Pages

Minggu, Januari 06, 2013

Nasib Proyek Frigate Nasional

Frigate Shivalik India
Frigate Shiyalik India
JKGR-(IDB) : Kisah dari negeri India sering kali keren dan gaungnya bergema hingga ke nusantara. Negeri Shah Rukh Khan ini bukan hanya pintar bernyanyi sambil menggoyang-goyangkan pinggul, tapi unggul juga dalam bidang militer.

Untuk urusan nyanyian dangdut ala India, kita berhasil menyerapnya dengan baik. Begitu pula dengan tarian pinggul. Bahkan Indonesia punya yang lebih heboh, seperti: Candoleng-doleng, Goyar Ngebor hingga Goyang Vibrator.

Bagaimana dengan urusan teknologi militer ? 

Keberhasilan India membangun frigate Shivalik Class merupakan cerita indah dan manis bagi penduduknya yang relatif miskin.  Meski mengeluarkan banyak biaya, rakyat tidak protes karena  frigate yang merujuk kepada teknologi Frigate Talwar Class Rusia ini, bisa diandalkan melindungi rakyat dan menjaga kedaulatan India di masa sekarang dan mendatang.

INS Sahyadri, Shivalik class Stealth Frigate
Frigate Shivalik  pun menjadi topik pembicaraan Internasional, karena memang canggih dan lebih lagi India mampu menyerap teknologi Rusia dengan baik.
Frigate buatan Galangan kapal Mazagon Dock Limited ini memiliki kemampuan stealth, multi-role dan telah beroperasi sejak 29 April 2010.

India membangun 3 frigate Shivalik Class, termasuk Sapura yang beroperasi tahun 2011, serta Frigate terbaru  Sahyadri, beroperasi Juli 2012. Militer India masih memesan 7 frigate Shivalik Class untuk dijadikan tulang punggung Angkatan Laut untuk waktu puluhan tahun ke depan.

Selain membangun Frigate Nasional, India pun belajar membuat rudal ke Rusia.

Negeri Kuch kuch hota hai ini, belajar membuat rudal anti kapal merujuk kepada P-800 Oniks atau Yakhont milik Rusia. Melalui kerjasama yang apik, India berhasil membuat rudal anti kapal permukaan Brahmos, yang memiliki jarak tembak 300- hingga 500 km.

Rudal BrahMos India
Rudal BrahMos India
Rudal berhulu ledak 300 kg Brahmos ditembakkan secara vertically-launched dan telah menggunakan advanced satellite navigation system seperti Rudal Rusia  Kh-555 dan rudal strategis jarak jauh Kh-101.

Kini semua frigate Shivalik Class buatan India, dipasang 8 tabung VLS  rudal anti kapal BrahMos. Bahkan lebih jauh lagi, militer India telah berhasil mengembangkan BrahMos versi udara ke darat yang akan dipasang di pesawat Sukhoi India. Proyek  Brahmos versi udara ini sedang berlangsung.
Cara Kerja Rudal Shtil
Cara Kerja Rudal Shtil
Frigate Talwar Class ini mengandalkan pertahanan udara dengan Shtil-1 missile system yang juga teknologi Rusia. Launcher ini memiliki 24 rudal dengan jarak jangkau 30 km.

Shivalik Class juga dilengkapi dengan CIWS Barak SAM-launcher buatan Israel dengan jangkauan 10-12 km.
 
Langkah India dalam membangun kekuatan militer, terukur dan jelas. Semua riset dan pengembangan yang mereka lakukan, terintegrasi dan terfokus.
Proyek PKR 10514
Disain Light Frigate Sigma10514
Disain Light Frigate Sigma10514
Sekarang bagaimana dengan proyek Frigate PKR Sigma 10514 yang digarap  DSNS (Damen Schelde Naval Shipbuilding) ?.

Kontrak pembuatan  Frigate Sigma 10514 telah ditandatangani pihak Kementerian Pertahanan dan DSNS, tanggal 5 Juni 2012 lalu, di Jakarta.

Frigate itu nantinya akan dilengkapi rudal Pertahanan Udara Aster 15, serta CIWS Oerlikon Millennium 35 mm.

Kontrak  seharga 2,2 triliun itu (220 juta USD), meliputi  transfer teknologi kepada PT. PAL berupa pembangunan 4 modul kapal beserta integrasinya. Namun, kontrak pembuatan frigate ini tidak meliputi peluncur rudal sasaran kapal permukaan maupun laut. Hal inilah yang menimbulkan banyak pertanyaan dari kalangan pengamat militer maupun Komisi 1 DPR. Kalau persenjataannya tidak lengkap, mengapa harus memaksakan kontrak dengan DSNS Belanda, di saat Orizzonte Italia, menawarkan frigate dengan persenjataan lengkap dan transfer teknologi ?.

Orizzonte Mosaic 2,4 Italia
Orizzonte Mosaic 2,4 Italia
Kasus Pembangunan PKR 10514 oleh Kementerian Pertahanan ini akhirnya berkembang menjadi persoalan transparansi. Adalah Sekretaris Kabinet Dipo Alam yang pertama mengindikasikan adanya kejanggalan pengelolaan dana di Kementerian Pertahanan, selain Kementerian Perdagangan dan Pertanian. Dia pun melaporkannya ke KPK.

Setelah satu bulan pelaporan itu, Ketua KPK Abraham Samad mengatakan, KPK sedang fokus mendalami Kementerian Pertahanan, saat ditanya wartawan, 28 Desember 2012 di Jakarta.

Sekarang mari kita lupakan dulu urusan KPK dan Kementerian Pertahanan. Setiap uang yang dikeluarkan tentu nanti akan ada bentuknya (out put).

Salah satu alasan mengapa Kemenhan memilih perusahaan Damen Belanda, bisa jadi untuk menjaga kesinambungan, karena Indonesia telah menggunakan 4 Korvet Sigma Belanda.

Lalu mengapa Kemenhan memesan Frigate Sigma 10514 tanpa peluncur rudal anti kapal permukaan dan torpedo ?.

Sigma 10513 Tarik Ben Ziad Maroko
Sigma 10513 Tarik Ben Ziad Maroko
Patut diduga milliter Indonesia akan meng-instal rudal C-705 ke dalam Frigate Sigma 10514. Hal ini karena Indonesia sedang bekerjasama dengan China, untuk membangun dan transfer teknologi rudal C-705. Kontraknya sudah ditandatangani.

Jika hal ini terwujud, Indonesia bisa meninggalkan ketergantungan atas alutsista produk asing, sedikit demi sedikit.  Begitu pula dengan teknologi Torpedo-nya yang telah dikuasai TNI AL.

Dengan asumsi tersebut, kontrak Kemenhan dengan DSNS Belanda, lebih untuk mengejar platform PKR Nasional yang nantinya akan dibangun di PT PAL Surabaya.
Spesifikasi PKR 10514 nanti seharusnya:

Combat System: Thales Group

Persenjataan:  Rudal Anti Udara: Aster 15CIWS: Oerlikon Millennium 35 mm,  76mm stealth cupola, C-705 dan Torpedo SUT.

Yang menjadi persoalan, apakah sistem Rudal C-705 bisa diinstal di frigate Sigma buatan Belanda ?

Jika bisa, maka Indonesia akan membuat lompatan besar.

Namun jika nantinya Sigma 10514 diinstal rudal  MBDA Exocet MM40 Block II atau III, serta Torpedo EuroTorp 3A 244S Mode II/MU 90, maka dana yang begitu besar dikeluarkan untuk membeli frigate Sigma 10514 menjadi sia-sia dan tentu mengundang banyak tanda tanya.

Semoga kisah Frigate Nasional PKR 10514 berakhir indah seperti kisah Frigate Shivalik India, bukan berakhir di KPK. 




Sumber : JKGR

37 komentar:

  1. Sukses Industri Militer India tidak terlepas dengan falsafah "Swadeshi" yakni berdiri diatas kaki sendiri.
    Disamping itu, India juga telah didukung oleh : Industri hulu yg telah menjadikan India mampu memproduksi produk-produk hilir, spt mesin perkakas, dan lainnya. SDM-nya tdk ragu-ragu melakukan reserve engineering pada produk-produk yg oleh pemula dianggap usang, namun dibuat jadi baru kembali lagi. Dpt dibandingkan dg Indonesia yg blm didukung industri dasar/hulu dan SDM -nya dlm melakukan terobosan teknologi apabila berasal dari kalangan non pemerintah tidak akan mendpt respons yg baik. Yg di-dukung dan dan digembar-gemborkan adlh hasil -hasil pemerintah yang tdk ada kelangsungan kegiatannya. Contoh : sudah lebih 50 thn sampai skrg, kita blm berhasil secara optimal di bidang kedirgantaraan, apakah itu, Roket yg dpt diproduksi massaluntuk kebutuhan sipil maupun militer, kapal-kapal, pesawat terbang, bahkan mobil blm ada yg buatan dlm negeri semua masih dlm taraf tukang jahit. Adapun kalau ada industri yg mempunyai kemampuan untuk produk produk tertentu itu adalah industri hilir yang modalnya dari luar.
    Kapan kita dpt meniru India dan atau China? Jawabnya, tanya pada rumput Bollywood yang bergoyang. Acha,acha,acha......

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itulah yg tersisa dr orba. Malaysia desak mitsubishi lahir proton. Kita udah buat Toyota jd kelas dunia, orba d suap agar lupa ToT. Contoh motor suzuki gak laku di sini, maka gak punya duit buat ikut motogp. India, China berani beli banyak buat d oprek & minta ToT. Mesin Sukhoi tetap aja dr Russia. China beli mesin cadangan banyak.. jadi sukhoi tiruan. Kita sudah disuapin pakai subsidi bbm, masih kemplang pajak, ganti rugi lapindo gak sanggup masih gak malu mau jd presiden. Sudahlah.. mari berbenah. Kita harus tetap semangat.

      Hapus
  2. Lalieurlah bangsa urgmah,,neang nu mahal nu hararese,,bari jeung teu baleg..

    BalasHapus
  3. sudah diduga dan benar masalah besarnya adalah sistim integrasinya nanti.
    Pengalaman masa lalu membuktikan bahwa integrasi sistim itu tidak mudah, karena berkaitan dengan keterbukaan teknologi, dan......... kayaknya sulit mereka membuka karena itu adalah urusan perut perusahaan. Menjadi lain kalau integrasi sistimnya dibuat oleh Indonesia sendiri dan saya yakin banyak SDM kita yang mampu namun kebanyakan mereka tidak "dipaelu" ( tidak dianggap). Pada pekerjaan platform kita belum didukung oleh industri hulu berupa lembaran baja dengan spektek tertentu dan untuk mesin utama pasti kita masih ngimpor, belum ada pabrik mesin kapal disini ndoro. Kemampuan manajerial PT PAL yang telah kehilangan banyak "koki dengan sertipikat Master Cheef" di bidang rancang bangun kapal akan merupakan beban berat sendiri apabila melaksanakan ToT kapal tsb. Sedangkan untuk Rudal dan Torpedo yang katanya ada ToT dari China tetap saja kita hanya bersifat assembling alias tukang jahit, mengapa? Masalah roket pasti akan dicermati dan diawasi oleh MTCR apabila akan diproduksi massal oleh kita.

    BalasHapus
  4. Indonesia Letoy dalam hal alutsista sama seperti presidennya yang Loyo kayak kerbau dalam hal pertahanan negara...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sok teu. Yg letoy dan lebih parah dari kerbau ya kau sendiri.

      Hapus
  5. komentar2x pintarrrr semua! . Nanti 2014 jadi menhan aja ya. Masih ada dua tahun lagi untuk kampanye 'otak-mu' di blog ini. Kalo nggak mau, berarti kalian cuma jago-blog-kandang.

    BalasHapus
  6. >Anonim dilarang marah-marah kalau nggak setuju dengan komentar ini ke laut saja. nggak usah ikutan di blog ini, bikin blog sendiri ya. Tuman, verdoom zeg.

    BalasHapus
    Balasan
    1. gan dia gk setuju karana komentarnya hanya di mulut doang tapi buktinya gk ada
      apa anda yg jago berbicara sistem kendali dll tapi di kasih roket kosong buat bikin sistemnya bisa langsung?
      gk kan
      keritik yg baik itu memberi pendapat yg disambingi oleh penyelesaiannya

      oiya komenmu yg paling atas
      kita dah pernah buat tapi 1 lagi yg ngerusak
      yaitu politik

      roket 1 kali di bangun tahun 57an oleh rusia dan univ negri di ina yg namanya kartika 1 dan 2 karna ada PKI maka hubungan bilateral rusak tapi tidak putus
      pesawat kita riset versama dengan CASA jadilah CN-235
      kita buat sndiri jadilah N-250 tapi oleh DPR dulu memilih impor karna otak awam impor lebih baij daripada lokal
      mobil kita dulu pernah punya yaitu timor
      tapi hancur karna masalah kluarga cendana dan krisis
      kapal kita dah jelas bisa bikin PKR, KCR, LPD bahkan kapal tanker terbesar (dulu) dibuat oleh PAL

      anda jarang baca2 ya sampe sejarah pembangunab bangsa saja tidak apal
      yg apal hanya kejelekan pemerintahnya

      ingat anda lahir di INA, makan minun buang air nyari uang bahkan mungkin dikubur di INA
      jadi babggalah dengan bagian NKRI

      Hapus
  7. Ya marah itu wajar. itu juga duit rakyat. Rakyat dh bnyak ngalah dg perut lapar. pertahanan wilayah gak beres. mana harga diri bangsa. 40 kapal perang suruh jaga ratusan ribu kilometer. capek deh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. gan 40 itungan dari mana???
      kapal kita 150-160an sekarang
      itu blm termasuk kapal patroli dan yg di rahasiakan oleh menhan

      Hapus
  8. @anonim udah makan duluu sanaaaaaaaa,....

    BalasHapus
  9. Kita bangsa indonesia tidak kalah sdm ama india !! Ku sudah berkuar kuar siapa sby dan kawan 2 itu siapa sudi silalahi ??? Gedung duta besar di korea hampir di juall ,pemerintahan bungkarno dan kawan 2 matian belli gedung duta besar di korea supaya penerus bangsa tidak sewa atau punya harga diri !!! Gimana sby dan sekeluarga ??? Lain cerita mega krupsi !!! Kalau di bukak mulai dari akusisi kapal selam anda tercengang , apache longbow kuburu kebongkar kalau jadi ,di krupsi fantastic . Di jarah alutsista dengan tehnologi clss rongsokan , herculess 130 , barang rongsokan termasuk para kasal tni al di mutasi karna nentang akusisi pkr belanda !!!! Sby berkaca ke cendana selamat karna alih kekuasaan suskses !!! No 1 pemilik media bakal di bungkam ama uang( 2014 ) suka tidak suka malangnya bangsa indonesia tampa ahir sampai kapan ???

    BalasHapus
  10. Weleh-weleh ini ada Dadung awuk-awuk, ngampak awur-awur, untuk mengerti yg dimaksud mesti tirakatan, menjalani puasa satu setengah bulan, mandiin kucing dulu, baru setelah selesai kita bisa ngerti yang tertulis.
    Mungkin yang lain ngerti maksudnya tanpa tirakatan seperti saya? Mhn dibantu ndoro..... suwun.

    BalasHapus
  11. Industri hulu dalam hal teknologi adalah penciptaan perangkat mesin industri. Apakah indonesia tidak mampu menciptakan mesin produksi? Kalo belum, maka jangan menyebut bangsa indonesia itu adalah bangsa yang cerdas...... Bila indonesia mampu menciptakan mesin produksi, maka semua yang akan di rencanakan dalam hal teknologi pasti akan berhasil dan mampu dibuat. Dan yang disayangkan, para mahasiswa selalu terlena dengan penciptaan sebuah produk jadi,tetapi tidak mau menciptakan satu karya ilmiah yang berkaitan dengan mesin produksi.

    BalasHapus
  12. Pertanyaan bagus dari mas Anonim, selama tidak ada "will" dari political govrnt ya biji besi masih harus impor, hasil olahan di tanur tinggi Krakatau Steel ya sekedar wire rod, lembar baja spek umum, stainless steel import, dan sudah dech pokoknya impor semua. Padahal SDA dari Indonesia, opo tumon???
    Jangan salahkan mahasiswa wong kurikulum dasarnya hanya dicekoki "multiple Choice" di PT juga sama tau-tau lulus cumlaude, tapi begitu imunya dipakai, ....tawuran dulu. ciusss. Jadi jangan salahkan anak-anak muda kita, salahkan yg mencetak mereka menjadi begitu. Siapa? yaa kita-kita ini yg mengajarkan kpd mereka pelajaran KORUPSI, dsb-nya. Renungkan!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Krakatau udah patungan sama Korea agar d kasih tau cara buat lembar baja untuk kapal2 besar. Krakatau gak dijual karena punya teknologi sendiri untuk buat baja kelas militer. Korupsi sudah ada sejak jaman Orde Lama. Kawasan senayan yg termasuk juga gedung kura DPR, orang digusur rumah 500 meter kebon 10000 meter yg dibayar hanya rumah dulu. Kebon sd sekarang kagak dibayar.

      Hapus
  13. Keijakan pemerintah di masa lalu memang banyak yang tidak mendorong berkembangnya kemandirian industri nasional. Salah satu contoh yang mungkin sudah terlupakan adalah ketika Texmaco mampu membuat truk yang juga akhirnya truk militer. Di lain pihak karena tekadnya mengembangkan industri rekayasa ditambah membuatnya kesulitan keuangan akhirnya bangkrut. Pemerintah waktu itu disarankan menyelamatkan industri strategis Texmaco, tetapi menolaknya dan memilih membiarkan mesin-mesin industri rekayasanya jadi besi tua

    BalasHapus
  14. apa yg dirhs-kan, Bung! Pengadaan material Alutsista yang mahal dan modern selalu memakai anggaran Kredit Eksport, material Alutsista tsb tidak ada yg buatan dalam negeri, kecuali gethuk goreng. Jadi nggak ada yang rahasia.!!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo gk ada yg dirahasiakan, mana mungkin NKRI masih tetap berdiri hingga sekarang..?? Meskipun alutsista banyak yg beli dari asing,saya yakin putra-putri bangsa kelak bisa menyusul bahkan mengungguli orang luar negeri. Selama pemerintah menaruh perhatian lebih kpd generasi muda drpd bangsa asing

      Hapus
    2. comen kau tuh tak mendasar
      kau kira pemerintah kita kaya malon yg selalu pamer

      sekarang ku tanya brp KS kita
      kau jawab 2 berarti TOLOL

      semua itu ada rahasianya karna ini mnyangkut pertahanan
      klo gaji kau ngapain di rahasiain
      gk ngaruh ama pertahanan negara

      Hapus
  15. Tks , komennya kpd saya yg tolol, yg pasti adminblog ini seneng krn blognya rame kaya pasar Klewer, di Solo, he...he...he.... untuk yang lain yg akan buat komen lanjut tak kasih tau, bahwa ; Rket yang pertama kali meluncur di Indonesia itu buatan PPRMI UGM Jogya, setelah diberi bimbingan seorang Prof.DR dari AS, sedang Rektor UGM waktu itu adlh Prof Dr Yohannes, UGM dalam hal ini PPRMI dapat bantuan material dari AURI yg diserahkan oleh Marsekal Omar Dhani dan dari situ baru lahir LAPAN yang diketuai oleh Marsekal Salatun kemudian diteruskan oleh putaranya sendiri(skrg pnsion) dan kita dpt bantuan dari Jepang untuk meluncurkan roket Kartika.(sebagian sisa test bech roket Kartika masih ada ujudnya di LAPAN, Rumpin)
    Adapun material Alutsista yang lain, apa itu KCR, KPR, atau apapun material bakunya masih ngimpor, ; Baja, Aluminium, Mesin bahkan rantai dengan jangkarnya saja masih impor. jadi hanya rancang bangunnya yg hasil karya putra/putri bangsa. Jadi nggak ada yang rahasia apalagi senjatanya, kan nggak pakai bambu runcing atau bakiak Kiai lagi to? jadi senjatanya ya mesti beli dari luar, sistim komunikasinya ya masih beli dari luar negeri, Indonesia belum ada pabriknya, ndoro. Yang Rahasia hanya Taktik dan Strategi opsnya, tuan-tuan yg terhormat. Pabrik biji besi (Billet) saja kit blm punya, pabrik mesin perkakas belum punya, apa dikira kita sudah punya pabrik mesin bubut, mesin gerinda, bor dsbnya blm ada, dulu mau dirintis oleh Texmaco, Cokro Bersaudara yang berhasil malah Kawan Lama sebagi importirnya. Saya sangat gembira dg komen
    ndoro-ndoro yg ternyata malah belum tau dan ngerti masalah yg mendasar di negeri kita ini. Ampun.......

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mas pinter roket kartika asalnya russia (sovyet) yg bantu, apa sesudah G 30 S d bantu jepang? Waktu itu masih d awasin amrik kali tuh jepan, kayak jerman yg d larang buat kapal selam d atas berapa ton gitu. Apalagi bantu Indonesia yg lagi melawan kerakusan barat dan bebasin irian dr belanda? Yakin Kartika d bantuin jepang? Apa ketuker sm anak Pak Karno yg dr ibu jepang. Mewah hidupnya ya janda Pak Karno, duit aiapa tuh?

      Hapus
    2. Mas pinter sendiri, setahu saya Kartika roket yg bantu sovyet (russia) bukan jepang. Indonesia waktu itu buruk hubungan dengan western dkk, trikora rebut irian.. apa mungkin jepang mas yg pinternya nyalahin orang lain. Jepang d larang ekspor alutsista sera tenologi dan bantu negara lain oleh amrik, sama seperti Jerman yg dilarang buat submarine di atas yg d tentukan amrik. Sy kira mas beloroes yg pinternya nyalahin pemerintah jadi ketukar antara Kartika roket dengan Kartika putri Pak Karno yg hidupnya sempat mewah diluar Indonesia. Duit siapa tuh, janda sekelas pelayan bisa hidup mewah? Sy percaya manusia ada lemah tapi kuat di lain sisi. Jadi kita mengkritik jangan yg tidak membangun dan membabi buta.

      Hapus
  16. KS kita ada 3, yang dua masih operasionil, dan yang ketiga ada di MonKasel di Surabaya. Gimana? masih tolol saya? God verdoom zeg.!!!

    BalasHapus
  17. org pinter smua wkwkwkwkw
    Kbanyakan nongkrong d dpn komputer sih lo pada
    Wkwkwkwwk kantor gw aja beli baut impor dri singapur,beli tembangan batangan aja impor dri luar
    Wkwkwkwk dasar rakyat bego loh smua nggk liat kenyataan'y

    BalasHapus
  18. Ciuuuus, berarti belon baca sejarah LAPAN dong!!!
    Saya tidak mengkritik, saya mengemukakan kondisi sebenarnya dan seadanya, dan saya tidak ingin ber-polemik di akun blog tercinta ini.
    Soal pribadi seseorang, mohon maaf saya nggak ingin menanggapi. Terimakasih

    BalasHapus
  19. Krakatau Steel, awalnya dibangun sebagai sumbangan dari Pemerintah Russia.
    Krakatau Steel belum mempunyai tanur untuk membuat billet (bahan baku baja).
    Krakatau Steel masih impor Billet dari luar negeri, maka di Cilegon ada Conveyor Belt ( Ban Berjalan ) dari dermaga pelabuhan Cigading ke Pabrik Krakatau Steel, sebagai sarana angkutan Billet yang dibongkar dari kapal. ( Dpt anda saksikan kalau anda ke pelabuhan Cigading).
    Krakatau Steel, pasca Orla, diaktifkan lagi oleh Orba dengan kerjasama bersama Ferro Staal dari Jerman dan tambahan konstruksi dari Klockner.
    Karena itu, hasil olahan baja dari Krakatau Steel disesuaikan dengan bahan baku yg didapatkan yakni. Wire Rod ( Kawat ), atau lembaran baja dengan Spektek rendah, sehingga apabila akan dipakai dinding kapal tidak memenuhi syarat teknis. ( Coba iseng2 tanya ke pabrik kapal ).
    Dalam hal ini secara pribadi saya juga prihatin, mengapa kita yg kaya SDA untuk membuat Billet (biji besi) kok blm mampu. Saya pernah mendengar akan dibangun di Kalimantan Selatan, ternyata hanya "akan". Perihal akan kerjasam dengan Korea, silahkan saja yg penting buat pabrik Billet dulu.

    BalasHapus
  20. Yang komen negatif kaya dah pakar aja!! Emang kepintaran lu orang tu apa???? menghujat orang indonesia ini tolol semua kecuali kamu sendiri!!! Tolong lu ngaca apa yg dah lu buat atau ciptakan!!! Atau karya apa yg dah bisa lu tiru dari negeri orang??? Paling lu itu bisanya cuma baca dan ngoceh!!!

    BalasHapus
  21. Ya Nasib, Nsibmu bukan nasib ku

    BalasHapus
  22. INi nama nya membeli melihat dari Body,bukan dari isi,dalam arti seperti : membeli mobil hanya melihat body nya mulus,tapi isi dalamnya seperti Tape Ac dan lainnya tidak ada.
    SAYA BERHARAP ADA PEMBELI YG CERDAS DI INDONESIA INI TIDAK HANYA MELIHAT BODY TAPI JUGA ISINYA.

    BalasHapus
  23. dibutuhkan pemimpin yang cerdas kita sudah dijajah belanda ratusan tahun dengan tabiat belanda yang picik masih terus mau kerjasama dengan bangsa penjajah,kita selalu dipermalukan dengan berbagai kejadian termasuk pembelian TANK LEOPARD dari belanda, ambil pelajaran untuk tidak menjadikan belanda sebagai teman dan katakan dengan bijak pada mereka "GO TO HELL.....Meneer"

    BalasHapus
  24. sengaja biar tidak bisa mandiri indonesia ini, kalau bisa bikin sendiri nanti ketahuan harga aslinya tidak bisa kongkolikong para pejabat TNI ini tidak bisa KKN lagi dan tidak kaya 7 turunan, ini sudah berlangsung pada jaman ORDE BARU, makanya pertahanan kita ini lemah dan tidak bisa di banggakan...sama malingsial pun takut...terbukti brooo sipadan dan lighitan lepas dari pankuan ibu pertiwi.

    BalasHapus
  25. hmm, untuk membangun combat manajemen system di kapal-kapal perang kita, sistem avionik di pesawat-pesawat tempur kita maka persyaratan utama yang perlu segera dikerjakan adalah :

    1. bangun dengan sungguh-sungguh industri elektronika mulai dari elektronika dasar sampai nano elektronika

    2. berikan anggaran riset dibidang peperangan elektronika dalam jumlah yang cukup besar hingga mampu membuat prototipe

    3. harus berani menggunakan produk dalam negeri,mencobanya, mengevaluasi terus menerus dan memakainya dalam operasional pertahanan negara

    BalasHapus
  26. India bekerja sama dengan rusia berhasil buat Brhamos,Iran kerja sama dengan rusia berhasil membuat bom nuklir,korut kerja sama dengan rusia berhasil membuat bom nuklir.
    indo bekerja sama dengan AS, jangankan teknologi yg dapat, malah di embargo ,ha,ha,ha...

    BalasHapus
  27. yang penting jangan lepaskan sang BEAR.

    BalasHapus
  28. saya dua kali ke India, sebagai backpacker..
    dan selama petualangan saya di sana sepanjang jalan2 utama India TIDAK LEBIH BAGUS dari Indonesia. tapi satu hal yang menjadi nilai Plus yaitu infrastruktur negri itu jauh lebih baik dari Indonesia, diantaranya jalan raya yang mulus tanpa lubang berarti. ( kalo di bandingin tol2 di Indonesia masih mulus sana )

    untuk masyarakat nya mereka sangat percaya pada pemerintah dan Kebijakannya sehingga sangat sedikit terjadi protes terhadap pemerintahnya ( sangat beda sama Indonesia )

    hal yang fital di India BBM disana seharga 53 rupe atau sebanding dengan kurang lebih Rp. 9000 itu tahun 2010. dan memang ekonomi India saat itu tumbuh hingga 8%. ( Indonesia saat itu peringkat 3 dunia pertumbuhan ekonomi terbaik )


    DALAM PANDANGAN EKONOMI LAMBATNYA PERCAPAIAN MEF. ITU DISEBABKAN BANYAKNYA TUMPANGAN POLITIK DI DALAMNYA. TERLEBIH DALAM HAL SUBSIDI BBM ATAU KOMPENSASI NYA YANG MENGHABISKAN 30% ANGGARAN NEGARA TIAP TAHUNNYA.

    PERTANYAANNYA : KITA MAU MEF CEPAT TERWUJUD ATAU TETAP MENIKMATI SUBSIDI BBM YANG MENGHABISKAN 30% UANG NEGARA.

    PIKIRKAN KEMBALIKAN KE DIRI KITA GAK PERLU KOAR2 SALING MENJATUHKAN DAN MENJELEKAN......

    KALO MOBIL MU MASIH PAKE PREMIUM GAK PERLU PROTES MEF GAK CEPAT TERCAPAI... OKE GOOD LUCK

    BalasHapus