah tambah diam,tapi ingat balasannya,bukan dengan cemohan,lihat iraq,afganistan dan suriyah...nyatanya kita2 ini cuma ngandalin emosi doang..

      Hapus
  7. Kebalik bro.. Kita yg akan embargo asu dan linggis...

    BalasHapus
  8. hancur nya HMS SHEFILD AL inggris oleh EXOCET AM39 SUPER ETENDARD argentina di malvinas itu benar2 telah bikin malu muka inggris..KABAR TERBARU ARGENTINA AKAN MENGUASAI MALVINAS KEMBALU..BRAVO ARGENTINA

    BalasHapus
  9. Kok masih pake mm blok 2 sih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya bung,, bagus nya exocet mm40 block III tp gmn lg, duit nya dipake buat SAM VL mica,, ganti kan sea cat, yg pabrik nya dah tutup.. tp mudah2an bisa di modifikasi lg bagian belakan nya dengan mengorban kan tempat helipat, buat rudal yakhont,,

      Hapus
  10. Masih mending 3 Corvette F2000 Class RI pakai Exocet Block II; secara seluruh armada kapal perang RI yg mampu gotong AShM dari 9+(2) frigate, 4+(3) corvette, sampai +>10 FAC (M), sdh pakai Exocet block III, C-802, C-705, dan Yakhont.
    Coba lihat malaysia sekarang, dr seluruh armada kapal perang TLDM hanya 6 KD sahaja yg mampu bawa AShM kerana msh ada misile launcher, yg lain cuma ada canon tanpa misile launcher. Whoa...

    BalasHapus
  11. Sip...ada TOT atau nggak ada TOT,,,,hitung2 F2000 corvet sebagai sebagai pengisi kekosongan,,program korvet nasional harus jalan terus,,,bila tidak ingin dipecundangi terus menerus oleh musuh/bakal musuh kita....
    Tidak akan ada yang menggangu dan coba2 mengancam siapapun yang lebih kuat".(h).

    BalasHapus
  12. Knp Ga beli Yakhont yg Mobile di pantai spt py Vietnam? Yakhont spt itu kl diintegrasikan dgn radar lbh efektif dan efisien drpd hrs beli kpl perang yg dinstal Yakhont.....pilihan hrs tepat krn anggaran jg terbatas bung....di matra darat jg sdh memilih beli tank Leopard yg gede plus berat gt....knp tdk melengkapi sj semua satuan dgn rudal2 anti tank sampai tingkat pleton misalnya... .tank Leo ga cocok dgn medan tempur di negeri kita...

    BalasHapus