Pages

Jumat, Agustus 30, 2013

Antara Hakteknas Dan BUMNIS


JAKARTA-(IDB) : Hari kebangkitan teknologi nasional merupakan salah satu agenda yang selalu ada di catatan redaksi ARC. Pasalnya, pada acara puncaknya biasanya dilakukan berbagai pameran hasil capaian teknologi anak bangsa. Lebih dari pada itu, pada hari itu juga biasanya para petinggi Kemhan, TNI dan Bumnis berkumpul, sehingga tepat menjadi ajang mencari informasi terbaru mengenai alutsista Indonesia.


Dimulai dari PT.PAL. Perusahaan galangan kapal plat merah ini kini tengah sibuk melakukan sea trial Tug Boat pesanan TNI-AL. Lantaran sudah dalam proses sea trial, maka bisa dipastikan dalam waktu dekat akan dilakukan serah terima. TNI AL sendiri memesan 2 unit kapal tunda ke PT.PAL. 

Sementara untuk proyek KCR-60M, saat ini proses pengerjaannya telah lebih dari 80%. Dijadwalkan sea trial kapal cepat ini akan berlangsung pada sekitar bulan November. Namun demikian, belum bisa dipastikan jenis persenjataan (rudal) maupun sistem tempur yang akan dicangkokan ke kapal ini. “masih ada sekitar 8 perusahaan yang ikut tender sistem manajemen tempur. Yang mana yang menang tak masalah bagi kami untuk mengintegerasikannya”, demikian pernyataan Dirut PT.PAL, M. Firmansyah.


Sementara dari PT.DI, ARC menemui Direktur Teknologi dan Pengembangan PT.DI, Andi Alisjahbana. Ia menjelaskan, CN-235 Patroli Maritim pesanan TNI-AL telah selesai diujikan. Karenanya dalam waktu dekat, atau minggu-minggu ke depan, akan dilakukan serah terima dari PT.DI ke Kementrian Pertahanan lalu ke TNI-AL. CN-235 Patroli maritim ini juga dipastikan telah lengkap berisikan peralatan deteksi. Bahkan jika diinginkan dipersenjatai pun bisa saja. Jalur perkabelan serta lokasi pylon telah disiapkan. 



Sementara untuk program KFX/IFX, PT.DI pun masih optimis. Penundaan yang terjadi oleh pihak Korea Selatan dimanfaatkan dengan mematangkan desain serta menyiapkan SDM. Namun, belum bisa dipastikan desain mana yang akan dipilih dari 2 desain yang ada. Andi Alisjahbana juga mengungkapkan pilihan mesin KFX/IFX ada 2 pilihan. Yaitu mesin Eurojet EJ-2000 yang mentenagai Eurofighter atai F-414 yang serupa dengan mesin F/A-18 Superhornet.”Kedua mesin itu dudukannya sama, tak masalah mesin mana pun nanti yang dipilih,” Jelas Andi.


Dari matra darat alias Pindad, pada Harteknas kali ini juga ditandatangani kontrak sebanyak 82 unit Panser Anoa. Desain Medium Tank kerjasama dengan Turki pun sudah fix, namun masih perlu ada pengembangan. Desain yang dipakai pun ternyata bikinan desainer Pindad. Selain itu, proyek retrofit AMX-13 pun masih berjalan dan diharapkan pada tahun ini prototype-nya telah selesai. Oya, Pindad juga dipastikan menjadi integerator roket pertahanan dalam negeri alias Rhan.





Sumber : ARC

8 komentar:

  1. Roket RHan 122 mm mampu melesat lebih dari 300 km.
    Roket Avibras jadi pesaing.
    Mengapa nggak buat sendiri ya?

    BalasHapus
  2. Apa pulak 300 km. Ngayal lu gan. Kalau udah bisa 300 km, kita udah bisa ngorbitin satelit sendiri.

    BalasHapus
  3. 300km?...jarak atau
    ketinggian? neh...

    BalasHapus
  4. Roket tanpa pemandu.... hufft....
    Nunggu ToT C705 lama beuddd cuma pengen belajar guidence Fire n Forget....

    Tp paling tidak, dah lumayan lah buat nakut-nakutin negeri tetangga sampe terkencing-kencing.... coz riset roket indonesia masih terus dilakukan RX450 & RX550 diharapkan bisa terealisasi tahun depan seiring dengan akan dikirimnya satelit buatan anak bangsa...

    Perlahan tapi pasti...

    BalasHapus
  5. roket rx 450 mesti gk pkai sistem kendali tpi kalo dibekali hulu ledak dan diproduksi masal buat jaga perbatasan negara itu suda bisa buat ciut tetangga yg sok jago, produksi aja 100 ribu roket rx450 yg berhulu ledak,tinggal diarahin ketitik kordinat sasaran....

    BalasHapus
  6. Inilah Video ujicoba roket berjangkauan 30 - 100km digarut beberapa waktu yl :

    _http://news.liputan6.com/read/679059/video-roket-meluncur-dari-garut

    mantab.

    BalasHapus