Pages

Selasa, Mei 21, 2013

KRI Tanjung Nusanive-973 Debarkasi Pasukan Dan Material

SURABAYA-(IDB) : Satu kapal perang TNI AL dari jajaran Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) KRI Tanjung Nusanive-973, Senin (20/5), melaksanakan debarkasi pasukan dan material Yonif 512 Kodam V Brawijaya yang tergabung dalam Satgas Pengamanan Daerah rawan (Pamrahwan)  Maluku dan Maluku Utara di dermaga Madura, Ujung, Surabaya.

Kesatuan TNI AD yang melaksanakan debarkasi di Surabaya ini, selama enam bulan melaksanakan tugas operasi pengamanan di beberapa pulau yang berada di kawasan Maluku dan Maluku Utara,  dari kemungkinan terjadinya  gejolak/konflik, baik konflik antar kelompok, antar kampung maupun kemungkinan munculnya kembali kelompok-kelompok RMS yang dapat mengacaukan atau membuat keruh suasana di wilayah Maluku.

Menurut Komandan KRI Tanjung Nusanive-973, Letkol Laut (P) Sondang P. Siagian, KRI Tanjung Nusanive-973  pull out  488 prajurit Yonif 512 Kodam V Brawijaya  usai melaksanakan tugas pengamanan di beberapa pulau di kawasan Maluku, diantaranya, di Ambon, P. Liran, P. Wetar, P.Tual, P. Kisar, P. Seram, P. Ternate, serta P. Morotai.  

Usai melaksanakan debarkasi di Surabaya, menurut rencana Kapal perang jenis Bantu Angkut Personel (BAP) yang berada di bawah pembinaan Satlinlamil Jakarta ini, akan bertolak dari dermaga Ujung, Surabaya menuju Palembang untuk menurunkan Yonif 200 Raider Kodam II Sriwijaya untuk kembali ke home base-nya.




Sumber : TNI AL

Komisi I Bersama Rapat Tertutup Bahas Penundaan KF/IF-X Project

Komisi I perlu mendapat penjelasan dari Menhan khususnya soal di balik langkah sepihak Korsel menghentikan kerja sama pengadaan pesawat tempur KFX dari Korsel tersebut

JAKARTA-(IDB) : Seusai membahas nasib RUU tentang Komponen Cadangan Pertahanan Negara (Komcad), Senin (20/5), Komisi I DPR melanjutkan raker dengan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, membahas soal penghentian kerja sama sepihak dari Korea Selatan, dalam hal produksi bersama pesawat tempur Korean Fighter eXperiment (KFX). Namun, rapat kali ini digelar secara tertutup.

Sebelum rapat membahas hal ini dimulai, Wakil Ketua Komisi I DPR RI dari Fraksi Golkar Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan, bahwa Komisi I memandang penting pembahasan persoalan ini. "Sehingga Komisi I perlu mendapat penjelasan dari Menhan khususnya soal di balik langkah sepihak Korsel menghentikan kerja sama pengadaan pesawat tempur KFX dari Korsel tersebut," ujar Agus.

Kata Agus, Komisi I melihat pembatalan kerja sama pengadaan KFX/IFX itu dampaknya tidak sederhana. "Kita mesti lihat apa akar permasalahan yang sesungguhnya. Apakah ada langkah embargo dari pemilik teknologi itu dalam hal ini AS? Seperti itu yang akan kita pelajari," jelasnya.

Agus menambahkan, hal lain yang perlu diungkap, apakah akibat pembatalan sepihak dari Korsel, akan berdampak pada kerja sama yang lainnya. Misak, pembuatan tiga kapal selam yang juga bekerja sama dengan Korsel. "Apakah ada penundaan-penundaan juga.  Ini yang mesti kita pastikan dan bicarakan," tegasnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua DPR RI Tubagus Hasanuddin kepada JurnalParlemen, Selasa (14/5) mengatakan bahwa RI sudah membayar 70 miliar dolar AS atau sekitar Rp 1,6 triliun untuk modal awal pembuatan pesawat tersebut. "Sehingga kalau pihak Korsel menghentikan sepihak produksi bersama pesawat KFX itu, jelas RI pihak yang telah dirugikan," ujarnya.

Kerja sama antara Indonesia dan Korsel untuk membangun pesawat super canggih KFX berlangsung sejak 2001. Proyek itu dibiayai bersama oleh Indonesia dan Korsel. Dalam proyek itu, pemerintah Indonesia diwajibkan menyetor sekitar 20 persen dari total dana yang dibutuhkan sekitar  Rp 80 triliun.

Ada Kemungkinan Intervensi Negara Ke-3

Meski kecewa, Komisi I belum memberikan rekomendasi kepada Menteri Pertahanan untuk menghentikan seluruh kerja sama Indonesia-Korsel di bidang alutsista. Sempat ditengarai adanya intervensi AS dalam kerja sama ini.

Komisi I DPR RI menyatakan kecewa terhadap langkah sepihak Korea Selatan menunda kerja sama produksi pesawat tempur Korean Fighter eXperiment (KFX). Kekecewaan itu disampaikan Komisi I saat rapat tertutup dengan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Kompleks Parlemen Senayan, Senin (20/5).



Pihak Korea Selatan menyatakan menunda proyek tersebut selama 1,5 tahun. Bagi parlemen, setahun lebih bukanlah waktu yang pendek. Komisi I  menganggap penundaan itu sebagai pemutusan kerja sama.



"Waktu penundaan 1,5 tahun terlalu lama. Hampir bisa disebut sebagai pembatalan. Dalam raker Komisi I dengan Menhan, kami sampaikan kekecewaan," kata Wakil Ketua Komisi I DPR Agus Gumiwang Kartasasmita.



Agus mengungkapkan, sempat muncul pertanyaan tentang kemungkinan adanya intervensi Amerika Serikat dalam penundaan proyek Indonesia-Korsel tersebut. Sebab, teknologi KFX yang digunakan Korsel adalah milik AS. Dalam raker hal ini pun dibahas. "Soal faktor negara ketiga boleh jadi berpengaruh. Tapi yang penting bagaimana posisi Korsel sendiri, bukan negara ketiga," kata politisi Golkar ini.



Meski kecewa, Komisi I belum memutuskan untuk merekomendasikan penghentian seluruh kerja sama Indonesia-Korea Selatan di bidang alutsista. Komisi I hanya memberi masukan bagi Menhan untuk merespons hal ini dan mengutamakan martabat negara. Batal berikatan dengan Korsel, Indonesia bisa menggandeng negara lain untuk pengembangan alustsista.



Selain merencanakan kerja sama produksi pesawat tempur, Indonesia-Korsel mengikat diri untuk pengadaan tiga unit kapal selama. "Kita harus melakukan antisipasi karena bisa juga kerja sama ini nasibnya seperti rencana produksi pesawat KFX," katanya.





Sumber : Jurnamen

Sepak Terjang TNI AD Bersama SS-2 Pindad Di Ajang Internasional

JAKARTA-(IDB) : Beberapa tahun belakangan hingga sekarang, nama militer Indonesia menjadi harum atas prestasi yang dilakukan TNI AD dalam mengikuti lomba tembak. Lomba tembak yang rutin diikuti oleh TNI AD adalah Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM).

Lomba tembak ini diselenggarakan oleh Angkatan Darat Australia hampir setiap tahunnya, dengan mengundang beberapa negara se-Asia Pasifik. Dalam beberapa kompetisi tersebut, diketahui TNI AD selalu menggunakan senapan buatan negeri.


Senapan tersebut adalah pabrikan dari PT Pindad Indonesia. Senjata pabrikan Bandung ini hingga sekarang masih memproduksi senapan-senapan yang digunakan oleh TNI AD. Dari prestasi tersebut, TNI AD sempat menuai pujian dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).


Berikut 5 prestasi TNI AD memakai senapan Pindad.

1. Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) tahun 2009

Dalam AASAM tahun 2009, kontingen TNI AD membawa 15 orang personil yang terbagi atas 10 orang petembak dan 5 orang official. Lomba ini diselenggarakan pada bulan Mei.


Dalam kompetisi tersebut kontingen TNI-AD dapat menunjukkan prestasi terbaiknya dengan mendapatkan 59% medali emas, 41% medali perak dan 39% medali perunggu dari jumlah 41 medali yang diperebutkan, sekaligus mengukuhkan posisinya sebagai Juara Umum.


Kesuksesan TNI AD disini di dukung oleh kualitas kehandalan senjata Senapan Serbu 2 (SS-2) yang diproduksi oleh PT Pindad Indonesia.


2. Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) tahun 2010

TNI AD mengirim kontingen sebanyak 15 orang di AASAM tahun 2010. Lomba ini dilaksanakan pada bulan Juni. Disana, para petembak TNI AD telah berhasil mempertahankan prestasi sebagai Juara Umum, dengan perolehan 22 medali emas, 13 medali perak, dan 14 medali perunggu.


Para petembak TNI AD ini dibekali oleh Senapan Serbu 2 (SS-2) buatan PT Pindad Indonesia.


3. Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) tahun 2011

Di AASAM tahun 2011 ini, TNI AD berhasil meraih medali emas terbanyak. Pada babak akhir kompetisi, Malaysia menjadi lawan terkuat Indonesia, namun kontingen petembak TNI AD berhasil meraih 7 medali emas, 9 medali perak dan 5 medali perunggu, dimana Indonesia mengungguli peserta-peserta dari negara lainnya.


Dari kompetisi yang berlangsung pada bulan Mei ini, lagi-lagi TNI AD berhasil meraih Juara Umum. Selain menggunakan SS2 milik PT Pindad, TNI AD juga berkesempatan menggunakan pistol jenis Browning milik Australia.


4. Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) tahun 2012

AASAM tahun 2012, kontingen TNI AD yang dikirim berjumlah 17 orang. Dari 51 medali yang disiapkan dalam kejuaraan itu, prajurit TNI AD menyabet 25 emas, sementara tentara Amerika hanya memperoleh 2 emas dan 5 perunggu, sedang Australia diperingkat kedua hanya mengantongi 9 emas,  12 perak dan 7 perunggu.


Ditahun tersebut posisi prajurit TNI AD memiliki kemampuan menembak diatas rata-rata prajurit yang ada diseluruh dunia. Prajurit TNI AD hanya memakai senjata buatan PT Pindad jenis SS2 dan mampu meredupkan pamor senjata MP4 Carbine Amerika Serikat, SAR 21 Singapura, Steyr Aug Austria, HK G36, atau HK416.


5. Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) tahun 2013

Kompetisi yang digelar pada bulan Mei ini, menuai pujian dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam akun twitternya. Pasalnya, di lomba tembak ini TNI AD masih bisa mempertahankan prestasinya sebagai Juara Umum dengan menggunakan SS2 Pindad. Berikut tulisan dari akun twitter SBY :


"Kontingen TNI AD dg gemilang menang lomba tembak AASAM di Australia, raih 17 medali emas. Selamat. Saya bangga. *SBY*"


"Prajurit TNI dg senjata buatan Pindad sering menang lomba tembak lawan tentara negara lain. Indonesia bangga. *SBY*"


Dalam lomba tembak AASAM 2013 tersebut, kontingen TNI AD beranggotakan 24 prajurit Kostrad dan 6 dari Kopassus. Di sana TNI AD berhasil memperebutkan 58 medali berupa 17 medali emas dan 58 nomor menembak.





Sumber : Merdeka

Indonesia Miliki Cadangan Uranium Hingga 70.000 Ton

JAKARTA-(IDB) : Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) memperkirakan terdapat cadangan 70 ribu ton Uranium dan 117 ribu ton Thorium yang tersebar di sejumlah lokasi di Indonesia, yang bisa bermanfaat sebagai energi alternatif di masa depan.

"Untuk Uranium potensinya dari berbagai kategori, ada yang dengan kategori terukur, tereka, teridentifikasi dan kategori hipotesis, sedangkan Thorium baru kategori hipotesis belum sampai terukur," kata Direktur Pusat Pengembangan Geologi Nuklir Batan Agus Sumaryanto di sela peluncuran Peta Radiasi dan Radioaktivitas Lingkungan di Jakarta, senin.

Sebagian besar cadangan Uranium kebanyakan berada di Kalimantan Barat, sebagian lagi ada di Papua, Bangka Belitung dan Sulawesi Barat, sedangkan Thorium kebanyakan di Babel dan sebagian di Kalbar.

Kajian terakhir dilakukan di Mamuju, Sulbar, dimana deteksi pendahuluan menyebut kadar Uranium di lokasi tersebut berkisar antara 100-1.500 ppm (part per milion) dan Thorium antara 400-1.800 ppm.

Kecamatan Singkep, Kabupaten Mamuju juga menjadi kawasan yang laju dosis radiasi gammanya tercepat di Indonesia dibanding rata-rata nilai laju dosis radiasi Gamma di Indonesia yang 46 nSv per jam, kata Direktur Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi Batan, Susilo Widodo.

Ia mengatakan, pihaknya telah menyusun Peta Radiasi dan Radioaktivitas Lingkungan sebagai data dasar, sehingga kalau ada kenaikan radiasi yang disebabkan faktor bukan alami misalnya radiasi hasil lepasan industri atau kecelakaan nuklir, bisa diketahui dengan cepat.

Susilo mengatakan, saat terjadi kecelakaan reaktor nuklir Fukushima pihaknya tidak mendeteksi adanya radiasi nuklir yang masuk ke wilayah Indonesia.

"Secara alamiah, radiasi nuklir dari Jepang di utara sulit menyebrang ke kawasan katulistiwa. Justru jika dilihat dari posisi dan arah angin potensi radiasi dari Jepang akan masuk lebih dulu ke Amerika Serikat dan terakhir China," katanya.

Peta ini, ujarnya, juga penting untuk mengkaji efek kesehatan bagi masyarakat yang tinggal di daerah radiasi tinggi serta indikasi bahan tambang seperti Uranium, Thorium dan mineral sejenisnya.

Peta tingkat radiasi dan radioaktivitas lingkungan di Indonesia ini, urainya, terdiri dari lima peta, yakni peta laju dosis radiasi gamma lingkungan dan peta tingkat konsentrasi radionuklida alam Thorium-228, Thorium-232, Radon-226, dan Kalium-40 dalam sampel permukaan.

Batan juga meluncurkan URL monitor radiasi lingkungan kawasan reaktor nuklir Serpong dimana telah dipasang lima monitor gamma di kawasan itu selama 2012-2013 dan meluncurkan "GPS tracking" untuk transportasi limbah di Indonesia. 






Sumber : Antara

Dua Kapal Perang TNI AL Kembali Ke Indonesia

CHANGI-(IDB) : Dua Kapal Perang Republik Indonesia, yaitu KRI Frans Keisiepo (FKO)-368  dan KRI Kujang,  yang sejak tanggal 13 hingga18  Mei  2013  bersandar di  Pelabuhan Changi Naval Base Singapura  dalam rangka mendukung  kegiatan Imdex-2013, kini  kembali Ke Indonesia .

Diakhir kegiatan Imdex-2013,  KRI FKO--368 menerima kunjugan kehormatan    Istri Panglima  Singapura Ms Michelnchelle yang diterima  Komandan KRI FKO Letkol Laut (P) Arif Badrudin beserta rombongan. Dalam kunjungannya ke KRI FKO, para tamu ini diberikan paparan  tentang tugas yang telah di laksanakan KRI FKO, yang disampaikan langsung oleh Komandan Kri Fko Letkol Laut (P) Arif Badrudin  di Longe room Perwira .

Usai paparan dilanjutkan peninjauan untuk melihat berbagai fasilitas di KRI FKO diantaranya di ruang MCR, ruang dapur ruang PIT, dan dianjungan kapal serta dilanjutkan  foto bersama di haluan .

Kunjungan ini merupakan suatu kehormatan bagi bangsa dan negara Republik Indonesia sebagai duta bangsa dalam Imdex-2013 di Changi Nava Base , khususnya TNI Angkatan laut. Selama Sandar di  Changi Sudah beberapa pejabat  yang berkunjung di KRI FKO, diantaranya Menteri Pertahanan  Singapura, Ciep Of Navi,  Kasal Australia, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Dr. Marsetio,  pejabat teras TNI Angkatan Laut, serta siswa siswi sekolah Indonesia Singapura. 







Sumber : Koarmatim

Berita Foto : Exercise Chandrapura 2013, Kopassus TNI-AD Dan SAF Commando

BATUJAJAR-(IDB) : Exercise Chandrapura adalah program bilateral di bidang latihan bersama antara Pasukan Khusus Indonesia (Kopassus) dan SAF Commando. Mereka saling bertukar pengetahuan dan pengalaman tentang taktik, teknik dan prosedur.

Berikut beberapa foto lamta tsb : 







Sumber : Kopassus

Tahun Ini PT. DI Tertima Pesanan 3 Pesawat Dari TNI

BANDUNG-(IDB)  :  PT Dirgantara Indonesia (Persero) atau PTDI, tahun ini sudah menandatangani kontrak pembuatan pesawat CN 235 yang merupakan pesanan TNI Angkatan Laut (AL) dan Angkatan Udara (AU).
 
Direktur Teknologi PTDI Andi Alisyahbana menuturkan bahwa pesawat yang dipesan AL tersebut akan dipergunakan untuk patroli maritim tetapi, baru akan dikirim pada 2015 atau 2016 mendatang.


"Ada tiga pesawat, satu untuk AU dan dua AL. Nilainya, saya tidak ingat tetapi kurang dari Rp 1 triliun," ujarnya di Jakarta, Senin (20/5).


Adapun target untuk kontrak baru tahun ini diharapkan dapat mencapai Rp 3 triliun.


"Itu kontrak baru yang selalu kita targetkan bisa didapat setiap tahunnya. Tahun ini sendiri, kita ada backlog kontrak yang harus dikirim mencapai Rp 8 triliun. Dan itu harus diselesaikan. karena merupakan combined sampai 2015 yang tidak hanya dalam negeri tapi juga luar negeri," terang Andi.


Untuk pemesanan pesawat ini, lanjutnya merupakan kontrak multiyears, sehingga beberapa pesawat yang akan dikirim pada tahun ini merupakan kontrak yang telah ditandatangani pada 2011 atau 2012.


Sementara itu, Andi juga mengakui bahwa pihaknya sedang membidik kontrak besar di tahun ini, akan tetapi ia masih enggan membuka kontrak yang dimaksudnya tersebut.


Siapkan Perawatan Boeing dan Airbus

PTDI yang merupakan perusahaan nasional bergerak dibidang aero, sudah memulai untuk merawat pesawat jenis Boeing dan Airbus.


"Kita kan ada divisi aircraft services dan ditargetkan untuk bisa memelihara pesawat yang bukan produk kita karena ini dalam keahlian kami, sehingga kami akan me-maintenance," kata Andi.


Andi mengatakan juga kalau market di Indonesia untuk perawatan pesawat, besar sekali.


"Airlines untuk perawatan bisa sampai Rp 8 hingga 9 triliun tiap tahun dan kebanyakan diperbaiki ke luar negeri. Kita ingin tangkap pasar itu. Saat ini perawatan pesawat yang paling baik adalah GMF dan dari Rp 8 triliun diambil oleh GMF dan kami ada Rp 3 triliun," terangnya.


Meskipun PTDI sedang menyiapkan untuk perawatan pesawat di luar pesawat yang mereka produksi, namun masih ada beberapa sertifikasi kualifikasi yang belum dimiliki seperti landing gear belum bisa di dalam negeri. Andi mengakui pihaknya masih membangun kemampuan, kalau belum mendapatkan kualifikasi untuk training maka belum bisa.


Untuk menyiapkan perawatan pesawat Boeing dan Airbus tersebut, PTDI menggunakan sebagian dana dari Penyertaan Modal Negara (PMN) yang didapatkannya pada akhir tahun lalu sebesar Rp 1,4 triliun serta dari pinjaman bank.


"Tetapi saya lupa berapa persis dananya yang digunakan dan dipinjam dari bank. Untuk perawatan ini, dana yang kami keluarkan tidak lebih dari Rp 1 triliun karena kita sudah punya hanggar yang mampu menampung tiga unit pesawat jenis Boeing 737 ataupun Airbus A320. Yang perlu kami lakukan adalah, tinggal menambahkan kemampuan saja," ucapnya.






Sumber : Beritasatu

TNI AU Tahan Pesawat Militer AS Di Aceh

BANDA ACEH-(IDB) : Satu pesawat asing yang terbang dari Male, Maladewa, menuju Singapura terpaksa ditahan pihak Pangkalan Udara Sultan Iskandar Muda karena tidak memiliki dokumen terbang yang lengkap. Pesawat asing ini disebutkan milik militer Amerika Serikat.

Komandan Pangkalan Udara Sultan Iskandar Muda Kolonel Penerbang Supriabu mengatakan, pesawat dengan nomor registrasi US 305 ini tertangkap radar dan mendarat sekitar pukul 14.00 di Bandara Sultan Iskandar Muda Aceh untuk mengisi bahan bakar.

"Namun, ketika kita periksa dokumen penerbangannya, mereka tidak bisa menunjukkan alias tidak punya. Makanya, pesawat dengan nomor penerbangan Magma 01 ini kita tahan untuk sementara sambil terus meminta keterangan dari sang pilot," ungkap Danlanud Supriabu, Senin (20/5/2013).

Pesawat jenis Dornier 328 ini berisikan lima awak pesawat yang terdiri dari tiga orang militer dan dua orang sipil. Pesawat dikemudikan pilot bernama Kapten Tutle Colton Timothy asal Amerika Serikat.

"Semua awak pesawat ini tidak diizinkan meninggalkan pesawatnya hingga dokumen yang diminta bisa ditunjukkan," ungkap Danlanud.

Pesawat dengan kapasitas 15 penumpang ini baru akan diizinkan kembali terbang ke daerah tujuan jika awak pesawat sudah bisa menunjukkan surat administrasi dan izin terbangnya. 

Melintas Dan Mendarat Tanpa Ijin

Pesawat militer Amerika Serikat jenis Dornier 328 mendarat tanpa izin di Bandara Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Aceh Besar. Pesawat tersebut diduga salah mendarat sehingga terpaksa ditahan sementara oleh TNI Angkatan Udara, Senin 20 Mei 2013.

Komandan Lanud Blang Bintang, Kolonel Supriabu kepada Tempo mengatakan pesawat itu mendarat sekitar pukul 14.30 WIB, dalam perjalanan dari Srilanka ke Singapura. "Setelah diperiksa, mereka tak punya izin. Kami arahkan untuk urus izin," ujarnya.


Awak pesawat terdiri dari lima orang, yakni dua sipil dan tiga militer. Mereka bahkan berencana menginap di Aceh, "Tapi kami larang," ujar Supriabu. Izin keberadaan mereka kemudian diproses ke Markas Besar TNI dan Kementerian Dalam Negeri, setelah ada izin mereka disuruh kembali terbang, tak boleh menginap. Izin baru difax dari Jakarta sekitar pukul 17.30 WIB. "Karena militer, harus ada izin Mabes," ujarnya.


Kendati demikian, kata Supriabu, proses diplomatik akan terus berlanjut oleh pemerintah, terkait keberadaan kesalahan mendarat pesawat tersebut. Data yang diperoleh Tempo, kelima awak pesawat warga negara Amerika Serikat adalah Tutle Colton Timothy (pilot/laki-laki), Priest Chyntia Ellizabeth (co-pilot/perempuan), Faire Loren Mattjew (teknisi/laki-laki), Moreno David Antonio (laki-laki) dan Sanchez Gaona Diego (laki-laki).  






Sumber : Kompas

TNI AU Terima Team Pilot Training Survey F-16 Dari USA

http://lanud-iswahjudi.mil.id/galeri/img_gambar/247088.jpg
MAGETAN-(IDB) : Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Yuyu Sutisna, SE., menerima tamu Amerika, terkait mengenai kedatangan pesawat F-16 hibah dari Amerika Serikat, kepada pemerintah Indonesia, di Ruang Tamu Komandan Lanud Iswahjudi, Senin (20/5).

Tamu Amerika ini terdiri dari Letkol Cosey Justin Ward (Deputi Chief, ODC, U.S. Embassy Jakarta), Mayor Stepen Josep Charr (Pilot Internasional Affairs USAF), Mayor Wesley Kelvin Cook (Training Officer USAF). 

Kedatangan Team Pilot Training Survey F-16 dari negeri Paman Sam ini untuk menyampaikan perencanaan latihan terbang bagi penerbang F-16, untuk pesawat-pesawat F-16 yang akan tiba di Lanud Iswahjudi. Disamping itu juga akan dilakukan diskusi mengenai materi-materi tentang kedatangan pesawat-pesawat F-16 yang akan datang di Lanud Iswahjudi. 

Keterangan Gambar : 1. Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Yuyu Sutisna, SE., menerima kunjungan tamu Amerika, di Ruang Tamu Komandan Lanud Iswahjudi, Senin (20/5).





Sumber : TNI AU

Latgab TNI, Negara Sonora Berhasil Dikalahkan

BIMA-(IDB) :  Tentara Nasional Indonesia (TNI) berhasil merobohkan bendera Sonora dan mengibarkan kembali bendera Merah Putih, setelah menang dalam pertempuran dan menyapu bersih musuh yang masih tersisa di sejumlah wilayah Kutai Timur, Kalimantan Timur, Minggu (19/5/2013) kemarin.

Penyerangan yang dilakukan pada waktu dini hari terhadap musuh yang telah beberapa saat sempat menguasai sejumlah wilayah NKRI dengan mendirikan negara Sonora itu diawali pada pukul 04.00 WITA atau 03.00 WIB, Batalyon 5 Korps Marinir melakukan Pendaratan Khusus (Ratsus) di P. Senupak, kemudian pada pukul 05.00 Yonif Linud 501 melaksanakan perebutan jembatan sungai Rapak.
Pada pukul 06.00, Batalyon Tim Pertempuran (BTP) 509 dan Kompi Mekanis melakukan Serangan Permukiman (Sermukim) di SP 3 Kaubun.

Sementara itu pada jam yang sama, Yonif 1 Marinir melancarkan serangan dan merebut Garis Taraf (GT) 2 sasaran 4 yang terletak di Karvak 0901 (Maloy) dan sasaran 3 di Karvak 0308 (P. Sengkuang), kemudian pada pukul 08.00 WITA BTP 509 bersama Yonif Linud 501 dan Yonif 1 Korps Marinir melaksanakan konsolidasi.

Dalam rangkaian serangan tersebut, ternyata masih ada sebagian musuh yang mencoba untuk melarikan diri ke Karvak 9528 (Sempayau), sehingga memaksa satu Kompi dari BTP 514 untuk melakukan pengejaran  dengan menggunakan operasi Mobud.
Baku tembak tak dapat terelakkan, sehingga memaksa pasukan TNI untuk menembus kepala dan dada pemimpin tertinggi militer negara Sonora Mayjen Ludwix dengan berondongan peluru berkaliber 5,56 mm.

Dalam sekejab, seluruh sisa musuh dapat disapu bersih oleh para prajurit TNI, sehingga pada pukul 09.00 WITA Komandan Satuan Tugas Darat (Dansatgasrat),  Komandan Satuan (Dansat) perkuatan lainnya, Komandan Yonif Linud 501 Mayor Inf Mulyo, serta Komandan Yonif 1 Korps Marinir Letkol Mar Teddy Yulianda Bakri melapor kepada Panglima Komando Tugas Darat Gabungan (Pangkogasratgab) Mayjen TNI Setyo Sularso bahwa operasi telah berhasil dilaksanakan.

Akhirnya, Pangkogasratgab melaporkan hasil pelaksanaan operasi dan melaksanakan alih Komando Pengendali (Kodal) kepada Pangkogab TNI Letjen TNI M. Munir.

"Semua episode drama perang-perangan tersebut merupakan bagian dari skenario Latihan Gabungan (Latgab) TNI 2013 yang telah digelar di beberapa tempat, antara lain di Asembagus Situbondo - Jawa Timur, Sangatta - Kalimantan Timur, Tarakan - Kalimantan Utara dan Bima - Nusa Tenggara Barat (NTB). Selain latihan perang darat dan dan perang udara, TNI telah pula melancarkan latihan perang laut di laut Jawa dan laut Sulawesi," jelas Dansatgaspen Latgab TNI Tahun 2013, Kolonel Adm Bejo Suprapto, dalam rilis yang diterima Tribunnews.com.

Sejak dibuka pada 15 April yang lalu hingga kini, seluruh rangkain kegiatan Latgab TNI 2013 dapat berjalan dengan lancar dan tak ada satupun prajurit yang terluka maupun material tempur yang rusak atau hilang.

GNM Bertekuk Lutut Di Bima Oleh TNI

Gerakan Nusa Merdeka (GNM) telah merebak dan melebarkan sayapnya untuk menguasai obyek vital dan sarana penting di Kota Bima. Tidak itu saja para mata-mata musuh Negara Sonora dengan segala daya upaya untuk mempengaruhi masyarakat agar tidak ada yang pro terhadap pemerintah yang sah. 
Salah satu sasarannya adalah Kota Bima, Dompu NTB bahkan sampai Mataram. GNM berusaha membentuk kelompok kelompok kecil untuk menjadikan basis bagi kepentingannya. Uraian di atas adalah gambaran keberadaan GNM di Kota Bima.

Melihat hal tersebut Satuan Tugas Teritorial (Satgaster) Korem 162/WB Kodam IX/Udy segera membentuk penyekatan agar para insurjen (musuh) bertekuk lutut dan tidak bisa melarikan diri dari Kota Bima. Kompi A Batalyon Infanteri (Yonif) 742/Satya Wira Yudha sebagai pasukan penyekat mengeluarkan satu peleton prajurit di pimpin Letda Inf Jendra JT., melakukan operasi penggeledahan rumah yang sudah diindikasi sebagai tempat persembunyian 3 anggota GNM di Desa Sanolo Kec. Bolo Bima NTB, Sabtu pagi (18/5).

Setelah melalui negosiasi alot  dengan Ketua RT, RW, Hansip dan Kepala Desa setempat akhirnya satu peleton Kompi A berhasil menggeledah rumah milik Sdr Adnan yang digunakan sebagai tempat persembunyiannya dan didapatkan tiga orang tawanan GNM, 3 pucuk senjata laras panjang serta satu buah pistol.

Rangkaian kegiatan ini merupakan Operasi Satgaster dan termasuk Kampanye Militer Latgab TNI tingkat Divisi tahun 2013 di daerah latihan Bima NTB.

Menurut Kepala Desa Sanolo Sdr. Ridwan tempat latihan penggeledahan tersebut memiliki jumlah penduduk 3010 orang yang sebagian besar bekerja sebagai petani dan tambak. Adanya latihan di wilayah tersebut masyarakat merasa sangat bangga serta mendukung dalam menyukseskan jalannya Latgab TNI tahun 2013 bahkan meminta kepada petinggi TNI agar Latgab TNI berikutnya dapat dilaksanakan di Bima kembali. Adapun rumah yang dijadikan sasaran penggeledahan pasukan TNI tersebut milik Sdr. Adnan.




Sumber : Tribunnews

Latgab TNI, Pasukan Linud Berhasil Kuasai Bandara Bima

linud-sub-1

BIMA-(IDB) : Setelah sempat tertunda selama satu hari pasukan operasi Lintas Udara (Linud) yang tergabung dalam Latgab TNI Tingkat Divisi tahun 2013, akhirnya berhasil diterjunkan ke Dropping Zone musuh sekitar pukul 08.30 WITA dengan menggunakan tujuh buah Pesawat Hercules TNI AU, di daerah Woha Bima, NTB, Sabtu (18/5/2013).


Pasukan Linud yang berjumlah 421 orang tersebut berasal dari Batalyon Infanteri (Yonif) Linud 330/Tri Dharma, dipimpin oleh Letkol Inf Andy Gunawan.   Sebelum pasukan diterjunkan, sehari sebelumnya telah dilaksanakan Serangan Udara Langsung (SUL) oleh dua Pesawat Super Tukano EMB 314 yang melancarkan tembakan gencar terhadap kedudukan musuh.


Setelah mendarat, satu peleton pasukan Linud berjalan kaki 3 km kearah Bandara M. Salahuddin Bima untuk melaksanakan serbuan cepat dengan misi merebut kembali Bandara Bima dari tangan musuh. Setelah Bandara Bima dapat terkuasai sepenuhnya oleh pasukan TNI, sambil menunggu gerakan selanjutnya di lakukan pengecekan.


Sementara itu, suasana penerjunan menjadi lain karena ratusan warga masyarakat sekitar daerah penerjunan ikut menyaksikan jalannya latihan bahkan mendekat ke prajurit TNI yang baru mendarat dari penerjunan. Tidak hanya warga masyarakat, anak-anak sekolah dari SD sampai perguruan tinggi juga menyempatkan diri untuk melihat dari dekat para prajurit TNI yang berhasil mendarat dengan sempurna.

linud-sub-1 linud-tengah
 
Di tempat terpisah, Panglima TNI melalui Kasum TNI Marsdya TNI Boy Syahril Qamar selaku Direktur Latihan (Dirlat) Latgab TNI 2013 menyampaikan perintah kepada Pangkostrad Letjen TNI M. Munir bertindak sebagai Panglima Komando Gabungan (Pangkogab) Latgab TNI untuk melaksanakan Konsolidasi dan Alih Kodal (Komando Pengendalian). Kepada Pangkogab Latgab TNI 2013, Panglima TNI menyampaikan penghargaan yang tinggi atas segala upaya yang dilaksanakan, motivasi dan semangat yang tidak pernah luntur dalam operasi yang dilaksanakan.


Selain itu, Panglima TNI juga memerintahkan kepada Pangkogab Latgab TNI untuk segera melaksanakan Alih Kodal Daerah Operasi kepada Panglima Komando Operasi (Pangkoops) wilayah Kalimantan Timur dan Nusa Tenggara Barat untuk melakukan pengecekan personil dan materiil serta perlengkapan yang digunakan selama latihan.






Sumber : Poskota