Pages

Minggu, Maret 31, 2013

PT. DI Dengan CN-295 Kantongi 121 Kontrak Pemesanan

LANGKAWI-(IDB) : Pesawat CN-295 produksi PT Dirgantara Indonesia termasuk salah satu komoditi yang menarik perhatian pengunjung di Pameran Dirgantara dan Maritim 2013 di Langkawi, Malaysia. Sedikitnya 4 negara ASEAN berminat membeli CN-295, yaitu Filipina, Vietnam, Thailand, dan Malaysia.

Untuk diketahui, Malaysia merupakan terbesar PT Dirgantara Indonesia. Pejabat tinggi Malaysia dan Brunei Darussalam datang langsung ke stand pameran PT DI.

Sampai saat ini, CN-295 telah mengantongi 121 kontrak pemesanan, di mana 85 di antaranya telah rampung dan dikirimkan kepada pihak pemesan. Dari 121 kontrak itu, Indonesia sendiri mendapatkan 9 unit CN-295. Satu unit pesawat itu dihargai US$32 juta atau Rp307 miliar.

CN-295 cukup diminati karena daya angkutnya 1,5 lebih besar dari pendahulunya, CN-235. Selain itu, jarak tempuhnya juga 1,5 kali lebih jauh, namun dengan harga yang tidak lebih mahal. Saat ini PT DI sedang bertarung keras dengan produsen pesawat asal Amerika Serikat dan Italia untuk memenangkan beberapa kontrak pemesanan.

Selain CN-295, primadona lain PT DI adalah CN-235 yang kini fungsinya dikembangkan sebagai antikapal selam. Modifikasi CN-235 ini sangat berguna untuk patroli pengamanan pantai.

PT DI Tawarkan Pesawat C-212 Ke Myanmar

PT Dirgantara Indonesia berencana menawarkan pesawat Casa 212 (C-212) ke Myanmar dalam kunjungan 15 BUMN ke negara itu awal bulan April. "Jumlahnya belum ditentukan (karena) masih ada kendala," kata Direktur Utama PT DI Budi Santoso Sabtu, 30 Maret 2013. "Nanti yang akan menawarkan ke Myanmar itu dari Direktur Marketing kami."
Kendala yang dimaksud adalah masalah komponen. "(Di sana) masih ada masalah embargo untuk komponen Amerika seperti engine dan avionic," katanya. Meski begitu PT DI tetap akan berusaha menawarkan pesawatnya. "Saya dengar Amerika juga menawarkan produk mereka."

Sebanyak 15 BUMN akan pergi ke Myanmar guna menjajaki peluang kerjasama dan bisnis. Deputi Bidang Usaha Jasa Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Gatot Trihargo mengatakan para delegasi akan ditemani oleh Menteri Kordinator Perekonomian Hatta Rajasa dan Menteri BUMN Dahlan Iskan.

Budi menyebutkan beberapa BUMN yang ikut antara lain: PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), PT Timah (Persero), PT Garuda Maintenance Facilities (GMF), PT Bukit Asam (Persero), Perum Bulog, PT Bank BNI (Persero) Tbk , PT Pupuk indonesia, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, PT WIKA (Persero) Tbk.

"Pertemuan nanti lebih banyak G to G (pertemuan antar pemerintah). Bank Negara Indonesia (BNI) nantinya sebagai koordinator bank lokal. Dan kami akan membuat kantor yang dikoordinasi BNI, Wika, dan Pertamina," katanya.

Casa C-212 Aviocar adalah pesawat berukuran sedang bermesin turboprop yang dirancang dan diproduksi di Spanyol untuk kegunaan sipil dan militer. Pesawat ini telah diproduksi di PT. Dirgantara Indonesia, sebagai satu-satunya perusahaan pesawat pemegang lisensi di luar pabrik produsen utamanya. Pada bulan Januari 2008, EADS CASA memutuskan memindahkan seluruh fasilitas produksi C-212 ke PT. Dirgantara Indonesia di Bandung.





Sumber : Vivanews

Force Commander Minustah Bangga Dengan Prajurit TNI

Hal ini perlu dipelihara dan ditingkatkan guna menunjang keberhasilan pencapaian tugas pokok selaku prajurit PBB.
 
PORT AU PRINCE-(IDB) : “Saya menyatakan perasaan bangga kepada prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Kizi TNI Konga XXXII-B/Minustah, karena dapat menyelesaikan tugas yang diembankan dengan baik, disiplin dan tanpa pelanggaran.”
Hal itu disampaikan Force Commander Minustah (Mission des Nations Unies pour la Stabilisation en Haïti) Mayor Jenderal Fernando Goulart ketika menerima kunjungan silaturahmi Dansatgas Kizi TNI Letkol Czi Arief Novianto di ruang kerjanya, Kompleks Delta Camp, Port Au Prince, Haiti, Jumat (29/3).

Dalam rilisnya, Fernando juga memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Satgas Kizi TNI atas semangat dan disiplin yang selama ini terjaga dengan baik. Kata dia, hal ini perlu dipelihara dan ditingkatkan guna menunjang keberhasilan pencapaian tugas pokok selaku prajurit PBB.

Sementara itu, Arief Novianto mengatakan, maksud kunjungan pihaknya kali ini adalah selain untuk mempererat tali silahturahmi juga menjelaskan pekerjaan secara umum yang sedang dilaksanakan oleh Kontingen Garuda, khususnya perbaikan jalan yang menghubungkan antara Port de Paix dan Jean Rabel.

"Masalah pekerjaan perbaikan jalan yang menghubungkan antara Port de Paix dan Jean Rabel dikaitkan dengan semakin dekatnya musim penghujan yang sebentar lagi datang, maka perlu adanya suatu joint exercise dengan beberapa kontingen zeni dari negara lain agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan secara cepat, efektif dan efisien," beber Arief.

"Di samping itu, perlu adanya koordinasi yang intensif dengan berbagai pihak, antara lain dengan Minustah dan pemerintah lokal setempat," tuntas dia.





Sumber  : JaringNews

Sabtu, Maret 30, 2013

KSAD Setuju Kopassus Kandang Menjangan Tolak Kunjungan Komnas HAM

JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Pramono Edhie menganggap wajar ketika anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) tidak diizinkan masuk kedalam markas Kopassus Kandang Menjangan, Sukoharjo, Jawa Tengah. Pasalnya, Komnas HAM memang tidak memiliki izin untuk memasuki markas Grup-2 Kopassus itu.
Pramono pun membantah ada upaya menghalangi penyelidikan Komnas HAM terkait dugaan keterlibatan anggota Kopassus dalam insiden Lapas Cebongan, Yogyakarta. Menurutnya, larangan itu sudah sesuai dengan prosedur

"Ada satu aturan andai seseorang masuk camp militer, apalagi hendak melakukan suatu kegiatan, harus ada izin dari Panglima TNI lalu KSAD," kata Pramono  dalam jumpa pers di Mabes AD, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Jumat (29/3).

Ketentuan ini, lanjutnya, berlaku di setiap fasilitas TNI. Ketentuan ini juga berlaku bagi semua pihak bahkan petinggi negara. "Anak sekolah mau outbond saja harus izin. Jangankan Komnas HAM, DPR Komisi I yang merupakan mitra kita saja harus izin dulu," ujarnya.

Pramono justru memuji ketegasan anak buahnya dalam menjalankan peraturan. Menurutnya, apabila anggota Komnas HAM diizinkan masuk maka Komandan Kandang Menjangan akan mendapat hukuman.

"Saya setuju dengan apa yang dilakukan Kartosuro (Kopassus Kandang Menjangan) karena memang belum ada izin. Kalau masuk justru jadi pelanggaran SOP berat," pungkasnya.

Seperti diketahui, tim investigasi dari Komnas HAM gagal bertemu Kopassus di markas Grup-2 Kopassus Kandang Menjangan, Sukoharjo. Komnas HAM bermaksud meminta keterangan Kopassus untuk mengusut pelanggaran HAM dalam kasus penyerangan lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan, Sleman, Jogjakarta yang menyebabkan empat orang tahanan meninggal.

Keempat tahanan adalah Dicky Sahetapi alias Dicky Ambon, Dedi, Ali, dan YD alias Johan. Mereka merupakan tersangka pengeroyokan terhadap anggota Kopassus, Sertu Heru Santosa.

KSAD Lindungi Pangdam IV Diponegoro

KSAD Jenderal Pramono Edhie Wibowo melindungi pernyataan Pangdam IV/ Diponegoro Mayjen Hardiono Saroso yang di awal kejadian sudah menyatakan tidak ada anggota TNI yang terlibat.
"Saat itu sudah benar. Tolong dilihat waktunya, itu kan hanya sesaat , jangan sampai semua panik. Bukan berarti menutupi. Kondisi yang disampaikan pangdam sesuai dengan kondisi situasi saat itu.  Dia harus beri jaminan  rasa aman di Jawa Tengah," kata Pramono kepada wartawan, Jumat (29/3)
   
Mantan ajudan presiden Megawati ini menjelaskan, tim investigasi dibentuk dan dipilih dari  penyidik militer terbaik.  "Mereka  adalah orang-orang yang memungkinkan untuk memperlancar kegiatan. Ada juga Pom daerah, juga ada dari Kopassus," kata Pramono yang sejak perwira pertama banyak berkarir di Korps Baret Merah ini.
   
Pramono mengakui sekaligus meralat pernyataan Kepala BIN Marciano Norman yang menyebut senjata dengan peluru kaliber 7,62 mm adalah senjata yang tidak lagi dipakai TNI. "Soal senjata ini harus jujur saya nyatakan bahwa 7,62 masih kami gunakan," katanya menjawab pertanyaan wartawan.
   
Mantan Pangkostrad itu menjelaskan, kaliber 7,62 mm adalah kaliber besar. "Kalau yang standar 5,56 mm produk Pindad juga kita gunakan, terutama di satuan infanteri," katanya. Sedangkan kaliber 7,62 digunakan di kalangan tertentu di TNI-AD. "Misalkan untuk sniper, karena ini bisa untuk jarak jauh dan lebih akurat,"tambahnya.
   
Dia menyebut beberapa varian yang menggunakan kaliber 7,62 mm. "Misalkan G-3, SP, dan AK 47," katanya. G-3 yang dimaksud KSAD adalah senjata serbu Heckler and Koch G3 buatan Jerman.  Sedangkan SP adalah Spetsialnyj Patron buatan Rusia. "Itu senjata masih ada yang kita gunakan, baik di kewilayahan, bantuan tempur, maupun satuan tempur. Sejujurnya, masih," kata Pramono. 






Sumber : JPNN

Tidak Masuk Akal Kopassus Serbu Lapas

JAKARTA-(IDB) : Anggota Komisi I (Bidang Pertahanan dan Intelijen) Tjahjo Kumolo menyatakan tidak masuk akal satuan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) menyerbu sebuah lembaga pemasyarakatan, apalagi motifnya balas dendam korps.

"Polri saya yakin dengan profesionalismenya sudah mendeteksi pelaku tersebut dan dengan adanya perintah Presiden, saya kira intelijen TNI dan Badan Intelijen Negara (BIN) mem-`back up` langkah-langkah Polri untuk mengusut peristiwa tersebut," katanya melalui pesan elektronik kepada Antara di Semarang, Jumat malam.

Sebelumnya, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) membentuk tim investigasi terkait dengan kasus pembunuhan empat tahanan di LP Kelas IIB Cebongan, Sleman.

Kepala Staf TNI AD (KSAD) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo saat konferensi pers di Jakarta, Jumat (29/3), menjelaskan bahwa pembentukan tim investigasi itu karena adanya indikasi keterlibatan prajurit TNI AD dalam penyerangan ke LP Cebongan. "Dari hasil temuan sementara, indikasinya ada peran oknum TNI AD yang bertugas di Jawa Tengah," katanya.

Lebih lanjut Tjahjo Kumolo mengatakan bahwa Kopassus adalah kesatuan khusus yang merupakan bagian pokok TNI, khususnya TNI AD, yang mempunyai kekuatan gelar satuan. Dalam arti, Kopassus mempunyai kesiapan operasional satuan khusus, misalnya, operasi khusus terhadap sasaran strategis terpilih terkait dengan teroris dan ancaman pertahanan negara.

"Operasi khusus Kopassus merupakan kebijakan KSAD dan perintah Panglima TNI," kata Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan yang juga alumnus Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (Undip) Semarang itu.

Di sisi lain, kata dia, Kopassus mempunyai satuan intelijen deteksi dini dan cegah dini, kemudian senjata yang dipakai kesatuan itu adalah senjata standar dunia, seperti HK416, HK MP7, HK 417, dan memakai beberapa senjata buatan Pindad.

Idealnya posisi persenjataan Kopassus adalah Mantap I, yang menurut Tjahjo secara bertahap harus diperbaharui. Hal ini tugas KSAD mendatang yang harus melakukan reformasi militer, inovasi militer, transformasi pertahanan, serta membangun kekuatan personel yang profesional dan peningkatan persenjataan yang sinergis antara satuan-satuan TNI AD lainnya, seperti Kostrad dan Penerbad.

"Jadi, tidaklah mungkin sampai Komandan Kopassus di mana pun menggerakkan satuan-satuan kecilnya untuk hal-hal di luar dari perintah KSAD/Panglima TNI," katanya menegaskan.

KSAD Akui TNI AD Masih Gunakan Peluru 7,62 mm

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Pramono Edhie Wibowo mengakui bahwa sejumlah kesautan dalam TNI AD masih menggunakan amunisi 7,62 milimeter.

"Amunisi 7,62 mm masih tetap kami gunakan karena senjatanya pun masih digunakan," kata Pramono dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.

Hal ini diungkapkan Pramono terkait pernyataan Tim labfor Polri yang menemukan proyektil peluru 7,62 mm yang diduga digunakan oleh para pelaku dalam penyerangan di Lapas Kelas IIB Cebongan, Sleman, DI Yogyakarta.

Peluru itu diduga digunakan oleh 17 orang pelaku penyerangan untuk menembak tersangka pembunuh Sertu Santoso, anggota Grup II Kopassus Kandang Menjangan.

Pramono mengatakan bahwa peluru itu digunakan untuk hal-hal tertentu seperti oleh para penembak runduk (sniper), satuan kewilayahan, satuan bantuan tempur, dan satuan tempur.

Peluru berukuruan 7,62 mm itu masih digunakan TNI untuk senjata-senjata jenis AK-47, G-3, dan SP.

"Namun, umumnya standar militer infanteri adalah peluru 5,56 mm. Itu sudah umum di dunia," kata mantan komandan jenderal Kopassus itu.

Pramono menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menutup-nutupi temuan tim investigasi TNI-AD di lapangan dan akan menindak secara tegas jika ada keterlibatan prajurit terhadap penyerangan Lapas Cebongan. 






Sumber : Antara

Jumat, Maret 29, 2013

Rusia Gelar Latihan Militer di Laut Hitam

LAUT HITAM-(IDB) : Presiden Rusia Vladimir Putin telah menginstruksikan dimulainya skala besar latihan militer di kawasan Laut Hitam, kata sekretaris pers presiden, Dmitry Peskov kepada RIA Novosti, Kamis (28/3).
 
"Presiden Rusia dan panglima tertinggi memerintahkan Menteri Pertahanan Federasi Rusia untuk memulai skala besar latihan militer di Laut Hitam. Ini adalah latihan skala besar tanpa pengumuman sebelumnya," kata Peskov.
 
Tujuan utamanya adalah untuk memeriksa kesiapan pasukan dan koordinasi di antara unit yang berbeda, tambahnya.
 
Menurut Peskov, latihan berlangsung dengan partisipasi 36 kapal perang, pasukan reaksi cepat, pasukan angkatan udara, pasukan khusus, pesawat militer, kendaraan lapis baja, dan ribuan marinir.
 
Kapal perang yang beroperasi dari pangkalan Angkatan Laut Rusia di Sevastopol, Ukraina juga disiagakan.
 
Menurut praktek internasional, Rusia berhak untuk tidak menginformasikan negara manapun tentang latihan militer, mengingat sejumlah besar tentara mengambil bagian dalam latihan perang, jelas Peskov.
 
Dia juga tidak menepis kemungkinan Presiden Putin secara pribadi akan memeriksa latihan militer yang sedang berlangsung.
 
Misi pelatihan spontan seperti ini tampaknya diatur untuk menjadi rutinitas dalam militer Rusia.
 
Juru bicara Kementerian Pertahanan Igor Konashenkov mengatakan kepada Interfax bahwa latihan itu melibatkan lebih dari 7.100 tentara, sekitar 250 kendaraan lapis baja, sekitar 50 meriam, sampai dengan 20 jet tempur dan helikopter, dan sekitar 30 kapal perang dari berbagai kelas.
 
Pada bulan Februari, militer Rusia melakukan latihan tempur kesiapan mendadak untuk pertama kalinya dalam 20 tahun. Latihan saat itu melibatkan sekitar 7.000 tentara, 40 pesawat militer, dan ratusan kendaraan lapis baja. 




Sumber : Irib

Satgas Maritim TNI Konga XXVIII/E UNIFIL Tiba Di Salalah

SALALAH-(IDB) : Pada etape keempat kali ini, yaitu Colombo – Salalah, KRI Diponegoro-365 yang membawa Satgas Maritim TNI Konga XXVIII/E UNIFIL 2013, mengarungi laut Arabia dengan ombak antara satu sampai dua meter, tapi ini tidak membuat semangat para Prajurit Satgas kendor untuk melaksanakan latihan dalam perjalanan Lintas Laut selama empat hari (20-24/3) tersebut.

Komandan Satgas Maritim TNI Konga XXVIII/E UNIFIL, Letkol Laut (P) Hersan, S.H. memerintahkan melalui Jurnal Perintah Malam, tingkat kewaspadaan terhadap segala ancaman pada route ini, diantaranya kerawanan terhadap perompak Somalia.

Laksanakan peran Tempur Bahaya Asymetris, Peran ini dimaksudkan untuk menghadapi ancaman non militer yang belum diketahui kekuatan maupun arah datangnya dan dapat menyerang secara tiba-tiba, jelasnya lagi.

Setelah KRI Diponegoro-365 berlayar selama 4 hari dengan menempuh jarak 1634 NM, kini KRI DPN-365 merapat di dermaga umum Salalah, Oman (24/3) pada pukul 10.00 waktu setempat dan disambut  oleh Atase Pertahanan (Athan) RI untuk  Saudi Arabia Kolonel CHB Roedy beserta Istri, Kabid Pensosbud KBRI Muscat Bpk moh. Arifin, Fungsi Konsuler Bpk. Darusman Afri koko, Staf Athan mahfudzi dan Staf KBRI Muscat Habibi.

Pada kesempatan tersebut, Athan beserta rombongan berkunjung ke KRI Diponegoro-365 disambut oleh Komandan Satgas Letkol Laut (P) Hersan, S.H. di Lounge Room Perwira, dilanjutkan makan siang bersama.

Pada siang harinya KRI Diponegoro-365 menerima kunjungan resmi dari Komandan CTF-151 Comodore HK Giam dari Negara Singapura didampingi Athan RI Kolonel CHB Roedy, Kapten Laut (P) Nurullah Zemy beserta Staf Lainya, dilanjutkan pada malam harinya, Komandan Satgs MTF beserta Perwira lainnya diundang makan malam bersama.

Pada keesokan harinya (25/3), Komandan Satgas MTF sekaligus Komandan KRI Diponegoro-365 ini mengadakan CC kebeberapa pejabat setempat diantaranya ke Royal Saudi Naval Force di terima oleh Captain Abdullah, dilanjutkan ke Deputy Chief Executive Officer Port Salalah Ahmed Ali Akaak.

Dihari yang sama KRI Diponegoro-365 menerima kunjungan resmi Kedubes RI untuk Kesultanan Oman Bpk. Sukanto, S.H beserta Stafnya, dilanjutkan pemberian pembekalan kepada Prajurit Satgas MTF.

Pembekalan yang diberikan Kedubes kelahiran banyumas jawa tengah tersebut diantaranya menjelaskan sekitar latar belakang kenapa Indonesia mengirim Pasukan Garuda ke Lebanon dan menerangkan dasar hukum pengiriman Pasukan tersebut yaitu sesuai dengan UUD 1945 alinea keempat tentang ikut serta dalam melaksanakan ketertiban dunia.

Selamat jalan dan sukses selalu semoga mengiringi Satgas Maritim kelima di Lebanon dan pada kesempatan itu juga Kedubes ini mengucapkan ikut bela sungkawa atas meninggalnya Ibu kandung dari Kepala Divisi (Kadiv) Komunikasi KRI Diponegoro-365 Lettu Laut (P) Tunang Arimbo.

Kota Salalah identik dengan kota wisata religius, kesempatan ini tidak disia-siakan oleh para prajurit KRI Diponegoro-365 yang tergabung dalam Satgas Maritim TNI Konga XXVIII/E UNIFIL 2013, untuk berziarah ke makam Nabi Ayub. Makam ini  terletak di daerah pegunungan Salalah dan memakan waktu kurang lebih 1 jam perjalanan dari pelabuhan. Kemudian perjalanan dilanjutkan ke makam Nabi Imron yang terletak di pusat kota Salalah, makam tersebut memiliki panjang kurang lebih 30 meter.

Setelah sandar selama 2 hari di Salalah-Oman untuk bekal ulang logistik, pada hari Selasa tanggal 26 Maret 2013 pagi, KRI Diponegoro-365 bertolak menuju persinggahan berikutnya yaitu Port Said, Mesir yang akan ditempuh selama kurang lebih 5 hari pelayaran. 





Sumber : Koarmatim

KRI SIM-367 Koarmatim Tembakkan Roket Di Perairan Madura

SURABAYA-(IDB) : Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Sultan Iskandar Muda (SIM)-367 yang berada di jajaran Satuan Kapal Eskorta (Satkor) Koarmatim menembakkan roket sasaran udara dalam Latihan Parsial III Operasi Amfibi tahun 2013 disekitar perairan Madura,  Selasa (26/03). Sedikitnya ada sepuluh roket yang diluncurkan ke udara yang disusul dengan rentetan tembakan meriam Penangkis Serangan Udara (PSU) kaliber 12,7 mm, 20 mm dan 25 mm.

Peluncuran roket dari KRI Sultan Iskandar Muda merupakan simulasi latihan menembak sasaran udara pada malam hari atau disebut dengan istilah Anti Air Rapid Open Fire Exercise (Aarofex). Roket tersebut merupakan jenis peluru untuk sasaran udara, pengelabuhan sasaran peluru kendali lawan sekaligus dapat  memancarkan cahaya sangat terang (rocket flare). Dalam latihan itu roket yang diluncurkan disimulasikan sebagai pesawat terbang musuh.

Latihan menembak malam merupakan salah satu rangkaian Latihan Parsial III Operasi Amfibi 2013, dimana unsur-unsur Komando Tugas Gabungan Amfibi (Kogasgabfib) mendapat serangan udara dari pesawat intai musuh. Ancaman itu direspon oleh kapal-kapal perang yang tergabung dalam Kogasgabfib dengan memberikan perlawanan anti serangan udara.

Hal ini bertujuan untuk melindungi kapal pengangkut pasukan pendarat amfibi Marinir TNI AL yang diincar oleh pesawat udara musuh. Kemampuan pertahanan udara sangat dibutuhkan dalam gelar operasi amfibi, karena ancaman serangan udara musuh dapat berpotensi menimbulkan kerusakan yang signifikan bagi kapal perang bahkan dapat membuat misi menjadi gagal.

Oleh karena itu 20 unsur kapal perang yang terlibat dalam latihan perang tersebut berlomba untuk menjatuhkan target berupa roket flare yang ditembakkan dari KRI Sultan Iskandar Muda, dengan menembakkan meriam PSU yang dimiliki. Dari puluhan roket yang diluncurkan hampir seluruhnya dapat ditembak jatuh oleh kapal-kapal perang TNI AL.

Suasana malam hari di tengah laut perairan Utara Madura yang gelap dan sunyi, seketika itu pecah menjadi sebuah pertempuran udara yang seru. Kilatan cahaya roket yang meluncur diudara, terus diburu ribuan butir amunisi meriam Penangkis Serangan Udara, hingga dari beberapa roket itu jatuh ke Laut terkena tembakan.

Latihan perang malam hari tersebut disaksikan langsung oleh Panglima Komando Armada Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H., M.Hum dan seluruh pejabat Latihan Parsial III Operasi Amfibi tahun 2013 yang berada di kapal markas KRI Makassar-590.





Sumber : Koarmatim

Kalibrasi Penembakan Meriam

SITUBONDO-(IDB) : Komando Armada RI Kawasan Timur telah memberangkatkan 14 unsur Kapal Perang Republik Indonesia (KRI), Kopaska, dan Marinir dari kesatuan Infantri, Artileri dan Kavaleri, serta unsur udara yang tergabung dalam gugus tugas Amfibi untuk melaksanakan Latihan Parsial III di Pantai Banongan, Situbondo. 

Latihan ini terdiri dari beberapa kegiatan latihan terpadu di laut selama perjalanan menuju sasaran yang puncaknya adalah pendaratan amfibi di Pantai Banongan. Latihan yang telah direncanakan selama dua bulan terakhir ini dipimpin langsung oleh Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur  Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H., M.Hum yang menitik beratkan pada Operasi Amfibi.

KRI SIM sebagai salah satu unsur kawal yang menjadi tabir dari unsur utama latihan ini mendapatkan peran sebagai unsur BTK (Bantuan Tembakan Kapal) dalam operasi amfibi. Bersama kedua SIGMA lainnya, KRI SIM akan menembakkan meriam 76 mm ke arah daratan sebagai tembakan bantuan terhadap pasukan pendarat. 

Dalam rangka mempersiapkan diri, KRI SIM melaksanakan PAC (Pre-Action Calibration) yaitu proses kalibrasi awal yang bertujuan untuk mendapatkan koreksi nol benar pada meriam 76 mm sebagai langkah awal antisipasi perkenaan tembakan meriam saat pelaksanaan BTK. 

Pada kesempatan ini diikutkan para perwira di lingkungan satuan kapal-kapal lainnya yang tidak berlayar untuk dapat mengikuti kegiatan latihan dengan on board pada kapal-kapal peserta latihan guna ikut berlatih mengasah kemampuan meningkatkan profesionalisme.

Dalam pelaksanaan PAC telah ditembakkan tiga butir peluru dan diperoleh hasil koreksi terhadap meriam 76 mm yang kemudian data tersebut akan digunakan saat pelaksanaan BTK. Diharapkan data yang sudah diperoleh tersebut dapat menjadi koreksi yang implikasinya adalah pada hasil perkenaan yang tepat sasaran.





Sumber : Koarmatim

Latihan Passex KRI Diponegoro–365 Dan HMS Northumberland F 238

LAUT ARAB-(IDB) : Selepas dari Dermaga Salalah Oman, KRI Diponegoro-365 dengan Komandan Letkol Laut (P) Hersan, S.H. langsung mengadakan latihan PASSEX (Passing Exercise) dengan HMS Northumberland –F 238 Royal Navy di Laut Arab,kemarin  Selasa(26/3).

Latihan PASSEX merupakan serangkaian kegiatan latihan yang sering dilaksanakan oleh Kapal-kapal Perang diseluruh Dunia yang sifatnya latihan bersama atau gabungan .

HMS Northumberland-F238 adalah kapal perang Inggris jenis Frigate yang di komandani oleh Commander Paddy Dowsett. Kapal perang tersebut merupakan salah satu unsur CTF – 151 yang tergabung dalam Gugus Tugas Angkatan Laut Internasional,  sebagai respon atas berbagai tindakan pembajakan atas pelayaran kapal-kapal di sepanjang garis pantai Somalia dan sekitar perairan Teluk Aden.

”Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui, sambil menyelam minum air, Sambil berangkat menuju daerah operasi ke Lebanon,  kita laksanakan latihan bersama dengan kapal perang Negara Inggris”, jelas Komandan KRI Diponegoro-365 kepada seluruh perwira.

Lebih lanjut dikatakan oleh perwira lulusan Akademi TNI-AL tahun 1994 tersebut, bahwasanya seluruh personel KRI Diponegoro-365 yang berjumlah 100 orang tersebut selalu siap melaksanakan latihan bersama dengan kapal-kapal perang Negara asing termasuk dengan HMS Northumberland - F 238.

Materi latihan yang telah dilaksanakan yakni Comms Check, Flashing Exercise (Flashex), Tactical Manouvering (manuvra  taktis), RAS Approach (RASAP) dan RAT TRAP (Prosedur komunikasi penanggulangan pembajakan di laut), pelaksanaan latihan PASSEX berjalan aman dan lancar.

Akhir dari Latihan Passex yang telah dilaksanakan selama tiga jam tersebut Komandan KRI Diponegoro-365 yang sekaligus Komandan Satgas Maritim TNI Konga XXVIII-E Unifil 2013 melalui komunikasi Radio menyampaikan ucapan Terimakasih atas kerja sama dan pelaksanaan latihan kepada Komandan HMS Northumberland, selanjutnya mengucapkan “ Selamat bertugas dan Bon Vayage for all crew”.






Sumber : Koarmatim

Danpasmar-2 Inspeksi Satgas Puter XIV

JAKARTA-(IDB) : Komandan Pasmar-2 Brigjen TNI (Mar) Buyung Lalana melaksanakan Inspeksi Pasukan pada personil Satgas Puter XIV di Lapangan Tembak Jusman Puger Cilandak, Kamis (28/03)

Dalam amanatnya Danpasmar-2 mengingatkan agar para personil satgas selalu melaksanakan koordinasi dengan satuan kawan dimanapun mereka berada dan meminimalisir tindakan-tindakan pelanggaran yang merusak nama baik satuan.

Hadir dalam acara tersebut para asisten Kas Pasmar-2 dan para Dankolak serta Dansatlak dijajaran Pasmar-2.




Sumber : Kormar

Wakasal Tinjau Pembangunan Kapal BCM Dan LST Pesanan TNI AL

JAKARTA-(IDB) : TNI Angkatan Laut saat ini tengah membangun kapal perang jenis BCM (Bantu Cair Minyak) di galangan kapal PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari. Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Hari Bowo, S.E., M.Sc., melaksanakan peninjauan di galangan I PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari, Pondok Dayung, Jakarta Utara, Rabu (27/3).
 
Dalam peninjauan tersebut, Wakasal didampingi oleh Direktur Utama PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari Riry Syeried Jetta selain meninjau pengerjaan kapal BCM di galangan I, juga meninjau pengerjaan  kapal jenis Angkut Tank (Landing Ship Tank) yang dibangun di galangan II. “Saat ini Kapal BCM proses pembangunannya  sudah berjalan 60,27%, dan Kapal Angkut Tank sudah berjalan 37,47% dan 38,31%. Ketiganya merupakan kapal yang dipesan oleh TNI AL dan dijadwalkan akan selesai pada tahun 2014,” kata Dirut PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari Riry Syeried Jetta.

Kedua jenis kapal yang tengah dibangun tersebut memiliki spesifikasi sebagai berikut: Kapal Bantu Cair Minyak  (BCM) memiliki panjang keseluruhan 122,40 m, panjang garis tegak 113,90 m, lebar 16,50 m, tinggi 9,00 m, kecepatan maksimal 18 knots, jarak jelajah 7.680 nm, kapasitas muatan cair 5.500 m3, tenaga penggerak utama berjumlah dua buah daya 6.114 PS, berat baja 2.400 ton, dengan sistem propulsi twin screw dan fixed pitch propeller. Sedangkan spesifikasi Kapal Angkut Tank memiliki panjang keseluruhan 117,00 m, panjang antara garis tegak 107,77 m, lebar 16,40 m, tinggi 7,80 m, kecepatan maksimal 16 knots, jarak jelajah 6.240 NM, tenaga penggerak utama berjumlah dua buah daya 3.600 HP, dengan sistem propulsi fixed pitch propeller.
 
Pembuatan kapal ini sebagai tindak lanjut program Kementerian Pertahanan RI yang telah tertuang dalam Kesepakatan Bersama antara Menteri Pertahanan RI dengan Panglima TNI, dan Kepala Kepolisian Negara RI tentang “Revitalisasi Industri Pertahanan” dalam menerapkan Program MEF (Minimum Essential Force). PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari adalah salah satu industri strategis milik pemerintah yang telah mendapat kepercayaan untuk mengerjakan program pemerintah dimaksud, dan juga sebagai upaya dalam memberdayakan industri perkapalan dalam negeri untuk membangun alutsista TNI.

Sementara itu, Wakasal Laksamana Madya TNI Hari Bowo, S.E., M.Sc. dalam kesempatan tersebut mengatakan, bahwa maksud peninjauannya adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana perkembangan pengerjaan kapal tersebut, serta ingin melihat pemenuhan terhadap kriteria yang dipesan, baik spesifikasi teknis, kualitas, serta keamanannya (zero accident). “Saya harap pengerjaan kapal ini sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah direncanakan, serta senantiasa memperhatikan kualitas dan keamanan pengerjaannya,” kata Wakasal.

Turut mendampingi Wakasal dalam peninjauan ini adalah Asisten Logistik Kasal Laksamana Muda TNI Sru Handayanto, Kadismatal Laksamana Pertama TNI Ir. Bambang Naryono, M.M., Kadiskomlekal Laksamana Pertama TNI Ir. Yuhastihar, Kadissenlekal Laksmana Pertama TNI Bambang Sugeng, S.E., Kadislaikmatal Laksamana Pertama TNI Ir. Harry Pratomo, dan Kadisadal Kolonel Laut (E) Agus Setiadji.





Sumber : TNI AL

Airbus MIlitary Bantu PT DI Perbaiki Bengkel Cat Pesawat

JAKARTA-(IDB) : Perusahaan pesawat Eropa yaitu Airbus Military membantu PT Dirgantara Indonesia (PT DI) memperbaiki hanggar pengecatan pesawat, seiring dengan meningkatnya pesanan pesawat produksi PT DI yaitu CN295.

Pada 18-21 Maret lalu, tim auditor dari Airbus Military mengaudit fasilitas hanggar painting yang sudah diperbaiki dan memberikan preliminary approval. Sedangkan final approval yang akan diberikan setelah PT DI menyelesaikan 2 unit pesawat CN295.

Dalam keterangan yang diterima detikFinance, Kamis (28/3/2013), PT DI memang selama 5 tahun terakhir memiliki 6 orang painter (pengecat), keenam orang tersebut mengikuti training dengan pembimbing dari Airbus Military dan produsen cat.

Sejak November 2012 lalu, hanggar pengecatan ini terus dibenahi. Untuk pembenahan fasilitas tersebut selain ditangani tenaga-tenaga profesional, PT DI juga dibantu oleh personil dari Airbus Military.

Fasilitas yang diperbaiki antara lain ialah, penggantian lampu secara total dari jeni TLX menjadi LED yang hemat energi, dan memiliki pencahayaan yang lebih tinggi. Serta sistem blowernya pun diperbaiki, sehingga udara memenuhi persyaratan standar internasional pengecatan dan aspek keselamatan (K3LH).

Hanggar pengecatan (painting) PT DI mulai dibangun sejak awal 1980 dengan ahli perancang yang didatangkan dari Jerman, dan mulai dioperasikan pada 1986 lalu. Selama kurang lebih 27 tahun, kondisi hanggar masih cukup stabil meskipun dirasakan kekurangan di beberapa bagian, khususnya dalam pencahayaan, karena lampunya sebagian sudah mati.

Rencana acara syukuran hanggar pengecatan ini akan berlangsung pada hari ini Kamis, 28 Maret 2013. Acara ini juga akan dihadiri oleh Direktur Produksi PT DI serta tim dari Airbus Military.

Kepala Divisi Operasi Aircaft Integration, Wawan Setiawan mengungkapkan, PT DI akan terus menjaga approval atau kerja sama ini, agar kualitas dari hanggar pengecatan PT DI selalu mengalami peningkatan.

"Utilisasi dari hangar pengecatan dapat lebih meningkat bukan hanya untuk pesawat yang kita produksi tetapi juga untuk pesawat produksi perusahaan lain yang membutuhkan jasa pengecatan," katanya.





Sumber : Detik

Negara-Negara Yang Berkontribusi Besar Terhadap PT.DI

LANGKAWI-(IDB) : Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pembuat pesawat dan komponennya, PT Dirgantara Indonesia (PT DI), hampir 4 kali akan ditutup karena kesulitan dana operasional.

Namun berkat 4 negara ini, PT DI masih bisa bangkit dan menjadi pemimpin di industri perusahaan dirgantara di Asia Pasifik.

Siapa saja negara yang selamatkan PT DI dari kebangkrutan. Berikut ini penjelasan Direktur Utama PT DI, Budi Santoso kepada detikFinance, ketika ditemui di The 12th Langkawi International Maritime & Aerospace Exhibition (LIMA '13), Rabu (27/3/2013).

1. Korea Selatan
img
Korea Selatan yang benar-benar memberi semangat PT DI sampi bangkit kembali. Pasalnya, di awal berbagai tekanan dan hampir 4 kali akan ditutup perusahaan ini, Korea pertama kali datang dengan memesan 4 unit Pesawat CN 235 Military pada 2007.

"Pesanan Korea saat itu membuat kita semangat dan bangkit kembali," tandas Budi.

2. Malaysia

img

Negara tetangga Indonesia ini merupakan salah satu pelanggan setia PT DI. Track record penggunaan pesawat CN 235 yang sebelumnya pernah dibeli sangat 'bandel'.

Untuk itu, Malaysia pada 2007 datang dengan memesan 2 unit pesawat CN 235-220 VIP yang digunakan untuk Perdana Menteri dan Meteri Malaysia.

3. Thailand

img

Thailand menjadi salah satu yang menyelamatkan PT DI dari kebangkrutan. Negara Gajah Putih tersebut datang dengan memesan 2 pesawat CN 235 Military dan 4 CN 235 yang digunakan untuk pembuat hujan.

4. Pakistan

img

Di tengah ketidakpastian akan kelanjutan perusahaan pembuat pesawat ini, Pakistan datang dengan memesan 4 unit pesawat CN235 Military.

"Di tengah ketidakpastian saat itu, masih banyak negara-negara di luar sana yang masih setia menggunakan produk pesawat buatan Indonesia, karena apa? Pesawat kita memang berkualitas bagus," kata Budi.
 
 
 
 
Sumber : Detik

PT. DI Menjadi Ancaman Boeing Dan Airbus

LANGKAWI-(IDB) : Tidak sedikit yang masih meragukan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dalam membuat pesawat sekelas Airbus dan Boeing. Padahal sebenarnya PT DI yang memiliki banyak ahli-ahli pesawat terbang sangat bisa membuat pesawat seperti Airbus dan Boeing. Pertanyaannya boleh apa tidak?

"Siapa bilang kita tidak bisa buat pesawat seperti Airbus atau Boeing? Jawabannya sangat bisa. Tapi mau atau boleh kita buat? Siapa yang mau beli?," kata Vice President Corporate Communication PT DI, Sonni Ibrahim kepada detikFinance, di The 12th Langkawi International Maritime & Exhibition, Malaysia, Kamis (28/3/2013).

Pertama, dulu Indonesia punya N250 banyak yang menentang keberadaanya. "Itu pesawat sangat bagus, irit, cepat, muat banyak orang. Tapi apa yang terjadi, tanpa alasan yang logis IMF meminta pemerintah Indonesia untuk menghentikan proyek tersebut sebagai salah satu syarat untuk membantu Indonesia keluar dari krisis ekonomi," ucapnya.

Selain itu, pasar laris manis produk PT DI bukan disana. "Pasar kita sudah jelas, di kelas Medium-Heavy multi roles transport, medium multii roles transport, light, Far/CASR light. Belum sampai ke sipil," ujarnya.

Pasar pesawat PT DI di Asia Pasifik sangat luas. "Dan jika PT DI masuk ke pasar Airbus dan Boeing, apakah mereka diam saja? Tentu tidak," katanya.

Namun walau PT DI tidak membuat pesawat besar sekelas Airbus A380, A320 atau Boeing B747-200/400.

"Tetapi PT kami membuat komponen di pesawat-pesawat Airbus A380/A320/A321/A350. Ada pula kita buat komponen tooling dan airframe Boeing B 747/B-777/B-787, Euurocopter MK-II, Airbus Military di CN235/C295 dan C212-400," ungkap Sonni.

"Tidak hanya itu, kita juga melakukan providing maintenance, overhaul, repair, alteration di helikopter BELL 412, Boeing 737-200/300/400/500/A320.F100, F27 dan banyak lagi, so, bukan kita tidak bisa," tandasnya.





Sumber : Detik

Para Pesaing Pesawat Produksi PT. DI

LANGKAWI-(IDB) : Total produksi pesawat PT Dirgantara Indonesia (PT DI) sejak tahun 1976 hingga 2012 mencapai 347 unit, bukanlah angka yang sedikit, namun di luar sana, persaingan sangatlah ketat. Setidaknya ada 4 jenis pesawat yang menjadi pesaing berat PT Dirgantara, apa saja?

Dikatakan Vice President Corporate Communication PT DI Sonni Ibrahim ketika ditemui di The 12th Langkawi International Maritime & Aerospace Exhibition, Kamis (28/3/2013), ada 4 pesaing berat PT DI saat ini.

Alenia C27J

Pesawat C27 J Spartan ini merupakan pesawat buatan Italia. Jenis ini sama dengan kelas pesawat buatan PT DI seperti CN235 karena digunakan sebagai pesawat angkut versi militer.

"Kita bersaing ketat dengan Alenia untuk menang tender pengadaan pesawat TNI AU," ujarnya.

ATR 72 dan ATR 42

Pesawat yang dibuat dengan kerjasama dua negara yakni Prancis dan Italia ini bermesin jarak pendek dengan dua buah mesin baling-baling. Kapasitas penumpang ATR 72 ini mencapai 78 penumpang.

ATR 42 merupakan ATR generasi sebelum ATR 72, namun di ATR 42 jumlah kursi hanya 48 penumpang.

Skytruck


Pesawat buatan Polandia ini merupakan pesawat dengan daya angkut ringan. Mengandalkan dua mesin baling-baling, Skytruck merupakan saingan C212-400.

Dornier

Pesawai Dornier sempat sangat populer di Eropa. Pertama kali pesawat ini terbang pada 1991 dan memilik dua buah mesin yang menggunakan baling-baling. Pesawat ini saingan berat CN235-220.
 
 
 
 
 
Sumber : Detik

Yonarhanudmar-2 Dan Yon Howitzermar-2 LaksanakanAKAN Drill Persenjataan

JAKARTA-(IDB) : Dalam rangka mengasah ketajaman dan meningkatkan keterampilan dalam mengawaki persenjataan, anggota Batalyon Howitzer-2 dan Batalyon Arhanud-2 Marinir melaksanakan drill rutin dalam mengoperasikan persenjataan mereka di lapangan Sepak bola Resimen Marinir Cilandak Jakarta Selatan, Kamis (28/03)

Batalyon Howitzer yang dipimpin oleh Lettu Marinir Dedi E Putra Danrai C Howitzer dengan mengeluarkan 2 pucuk senjata meriam kaliber 75 mm sedangkan Batalyon Arhanud dipimpin oleh Kapten Marinirr Zaini Danrai A mengeluarkan 2 pucuk Rudal Stella AL 1.

Latihan kering / drill ini di bawah pengawasan Pasintel Batalyon Arhanud-2 Marinir Kapten Marinir Shahrir R.




Sumber : Kormar

KRI Koarmabar Laksanakan Penembakan Rudal

JAKARTA-(IDB) : Tiga Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) yang dipimpin Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Latihan Pratugas (Latpratugas) Siaga Tempur Laut (Purla)  XIII/13 Kolonel Laut (P) Isbandi Andrianto, S.E., yang sehari-harinya menjabat sebagai Komandan Satuan Kapal Bantu (Dansatban) Koarmabar melakukan penembakan RBU dan Meriam Kaliber 57 mm dalam serial Latihan Pratugas (Latpratugas) Siaga Purla  XIII/13 di perairan Laut Jawa, Rabu (27/3).
Ketiga kapal perang yang terlibat latihan tersebut masing-masing dua KRI berasal dari Satuan Kapal Eskorta (Satkor) Koarmabar yakni KRI Imam Bonjol (IBL-383) dan KRI Silas Papare (SRE-386) serta satu KRI dari Satuan Kapal Amfibi (Satfib) Koarmabar yakni KRI Teluk Celukan Bawang (TCB-532).

Selain melaksanakan latihan penembakan RBU dan meriam Kaliber 57 mm, ketiga kapal tersebut juga melaksanakan penembakan meriam kaliber 20 mm serta  SSI kaliber 5,56 mm. Sehari sebelumnya kapal-kapal perang tersebut melaksanakan latihan peran melewati medan ranjau, RAS, formasi KRI serta peran kebakaran. Kemudian melaksanakan latihan peran pemeriksaan kapal yang merupakan latihan terakhir sebelum kapal-kapal perang tersebut kembali ke Pangkalan Pondok Dayung.

Latihan Pratugas yang dilaksanakan Koarmabar tersebut merupakan suatu bentuk latihan operasi tempur laut dengan memproyeksikan gelar unsur-unsur Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) yang terdiri dari KRI, Pesawat Udara, Pasukan Marinir dan didukung oleh pangkalan-pangkalan TNI Angkatan Laut.

Pelaksanaan Latihan Pratugas merupakan wujud dari tanggung jawab, pengabdian dan loyalitas dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Selain itu, Latihan Pratugas ini juga sebagai sarana uji terampil guna meningkatkan kualitas, kemampuan dan profesionalisme prajurit serta menjalin kerja sama antar unsur-unsur Koarmabar dalam tugas operasi tempur laut.




Sumber : Koarmabar

Kamis, Maret 28, 2013

Pesawat Tempur Made In Indonesia

LANGKAWI-(IDB) : Indonesia terus berusaha meningkatkan persenjataan militernya, termasuk juga membangung pesawat tempur sendiri. Saat ini Indonesia masih mengandalkan pembelian pesawat tempur dari Rusia yakni Sukhoi 30.

Vice President Corporate Communication PT Dirgantara Indonesia (PT DI) Sonni Ibrahim mengatakan, sejak 2010 lalu Indonesia sudah mulai merancang pesawat tempur sendiri.

"Indonesia saat ini sudah memulai proses perancangan pesawat tempur. Proyek ini sudah dimulai sejak 2010 lalu," kata Sonni ketika ditemui detikFinance diacara Airshow The 12th Langkawi Internasional Maritime and Exhibition, Malaysia, Kamis (28/3/2013).

Proyek ini merupakan proyek negara dan PT DI sebagai BUMN produsen pesawat ikut berpartisipasi di dalamnya.

"Saat ini prosesnya sudah menyelesaikan tahap I yakni tahap teknologi dan development. Tahap ini dimulai sejak 2010 lalu dan Desember 2012 sudah selesai. Saat ini kita masuk dalam tahap ke II yakni Tahap Go no Go," ungkap Sonni.

Seperti diketahui, Indonesia terus meningkatkan peralatan militernya, sejak 2012-2014 setidaknya akan ada 60 pesawat tempur berbagai jenis dimiliki Indonesia. Indonesia juga saat ini mempunyai beberapa pesawat tempur mulai dari F5, F16, Sukhoi, Su30, dan lainnya.

Butuh 11 Tahun Untuk Rancang Pesawat Tempur Sendiri 

Indonesia diam-diam tengah merangcang pesawat tempur sendiri dengan melibatkan BUMN produsen pesawat PT Dirgantara Indonesia (PT DI) sejak 2010. Butuh waktu 11 tahun untuk menyempurnakan rancangan pesawat tempur ini.

Adapun pesawat tempur yang sedang dirancang Indonesia bernama Indonesia Fighter X (IFX). "Namanya IFX yakni Indonesia Fighter X. Jadi X itu nanti nama seri tersendiri," kata Vice President Corporate Communication PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Sonni Ibrahim kepada detikFinance ketika ditemui di acara Airshow The 12th Langkawi International Maritime & Exhibition, Malaysia, Kamis (28/3/2013).

"Proyek ini dimulai sejak 2010, sekarang sedang memasuki tahap ke II yakni tahap Go no Go," ucapnya.

Setidaknya untuk menyelesaikan proyek IFX ini harus melalui 4 tahapan.

"Tahapan I Telkologi and Development, tahap ini sudah selesai pada Desember 2012, lalu Tahap II Go no Go saat ini kita ditahap ini, Tahap III yakni tahap Enginering Development, Protipe dan Sertifikasi dan tahap terakhir tahap IV produksi, semuanya ini memakan waktu 11 tahun, dan Indonesia akan punya pesawat tempur buatan sendiri," ungkapnya lagi.

Saat ini peran PT DI bersama TNI dan pemerintah adalah ikut mendesain IFX. "Kami (PT DI) sudah mulai kerja dengan memasuki tahap kerja detil," tandasnya.
Sumber : Detik