Pages

Senin, Mei 13, 2013

Densus 88 Dikritisi Terlalu Obral Peluru

JAKARTA-(IDB) : Pengungkapan jaringan besar teroris perampok bank pekan lalu menyisakan kritik.  Terutama karena ada terduga teroris yang ditembak mati.  "Operasi itu tetap harus dievaluasi karena lagi-lagi, ada korban nyawa yang jatuh," ujar aktivis Muhammadiyah Musthofa Nahrawardaya di Jakarta, Minggu (12/05).
   
Menurut peneliti Indonesia Crime Analyst Forum (ICAF) itu, Densus 88 Mabes Polri  sudah dilengkapi aneka persenjataan. "Kita tidak pernah tahu pasti, apakah terduga teroris itu melawan atau tidak. Sebab, ini satu versi dari polisi dan mereka sudah mati," katanya.


Peneliti lain, Harits Abu Ulya, menambahkan, kejanggalan operasi Densus 88 terlihat dari penyiapan keranda jenazah sebelum operasi diakhiri.  Hal itu terlihat saat penyergapan di Marga Asih, Bandung.


Saat itu Densus merangsek menyerbu rumah tempat terduga teroris jelang maghrib. Uniknya, saat ashar sudah disiapkan keranda mayat dan kantong jenazah.


"Saya yakin tindakan injustice seperti ini bukanlah solusi terbaik untuk mengikis segala bentuk teror, tapi justru mereproduksi teror-teror baru," katanya kemarin.


Harits menduga sebenarnya Densus 88 telah menanam orang di kelompok teroris sehingga mampu memonitor pergerakannya. Nah, penembakan mati itu justru akan memunculkan kader-kader baru yang membalas dendam. "Siklusnya tidak kunjung selesai," katanya.


Kepala Biro Penerangan Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar membantah tudingan itu. "Kita sudah memberi waktu mereka untuk menyerah baik-baik. Bahkan Bapak Wakapolri turun langsung," katanya.


Saat operasi di Bandung ada seorang terduga teroris yang akhirnya menyerah karena tidak tahan dengan bom asap yang dilemparkan. "Itu operasi mulai jam 11, baru ada upaya paksa pukul 18.30. Jadi, bukan sengaja akan ditembak. Mereka melawan," kata Boy.


Jenderal satu bintang itu menambahkan, dari 20 orang yang tertangkap hidup jsudah mengaku bahwa teman-temannya memiliki senjata api dan bom. "Di lapangan juga ditemukan senjata mereka," katanya.


Sumber Jawa Pos di lapangan menambahkan, kelompok ini selalu membekali diri dengan bom pipa yang sangat fatal jika dilemparkan ke badan lawan. "Bisa remuk redam," katanya.


Buron utama, yakni Santoso alias Abu Wardah, diduga sudah melengkapi diri dengan aneka senjata. "Karena itu tim di lapangan selalu full pack (istilah untuk bersenjata lengkap, red). Ini operasi taruhannya nyawa," katanya. 


Santoso alias Abu Wardah adalah jebolah Madrasah Tsanawiyah Poso.  Dia diduga terlibat penembakan tiga anggota polisi di BCA Palu pada 25 Mei 2011.


Ia juga disebut sempat memimpin pelatihan teroris di Poso. Santoso dikaitkan sebagai pentolan teroris kelompok Solo, Bojonggede, Tambora, serta Beji.


Dalam surat yang beredar di internet Maret lalu, Santoso mengirim surat tantangan kepada Detasemen Khusus 88 Antiteror untuk perang. Dalam surat itu Santoso disebut sebagai Komandan Mujahidin Indonesia Timur. Santoso sempat menjalani vonis 4 tahun dari Pengadilan Negeri Palu, Sulawesi Tengah, atas kasus kepemilikan senjata api dan percobaan pembunuhan pada 2003.





Sumber : JPNN

25 komentar:

  1. Spekulasi nembak BATU BATA kena kepala HAHAHAHAHA...elit preeett

    BalasHapus
  2. hancurin semua teroris yang awalnya dari malon kirim ke malon aja terorisnya,,wkwkwkwkwkwkwkwkwk...........

    BalasHapus
  3. bagaimana caranya membuktikan klau 'TERDUGA' teroris lbih dulu mati tertembak.,?apakah yg d tembak itu bener2 seorang teroris..?inilah kejanggalan dari tiap operasi densus 88.seharusnya tiap terduga teroris butuh proses pembuktian lbih lanjut,untuk di jadikan status terdakwa.

    BalasHapus
  4. Apa densus88 ga punya flashbang atau smoke grenade? Taktiknya perlu di perbaiki. Tiap kali nggrebek lama, buang2 peluru, kebanyakan tersangkanya mati. Berguru lagi sono ke paman sam

    BalasHapus
  5. kenapa yang di sorot jelek terus densus 88,wonk teroris lo bunuh 3 polisi,kenapa ngak di jelek"in,

    BalasHapus
  6. Takut sm GPK dan diamkan geng motor. enak uber teroris, duit operasionalnye gede.

    BalasHapus
  7. KALAU GAK OBRAL PELURU MAH GAK ACTIONS, mana pelatih dari AMRIK itu, kenapa gak berguru ke kopassus, apa biar di shoting gitu...........

    BalasHapus
  8. Gurunya siapa dulu, yg suka nyebar teror sana sini, wajar kalo teroris marak, lha yg ngelatih densus juga seenaknya bunuh org....., namanya terduga teroris ya harusnya masih diduga, harus dibuktiin di pengadilan, senjata yg disita mah bisa aja di ada adain sama kaya waktu operasi narkoba di jalanan, gak bawa narkoba ya dibawain sama polisinya wakakakakakak, mending gultor yg terjun

    BalasHapus
  9. Mending ganti'in aja tu densus(datasemen gk becus) ama sat gultor..pastinya lebih jujur.......

    BalasHapus
  10. peniliti yg pertama tidak tahu pasti tapi berkomentar..

    peneliti yg kedua ngelarang densus bawa keranda jenazah.. artinya kalo pilihan terakhir benar2 harus ditembak, jenazahnya dibawa pake karung goni aj..

    dasar koplak semua pemikirannya..

    BalasHapus
  11. Payah ano2 dan agan2 skalian!! Maksud nya densus 88 itu jangan terlalu obral peluru, tapi lemparin juga granat atau bom gituuUuuuu!!!

    BalasHapus
  12. Kopasus nembak 4 org yg udah didalem lapas cebongan jg buang-buang peluru banyak tuh, padahal tahanan ngak pake senjata dan terkurung didalem sel alias ngak bisa kabur,... tkt ngak kena ya kalo pake satu peluru....wkwkwkkkk

    BalasHapus
  13. berapa harga sebutir peluru di banding kan nyawa yg jadi korban teroris...???
    mikir nggak sih..??

    BalasHapus
  14. Kalo ga buang2 peluru namanya gak kereennn... Punya pabrik pindad kok bingung??? Haadewwww...payah. Namanya aja teroris tukang resek,ngebom,ngebunuh orang kok ya dibelain,dasar GOBLOK. Mau densus kek,gultor kek,spetnaz,swats,semua sama aja bro aturannya,tembak mati semaksimal mungkin,kalo nyerah ya tergantung?! Pengen ngirit peluru,gampang,ga usah pake senapan atau pistol,langsung bidik rumah teroris yang dituju,lantas.. Sssstttthhhh....duuarrrr.. Beres dah pake javelin,rpg,ambursth. Mantap.

    BalasHapus
  15. HHmmmm.... banyak yang nge-fans sama teroris di forum ini. Teroris dan fans-nya harus ENYAH dari Indonesia. VIVA DENSUS 88

    BalasHapus
  16. Ya itungannya biar keren lah. Kan disaksikan sama wakapolri broo,..
    Apa lagi kalo adegannya tembak"an, pasti warga langsung takjub bangeet.
    Woow densus 88 hebat...
    Ya begitulah pemikirannya.

    BalasHapus
  17. trus nangkapnya apa harus cipika cipiki???

    BalasHapus
  18. nangkepnya ketuk pintu trus blang asalamualaikum pak kami mw nangkep bapak, luh mkirin teroris mati, pikirin brp bnyak yg dbunuhnya lw dia idup mikir kyk anak tk pdhal anak kampus





    BalasHapus
  19. suruh perang di papua lawan opm, brani gak? kan masuk ranah polisi tuh.

    BalasHapus
  20. jack flash says:
    13 Mei 2013 15.38
    "bagaimana caranya membuktikan klau 'TERDUGA' teroris lbih dulu mati tertembak.,?apakah yg d tembak itu bener2 seorang teroris..?inilah kejanggalan dari tiap operasi densus 88.seharusnya tiap terduga teroris butuh proses pembuktian lbih lanjut,untuk di jadikan status terdakwa."

    kalo di jadiin teori kontrasepsi--eh konspirasi. uwenak nih mas jek!!

    yhaa, diingat saja siapa guru Den88. Cara Amerika kan dari dulu gitu mas bro, tembak dulu, soal alasan pembenaran baru dibuat belakangan.
    Lagipula, orang mati bisa ngapain tho?!

    Cara ngeringkus teroris kok belajar dari amrika.. hwes Jan!!

    BalasHapus
  21. Pikirin aja mas sampe lu botak jg gak kan faham cara kerja intelejen!!! Emang lu kira pake menyan cari teroris???? Alat dan metode canggihnya banyak!!! Baca2 buku mas

    BalasHapus
  22. knp ga digerebek rumahnya langsung aja sih, contoh kyk polisi gerebek buron gitu noh tengok acara buser. langsung tangkep ga pake darderdor atau gertakan menyerah. apaan densus pake gertakan suruh nyerah dari jarak 10m dari rumah. cemen amat

    BalasHapus
  23. kalo ujung2nya mati bawa aja Scorpio,tembak 1-2 kali beres urusan,lebih cepat n aman...

    BalasHapus
  24. harusnya 1 pluru 1 terorist, dari kebanyakan kasus densus emang oon, terlalu mengobral pluru. masi ingat kasus pengepungan yang nurdin m top, yang ternyata ibrahim, petugas klining servis jw mariot??, nangkep 1 orang tanpa sandra aja butuh waktu 17 jam ribuan pluru!!. bila pasukan khusus yang bertindak paling cuman butuh pisau dalam hitungan detik. silence but deadly

    BalasHapus