Pages

Rabu, Agustus 21, 2013

Modernisasi Alutsista Sesuai Kebutuhan dan Geogafis

JAKARTA-(IDB) : Tahun demi tahun, Tentara Nasional Indonesia (TNI) terus memodernisasi Peralatan Utama Sistem Persenjataan (alutsista) untuk menunjang tugas utama, menjaga kedaulatan dan wilayah Indonesia. Tak hanya TNI, Angkatan Darat pun turut membeli sejumlah peralatan tempur baik dari dalam dan luar negeri untuk menggantikan peralatan yang mulai berumur.

Peralatan tempur yang dibeli di antaranya seperti Tank Leoprad dari Jerman, yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi geografis.

"Batalion Kaveleri 8/2 Kostrad di Pasuruan, Jawa Timur menjadi salah satu batalion yang akan menerima peralatan tempur baru, seperti Tank Leopard. Karena itu bisa dilihat langsung, di sana kebutuhan real TNI AD," kata Kasubdis Penum Dispenad, Kolonel Zaenal M dalam press tour di Malang, Jawa Timur, Selasa (20/8/2013).

Selain itu, ia menambahkan, Batalion Arteleri Medan (Yonarmed) 1Dam V/Brw di Malang juga akan menerima sejumlah rudal modern.

Pada acara press tour yang diikuti sejumlah media dan dilangsungkan pada Selasa hingga Kamis (20-22 Agustus 2013) di Malang, Jawa Timur, TNI juga akan melakukan tinjauan mengenai kondisi peralatan tempur dan keluarga prajurit di daerah. 

Yonkav 8 Pasuruan Siap Terima Kedatangan Tank Leopard

Batalyon Kavaleri (Yonkav) 8 Divisi 2 Kostrad, Pasuruan, Jawa timur siap menerima kedatangan kendaraan tempur (Ranpur) Tank Leopard. Hingga kini, berbagai persiapan telah dilaksanakan Yonkav 8/2, termasuk pembangunan garasi khusus untuk Tank Leopard.
Komandan Batalyon Yonkav 8/2, Letkol Kav. Otto Solu, menjelaskan, garasi khusus Tank Leopard program 2012 yang sudah siap sebanyak 20 unit. Sedangkan untuk persiapan pembangunan garasi program 2013 sebanyak 13 unit garasi.


"Secara umum, kami sudah siap menerima kedatangan Tank Leopard. Kesiapan dilakukan termasuk pembangunan garasi khusus Leopard," kata Otto, di Pasuruan, Rabu (21/8).


Untuk mendukung pengoperasian tank, Yonkav 8 juga sudah mempersiapkan infrastruktur pendukung lain seperti persiapan jalan yang mampu menahan bobot kendaraan hingga 70 ton.


Selain itu, pengoperasian Leopard juga akan didukung pengoperasian garasi tank pendukung lainnya sebanyak lima unit.


Dijelaskan Otto, Tank Leopard juga akan dioperasikan oleh sejumlah prajurit terlatih. Hingga kini sudah disiapkan sebanyak 46 orang Danran, 46 orang pengemudi, 27 orang penembak, serta 41 orang loader.






Sumber : SCTV

Kemhan Minta Pemerintah DKI Sediakan Lahan Lalu Lintas Tank

JAKARTA-(IDB) : Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menemui Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo di Balai Kota, Jakarta, Rabu 21 Agustus 2013. Dalam pertemuan itu dibahas strategi pertahanan nasional yang harus bersinergi dengan pembangunan di Ibu Kota.

"Dengan Pak Gubernur tadi, kami saling bertukar pikiran, mensinkronkan strategi penataan Ibu Kota dengan strategi pertahanan. Kami selaraskan antara sistem pertahanan Ibu Kota dengan pembangunan wilayah di Jakarta," ujar Sjafrie usai bertemu Jokowi.

Menurut Sjafrie, langkah tersebut dilakukan karena pada September hingga Oktober mendatang pemerintah pusat membeli sejumlah peralatan perang atau alutsista yang akan ditempatkan di Jakarta dan beberapa wilayah lainnya di Jakarta.

Kementerian Pertahanan butuh lahan untuk mendaratnya tank di Pantai Mutiara, Penjaringan, Jakarta Utara.

"Kami akan terima tank berat yang akan masuk Jakarta dan disebarkan di satuan operasional, kami juga akan terima roket jarak jauh untuk amankan Ibu Kota, pesawat tempur dan tank amfibi," katanya.

Sjafrie menuturkan, setelah berbicara dengan Jokowi, Kementerian Pertahanan mulai mencari lokasi akses masuk bagi alutsista baru tersebut. Pantai Mutiara dan akses Jalan Benyamin Sueb di Kemayoran dianggap dapat menjadi akses masuk peralatan tempur tersebut.

"Tadi bincang dengan Pak Gubernur seperti di Pantai Mutiara, itu bisa menjadi akses tank amfibi untuk bisa keluar masuk, lalu kalau seandainya butuh landing track, mungkin Pak Gubernur bisa memfasilitasi kembali akses Kemayoran. Kemudian jalur protokol bisa jadi akses kendaraan denga beban 62 ton," ujarnya.





Sumber : Vivanews

4 Maskapai Siap Beli 200 Unit Pesawat N219

JAKARTA-(IDB) : Perusahaan produsen pesawat BUMN, PT Dirgantara Indonesia (Persero) mengklaim sebanyak 4 maskapai bakal menggunakan armada N219. Dari 4 maskapai itu, berminat membeli dan memesan 200 unit burung besi N219.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Teknologi PTDI Andi Alisjahbana di sela acara Diaspora JCC Senayan Jakarta, Selasa (20/8/2013).

"Anyway kita nyaris 200 lah itu semua letter of intent dan sudah betul-betul ingin," ucap Andi.

Andi menjelaskan ternyata Lion Air bukan maskapai pertama yang memesan N219. Disebutkan maskapai bernama Nusantara Buana Airlines yang pertama kali memesan N219 sebanyak 30 unit. Kemudian disusul Merpati sebanyak 20 unit.

"Kita sudah prelimenary design bisa roll out 2014 akhir. Prototipe-nya dua buah. Itu untuk N219‬," terangnya.

Ditargetkan pada tahun 2015, armada N219 akan menjalani proses sertifikasi. Setelah proses ini, burung besi yang diproduksi di Bandung Jawa Barat ini bisa dikirimkan kepada pemesan mulai tahun 2016.

"Produksi massal 2016‬. Tapi itu tergantung sertifikasi," jelasnya.

Untuk setiap pesawat, nantinya dibandrol di bawah US$ 5 juta per unit. Ditambahkan Andi, pesawat N219 mengandung banyak sekali konten lokal.

"Desainnya sudah jadi, untuk content lokalnya tinggi sekali karena ini sederhana elektroniknya hanya avionic dan mesin yang impor. Kalau ban, landing gear, kaca windskin bikin sendiri‬," tegasnya.





Sumber : Detik

PAL Ikuti Proses Tender Pengadaan 2 LPD AL Filipina

JAKARTA-(IDB) : Produsen kapal plat merah, PT PAL Indonesia berencana menjual 2 unit kapal perang sejenis Landing Platform Dock (LPD) 125 ke Filipina. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bermarkas di Surabaya, Jawa Timur, ini sedang mengikuti proses tender akhir di Filiphina.

Direktur Utama PAL Firmansyah mengaku optimistis pihaknya bisa memenangkan tender karena otoritas di Filipina menunjukkan ketertarikan tinggi terhadap kapal perang yang telah diproduksi untuk kebutuhan TNI AL ini.

"Kita mengikuti tender pengadaan kapal perang sejenis landing platform dock 125. Kita sudah pernah bikin 2 unit untuk AL jadi mereka tertarik. Kalau kompetitor peserta tender baru sebatas desain," ucap Firmansyah Rabu (21/8/2013).

Menurutnya proses tender ini merupakan sebuah kebanggan bagi Indonesia karena produk kapal perang asli produksi Indonesia mulai dilirik di dunia internasional.

"Ini pertama kali kita jual ke luar negeri (kapal perang) kalau jadi kita jual kapal perang. Mereka juga tertarik beli jenis lain. Tapi kita fokus ini," jelasnya.

Kapal perang jenis ini mampu mengangkut hingga 500 tentara dan membawa 5 unit helikopter. Diakuinya ada sedikit perbedaan ukuran antara kapal perang pesananan TNI AL dan Filiphina. Ditargetkan pengumuman pemenang tender akan muncul pada awal September 2013.

"Pengumuman tender minggu keempat Agustus atau minggu pertama September," sebutnya.






Sumber : Detik

Konsep Dan Strategi Pertahanan Ibukota

Tol Jagorawi Akan Dijadikan Landasan Darurat Pesawat Tempur

JAKARTA-(IDB) : Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo bertemu dengan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin di Balai Kota, Jakarta, Rabu 21 Agustus 2013. Keduanya membahas penyelarasan pembangunan di DKI Jakarta dan strategi pertahanan nasional.

Menurut Jokowi, sebagai salah satu rencana konkretnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan merombak Jalan Tol Jagorawi supaya bisa dijadikan tempat mendarat darurat bagi pesawat tempur ketika keamanan terancam.

"Seperti di Tol Jagorawi dulu bisa untuk pendaratan pesawat. Sekarang tidak bisa karena ada jembatan penyeberangan. Nanti dihilangkan dan diganti dengan underpass," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan itu sangat penting dilakukan supaya ada alternatif apabila negara dalam keadaan bahaya. Atau sedang diserang oleh negara lain.

"Ini sangat penting bila rencana kesatu tidak bisa. Dipakai rencana kedua masih bisa. Negara harus punya seperti itu," katanya.

Ke depannya semua jembatan penyeberangan di sekitar Tol Jagorawi yang masih berada di wilayah DKI Jakarta akan diganti dengan underpass.

"Nanti semuanya ke dalam tidak usah naik jembatan penyeberangan dan banyak yang lain yang tidak bisa disampaikan," ujar dia.

Basement Monas Juga Bagian Strategi Pertahanan 

Sistem pertahanan yang ada di ibukota masih kurang. Gubernur DKI Joko widodo berharap Jakarta suatu saat bisa menjelma menjadi kota seperti yang ada di film Olympus Has Fallen.

"Itu lho kayak di Olympus Has Fallen. Ada terowongan yang kita tau kalau ada apa-apa harus ke mana," ujar Jokowi di kawasan Pasar Baru, Rabu (21/8/2013).

Jokowi menjelaskan Jakarta sebagai ibukota negara harus memiliki skenario yang detail terkait pertahanan. Dia juga mengaku kaget dengan belum adanya sistem pertahanan yang mumpuni di Jakarta.

"Saya juga kaget itu. Kalau ada apa-apa lari ke mana, sembunyikan alat-alat perang di mana. Pertanyaan bagusnya memang kenapa baru sekarang," ujar Jokowi sambil mengangkat bahu.

Jokowi sempat membandingkan Jakarta dengan Keraton Solo.

"Keraton Solo ada kok terowongan, muat perahu, jadi kalau raja diserbu, lari ke mana juga sudah tahu. Bayangin, itu 300 tahun lalu," lanjutnya.

Film Olympus Has Fallen mengkisahkan tentang Gedung Putih, di Washington DC yang diserang oleh sekelompok teroris yang awalnya menyamar sebagai tamu kenegaraan. Mendapat serangan itu, sistem keamanan Gedung Putih bereaksi dengan peralatan tempur yang canggih.

Meski, pada akhirnya di film tersebut, sistem keamanan bisa dilumpuhkan juga. Namun Gedung Putih selamat lantaran adanya satu agen mantan anggota 'Pasmapres' yang melumpuhkan musuh secara bergerilya.

Jokowi Ingin Sistem Keamanan Jakarta Seperti di Film Olympus Has Fallen

Sistem pertahanan yang ada di ibukota masih kurang. Gubernur DKI Joko widodo berharap Jakarta suatu saat bisa menjelma menjadi kota seperti yang ada di film Olympus Has Fallen.

"Itu lho kayak di Olympus Has Fallen. Ada terowongan yang kita tau kalau ada apa-apa harus ke mana," ujar Jokowi di kawasan Pasar Baru, Rabu (21/8/2013).

Jokowi menjelaskan Jakarta sebagai ibukota negara harus memiliki skenario yang detail terkait pertahanan. Dia juga mengaku kaget dengan belum adanya sistem pertahanan yang mumpuni di Jakarta.

"Saya juga kaget itu. Kalau ada apa-apa lari ke mana, sembunyikan alat-alat perang di mana. Pertanyaan bagusnya memang kenapa baru sekarang," ujar Jokowi sambil mengangkat bahu.

Jokowi sempat membandingkan Jakarta dengan Keraton Solo.

"Keraton Solo ada kok terowongan, muat perahu, jadi kalau raja diserbu, lari ke mana juga sudah tahu. Bayangin, itu 300 tahun lalu," lanjutnya.

Film Olympus Has Fallen mengkisahkan tentang Gedung Putih, di Washington DC yang diserang oleh sekelompok teroris yang awalnya menyamar sebagai tamu kenegaraan. Mendapat serangan itu, sistem keamanan Gedung Putih bereaksi dengan peralatan tempur yang canggih.

Meski, pada akhirnya di film tersebut, sistem keamanan bisa dilumpuhkan juga. Namun Gedung Putih selamat lantaran adanya satu agen mantan anggota 'Pasmapres' yang melumpuhkan musuh secara bergerilya.
 




Sumber : Vivanews

Marinir Indonesia Amerika Gelar Lantern Iron 13-1

SITUBONDO-(IDB) : Asisten Operasi Komandan Korps Marinir (Asops Dankormar) Kolonel Marinir Purwadi mewakili Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal TNI (Mar) A. Faridz Washington secara resmi membuka latihan bersama Korps Marinir TNI AL dengan United States Marine Corps (USMC) di Pusat Latihan Tempur Korps Marinir Baluran, Karangtekok, Situbondo, Jatim, Selasa, (20/8/2013).


Latihan bersama dengan nama Lantern Iron 13-1 yang diikuti oleh prajurit Batalyon Taifib-1 Marinir dan US MARSOC tersebut berlangsung mulai 20 Agustus 2013 hingga 6 September 2013.

 Dalam amanatnya yang dibacakan Asops Dankormar, Komandan Korps Marinir mengatakan bahwa situasi global khususnya keamanan maritim menuntut kesiapan Korps Marinir secara optimal. Untuk mencapai tingkat kesiapan yang optimal, prajurit Korps Marinir yang profesional dituntut untuk memiliki standar tertinggi dalam hal teknik dan taktik guna menangani berbagai situasi yang berkembang, sehingga dengan pelaksanaan latihan Lantern Iron 13 – 1 semua tuntutan dapat terpenuhi.


Latihan kali ini, lanjutnya, memfokuskan pada permasalahan pertempuran di darat dan di laut mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaannya. Kedua belah pihak akan saling bertukar pengetahuan, khususnya materi kemampuan Intai Amfibi, perang hutan dan sniper melalui metode teori hingga praktek di lapangan.



 
Sementara itu, Letkol Marinir Edy Cahyanto selaku Komandan Satgas Latihan mengatakan tujuan latihan Lantern Iron 13 – 1 yaitu untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan teknik dan taktik prajurit Taifib serta menjalin kerjasama/persahabatan dengan prajurit US MARSOC dalam bidang militer.


Materi yang dilatihkan, lanjutnya, meliputi teori di kelas dan praktek di lapangan, untuk teori di kelas meliputi pertolongan pertama korban perang (Medical/Tactical Combat Casualty Care), dan identifikasi serta tindakan terhadap bahan peledak (Demolition Identification dan reaction), sedangkan untuk praktek dilapangan, materinya meliputi menembak sniper, operasi renang rintis (scout swimmer operation), raid amfibi, pengintaian pantai (beach landing technique), jungle and sea survival dan berganda (full mission profile).


“Latihan Bersama Lantern Iron 13 – 1 melibatkan 77 prajurit, 66 prajurit Taifib-1 Mar dan 11 prajurit US MARSOC, dengan menggunakan daerah latihan di Pusat Latihan Tempur Korps Marinir Baluran untuk materi teori dan menembak, sedangkan untuk materi lainnya dilaksanakan di Pusat Latihan Tempur Lampon Banyuwangi,” tambahnya.


Turut hadir dalam kesempatan tersebut Danlanal Banyuwangi Letkol Laut (P) Edi Eka Susanto, Dandim Situbondo Letkol Arm Sugeng Riyadi, Kapolres Situbondo AKBP Erthel Stephan, Paban Sops Pasmar-1 Letkol Mar Amir Kasman, Komandan PLP Baluran Letkol Mar Agus Gunawan Wibisono dan beberapa pejabat TNI/Polri diwilayah Situbondo.






Sumber : Kormar

Indonesia Mampu Bangun Helikopter Carrier

JAKARTA-(IDB) : BUMN produsen kapal, PT PAL Indonesia (Persero) berencana mengembangkan kapal induk versi militer. Kapal ini nantinya mampu didarati hingga 8 unit helikopter.

Kapal induk versi Indonesia ini, merupakan pengembangan dari kapal tipe Double Skin Bulk Carrier, Star-50 dengan berat 50.000 ton bobot mati (DWT).

"Star 50 dirancang untuk kapal induk. Kita siapkan rancangan. Dirancang untuk 8 helikopter. Belum termasuk yang disimpan di hanggar," ucap Petugas Penjaga Stand PAL Utario EP  di acara Kongres Diaspora, JCC Senayan Jakarta, Selasa (20/8/2013).

Kapal ini nantinya diproduksi berdasarkan permintaan pemerintah Indonesia. Induk dari kapal ini yakni varian STAR 50 merupakan kapal angkut curah yang hanya dijual untuk pasar internasional. Kapal Induk yang nantinya dibuat dan dirancang di Surabaya, Jawa Timur, namun tidak dikonsep untuk didarati jet tempur.

"Kalau jet tempur kapalnya susah manuver di Indonesia karena laut kita nggak dalam," jelasnya.

Kapal Induk buatan Indonesia ini nantinya akan menjadi kapal angkut helikopter atau helicopter carrier. Untuk versi pendahalunya STAR-50 telah diproduksi sejak tahun 2005 untuk angkutan curah.






Sumber : Detik