Pages

Selasa, September 03, 2013

Rantis TNI Uji Coba Gunakan BBG

JAKARTA-(IDB) : PT Pertamina (Persero) bersama Tentara Nasional Indonesia (TNI) sepakat untuk bekerjasama memanfaatkan bahan bakar gas (BBG) 'Pertamina Envogas' sebagai bahan bakar kendaraan operasional di lingkungan TNI. Penggunaan BBG ini sebagai permulaan akan dilakukan di Jakarta dan Surabaya terlebih dahulu.


Hadir dalam acara tersebut Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, Menteri ESDM Jero Wacik, Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya, dan Direktur Gas Pertamina Hari Karyuliarto.


Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya mengatakan penggunaan BBG ini merupakan langkah penting dalam rangka pengalihan beban konsumsi bahan bakar transportasi. Estimasi total konsumsi bahan bakar gas yang dibutuhkan di sektor ini dinilai cukup signifikan.


"Penggunaan energi ramah lingkungan ini pernah digerakkan sebelumnya merupakan program yang berkesinambungan dengan program diversifikasi BBM ke BBG yang dicanangkan pemerintah melalui Peraturan Presiden No.64 tahun 2012 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Penetapan Harga BBG CNG (compressed natural gas) untuk transportasi," ujar dia di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Senin (2/9).


Dengan diluncurkannya program penggunaan BBG di lingkungan TNI, diharapkan ke depannya kebutuhan bahan bakar transportasi bagi armada TNI dapat terpenuhi secara berkelanjutan. Langkah TNI ini juga diharapkan dapat memotivasi institusi dan lembaga-lembaga lainnya untuk beralih dari BBM ke BBG.


Menurutnya, penggunaan BBG bermanfaat agar udara lebih bersih, keberlanjutan pasokan bahan bakar dari ketersediaan gas yang berlimpah, serta mendukung program dunia dalam menahan laju pemanasan global. "Tentunya, Pertamina juga akan terus melakukan upaya serius untuk mengembangkan SPBG dan infrastruktur yang diperlukan guna mendukung program diversifikasi ini," ungkapnya.


Untuk menyukseskan program diversifikasi BBM ke BBG, ketersediaan infrastruktur adalah salah satu faktor kunci kesuksesan. Saat ini, penyebaran SPBG telah ada di Jabodetabek, Palembang, Surabaya.


Sebagai informasi, tahun ini, Pertamina akan membangun 6 (enam) unit SPBG baru di wilayah Jabodetabek dengan alokasi gas khusus transportasi sebesar 35.5 juta standar metrik kaki kubik per hari (MMSCFD).


Dalam pelaksanaannya, Pertamina bekerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan, seperti Pemprov DKI Jakarta sebagai pusat konsumsi BBM nasional, Kementerian ESDM dan Kementerian Perindustrian dalam pengadaan dan pendistribusian converter kit.





Sumber : Merdeka

4 komentar:

  1. Terobosan ini adalah langkah cerdas dalam mengatasi biaya operasional kendaraan TNI.Mudah mudahan ini menjadi langkah awal yang baik .Kedepannya kapal kapal bantu opersional TNI munyusul .Seterusnya kapal patroli kemudian kapal tempur.Penggunaan HHO juga harus mulai di coba.HHO adalah hidrogen hasil elektrolis dari air murni yang dimasukkan lewat saluran udara langsung ke mesin ,bisa hemat max 50% bahan bakar.Sudah terbukti .Di amerika serikat mobil patroli polisi sudah pakai HHO.Kapal Selam amerika sedang di teliti untuk menggunakan HHO seratus persen,sehingga kebutuhan bahan bakar dan oksigen bisa langsung diambil dari air laut.Jepang juga sedang meneliti penggunaan HHO untuk mobil,mereka sudah berhasil membuat prototipe nya dengan menggunakan HHO seratus persen.Saat ini sedang di uji kehandalannya.Bagaimana dengan Indonesia??? Peneliti peneliti per orangan kita juga sudah berhasil menghemat bahan bakar dengan HHO yang bisa menghemat BBM sampai 50 %.Tapi anehnya lembaga penelitian milik pemerintah seperti LIPI, BPPT belum terdengan kiprahnya dalam penelitian ini.Penggunaan air sebagai bahan bakar di Indonesia seperti tenggelam setelah heboh heboh Blue Energi dengan hasil Banyu biru yang ternyata omong kosong.Tapi tak seharusnya kita patah semangat penggunaan air sebagai bahan bakar memang terbukti bisa tentu dengan proses dan rangkaian yang jelas.Tidak lewat proses sim sa la bim.dan bisa dibuktikan dengan ilmiah.Peneliti peneliti perorangan Indonesia seperti dari ITS ,Prof Sungkono,dan peneliti perorangan lainnya seperti Tan kusuma telah berhasil menghemat bahan bakar sampai 50%.Bapak Joko Priyono dengan karya Joko Energy nya yang telah dipatenkan dan dijual bebas .Semoga lembaga penelitian resmi Indonesia bisa ikut serta,hasinya pasti lebih baik karena ditangani oleh peneliti yang ditunjang dana dari pemerintah.

    BalasHapus
  2. Betul bro.... Hrs segera dimulai... (Han jiang)

    BalasHapus
  3. saya setuju dengan penggunaan BBG. Pertanyaannya, bagaimana kalu kondisi perang? mengingat suplai BBG masih terbatas, bagaimana kalau kendaraan2 tersebut harus maju ke garis depan?

    BalasHapus
  4. Ano 11,23 .Justru dalam perang bagus pakai BBG,karena kita punya cadangan yang melimpah .Sementara bila menggunakan BBM ,seperti yang kita tau sebagian besar import rawan embargo.Masalah dengan BBG adalah sarana pendistribusiannya yang belum memadai.Kita telat menggunakan BBG.Kita masa lalu bangga telah mengexport BBG ke jepang ,Korea sementara kita gunakan BBM yang lebih mahal dan pemerintah ngasih subsidi untuk rakyat.Hasil gas alam kita telah dikontrak oleh asing untuk belasan tahun .Untuk memenuhi kebutuhan sendiri jadi keteter belum lagi menyiapkan sarana pendistribusiannya seperti kapal dan pipa .Bila masalah pendistibusiannya dan explorasi baru ditemukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negri maka kita bisa melepaskan ketergantungan pada import.

    BalasHapus