Pages

Sabtu, Februari 16, 2013

Analisis : Mengurai Java Centris

ANALISIS-(IDB) : Kunjungan KSAD ke markas Kodam I Bukit Barisan di Medan tanggal  13 Februari 2013 untuk melihat kesiapan operasional tentara dan alutsistanya disana tentu memberikan spirit bagi prajurit TNI AD.  Spirit itu akan semakin bertambah lagi jika melihat rencana menempatkan sejumlah  alutsista baru di wilayah itu, misalnya helikopter serang, rudal arhanud jarak pendek dan sedang termasuk panser Anoa.  Kita tentu menyanbut gembira karena Sumatera meski tidak berbatasan darat langsung dengan jiran sebelah namun perkuatan alutsista TNI AD perlu disetarakan dan berkemampuan sengat lebah.

Penempatan 100  MBT Leopard di dua batalyon pada dua divisi Kostrad di Jawa bisa diterima sebagai perkuatan jantung Indonesia.  Namun pengadaan MBT tahap berikutnya pada MEF tahap II periode 2015-2019 diharapkan tidak lagi ditumpuk di jantung Indonesia itu.  Sangat pantas distribusi prioritasnya  ada di bumi Kalimantan karena wilayah ini berbatasan darat langsung dengan Malaysia.  Kehadiran MBT di Kalimantan diyakini akan memberikan efek gentar bagi negara sebelah kulon dan lor yang selama ini meremehkan kekuatan militer Indonesia.
Menuju negara maju, militer pun harus setara dengan nilai NKRI dimata dunia
Sebenarnya TNI AU sudah duluan menyebar skuadron tempurnya di luar Jawa.  2 skuadron Hawk 100/200 sudah mengambil tempat di Pekanbaru dan Pontianak lebih dari 1 dekade yang lalu.  Demikian juga dengan skuadron Sukhoi, justru tidak di Jawa melainkan diletakkan pas banget di tengah-tengah Indonesia, Makassar.  TNI AU juga sudah memastikan jika 24 jet tempur F16 setara blok 52 datang, 16 biji ditempatkan di Pekanbaru dan sisanya memperkuat skuadron Madiun yang sudah dihuni 10 F16 lawas.  Jet blok 15 yang dimiliki TNI AU sejak tahun 1989 ini akan di upgrade juga untuk menyeimbangkan teknologi avioniknya dengan adik kelasnya yang mau datang.

Pemekaran armada tempur TNI AL menjadi 3 armada tempur adalah bagian dari upaya mengurai alutsista java centris.  Selama ini pangkalan armada di Surabaya adalah segala-galanya. Dua pertiga KRI dimarkaskan disini termasuk pangkalan kapal selam, pusat perbaikan dan pemeliharaan. Dengan menyerahkan sejumlah KRI untuk dijelajahkan di ruang lautan NKRI sebelah timur yang luas, dipangkalkan di Sorong sebagai pusat armada Timur, akan memberikan ruang kendali keamanan laut yang efektif dengan jarak logistik tidak terlalu panjang di wilayah itu.

Dalam MEF kedua nanti, diharapkan kekuatan armada KRI bisa mencapai minimal 180-190 KRI termasuk 5-7 kapal selam.  Nah, alokasi untuk armada Timur yang berpusat di Sorong bisa dibagi dan mendapat jatah KRI di kisaran 40-50 kapal perang berbagai jenis. Fasilitas perbaikan kapal perang juga bisa dilimpahkan ke Sorong atau Manokwari yang berdekatan.  Manokwari sudah punya Fasharkan TNI AL, tinggal dikembangkan saja.  Area pantau kawasan timur semakin tergenggam dengan kehadiran armada Timur yang kesiapan lantamalnya sudah ready for use seperti Kupang, Merauke, Ambon, Jayapura.

Untuk armada Barat pusat pangkalan belum bisa ditentukan.  Tanjung Pinang yang secara de facto sudah penjadi pangkalan utama armada Barat sangat berdekatan dengan Singapura.  Dari aspek hankam ini tidak ideal.  Jika nantinya sudah ada lokasi yang sesuai dengan analisis strategis TNI AL maka alokasi KRI untuk perairan dangkal ini tinggal menambah sejumlah KRI.  Saat ini armada barat sudah diperkuat dengan 30-40 KRI berbagai jenis termasuk satuan kapal cepat rudal (KCR). Idealnya dibutuhkan 30 KCR untuk mengawal perairan Natuna dan selat Malaka, sementara yang baru bisa dipenuhi saat ini 9 KCR.

Dalam waktu dekat diniscayakan  teknologi rudal surface to surface dan surface to air sudah dikuasai dan dimiliki oleh ilmuwan militer Indonesia.  Maka sudah tentu sebagian besar gelar peluncur rudal, radar dan operatornya ada di wilayah perbatasan yang nota bene di luar Jawa.  KSAD sudah mengisyaratkan akan ada penempatan batalyon roket / rudal di Kodam I Bukit Barisan termasuk gelar Helikpter serang di wilayah itu. Tentu ke depannya wilayah Kalimantan, Natuna, Riau, Sumut akan menjadi basis penempatan sejumlah rudal buatan anak negeri ini.  Dan ini pasti akan memberi kesan gahar.  Dengan kesan ini tentu negara-negara jahil tidak lagi meremehkan Indonesia.  Kekuatan militer itu diyakini menjadi kekuatan “iron dome” atau “tembok Cina” payung pelindung NKRI.  Dengan itu negara yang merasa “bermuka tembok” mulai tahu diri dan berkaca diri sehingga makin terlihat berwibawalah, bermartabatlah, berharkatlah wilayah teritori RI yang luas ini.  Bukan mau ngajak perang, tetapi sebagai benteng penguat teritori dari segala ancaman luar. 

Dengan militer yang kuat negara lain akan berhitung jika hendak mengganggu atau mengancam negara kita.  Dengan kata lain kekuatan persenjataan militer itu diyakini menjadi “sekat penghalang” untuk terjadinya perang.  Makanya alutsista militer kita minimal harus setara dengan negara tetangga, dan itu hukumnya wajib. Jika masih ada orang yang menganggap tidak perlu memperkuat alutsista TNI maka orang tersebut perlu diajak jalan-jalan melintasi perairan luas di tanah air ini lalu diinapkan seminggu saja di pulau terluar Indonesia.  Dijamin begitu pulang langsung sadar diri alias insyaf.

Penempatan alutsista TNI di seluruh Indonesia secara proporsional adalah bagian dari upaya menghapus jargon masuk dulu baru gebuk.  Secara bertahap kita akan mampu mengumandangkan slogan : mau coba masuk saya gebuk duluan.  Maka pembentukan Kogabwilhan merupakan upaya strategis yang harus didukung dalam rangka mengamankan seluruh teritori NKRI.  Kogabwilhan juga merupakan strategi pemerataan alutsista alias mengurai java centris. Kogabwilhan merupakan komando gabungan darat laut dan udara dari wilayah pertahanan Indonesia untuk merespons cepat setiap ancaman yang tak bisa diprediksi.  
 
 Meski begitu jangan dilupakan, Jawa merupakan jantung Indonesia.  Jadi memelihara dan merawat jantung juga sangat penting utamanya menjaga “serangan kolesterol” yang bisa mengakibatkan stroke.  Maka Jawa harus diperkuat dengan sejumlah rudal anti serangan udara jarak sedang, sejumlah jet tempur jelajah seperti Sukhoi dan rudal anti kapal berbasis di pantai selatan Jawa dan selat Sunda.  Siapa tahu serangan kolesterol itu berasal dari pantai selatan dan kita pasti sudah tahu siapa sih yang ada di selatan kita.
 
 
 
 
Sumber : Analisis

13 komentar:

  1. Setyju banget dengan analisis di atas..memang perlu ada perimbangan kekuatan untuk wilayah sumatra dan kalimantan,tanpa mengurangi keutamaan jantung negara..

    BalasHapus
  2. Yg ada diselatan pasti bule para ex bandit bekas buangan dari british,maju trs tni ku...

    BalasHapus
  3. Betul jg bro..mereka skarang lg gencar gencarnya ngajakin kerjasama

    BalasHapus
  4. ngajak kerja sama pasti ada mau'nya bro,ingat kasus timor leste.....

    BalasHapus
  5. Menyimak paparan di atas memang seharusnya kedepan kita berfikir untuk merobah mindset strategi dari bertahan murni ke bertahan aktif.Dalam artian mencegah musuh masuk,dan kalau memaksa masuk akan dihancurkan begitu sampai di perbatasan. .Kalaupun terjadi perang ,perangnya kita bawa ketempat dia datang.AS tidak mau berperang di tanah sendiri,karena akan menghancurkan infrastuktur negara .Mereka selalu membawa perang ketempat dimana ia berasal.Stategi itu bisa diterapkan apabila ekonomi ,indusrri mendukung.Melihat dari track recordnya Indonesia akan terus naik Purchase powernya ,dengan majunya ekonomi nasional.Pemerintah akan sanggup membiayai pembangunan pertahanan.Kemampuan industri nasional harus ditingkatkan dengan mampu memproduksi peluru meriam seperti untuk tank,alterli lainnya.Sehingga tahan dari embargo minimal 6 bulan.Demikian juga pasokan energi harus tahan dengan merancang penyediaan cadangan strategis energi.Akan percuma juga kita punya peralatan yang bagus tanpa pasokan energi yang memadai dalam perang.Iran,Korut disegani karena kemampuan industri dan kemampuan bertahan mereka yang tinggi terhadap embargo karena bisa produksi sendiri.Perang melingkupi seluruh aspek kehidupan,Pernahkah dihitung berapa hari kita mampu bertahan dengan energi yang tersedia ?Untuk menerapkan stategi mencegah musuk masuk tentu kita butuh pesawat penyerang strategis,yang bisa terbang jauh untuk melindungi Indonesia yang luas ini,Kalau perlu mampu masuk kegaris belakang musuh kita perlu juga rudal pertahanan jarak menengah,kapal korvet saja tak cukup,fregat yang kita punya sudah tua.Dari sekarang sudah harus difikirkan penggantinya.Nahkoda ragam cuma korvet plus.Jangan takut dengan perimbangan kawasan akan berobah bila kita punya pembom strategis,soalnya negara kita memang paling luas jika dibandingkan negara tetangga.kebutuhan kita tentu beda.Adalah masuk akal bila kita punya penyerang/pembom stategis.Coba difikir Singapure punya pespur,kapal,rudal jarak menengah yang banyak tapi negaranya cuma sebesar jakarta ,kenapa tidak kita pertanyakan.

    BalasHapus
  6. Kenapa perihal analisa lingkungan strategisnya tidak dicantumkan?
    Mis. Konsentrasi hankuat dan puan wilayah kemudian duklog hankuatnya, dan sdh demikian yakin bahwa kita mampu membuat rudal sendiri dlm waktu dekat.
    Bgm dg konsep Kowilhan yg pernah dibentuk sbg implementasi pembagian konsentrasi hanwil menuju sishanrata dg penyiapan org dan alutsista, apakah hal tsb yg dimaksud dg pemecahan kuat Java Centris? Artinya, apakah analisa tsb merupakan keinginan agar tujuan pemekaran hankuat tsb dpt di implementasikan spt Kowilhan dulu atau yg lain?
    Terima kasih.

    BalasHapus
  7. Untuk sismankamrata itu sudah kuno Strategi itu dipakai karena kita tak mampu perang secara tehnologi dgn alat perang canggih.Jorgan kita dahulu biarkan musuh masuk baru dihancurkan dengan mengandalkan ,milisi,tentara cadangan dan lain lain perang gelirya hit and run.Berarti kita berperang di tanah kita sendiri,perang gelirya macam pak Dirman.Atau kita jauh inferior dari penyerang.Lha kok jadi mundur pikirannya.Sementara ekonomi kita makin kuat,tentu kedepannya militer akan menyesuaikan.Yang optimis Mas,biar yang muda muda jadi semangat,gitu.Perang modern lebih bergantung pada tehnologi dari pada numbers tentara.

    BalasHapus
  8. Om Boleroes11, Jika ada pelanggaran wilayah udara ,air atau apa saja terhadap suatu negara,(indonesia),oleh negara lain malaysia misalnya, bolehkah kita bertindak tegas dengan melumpuhkan,pesawat,kapal tsb( menghancurkan) adakah sangsi internasional untuk itu? ada protokol yang mengaturnya ya om.. sorry om banya tanya..thanks

    BalasHapus
  9. Ano 18.32 sebenarnya saya justru menanyakan implementasi dari istilah memecah Java Centris, bukan saya ingin mempertahankan sishankamrata. Doktrin sd sekrg saja masih kokoh dg doktrin mempertahankan pulau besar. Menjadi lain apabila filosofi dari doktrin tadi sudah dirubah sehingga akan terjadi perubahan struktur kuathan yg meliputi org dan alutsitanya. Sebagaimana doktrin yg skrg berlaku adlh filosofi musuh masuk baru di gebuk, oleh karenanya pola benteng stelsel ala jendral de Kock masih dipertahankan dan berlaku pola pikir " Manusia di persenjatai"
    Namun apabila ano memberikan kepastian bahwa filosofi tersebut sudah berubah, mengingat posisi Indonesia sbg negara maritim, tentu sangat setuju yg berlaku adalah pola pikir " Material di Awaki" yg intinya kuathan dititk beratkan pada kuat material AL dan AU, yg berarti seblm musuh
    masuk harus dihancurkan terlebih dahulu.
    Berarti AL hrs mempunyai kekuatan tidak di littoral namun sdh harus Blue Water Navy dan begitu pula dg AU. Disamping perkuatan di aspek Radar, Rudal dan C4I yg berarti kapan itu dpt terealisir? Memang itu tanggung jawab yg muda yg tua minggir tapi boleh dong mengingatkan bahwa tantangan anda yg masih muda sangat besar untuk merealisirnya.
    Maaf, saya sdh tua tapi saya tidak pernah pesimis dan selalu optimis, apalagi kalau soal pertahanan tanah air, karena saya sdh merasakan.

    BalasHapus
  10. Pro: Lalu Mf. Pelanggaran hukum thd suatu negara di sesuaikan dg kondisi dan politik negara yg bersangkutan, dlm keadaan damai atau biasa saja atau dlm keadaan perang atau yg lain. Apabila pelanggaran wil udara tentu yg diketahui melanggar akan ditanya terlebih dahulu, siapa, akan kemana, dstnya sesuai protocol yang bersifat universal, dimana apabila ybs tidak mengindahkan peringatan pasti akan dilakukan tindakan represif mis kalau pswt terbang akan dipaksa mendarat di tempat yg telah ditentukan, begitu pula pada kapal dg bobot tertentu harus melengkapi dg yg disebut AIS, yg mana apabila kapal tsb lewat koridor wil perairan negara tertentu secara otomatis akan terdeteksi lwt pancaran gelombang AIS yg mana apabila tidak memancarkan AIS ya pasti akan di tindak untuk di proses lebih lanjut.
    Pada kegiatan latihan militer, atau darurat atau bencana alam maka negara ybs akan mengeluarkan Nota pengumuman agar pswt atau kapal pada kordinat tidak boleh melewati karena bahaya.
    Namun halnya kalau berlaku pengumuman perang, apabila ada pelanggaran thd ketentuan sepihak yg diumumkan tidak diindahkan / di langgar ya maaf pasti di Sukabumikan.
    Semoga manfaat.

    BalasHapus
  11. Usul jika keuangan negara kita membaik, indonesia lebih baik menambah 1 koordinator wilayah dari 3koordinator wilayah tempur/pengamanan shg koordonator yg ada adl : wilayah barat, tengah, timur dan pusat. Mengapa dmkn ? Krn wilayah negara kita yg luas, bnyknya pulau dan luasnya laut indonesia. Barat mencakup aceh, sumatera, kepulauan riau, batam,nias, sktr sumatera trmask natuna, tengah mnckp kalimantan, bali, NTB, NTT, sulawesi, tomohon, dan gorontalo, pulau maluku dan pulau2 kecil lainnya disktr maluku, papua, dan pulau2 lainnya disekitar papua, wilayh tengah mencakup pulau jawa, dan pulau2 lainnya disktr pulau jawa. Estimasi kebutuhan kapal destroyer adalah 600, kapal fregat 800, kapal KCR ukuran 125 m sbnyak 1000, kapal KCR ukuran 60 m sbanyak 800, kapal KCR ukuran 45 m sebanyak 1000, masing-masing pulau besar dan kecil dilngkapi radar, alat komunikasi dan trmask pulau2 terluar dijaga jng spt yg sekarang ini dijaga oleh 5 atau 6 org dng 1 senapan SS1, ga memadai, dijaga plng tidak 1 kompi marinir, dng memperbandingkan luas wilayah dan utk pencegahan thdp upaya infiltrasi dr negara yg ingin mnyrang indonesia, sediakan mrk alat komunikasi, kapal tuh jng 1, paling tdk kapal patroli atau KCR ukuran 45 m sbnyk 3 kpl, dengan 4 helikopter serang dan anti kapal dan anti kapal selam, ranjau, fasilitas televisi, parabola, alat utk menetralisir air asin menjadi air tawar sbg air minum, jng lupa tenaga surya, atau alat pembangkit listri tenaga angin, adakan kerjasama antara menhan, kemendikbud, dan.kemenaker utk merekrut tentara sbg tenaga cadangan paling tdk dng melihat kemampuan negara2 tetangga ttg tenaga cadangan spt singapura sbnyk 5 jt, paling tidak tenaga cadangan kita antara 50.s/d. 80 jt, adakan program transmigran di pulau2 terluar utkl membantu TNI menjaga pulau2 terluar, bantu transmigran yg bersdia tnggal di pulau terluar kapal nelayan dng bobot 3 s/4Gt. Bantu mrk pinjaman modal tdk berbunga dan bergilir, lapan hrs mempercepat.perbaikan RX 550 dan mengembangkannya menjadi 4 s/d 5 digit, adakan ToT utk pembelian pantsir dan suku cadangan srta sistemnya, adakan ToT utk sistem pertahanan udara jarak menegah, jauh dan pendek, pengadaan 100 kapal selam diantaranya utk yg kedalaman 250 m, utk kledalaman 500 m, utk kedalaman 2500 m, pengadaan satelit komunikasi khusus utk inteligen, militer, dan mata2 yg dipersenjatai, bhn bakar setidak2nya 800 - 950 jt ton, Tot utk pengadaan pesawat tangker sebanyak 160, Pesawat pengintai dan komunikasi sbnyk 100, pengadaan LPD sbnyak 350, 10000 MBT, 2000 tank amphibi, 3500 tank medium, 40 batalyon marinir yg ada0disetiap propinsi, 50 batalyon kostrad, 30 batalyon.AU, 15 batalyon pasukan katak, 15 batalyon kopasus, 15 pasukan khusus AU, 15 batalyon sniper, 30 batalyon altileri, 15 skuadron sukhoi dari berbagai jenis, 20 skuadron IFX, 15 skuadron F 16 blok 52, 6 skuadron hawk 200, 25 skuadron heli serbu, 15 , 15 skuadron CN 295, 15 skuadron hercules, 8 skuadron super tucano, 20 000 baterai astros dengan 2000000 roket, rudal C 705 yg disertai ToT diproduksi dalam jumlah 1000.000, yakhon dan sistemnya perlu diadakan sebanyak 1000.000 unit, hacker direkrut sebanyak 500.000 org, agen rahasia yg terpilih dan terdidik serta terlatih sbnyk 450.000 org, TKI atau WNI yg ada di luar negeri hrs diwaspadai khawatir kalau dicuci otak utk tujuan menghancurkan negaranya sendiri,

    BalasHapus
  12. Ngomong-ngomong soal javasentris ... jangan lupa juga agar personil TNI disegala tingkatan harus semakin diperbanyak "NON JAWA" nya ... agar ada "sense of belonging/rasa ikut memiliki" dari segenap lapisan bangsa yang majemuk ini.

    Contoh, kalau di Papua atau Aceh di tempatkan TNI yang personilnya 99% orang Jawa maka penduduk lokal akan melihat TNI itu sebagai TENTARA PENDUDUKAN bukan tentara yang menjaga keamanan teritorial.

    Keturunan Arab, Belanda sudah banyak yang jadi TNI, alangkah baiknya keturunan Cina juga di beri kesempatan. Agar tidak ada kelompok masyarakat yang merasa ditinggal atau tidak dipercaya. Indonesia bukan milik orang Jawa saja tapi milik banyak suku. Memang ada beberapa suku non jawa yang kecil saja jumlahnya namun harus diperhitungkan karena mereka memiliki daerah atau pulau yang lebih besar dari Jawa ! Kita tentu tidak mau pulau yang demikian itu hilang dari NKRI karena penduduknya memutuskan untuk merdeka yang dengan senang hati pasti akan di dukung oleh para hantu asing ... oleh karena itulah kebijakan penerimaan dan penempatan personil Jawa/Non Jawa menjadi penting. Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh ... Semoga!

    BalasHapus
  13. semua saja gunakan strategi/doktrin TNI, dari yang dahulu sampai modern, soalnya ini merupakan taktik dan strategi, disesuaikan dengan keadaan, kalau masuk wilayah kita, lalu kita hantem, berarti ada beberapa detik mereka menyerang kita,misal pendudukyang mati, tapi kalo sebelum masuk kita hantem, berarti meminimalisir masarakat yang terkena serangan musuh, jadi musuh sebelum masuk hantem duluan...

    BalasHapus