Pages

Senin, Oktober 21, 2013

TNI AU Optimis Skuadron T50i GE Sesuai Jadwal

MADIUN-(IDB) : TNI Angkatan Udara optimistis pemenuhan pesawat latih tempur T-50i/Golden Eagle akan tepat waktu hingga awal tahun 2014. Dari 16 unit pesawat yang telah dipesan Pemerintah Indonesia dari Korea Aerospace Industries (KAI), Korea Selatan, enam di antaranya telah masuk home base di Lanud Iswahjudi, Madiun. 

"Seperti yang sudah direncanakan bahwa setiap dua minggu sekali KAI akan mengirimkan dua unit Golden Eagle untuk menggenapi pesanan Pemerintah Indonesia yang totalnya berjumlah 16 unit," demikian siaran pers Dinas Penerangan TNI AU (Dispenau) kepada Suara Karya di Jakarta, Minggu (20/10).

Dari enam pesawat yang sudah diterima TNI AU, dua diantaranya tiba di Lanud Iswahjudi, Madiun, Kamis (17/10). Kedua pesawat diterbangkan secara ferry oleh penerbang KAI Kwon Huiman, Lee Dongkyo, Khang Cheol, Shin Donghak.

Perjalanan dari Bandara Sacheon Korea Selatan, Taiwan, Philipina. Lalu masuk ke Indonesia melalui Bandara Sepinggan Balikpapan lalu dilanjutkan ke Lanud Iswahjudi Madiun. Ketibaan dua pesawat itu disambut Komandan Skanud 15, Wing 3 Lanud Iswahjudi Letkol (Pnb) Wastum.

Pembelian 16 unit (satu skuadron) T-50i/Golden Eagle oleh pemerintah Indonesia dari KIA senilai USD 400 juta. Proses pengiriman dimulai sejak September 2013 dan akan berakhir Februari 2014. Pesawat latih tempur T-50 ini menjadi pengganti pesawat latih tempur Hawk MK-53. Pesawat latih ini akan memperkenalkan kepada para penerbang generasi baru pesawat tempur yang modern dan canggih.

Pesawat T-50i dilengkapi dengan sistem avionik canggih seperti Active Electronically Scanned Array (AESA) radar, General Electric F404-102 mesin tunggal turbofan serta Honeywell H-764G embedded global positioning/inertial navigation system dan HG9550 radar altimeter.

Pesawat ini juga termasuk pesawat latih pertama yang memiliki fitur digital triple kontrol fly-by-wire yang maju. 

T-50i juga dilengkapi dengan peluru kendali generasi terbaru, untuk air-to-air, air-to-surface, dan air-to-ship missiles. Desain Golden Eagle sebagian besar berasal dari F-16/Fighting Falcon. Keduanya memiliki banyak kesamaan, penggunaan mesin tunggal, kecepatan, ukuran, biaya, dan berbagai senjata yang dapat diangkut.



Sumber : SuaraKarya

16 komentar:

  1. Pesawat ini tanpa radar, hanya buat latih saja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gile lu Ndrooo..... masa' pesawat latih tempur ga punya radar...?!
      Grob aje punya..... bukan Radar AESA kali yg ente maksud..........

      Hapus
  2. radar AESA ??? ngeriiiiii......ngalahin Su-30

    BalasHapus
  3. "Pesawat latih tempur.."maksudnya apa ya? ada 2 type T-50 dan TA-50 yang dibeli Indonesia kalau nggak salah type T-50 yaitu versi Training tok bukan type TA (training attack) kok beritanya yang kita mau beli pake missil segala ??Pake radar canggih AESA lagi .Ini sumber beritanya dari mana??

    BalasHapus
    Balasan
    1. seandainya itu semua benar? so what gitu loh..
      kalopun tidak, juga ga ngaruh ke ente kan? dan ga usah ribut
      jadilah pengamat yg sebenarnya.. hanya pengamat!

      Hapus
    2. Seandainya semua benar ya baguslah..Tapi jangan sampai ngibulin rakyat beritakan yang sebenarnya.Apa adanya.Semoga aja yang diberitakan itulah yang sebenarnya.Duit beli senjata asalnya dari rakyat .Semoga saja orang seperti anda tak banyak di repoblik ini yang masa bodoh dengan apa yang terjadi.

      Hapus
    3. daripada ente yg ga tau diri..
      baru jadi pengamat sj bawel..seperti para LSM
      kami bisa menjaga mana yg boleh dikonsumsi publik, mana yg tidak.

      Hapus
    4. Setiap berita alutsista kita yang diperdebatkan secara benar-benar bermutu ,,, merupakan sumber informasi terbuka,,,, seperti blog ini bisa disebut sebagai Open-source intelligence (OSINT),,, negara-negara sahabat atau yang kurang bersahabat disekeliling kita ada TEAM khususnya yang setiap hari cuma ngumpulin dan menganalisa berita alutsista kita ,,, apakah itu website resmi TNI, blog-blog militer,,, mereka terus menganalisa,,, jadi yah kawan yang pintar-pintar jangan terlalu pintarlah ,,, biar musuh kita tidak jdai pintar karena sok pintarnya kita ,,, akakakakakakak

      Hapus
    5. faktanya, yang dibeli indonesia memang T-50 dan bukan T/A-50. T/A-50 aja dalam format standar nggak dibekali radar, cuma diberi hardpoint buat bawa roket dan bom. tapi anehnya KSAU minta T-50 bisa dipasang bom dan roket, karena ini mungkin designasinya jadi T-50i, varian khusus buat indonesia. versi fighter dari T-50, F/A-50, radarnya juga belum AESA, tapi setipe dengan F-16C/D Blok 40. cukup buat bisa nembak AIM-9X dan AIM-120 AMRAAM.

      Hapus
  4. Duuhh kayak yg paling bener aja ..
    Macam HAM aja kmu om ..
    Hehe ..
    Yg komen biar komen sesuai kehendak hatinya lah ..

    BalasHapus
  5. Kalu mau jelas.. Sono maen ke madiun ke lanud iswajudi.. Tanya sama dan lanudnya...

    Ga usah bnyak cingcong berita bener apa salah..

    BalasHapus
  6. hawk dipake latihan sekarang ad pesawat agak canggih dr hawk salah juga,,terus hrs pake apa ya bro...hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. ano 2228 setubuh!!! eh setujuuu!

      Hapus
  7. Soal pegadaan alutsista dan pegelembungan harga menhan sekarang harus paling bertanggung jawap . Komisi dan upeti 100% yata brooo...!!!!

    BalasHapus
  8. WAHAI PARA PEMIMPIN DAN SELURUH BANGSA INDONESIA...HATI2LAH DENGAN KELICIKAN DAN KEBIADABAN TIPU DAYA AMERIKA...Berikut dlm URL ini ada sedikit kutipan dari bukunya Horst Henry Geerken..
    http://books.google.com/books?id=9I0Ua4vwXtkC&pg=PR7&source=gbs_selected_pages&cad=3#v=onepage&q&f=false

    BalasHapus
  9. Heyy camkan yaa-T50 jenis apapun itu- termasuk T50I TNI sudah masuk kategori multirole fighter di atas F5- sekelas dg F16-F18-lihat di data spesifikasi T50I : mach1.5- internalgun20 mm-RADAR APG67-AESA- radius tempur 1800 km- rudal BVR AIM120 amraam- dll jadi bukti: T50 lebih dominan efective untuk fungsi tempur disamping peran tambahan sbg trainer- RI musti tambah nih T50 oke

    BalasHapus