Pages

Selasa, Maret 19, 2013

SIPRi Report : Transfer Persenjataan Di Dunia

Transfer Persenjataan ke Indonesia 2012

SIPRI-(IDB) : Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) adalah lembaga independen internasional yang didedikasikan untuk penelitian konflik, persenjataan, pengawasan senjata dan perlucutan senjata . Organisasi ini didirikan tahun 1966, dan sekarang bermarkas di Solna, Swedia.

Laporan SIPRI yang diterbitkan pada triwulan pertama tahun 2013 memuat juga mengenai transfer persenjataan baik baru maupun second, laporan didasarkan pada Trade Register United Nations, sebagaimana diketahui semua negara anggota PBB diwajibkan melaporkan transaksi/transfer persenjataan ke negara lain sehingga perdagangan senjata secara ilegal dapat diminimalisir.

Berikut ini adalah transfer persenjataan yang terdaftar khusus untuk kawasan ASEAN dan Oceania. Disajikan secara serial. Hal-hal khusus akan diberikan tambahan artikel.

Pembelian Rudal Udara dari Rusia

SIPRI melaporkan bahwa Indonesia telah memesan sejumlah rudal udara untuk melengkapi skadron pesawat tempur Sukhoi Su-27/30 yang dimilikinya.

Pembelian paket persenjataan rudal udara ini meliputi rudal AAM R-77/AA-12 Adder,  ASM Kh-29/AS-14 Kedge, Kh-31/AS-17 dan Kh-59/AS-18 Kazoo dan ARM Kh-31P. Uniknya dalam paket pembelian ini adalah pada rudal udara ke udara hanya satu versi rudal yang dibeli yaitu rudal jarak jauh/BVR AAM.

Tidak terlihat pembelian rudal udara ke udara jarak pendek maupun jarak sedang, namun jawaban pertanyaan ini dapat ditemukan bila kita melihat transaksi pada tahun 2011. Terlihat bahwa Indonesia mengakuisisi 75 unit AAM R-73/AA-11 Archer yang merupakan rudal jarak pendek.

Bila kita melihat negara-negara lain di kawasan ini, maka terlihat bahwa rudal udara ke udara berkemampuan BVR bukan merupakan barang mewah lagi, karena negara lain di kawasan : Australia, Singapore, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Myanmar juga telah menggunakan rudal tipe ini.




Transfer Persenjataan Ke Filipina 2012

Menurut catatan SIPRI, Philippine telah mengakuisisi empat radar tipe MMSR dari Lockheed Martin, Amerika Serikat. Tipe radar yang dibeli adalah AN/TPS-79.

AN/TPS-79 Multi-Mission Surveillance Radar ( MMSR ) adalah radar jarak menengah taktis untuk pengawasan udara dan kontrol lalu lintas lingkungan udara dan aplikasi pengawasan pesisir.

AN/TPS-79 adalah radar multi misi dan merupakan sistem radar yang sangat mobile dapat dipindahkan melalui darat (kendaraan atau kereta api), laut atau udara (dengan pesawat angkut C-130) dengan waktu set-up kurang dari 90 menit.

Radar ini dirancang sebagai "gap filler" berjangkauan menengah. Cakupan radar surveilans utama mencapai 60 mil laut (111 km) dan cakupan radar surveilans sekunder mencapai 120 mil laut (222 km).



Transfer Persenjataan Ke Malaysia 2012


SIPRI mencatat bahwa Malaysia telah mengakuisisi 40 rudal SubExocet SM-39. Pembelian rudal anti kapal yang diluncurkan dari kapal selam ini digunakan untuk mempersenjatai dua kapal selam tipe Scorpene yang dimilikinya. Sebelumnya Malaysia telah membeli 30 torpedo kelas berat BlackShark buatan Italia.

Meskipun pembelian rudal ini menuai kecaman di dalam negeri karena harganya yang dianggap kemahalan, pada sisi yang lain ujicoba terhadap kemampuan rudal ini telah sukses dilakukan.

Dengan pembelian jumlah rudal yang melebihi torpedo, ini artinya persenjataan kapal selam Malaysia lebih menitik-beratkan kepada kemampuan rudal anti kapal dibandingkan torpedo, Malaysia lebih membutuhkan kecepatan dalam menghadapi ancaman kapal permukaan, ini merupakan sesuatu hal yang baru di kawasan.

  
Rudal SM-39 Exocet mempunyai jangkauan 50 km, kecepatan subsonic 1.113 km/h (0,89 mach) mempunyai ukuran panjang 4,69m dan diameter 350mm. Rudal ini mempunyai hulu ledak seberat 165kg dan berat total rudal mencapai 655 kg.

Meskipun Malaysia merupakan negara pertama di kawasan yang menggunakan rudal kapal selam, di kawasan segera muncul rudal kapal selam lainnya yaitu 3M54E/SS-N-27 Caliber/Club-S/Sizzler buatan Rusia yang akan dioperasikan oleh Vietnam. Rudal ini lebih powerful karena mempunyai jangkauan max yang jauh lebih besar dari torpedo kelas berat yaitu 220km, kecepatan mencapai  0.8 mach dan hulu ledak 200kg.

Beberapa pengamat memperkirakan, Singapore dan Australia juga akan menggunakan rudal kapal selam, tipe yang dipilih kemungkinan besar adalah UGM-84 SubHarpoon, rudal buatan Amerika ini dilaporkan mempunyai jangkauan 124km mempunyai hulu ledak 221 kg dan kecepatan 864km/h (0,69 mach).

Indonesia telah selesai melakukan upgrade dua kapal selamnya, modernisasi kapal selam ini termasuk juga pada kemampuannya untuk menembakkan rudal. Belum ada kabar mengenai rencana akuisisi rudal untuk kedua kapal selam ini, namun dalam pameran Indodefence 2012 lalu terlihat bahwa PT DI telah bekerjasama dengan Atlas Elektronik untuk torpedo seri terbaru Seahake Mod4, tidak menutup kemungkinan akan ada sodoran Seahake Mod4ER untuk kedua kapal selam TNI tersebut, Seahake Mod4ER merupakan torpedo kelas berat dengan jangkauan terjauh saat ini yaitu 120 km.




Sumber : SIPRI 

16 komentar:

  1. tuh kan gak ada yang rahasia soal penjualan senjata antar negara, semua harus dilaporkan ke PBB, agar tidak terjadi perdagangan illegal.

    Bila ingin punya senjata Rahasia harus buat sendiri, tanpa ada pihak luar yang tau, apalagi media masa.

    APAKAH INDONESIA PUNYA SENJATA RAHASIA?

    BalasHapus
  2. ada.. apa itu?
    RAHASIA ya...
    ga perlu dipublikasikan
    :-)

    BalasHapus
  3. Ada kog...
    Bom Elpiji 3 kilogram.
    Made in pertamina

    BalasHapus
  4. yang sering nanyain pensil nya shukoi, udah ketemu tu. Bilang makasih dong...

    BalasHapus
  5. Pejuang Tanah Air20 Maret 2013 pukul 09.16

    Klo diliat dari daftar sipri itu yang dibeli rudal udara ke udara adalah RVV-AE/AA-12 ADDER (BVRAAM) , istilah nato AA-12 ADDER atau rusia Vympel R-77 adalah rudal jarak menengah, jarak jelajah :
    R-77: 90 km (55.92MI)
    R-77M1: 175 km (108.7MI)
    Sedangkan rudal udara ke permukaan:
    Kh-29:
    Kh-29L :10 km (5.4 nmi)
    Kh-29T :12 km (6.5 nmi)
    Kh-29TE :30 km (16 nmi)
    Kh-31:Kripton
    Kh-31A: 25 km–50 km (13.5–27 nmi; 15.5–31mi)
    Kh-31P: up to 110 km (60 nmi; 70 mi)
    Dan yang paling hebat ini:
    Raduga Kh-59:
    Kh-59ME(export) :115 km (62 nmi)
    Kh-59ME : 200 km (110 nmi)
    Kh-59MK : 285 km (150 nmi)
    Walau pembelian cuma sedikit nggak apa-apa , karena ada masa kedaluwarsa, dan jelas MEF 2 akan beli lagi.
    Tapi itu dari SIPRI.
    Coba baca media dari Rusia pembelian rudal untuk Indonesia Th 2007 dan 2010 disini:
    http://www.nti.org/country-profiles/indonesia/
    Disitu Th 2007 indonesia menerima rudal AA-10 Alamo dan Rudal AA-11 Archer.
    Th. 2010 Indonesia kontrak pembelian rudal untuk sukoi senilai 54 juta dollars.
    Oke sudah jelas TNI AU mempunyai rudal untuk sukoi.
    Malah di salah satu situs sudah berani menampilkan gambar kripton TNI AU : http://oi46.tinypic.com/b5smzq.jpg


    BalasHapus
  6. Pasti belum dengar kan, tentang "Bom Listrik" .. hehee.. Only in Indonesia

    BalasHapus
  7. yang paling banyak di Indonesia "Bom Kuning Ngambang di Ciliwung", senjata biologi mematikan yang dimiliki indonesia...

    BalasHapus
  8. Penemu "Bom Listrik" adalah Dicky ZA, Bandung ... gimana Kemhan tindak lanjutnya ??

    BalasHapus
  9. Nggak ada informasi yang nggak bisa di manipulasi. Semua manifest bisa di manipulasi. Apalagi Rusia yang bisa 'ngerti sama ngerti', yang penting pembeli puas. Beli 100 unit tapi lapor ke SIPRI ato PBB 30 unit! Siapa yang tau kecuali si pembeli dan penjual itu sendiri?

    BalasHapus
  10. Indonesia termasuk Negara yang tidak ikut HARUS melaporkan pembelian Alutsista nya ke PBB.

    soo jadi yang tidak tercatat di sipri kemungkinan ada dan BANYAK

    BalasHapus
  11. baru sbagian kecil mas bro

    tp w suka BVRAAM nya

    BalasHapus
  12. Terima kasih untuk infonya. Sangat membanggakan mengetahui TNI AU punya pensil2 yg cukup tajam untuk menggentarkan negara tetangga yg berani ganggu :D

    BalasHapus
  13. seharusnya kpal selam KILO ada di antara daftar itu,,,ato sengaja di buat rahasia ya ?????

    BalasHapus
  14. man NUKLIR nya ISRAEL kok gak di masukan, ini hanya alat busuk nya barat+NATO untuk memata-matai persenjataan yg di miliki negara2 asia yg akan dimasukan ke dala peta peperangan US+NATO.

    BalasHapus
  15. kaya kaga tau aja PBB itu apa, mereka hanyalah alat untuk memuluskan akal busuk nya US+NATO untuk menguasai DUNIA dengan segala cara...WASPADALAH'

    BalasHapus
  16. Begini lah nasib anak yg suka jajan luar.....smua harus lapor bokap.....kapan sich mandiri lg....kencing aja mau lapor....lht aja china punya berapa biji hulu ledak nuklir aja pbb kagak tau....wkwkwk

    BalasHapus