Pages

Kamis, Januari 31, 2013

Tawaran Baru Dalam Rapim TNI 2013 ( 2 )



JAKARTA-(IDB) : Rapat Pimpinan TNI tahun 2013 baru saja usai, dan dilanjutkan dengan Rapat Pimpinan masing-masing Angkatan. 

Pada ajang rapat kali ini kembali ditampilkan berbagai alutsista kreasi anak bangsa. Total sebanyak 38 perusahaan dan Instansi memamerkan inovasi dan karya mereka. Apa saja kah yang menarik? simak hasil kasak-kusuk ARC berikut ini.


Di lapangan, terlihat panser, kendaraan taktis, perahu karet dan lain sebagainya. Salah satu yang menarik perhatian ARC adalah booth milik Boogie. Menarik karena tampaknya Boogie yang dikenal sebagai produsen peralatan mendaki tampaknya berupaya merambah ranah militer. 

Sesuai dengan kemampuannya, Boogie memamerkan perahu karet. Selain perahu karet biasa, Boogie juga berinovasi menelurkan Katamaran tempur dan Kano. Katamaran tempur ini menurut klaim boogie bahkan mampu mengangkut Rantis sekelas Land Rover untuk mengarungi sungai. Sementara, Kano tempur produksi boogie tampak cocok bagi operasi penyusupan pasukan khusus di sungai-sungai. 

Khusus perahu karet, Boogie juga berinovasi membuat perahu RIB yang sudah dilengkapi tangga. Dengan demikian proses penyusupan pasukan khusus ke kapal sasaran bisa lebih cepat. Selain itu, Boogie juga berinovasi mencipatkan Inflatable Tent yang bisa dibongkar pasang dengan cepat.
  

 

Beralih ke seberang booth Boogie, tampak langganan utama pameran senjata Indonesia, yaitu PINDAD. Selain membawa panser Komodo dan Anoa2, disini Pindad memamerkan berbagai jenis bom produksi mereka. Selain diluar ruangan, didalam tenda pameran, PINDAD juga memiliki booth yang memamerkan persenjataan produksi mereka.


Disebelah Booth Pindad, terdapat tenda pameran milik DISLITBANG TNI-AD. Disilitbang memamerkan sekaligus 2 buah kendaraan taktis yang diduga merupakan pengembangan dari GARDA. Satu merupakan versi angkutan, satunya lagi versi komando. 

Kendaraan tempur ini bahkan sempat melakukan test drive di sekitaran lapangan pameran. Namun, sayangnya berbeda dengan KOMODO, body kendaraan ini belum lapis baja. Selain kendaraan tempur, Dislitbang TNI-AD juga memamerkan UAV hasil penelitian mereka.

 
 
 

Masuk ke dalam tenda pameran, tampak berbagai instansi memamerkan produk mereka.
Agak sukar bagi ARC mencari informasi satu persatu mengenai produk mereka. Karenanya untuk mencari informasi, ARC bergerak berdasarkan insting atau panggilan SPG manis saja.
Dari booth PT.Dok Kodja Bahari, ARC mendapat banyak informasi mengenai perkembangan produk mereka. Seperti kita ketahui, kementrian pertahanan memesan sejumlah alutsista dari sini. Diantaranya adalah 3 buah LST, Kapal BCM (bantu cair minyak) serta LCU. 

Menurut Direktur Utama  Riry Syeried Jetta serta staffnya, semua pesanan kapal dari kemhan berjalan lebih cepat dari yang diproyeksikan. Untuk LST misalnya, pengerjaannya kini telah mencapai lebih dari 30%. Sementara, untuk kapal BCM, malah lebih cepat lagi. Diperkirakan, pada bulan maret ini kapal BCM tersebut sudah bisa diluncurkan.

 

Puas dengan keterangan dari PT.DKB, ARC beranjak menuju booth PT.CMI. PT.CMI ini menarik perhatian ARC, karena adanya pemberitaan tentang kerjasama dengan Lockheed Martin. 

Dan memang benar, menurut staff yang menjaga booth ini, PT.CMI ke depannya akan bekerja sama dengan Lockheed Martin. Selain radar surveilance, PT.CMI juga mengaku kebagian pekerjaan memasangkan radar APG-68 pada F-16 Blok 15 TNI-AU, menggantikan radar lawas APG-66. Selain itu, PT.CMI juga telah berhasil mengupgrade radar milik F-5 TNI-AU.


Tak jauh dari PT.CMI terdapat PT.T&E SOLUTION. Booth mereka sangat menarik karena menampilkan berbagai simulator. Diantaranya simulator Tank Scorpion dan Jet tempur Hawk 200. Untuk simulator tank scorpion, PT.T&E SOLUTION hanya membawa simulator pengemudi. 

Namun menurut mereka, aslinya simulator ini bisa bergerak dan mempunyai simulator untuk Gunner atau penembak tank. Mereka juga mengklaim telah mendapat kontrak pembuatan simulator Scorpion dan AMX-13. Ke depannya, PT.T&E SOLUTION mengaku akan membuat simulator tank Leopard 2. Sementara untuk simulator Hawk, PT.T&E SOLUTION juga mengaku telah mampu membuat full spekturm simulator, alias bisa bergerak seperti layaknya simulator sungguhan. 

Mereka juga menyatakan telah mengupgrade simulator Hawk milik TNI-AU serta upgrade simulator Nbell-412 milik Penerbad.

 

Lalu ARC melangkahkan kaki ke PT.PALINDO. Disini tampak PT.PALINDO berbangga hati dengan KCR produksi mereka. Selain itu, mereka juga tampak memamerkan Catamaran yang diproyeksikan untuk BASARNAS.

 

Demikian sedikit informasi yang bisa didapat ARC. Jujur saja, untuk menyerap semua informasi dari sebuah pameran tidak cukup hanya dengan satu hari berkeliling. Semoga di lain waktu, ARC bisa kembali menampilkan informasi terkini dari produsen dalam negeri.





Sumber : ARC

Dankormar Menerima Brevet Tri Media Dan AntI Teror TNI AL

JAKARTA-(IDB) : Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal TNI (Mar) A. Faridz Washington menerima Brevet Tri Media dan Anti Teror TNI AL di pulau Damar Kepulauan Seribu, Minggu (2/12)

Penyematan Brevet kali ini dikemas dalam rangkaian latihan simulasi serbuan kilat oleh unsur Denjaka (Detasemen Jala Mangkara) dan Taifib (Intai Ampibi) Marinir. Kegiatan diawali dengan pergerakan Tim Denjaka beserta Dankormar dari dermaga Marina menuju Pulau Damar untuk melaksanakan Raid penghancuran.

Setelah renang rintis dari Taifib diluncurkan dan memberi sinyal tanda aman, kemudian Dankormar yang terlibat langsung dalam Tim Denjaka melaksanakan Raid penghancuran sasaran serta konsolidasi.

Selanjutnya pelaksanaan penyematan Brevet Intai Amfibi kepada Dankormar disematkan langsung oleh Danyon Taifib-2 Mar Mayor Marinir Nanang Saefulah dan Brevet Anti Teror TNI AL disematkan langsung oleh Dandenjaka Kolonel Marinir Budi Purnama.

Hadir dalam acara tersebut Danpasmar-1 Brigjen TNI (Mar) R. Gatot Suprapto, para Pejabat Teras Kormar, serta para Dankolak Pasmar-2. 




Sumber : Kormar

The Last Flight: N-250 (by WH)

n250-IPTN.jpg
JKGR-(IDB) : Kisah perjalanan hidup seseorang yang terlibat langsung dalam sebuah industri strategis di negara ini, merupakan informasi yang mahal sekaligus memberikan perspektif tersendiri, yang susah kita dapatkan dari tulisan-tulisan berita formal. 

Hal ini karena si penulis bagian langsung dari peristiwa,  sehingga informasinya lebih berwarna. Istilahnya “roh” tulisannya, bisa kita dapatkan dengan terang.

Berikut cuplikan kisah dari rekan kita WH, yang aktif  dalam berbagi informasi dan berdiskusi:

Perjalanan N-250 dan N-2130

Hampir 20-an tahun yang lalu, saya terlibat dalam desain N-250 dan N-2130 (sekelas Boeing 737). Just sharing dan agak menyimpang sedikit.  Dalam setiap rancang bangun pesawat, yang paling rumit dan mahal adalah desain sayap. Benda ini harus tipis tetapi harus mampu menghasilkan gaya angkat yang dibutuhkan. Kuat tapi ringan untuk menahan seluruh berat pesawat dan di dalamnya harus cukup volume untuk fuel dan sistem terutama flight control — hal hal kontradiktif yg selalu bikin pertengkaran antar Departemen. 

Desain sayap N-2130 sudah sampai iterasi pertama pengujian 2 dimensi di terowongan angin transonik di Perancis.
Namun pada akhirnya semua tiba-tiba berhenti, karena negara ini salah urus hingga akhirnya digoyang ala Arab Spring tahun lalu. Dan hmmmm …. ada engineer lebih senior se departemen dengan saya, kini di industri pesawat Malaysia.

n250-11.jpg

Pilot  Pertama Menerbangkan N250 

Anda membawa saya mengingat ke masa lalu, dan berikut ini beberapa memory yang masih membekas. Betul sekali, Pak Erwin, chief pilot sarjana alumni Stutgart Jerman, yang pertama kali menerbangkan N-250. He is a hero.

Dan, saya juga waktu itu baru sadar, ternyata 1-2 hari sebelum N-250 terbang perdana untuk  first flight, N250 harus belajar terbang. Betul, harus belajar terbang seperti anak burung yang mau terbang. Dengan landasan Husein Sastranegara yang tidak cukup panjang itu, Pak Erwin harus bisa “menerbangkan” N250 setinggi beberapa meter, lalu segera mendaratkan kembali, mengerem dan kemudian menghentikan laju pesawat.

Pada saat N250 lepas dari landasan, hanya dalam waktu beberapa detik, beliau harus dengan cekatan menguji (menggerakkan) semua flight control (aileron, rudder, elevator) lalu segera mendarat kembali. Tujuan tes ini untuk mendapatkan data valid apakah semua parameter telah sesuai desain. 

Misalnya, besarnya gaya-gaya aero yang tercipta dalam kondisi aktual, apakah sudah sesuai dengan desain dan simulator, dan lain-lain. Kalau iya, berarti selama ini latihan dengan simulator sudah cocok dengan kondisi N250 sebenarnya, yang pada dasarnya belum pernah terbang sama sekali.

Esoknya, N250 benar-benar terbang ke angkasa!. Saya sempat tertegun, benda seberat 24,000 kg ini kok bisa stabil mengapung di udara ya?

Capt Sumarwoto, Prof Dr BJ Habbie, Capt Erwin Danuwinata (alm)
Capt Sumarwoto, Prof Dr BJ Habbie, Capt Erwin Danuwinata (alm)
Dropping  Kargo Pilot Erwin

Beliau bersama pilot … hmm lupa nih namanya, WNI keturunan, sarjana alumni Belanda, menerbangkan CN-235 yang kemudian jatuh saat dropping kargo 3 ton. Pak Habibie heran, kok bisa ada dua pilot dalam satu pesawat. Rupanya tujuan Pak Erwin sekalian melatih pilot baru untuk mampu melakukan droping kargo dengan parasut dari CN235.

Kalau droping nya dari titik yg cukup tinggi (> 1 km), tidak terlalu masalah bagi pilot, resikonya kargo bisa terbang jauh terbawa angin dan jatuh ke tangan musuh (kalau lagi perang). Lah ini droping dari ketinggian cuma 200 – 300 meter, jatuhnya harus presisi, sementara beratnya kargonya 3 ton pula.

Pada saat kargo meluncur ke belakang ditarik parasut, titik berat pesawat (c.g., center of gravity),  ikut pindah ke belakang hingga 100%. Normalnya sekitar 25-30%. Dalam hal ini pilot harus cekatan dan punya nyali tinggi. Pada titik ini pesawat akan mendongak dan pilot harus segera menstabilkan posisi pesawat.

Setelah kargo lepas, center of gravity akan segera balik lagi ke semula dengan cepat, dan pilot harus segera membalas gerakan pesawat yang akan menukik. Sebetulnya Pak Erwin sudah lama mengembangkan teknik droping dari ketinggian rendah.

Kejadiannya, tali parasut putus, sementara kargo sudah meluncur ke belakang (droping kargo seberat 3 ton dari CN235,  baru pertama dilakukan rangkaian test pada saat itu).

Hari itu, hari terakhir yang melelahkan setelah 30 hari terus menerus melakukan dropping test), sementara kargo sudah meluncur ke belakang. Tali yang putus terpental balik ke arah kargo, dan sialnya ring 20 inchi pada tali, tergilas kargo dan terjepit tow plate di lantai belakang pesawat.

Kargo kemudian terhenti pada posisi center of gravity pesawat 100%, karena tertahan tali yang ring nya terjepit antara kargo dgn tow plate di bawahnya. Alhasil pesawat langsung mendongak vertikal. Dari rekaman black box, terdengar Pak Erwin keras teriak ke belakang “release … release ….release”. Kru yang di belakang, ada juga 1 bule dari vendor, pada panik sambil menendang kargo agar segera jatuh. Saat itu juga dengan cekatan Pak Erwin mendorong throttle mesin pesawat full ke depan, 100%, dan menambah sudut bilah baling-baling ke maksimum untuk meningkatkan thrust (daya dorong) dari baling-baling. Pesawat menderu keras sekali. Dia kemudian mengusahakan pesawat manuver dan menukik ke samping. Tujuannya untuk menaikkan speed pesawat yang pada saat itu hampir zero. Pesawat segera menukik ke samping dan speed bertambah.

Dengan bertambahnya speed, gaya-gaya aerodinamik muncul lagi, dan Pak Erwin bisa mengendalikan sistem kendali pesawat (aileron, ruddder, elevator). Sepertinya sehabis menukik ke samping dia akan segera mengangkat hidung pesawat karena posisi pesawat sudah sangat dekat dengan daratan. Dia akan mendaratkan pesawat dengan pantat pesawat dan kargo yang duluan mengenai daratan, tergesek di bagian belakang . Peluang antara hidup dan pass away (mati) mungkin dalam benaknya bisa fifty-fifty.

Rupanya Allah berkehendak lain.  Karena jaraknya sudah terlalu dekat dengan daratan, pada saat menuver ke samping, ujung sayap menyenggol daratan menyebabkan pesawat terbanting dan meledak.

Kru rescue setelah kejadian berkisah kepada saya, dia langsung memacu kendaraan pemadam ke arah pesawat yang jatuh, dan dengan gergaji mesin, dia langsung memotong-motong frame kokpit untuk menyelamatkan Pak Erwin dulu.

Innalillahi wa inna ilaihi roji’un. Pak Erwin tidak jadi menyantap sayur brokoli Bandung, setelah pulang dropping test.  Sayur itu ia pesan ke istrinya beberapa hari sebelumnya. He is a hero.

(Pilot Erwin Danuwinata tewas dalam uji dropping pesawat CN-235 versi militer setelah  mengalami kecelakaan dan jatuh di Lapangan Udara Gorda, Serang, Jawa Barat, pada 22 Mei 1997- Red)

Alm Capt Erwin Danuwinata (kiri)
Alm Capt Erwin Danuwinata (kiri) dengan Pesawat Soko Galeb
Tugas Pesawat Soko Galeb di N-250 

Mengenai pesawat Soko Galeb, saya tidak tahu kalau kemudian ada rencana untuk mengembangkan bersama pesawat ini. (Satrio: Perusahaan Pak Habiebie sudah teken kontrak  kerja mengembangkan dan produksi bersama dengan perusahaan Rusia membuat pesawat soko galeb (pesawat latih tempur) dengan TOT murni ?- Red).

Yang saya ketahui waktu itu adalah, pesawat tempur ringan ini, buatan Serbia/Yugoslavia, dibeli PT DI,  setelah disipilkan (dipreteli sistem persenjataannya), untuk mendukung flight test, dan ternyata memang sangat useful. Setiap kali N250 terbang, pasti ditemani Soko Galeb yang diawaki dua orang, pilot dan flight engineer di belakangnya. Kamera video yang dioperasikan flight engineer untuk mengamati seluruh bagian luar N250 (atas, bawah, samping, belakang) langsung ditransmit dan ditayangkan real time ke dalam ruang kendali di menara kontrol. Selain video, banyak sekali data dari sensor di dalam pesawat yang ditransmit ke menara kontrol dan ditampilkan online. Kita-kita yang terdiri belasan orang masing-masing mengamati parameter yang sesuai bidangnya.

Kasus menarik adalah pada saat muncul vibrasi dalam kondisi tertentu, kamera video Soko Galeb bisa dengan nyata menunjukkan lokasi vibrasi, berupa tali-tali pendek yang kita tempel di area yang dicurigai yang kemudian terlihat bergerak tidak beraturan — tanda ada turbulensi lokal yang memukul-mukul body sehingga terasa getarannya.

Dalam kasus kecelakaan CN235 di atas, kamera video dari kru Soko Galeb yang tanpa hentinya mengambil gambar dari awal sampai akhir, yang kemudian digabungkan dengan data black box, betul-betul sangat berguna untuk analisa.

N-250 dan Prof. Said D. Djenie

Kiri ke kanan :  Capt Sumarwoto, Prof. Said D.Jenie (Alm), Prof Dr BJ Habbie, Capt Erwin Danuwinata (alm)
Kiri ke kanan :
Capt Sumarwoto, Prof. Said D.Jenie (Alm), Prof Dr BJ Habbie, Capt Erwin Danuwinata (alm)

Di balik ini semua, kita perlu salut kepada Prof. Said D. Djenie (almarhum), asli wong Padang penyabet gelar PhD Aeronautika dari MIT Amerika Serikat. Sebagai bawahan langsung Pak Habibie, Pak Said merangkap sebagai dosen ITB dan kepala divisi Flight Test. 

Beliaulah yang menyiapkan segala tes yang diperlukan untuk N250: dari sejak lahir keluar hanggar perakitan, flight test hingga bisa lulus sertifikasi untuk bisa dijual. Sayangnya jauh sebelum dapat sertifikat laik terbang (masih perlu 2000-an jam terbang lagi), negara ini keburu collapse terimbas krisis monitor yang diikuti berbagai unjukrasa  “Indonesia Spring”.

Nasib N-2130
N-2130 IPTN
N-2130 IPTN
Kini, 15 tahun kemudian, industri strategis bangsa ini mau bangkit kembali, mohon kita bahu membahu agar tidak dicaci maki kayak dulu lagi. “Bikin pesawat CN235 untuk ditukar beras ketan Thailand”, betul betul hujatan yang terlalu simplified, menyederhanakan masalah. 

Mau buat N2130, protesnya nggak karuan dari mana-mana. Kini, 15 tahun kemudian, yang panen pesawat sekelas N-2130 adalah Boeing dengan 737 nya dan Airbus. Inilah yang diinginkan penyandang dana tukang protes waktu itu. Tukang protes inilah yang sebetulnya dog of imperialism, bukan Pak Habibie. (WH).




Sumber : JKGR




Prajurit Kodam Siliwangi Jaga Perbatasan RI-Papua Nugini

JAKARTA-(IDB) : Prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Infantri 310/Kidang Kencana Kodam III Siliwangi, Sukabumi melaksanakan penugasan untuk mengamankan perbatasan RI-Papua Nugini (PNG) di wilayah Provinsi Papua. Sebelum diberangkatkan ke perbatasan RI-PNG, Satgas ini terlebih dahulu mengikuti upacara militer dengan Inspektur Upacara Kepala Staf Komando Daerah Militer (Kasdam) III Siliwangi, Brigjen TNI Sudirman Kadir, di Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (30/01). Selanjutnya, anggota Satgas diangkut dengan KRI Tanjung Kambani (KBI)-971, satu satu unsur jajaran Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil).

Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) III Siliwangi, Mayjen TNI Sonny Widjaja mengingatkan agar Satgas dalam mengemban tugas pengamanan perbatasan RI-PNG, tidak saja akan berdampak positif terhadap upaya menjaga keutuhan wilayah NKRI, tetapi juga menumbuhkan kepercayaan rakyat terhadap kredibilitas TNI sebagai alat pertahanan negara. Kehadiran Satgas juga secara langsung akan meningkatkan citra Kodam Siliwangi sebagai salah satu satuan terpercaya di jajaran TNI AD.

Pangdam Siliwangi menegaskan Satgas bukan saja menjalankan tugas pokok menjaga keamanan di perbatasan, namun Satgas juga memiliki tugas sosial kemasyarakatan. Di antaranya ikut membantu mengatasi permasalahan rawan pangan, membantu dalam bidang pendidikan terkait kurangnya tenaga pengajar, membantu dalam bidang penyuluhan kesehatan dan pertanian, membantu mengatasi persoalan kemiskinan maupun membantu mengatasi persoalan-persoalan lainnya yang timbul dan dialami masyarakat di perbatasan.

“Dengan bekal pengalaman tugas operasi yang telah dilalui Satgas Yonif 310/Kidang Kencana selama ini, dengan keyakinan yang kuat untuk mengemban tugas negara, kalian akan mampu melaksanakan penugasan ini dengan baik dan berhasil,” kata Pangdam Siliwangi dalam amanat tertulis dibacakan oleh Kasdam III Siliwangi, Brigjen TNI Sudirman Kadir.

Satgas Batalyon Infantri 310/Kidang Kencana Kodam III Siliwangi, Sukabumi tersebut di bawah Komando, Mayor Inf M. Handi Prihantono, menggantikan Satgas Batalyon Infantri 121/Macan Kumbang (Yonif 121/MK). Yonif 121/MK merupakan Batalyon Infanteri yang berada dibawah komando Kodam I Bukit Barisan, berkedudukan di Galang, Kabupaten Deli Serdang.

Kadispen Kolinlamil, Letkol Laut (KH) Maman Sulaeman dalam siaran pers, kapal perang KRI Tanjung Kambani (KBI)-971 bertugas untuk mengangkut pasukan dari dan ke daerah operasi. Hal tersebut merupakan salah satu wujud pelaksanaan tugas pokok Kolinlamil dalam melakukan angkutan laut militer baik dalam Operasi Militer Untuk Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Maman Sulaeman menambahkan Komandan KRI Tanjung Kambani (KBI)-971 adalah Letkol Laut (P) Teguh Imam Wibowo.




Sumber : Jurnas

Maret 2013 USS Freedom Diberangkatkan Ke Singapura

WASHINGTON -(IDB) Kapal perang terbaru milik Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy) dari jenis kapal tempur pantai (LCS), USS Freedom, dijadwalkan berangkat menuju Singapura, Maret mendatang.

Kapal itu selanjutnya menjalankan tugas penempatan selama delapan bulan sebagai bagian dari kebijakan pivot AS untuk memusatkan kembali fokus militernya ke kawasan Asia Pasifik.
Demikian diungkapkan Komandan Pasukan Kapal Permukaan US Navy Laksamana Madya Tom Coperman awal Januari lalu, seperti dikutip majalah pertahanan IHS Jane's Defence Weekly.

Menurut Coperman, penempatan pertama USS Freedom di Singapura ini sekaligus menjadi ajang uji coba kapal jenis baru itu di medan sesungguhnya.

"Kami akan mempelajari banyak hal dari penempatan ini. Apakah kami telah memiliki strategi terbaik untuk merawat kapal ini? Apakah strategi untuk merotasi para awak sudah benar? Logistik, perawatan, dan suku cadang: apakah semua sudah benar?" tutur Coperman.

Perawatan kapal menjadi fokus perhatian utama dalam misi pertama ini. Apakah kapal tersebut bisa menjalani perawatan memadai saat berada di perjalanan dan saat ditugaskan di garis depan.

Penempatan ini juga akan mengetes jumlah awak yang sesuai untuk kapal berbobot 3.000 ton ini. Berdasarkan penelitian US Navy tahun lalu, awak kapal USS Freedom akan ditambah dari 40 personel menjadi 50 personel.

USS Freedom (LCS-1) adalah LCS pertama yang dioperasikan US Navy. Kapal dengan panjang 115 meter dan lebar lambung 17,5 meter ini dirancang khusus untuk beroperasi di perairan dangkal dekat pantai atau kawasan kepulauan. Kapal yang dibuat kontraktor Lockheed Martin ini memiliki ukuran sarat air (draft), atau jarak dari permukaan air hingga lunas terbawah kapal hanya 3,9 meter sehingga memungkinkan untuk bermanuver di perairan dangkal.

Perairan Laut China Selatan, dengan Kepulauan Spratly dan Paracel yang sedang menjadi titik panas klaim tumpang tindih kedaulatan oleh enam negara di kawasan Asia Timur/Asia Tenggara, menjadi kawasan yang pas untuk menguji coba kapal jenis baru ini.

US Navy menginginkan LCS berfungsi untuk mendukung operasi militer pasukan darat di kawasan pantai, menjalankan misi penyapu ranjau dan misi antikapal selam, serta mengumpulkan data intelijen serta pengintaian. Pada masa depan, AS berencana menempatkan empat LCS di Singapura sebagai basis operasi. Meski demikian, sifat pangkalan di Singapura bukan sebagai pangkalan militer penuh milik US Navy.

Selain mampu berlayar dengan kecepatan 45 knot, USS Freedom juga dilengkapi beragam persenjataan, termasuk meriam BAe Systems Mk110 57 mm dan rudal permukaan ke udara RIM-116, serta membawa helikopter MH-60S/R Seahawk. 




Sumber : Kompas

Radar Maritim Indonesia Belum Terintegarsi Penuh

JAKARTA-(IDB) : Radar-radar pemantau keamanan laut Indonesia belum teritegrasi penuh. Hal ini mengakibatkan tingginya potensi pelanggaran hukum di laut maupun pelanggaran kedaulatan.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Djoko Suyanto yang juga Ketua Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) mengatakan, stakeholder Bakorkamla telah memiliki radar untuk memantau aktivitas pelayaran di laut.

"Tapi belum sepenuhnya terintegrasi baik,"kata Djoko Suyanto usai rapat pleno Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) di Jakarta, Rabu (30/1).

Idealnya, radar-radar itu terintegrasi sehingga data yang dihasilkan bisa diakses dalam satu pusat data yang berada di Bakorkamla. Saat ini baru beberapa informasi keamanan laut yang terintegrasi di pusat pengendali operasi Bakorkamla. Misalnya, dari TNI AL, KKP, Kemenhub, dan BMKG. "Idealnya semua. Kami lakukan bertahap karena Bakorkamla usianya juga baru 5 tahun,"ujarnya.

Integrasi yang sudah ada saat ini belum bisa mengcover seluruh wilayah perairan, mengingat wilayah perairan Indonesia yang begitu luas. Namun Djoko optimis dalam waktu dua tahun koordinasi keamanan laut sudah dapat terintegrasi dalam rangka terwujudnya keamanan, keselamatan, dan penegakan hukum dalam wilayah perairan Indonesia secara terpadu.

"Mereka (institusi yang memiliki kewenangan penanganan keamanan di laut) berpedoman pada undang-undang sendiri. Padahal yang kita amankan keamanan laut, inilah yang kita sinergikan,"katanya.

Saat ini teknologi untuk keamanan laut yang telah dioperasikan Bakorkamla antara lain, GMDSS/Pusat pemantauan marabahaya di laut, AIS SAT (automatic identification system satelite), RCS (Radar coastal surveillance) sampai jarak sekitar 105 NM (Bae System Sea Guard Coastal Radar Surveillance Sensor), kamera survailance berdaya jangkau sekitar 20 KM (LRC/long range camera). Bakorkamla juga mengintegrasikan AIS dan LRC seluruh RCC (regional coordinating centre/MRCC (maritime RCC) yang dimiliki.





Sumber : Jurnas 

Pelaku Industri Senjata Berharap Skema Kredit Khusus

JAKARTA-(IDB) : Pelaku industri pertahanan berharap pemerintah memberi kemudahan akses kredit menyusul disahkannya UU Industri Pertahanan.

Direktur Utama PT Sari Bahari, Ricky Hendrik Egam, menilai kemudahan kredit perbankan penting untuk meningkatkan kapasitas produksi. Selama ini belum ada skema kredit khusus bagi industri pertahanan. “Skema khusus misalnya keringanan untuk modal,” jelasnya, Rabu (30/1/2013).

Sari Bahari merupakan satu-satunya perusahaan di Indonesia yang telah memasarkan bom ke luar negeri. Februari tahun ini, sebanyak 3.000 hulu ledak roket karya perusahaan yang berbasis di Malang itu diekspor ke Republik Chile. Capaian itu didapati setelah memenangi tender yang diikuti 43 negara.

Ricky mengaku untuk memproduksi bom itu pihaknya baru bisa mengakses kredit perbankan senilai Rp2 miliar dari BNI. Idealnya nilai untuk pengembangan pembuatan bom perlu lebih dari Rp20 miliar. “Kami mengajukan kredit itupun harus menyertakan jaminan seperti umumnya. Seharusnya ada skema khusus,” tegas pria yang sudah 10 tahun lebih menjadi rekanan PT Pindad.

Hulu ledak roket berukuran 70 mm yang diekspor ke Chile itu berjenis bom smoke warhead. Bom itu biasa digunakan untuk latihan dan mampu meledak serta mengeluarkan asap saat mengenai sasaran. Sari Bahari saat ini juga memproduksi bom latih asap P100 untuk pesawat sukhoi. Bom jenis ini dibuat bekerja sama dengan PT Dahana (persero) yang bergerak di bidang bahan peledak. P100 sejak 2007 sudah digunakan oleh TNI AU.

Ricky mengaku Malaysia dan Vietnam tertarik dengan P100. Meski hanya bom latih, spesifikasi dan bobot bom sesuai dengan bom guna keperluan tempur. Bom latih untuk pesawat Sukhoi sebenarnya juga diproduksi PT Pindad. Hanya bedanya perusahaan pelat merah itu memproduksi bom latih asap (BLA) 50 atau seberat 50 kg.

Bambang Susetya, staf penelitian dan pengembangan Pindad mengatakan satu bom latih biasanya diproduksi dengan biaya Rp20 juta sampai Rp50 juta. Selain BLA 50, Pindad juga mengembangkan BLA 250, bom tajam 250 dan 125. Bom-bom tersebut belum dijual ke luar negeri tetapi sudah digunakan sebagian matra TNI.

Sebagai informasi tambahan, UU Pertahanan yang disahkan akhir 2012 lalu mengamanatkan belanja alat utama sistem persenjataan sebisa mungkin menggunakan produk dalam negeri. Kalaupun terpaksa membeli keluar negeri diharapkan ada alih teknologi.

Seiring kebijakan itu, industri pertahanan yang sudah mengakses kredit perbankan cukup besar yakni PT Palindo Marine. Perusahaan berbasis di Batam yang pekan lalu selesai membuat Kapal Perang Republik Indonesia Beladau 643 itu mendapat kredit dari Bank Mandiri Rp42,14 miliar. Pinjaman itu terdiri dari kredit modal kerja (KMK) sebesar Rp22,67 miliar dan bank garansi sejumlah Rp19,47 miliar.

Bank Mandiri sebelumnya telah memberikan dua pinjaman serupa dengan nilai total Rp65,97 miliar untuk pembangunan KRI Clurit dan KRI Kujang di galangan yang sama.

Mukti Syarif Rivai, Manajer Teknik Palindo mengaku memilih Batam sebagai basis produksi karena sejumlah kemudahan, di antaranya bebas pajak dan pasokan bahan baku di sana lebih terjamin.





Sumber : Solopos

TNI AU Lakukan Uji Coba Bom Blast Effect Anti Personel

MADIUN-IDB) : Guna mengurangi ketergantungan terhadap produk-produk luar negeri dan sebagai wujud kemandirian terhadap industri pertahanan di tanah air, Dislitbangau mengadakan uji coba bom, dengan menggunakan pesawat tempur F-16/Fighting Falcon dari Skadron Udara 3  Lanud Iswahjudi, Rabu (30/1).

Uji coba Bom Blast Effect Anti Personel, direncanakan akan berlangsung selama 3 (tiga) hari tersebut diawali dengan paparan dari Dislitbangau oleh Mayor Tek Chaeruman dalam briefing pagi di ruang Tedy Kustari Lanud Iswahjudi,  dilanjutkan dengan simulasi pemasangan Bom di pesawat F-16/Fighting Falcon dari Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi, disaksikan oleh Kadislitbangau Marsma TNI Edy Yuwono, Komandan Wing 3 Kolonel Pnb Tedy Rizalihadi, beserta Tim penilai lannya.

Dalam kesempatan tersebut Kadislitbangau, Marsma TNI Edy Yuwono, mengatakan, uji coba Bom ini merupakan upaya untuk mengurangi ketergantungan Alutsista negara produsen dari luar negeri, dan sesuai keinginan pemerintah mengenai kemandirian dalam produksi alat pertahanan dalam negeri, Dislitbangau sebagai Balakpus Mabes TNI AU telah melaksanakan beberapa kegiatan penelitian dan pengembangan khususnya di bidang Alutsista.

“Dengan ketersediaan Alutsista produksi dalam negeri yang memadai, dan tidak tergantung dengan negara produsen maka kemampuan operasional TNI Angkatan Udara dalam mempertahankan kedaulatan NKRI dapat terlaksana dengan baik”, ungkap Marsma TNI Edy Yowono. 

Sementara di hari kedua tanggal 31 Januari, direncanakan dilaksanakan uji coba Bom dengan menggunakan pesawat tempur F-16, sedangkan sasaran pengeboman di Air Weapon Ring (AWR) Pandanwangi Lumajang, Jawa Timur, selanjutnya hari ketiga evaluasi terhadap hasil uji coba bom oleh Tim penilai yang telah ditunjuk. 

Bom dengan berat 250 kilo gram, tersebut dirancang khusus untuk menghasilkan serpihan yang disesuaikan dengan sasaran, dibuat oleh Dislitbangau bekerjasama dengan Dewan Riset Nasional (DRN). Sedangkan Tim penilai dalam uji coba tersebut diantaranya Staf dari Srenaau, Sopsau, Slogau, Disaeroau, Dislambangjaau, Koharmatau, dan Depohar 60 Lanud Iswahjudi. 





Sumber : TNI

Tucano Laksanakan Operasi Latihan Terbang Malam

MALANG-(IDB) : Dalam waktu seminggu ini langit Malang Raya diwarnai gemuruh pesawat Super Tucano yang tengah melaksanakan operasi Latihan Terbang Malam. Bagi setiap Pilot terutama Pilot Tempur, kemampuan dan keahlian terbang malam harus betul-betul dikuasai dengan baik. Hal ini terkait dengan keberadaan Penerbang Tempur yang harus siaga setiap saat menerima tugas Pimpinan Atas untuk mengamankan wilayah NKRI. Rabu, (30/1).

Perintah Komando Atas ini tidak selalu diberikan pada siang hari, akan tetapi bila tengah malam perintah itu diturunkan, maka para Penerbang yang bertugas mengawal wilayah Dirgantara Nasional tersebut harus siap melaksanakan tugasnya. Oleh karenanya operasi Latihan Terbang Malam ini menjadi penting dan harus dilaksanakan dengan serius tanpa mengabaikan safety factor.

Kegiatan latihan operasi terbang malam yang digelar ini, bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme baik skill (keahlian) maupun kemampuan terbang para penerbang dan seluruh crew pesawat dalam mengantisipasi kemungkinan akan terjadinya gangguan, ancaman serta pelanggaran wilayah udara Indonesia oleh pihak lain, baik yang datang pada siang hari maupun pada malam hari. 

Sedangkan bagi para penerbang tempur Skadron Udara 21 sendiri, meskipun terbang malam bukan merupakan sesuatu yang baru, namun latihan secara berkala harus dilakukan mengingat pelaksanaan terbang malam lebih sulit di banding terbang pada siang hari. Pada terbang mala mini seorang Pilot hanya mengandalkan instrument didalam kockpit disamping visual dengan alat bantu lampu penerangan yang ada di dua sisi landasan. Untuk itu para penerbang dituntut lebih teliti dan hati-hati dalam menerbangkan pesawat serta melakukan manuver-manuver tertentu.

Sebagai satu-satunya Skadron Udara yang mengawaki pesawat tempur di Pangkalan TNI AU Abdulrachman Saleh, Skadron Udara 21Lanud Abd Saleh harus siap operasional dalam melaksanakan tugas-tugas pertahanan udara. Selain kesiapan alutsista dan para penerbang yang mengawakinya, tentunya kesiapan seluruh komponen pendukung harus tetap terjaga termasuk para crew pesawat yang memiliki andil sangat besar dalam keberhasilan setiap operasi udara yang dilaksanakan, demikian disampaikan Danskadud 21, Mayor Pnb James Yanes Singal di sela-sela latihan terbang malam yang digelar Skadron Udara 21 Wing 2 Lanud Abd Saleh.





Sumber : TNI AU

Tahun Ini Yon Armed TNI AD Segera Diperkuat MLRS Astros II

JAKARTA-(IDB) : Tahun ini, Resimen Armed 2/1 Kostrad rencananya akan mengganti alat utama sistem persenjataan (Alutsista) jadul dengan persenjataan yang lebih canggih. Salah satunya, Alutsista yang ada di lingkungan Batalyon Armed Pasopati 9 Purwakarta.

Pasalnya, artileri yang ada terutama yang terdapat di tiga Batalyon Armed dinilai sudah usang dan harus segera disesuaikan dengan perkembangan teknologi. Bila tak ada aral melintang, dalam waktu dekat Batalyon ini akan mendapatkan Alutsista berbentuk roket yang diimpor dari Brazil.

Komandan Resimen Armed 2/1Kostrad, Kolonel Arm Mohamad Naudi Nurdika mengaku, saat ini Alutsista yang dimiliki tiga Batalyon dibawah struktur Resimen Armed 2/1 Kostrad, masing-masing Yon Armed 9 Pasopati, Yon Armed 10 Brajamusti, dan Yon Armed 13 Nanggala, adalah berjenis meriam 105 mm-M101A1 buatan Amerika tahun 1942, dan meriam 76/GN buatan Yugoslavia dengan tahun pembuatan 1949.

“Persenjataan di tiga batalyon dibawah kita itu sudah tua. Sehingga ditahun ini jenis meriam tersebut bakal diganti persenjataan dengan system digital, antara lain Multiple Launch Rocket System (MLRS) buatan Brasil atau Roket jenis Astros-II. Persejataan ini diyakini menjadi alutsista yang modern, karena jarak jangkau yang jauh serta berdaya ledak besar dan mobile,” kata Naudi kepada INILAH usai acara Hut Kostrad ke 49, Selasa (29/1).

Dikatakan Naudi, persenjataan tersebut sudah sangat canggih. Bahkan, pengoperasiannya sudah menggunakan sistem komputerisasi dan memakai Bahasa Inggris. Selain itu, memiliki daya jelajah sejauh 90 kilometer, dan dapat diset hingga menjangkau 300 kilometer.

Dengan demikian, prajurit yang ada di setiap batalyon harus mengimbangi kecanggihan teknologi dari persenjataan ini. Oleh karena itu, untuk mendukung hal tersebut seluruh anggota TNI yang ada di tiga Batalyon diwajibkan untuk kursus Bahasa Inggris.

“Para prajurit ini, akan belajar Bahasa Inggris dua kali dalam sepekan. Setiap Senin dan Rabu,” ujar Naudi.

Selain akan mendapatkan Alutsista baru, alasan lain prajurit harus pandai Bahasa Inggris, yakni 2013 ini dicanangkan sebagai tahun ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Sehingga, seluruh prajurit harus menguasai Iptek. Termasuk, bahasa pendukungnya.

Jumlah prajurit yang bertugas di institusinya berjumlah 1.762 anggota. Seluruhnya, harus mampu menguasai Bahasa Inggris. Karena, kedepan mereka akan terlibat langsung dalam pengoperasian roket tersebut yang rencananya akan dikirim sebanyak 18 pucuk.




Sumber : Inilah

Kopassus Jalin Kerjasama Dengan Pasukan Bela Diri Jepang

JAKARTA-(IDB) : Wakil Komandan Jenderal Kopassus Brigjen (TNI) Jaswandi menerima kunjungan kehormatan Jenderal Eiji Kimizuka, Kepala Staf Angkatan Darat Pasukan Bela diri Jepang, beserta rombongan di Makopassus Cijantung, Jakarta Timur, Senin (28/1/2013).

Kunjungan didahului dengan penyambutan jajar kehormatan, foto bersama dan Courtessy Call di Ruang Danjen Kopassus. Kegiatan kemudian dilanjutkan pertemuan di ruang rapat Kopassus, yang diawali dengan sambutan Danjen Kopassus, sambutan KSADJepang, paparan Asops Danjen Kopassus Letnan Kolonel (Inf) Rifky, dan diakhiri dengan pemutaran film profil Kopassus dan pengisian buku tamu.

Danjen Kopassus dalam sambutannya yang dibacakan Brigjen TNI Jaswandi, mengatakan, hubungan dan kerja sama antara TNI Angkatan Darat dan Angkatan darat Pasukan Bela Diri Jepang telah terjalin dengan baik dan berjalan dalam waktu cukup lama. Hal tersebut tentunya akan membuka peluang yang lebih luas untuk dikembangkan lagi di masa yang akan datang.

Danjen Kopassus juga menambahkan, kunjungan KSAD Jepang sebagaimana yang diagendakan hari ini, akan sangat penting untuk meningkatkan kerja sama antara Indonesia dengan Jepang, khususnya antara Kopassus dengan Angkatan Bersenjata Jepang, yang didasari oleh rasa saling hormat-menghormati, saling percaya dan saling menguntungkan antara kedua belah pihak.

Sebelum mengakhiri sambutannya, Danjen Kopassus berharap agar kunjungan seperti ini perlu dilaksanakan di masa yang akan datang, untuk memberikan pemahaman antara kedua belah pihak sehingga dapat mendukung upaya kerja sama bilateral antara kedua negara, terutama kerja sama dalam menangani penanggulangan bencana. 




Sumber : RRI

Rabu, Januari 30, 2013

TNI AL Optimalkan Radar Amankan Pulau Terluar

KEPRI-(IDB) : Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Tanjung Balai Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, mengoptimalkan Satuan Radar Leho di Kecamatan Tebing untuk memantau lalu lintas kapal di pulau terdepan, Takong Hiu dan Karimun Anak.

"Satuan Radar Leho merupakan unjung tombak dalam mengamati dan mendeteksi kapal-kapal asing yang melanggar perbatasan di dua pulau terluar Karimun," kata Komandan Lanal Tanjung Balai Karimun Letkol Laut (P) Sawa dalam Seminar Wawasan Kebangsaan dengan tema "Menjalin Silaturahim Elemen Kelompok Bangsa dalam Upaya Memperkuat NKRI di Wilayah Perbatasan Karimun-Kepri", Senin.

Seminar itu digelar Komunitas Merah Putih bekerja sama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Karimun di Gedung Nasional Tanjung Balai Karimun.

Radar di Leho, kata dia, memiliki kemampuan untuk mendeteksi setiap kapal yang melintas di perairan Selat Malaka, Selat Durian dan Selat Philips yang berbatasan dengan Singapura.

Radar di Leho dioperasikan sejak 2008 dan sistem kerja IMSS (integrated maritime surveillance system) yang terpasang pada pesawat AIS (automatic identification system) based sebagai penerima (receiver).

Setiap objek yang terdeteksi melalui antena pada AIS base, akan menghasilkan data dan sinyal yang dipancarkan melalui sebuah monitor.

Selanjutnya, petugas dapat mengetahui nama, ukuran dan jenis kapal, status navigasi, waktu tempuh dan tujuan kapal beserta muatannya.

Jarak jangkau efektif radar IMSS ini mencapai 40Nm (nautical miles) atau 74 Km (kilometer), kata dia.

Dia memaparkan pengawasan perairan Indonesia yang berbatasan dengan Selat Malaka turut diawasi oleh 13 Satuan Radar lain dari Pulau Sabang hingga Kabupaten Karimun.

"Ada 14 radar dari yang mengawasi perairan perbatasan, satu di antaranya radar Leho yang bekerja secara terintegrasi. Jika satu kapal terpantau sekaligus pada ke-14 radar tersebut," tuturnya.     

Letkol Sawa mengatakan pemantauan perairan perbatasan menjadi prioritas mengingat Karimun tidak hanya sekadar wilayah perbatasan, tetapi berada pada jalur lalu lintas perdagangan tersibuk di dunia.

"Sejauh ini memang belum ada klaim negara lain terhadap dua pulau terluar NKRI, tapi kami selaku aparat yang melaksanakan tugas pengamanan laut tetap waspada," ucapnya.

Pemantauan perairan perbatasan, kata dia, juga didukung Pos AL di pulau terluar Takong Hiu yang memiliki luas sekitar 2.210 meter persegi serta berjarak sekitar 7Nm dari Malaysia.

Mengenai armada, lanjut dia, Lanal Karimun mempunyai Patkamla Pegassus, Patkamla Manda, Patkamla Buru dan Patkamla Sea Rider yang berpatroli secara rutin.

"Pengamanan perairan perbatasan dan pulau terluar juga kami lakukan bekerja sama dengan komponen masyarakat dan pemuda, seperti pengibaran bendera di Takong Hiu dan patroli rutin yang dikerjasamakan dengan negara tetangga," tambahnya.




Sumber : Antara

Tawaran Baru Dalam Rapim TNI 2013 ( 1 )



JAKARTA-(IDB) : Dalam ajang pameran alutsista yang diselengarakan di area Mabes TNI bersamaan dengan Rapim TNI 2013, ada sesuatu yang menarik karena baru telihat dan muncul di pameran kali ini.  Walau masih baru ditawarkan ke TNI, alutsista yang cocok digunakan untuk korps pasukan katak TNI AL ini cukup menarik perhatian. 

PT. Elmas Viana Djaja membawa 3 kendaraan khusus dalam pameran ini, yaitu Arnawama, Titah Hitam RI-1 dan Ganendra RI-1. Mengadopsi tekhnologi dari Belanda dan akan di produksi di Indonesia, sebuah lokasi di Cilegon telah disediakan untuk proses produksi. Berikut sekilas kemampuan yang di tawarkan dari masing-masing  kendaraan khusus tersebut:

ARNAWAMA, kendaraan khusus yang mempunyai disain kompak sehingga dapat melaju kencang, memiliki mobilitas dan daya manuver tinggi serta tak terdeteksi di dalam air. Kendaraan ini dapat melaju di permukaan air atau menyelam hingga kedalaman maksimal 30 meter. Kendaraan ini juga mampu mengangkut 8 personel pasukan khusus yang dilindungi oleh kanopi penutup. 

Meski tertutup, pasukan didalam kapal selam mini ini tetap harus menggunakan masker oksigen menyelam demi keselematan. Arnawama juga dlengkapi dengan berbagai peralatan komunikasi dan navigasi canggih.  Arnawama dapat di operasikan terus menerus tanpa berhenti selama 5 jam dibawah air atau 10 jam jika berjalan di atas permukaan air. Namun, jika di dalam air akan beroperasi kapal ini menggunakan baterai yang dapat di charge kembali jika kendaraan muncul ke permukaan selayaknya kapal selam. Untuk kesuksesan misi pengintaian, kendaraan ini juga dapat di sembunyikan di bawah air.


TITAH HITAM RI-1, perahu cepat untuk misi pendaratan dan pencegatan. Dirancang untuk meningkatkan efektifitas kinerja pasukan khusus dalam melakukan tugas patroli dan pengejaran diwilayah perairan Republik Indonesia. Kapal ini mampu melaju hingga 40 knot dengan manuver tajam dan mendaratkan pasukan secara sekaligus dalam waktu singkat tanpa memerlukan dermaga khusus. Di produksi di dalam negeri dengan konstruksi komposit dan aluminium yang sangat kuat dan ringan. Dapat dioperasikan selama 8-11 jam atau jarak 350 mil laut. Di haluan kapal, dapat di pasang senapan mesin yang dapat di operasikan secara otomatis atau pun manual.


GANENDRA RI-1, adalah sebuah perangkat pendorong bawah air (DPV) yang ringan, kuat dan kompak. Mampu menarik beban peralatan besar dan dapat membuat 1-2 penyelam tempur melakukan manuver lincah di dalam air. Dibuat dengan konstruksi kuat menggunakan aluminium dengan pelapis tahan karat berkualitas terbaik, tahan air, tahan panas, dan anti gores.

 



Melihat dari kemampuan yang ditawarkan, ranpur-ranpur khusus ini kelihatan cocok jika di digunakan oleh KOPASKA TNI AL. Namun tentunya setelah dilakukan serangkaian uji coba dan test yang sesuai dengan syarat dari pengguna. 

Jika semua uji coba di lalui dengan baik, bukan tidak mungkin ranpur-ranpur ini pun akan menjadi alutsista handal KOPASKA TNI AL. Dan juga, hingga kini, peralatan tempur ini masih dalam sebatas desain, alias belum ada prototype-nya.




Sumber : ARC

TNI Optimistis MEF Capai 38% Pada Akhir 2014

JAKARTA-(IDB) : Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono optimistis target kekuatan pokok minimal (minimum essential forces/MEF) sebesar 38 persen dapat tercapai pada 2014, sedangkan pada 2013 ini ditargetkan tercapai 30 persen.

"Saya optimistis bisa tercapai, jika konsisten terhadap pembangunan yang sudah dibuat dalam 'blueprint' pertahanan," kata Panglima TNI dalam acara konferensi pers di sela-sela Rapat Pimpinan TNI 2013 di Mabes TNI, Jakarta, Selasa.

Pasalnya, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Menteri Keuangan Agus Martowardojo juga meminta agar angka 38 persen bisa tercapai pada akhir masa Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II ini.

Angka 30 persen MEF yang ditargetkan TNI, meliputi bidang organisasi, personel, logistik, sistem dan doktrin, serta anggaran. "Ya, kami berharap rata-rata mencapai 30 persen di semua bidang itu," kata Agus.

Di bidang logistik, pelaksanaan program yang telah dicapai, yaitu pengadaan beberapa alutsista. Untuk TNI Angkatan Darat, antara lain, Panser APS-2, Rantis Pendobtak, Heli Latih Dasar, Heli Serbu, Tank Leopard, Tank Support, Meriam 155 MM Caesar 37 Pucuk, Roket MLRS Astros II, Rudal Arhanud.

TNI Angkatan Laut, antara lain, pengadaan alutsista kapal patroli, kapal cepat rudal (KCR), Sea Raider, Helly Angkut Sedang, Meriam 30 MM 7 Barrel, Meriam Kal 40MM, MLRS Kal 22 MM, dan terpedo. TNI Angkatan Udara, antara lain, 24 unit pesawat F-16, Sukhoi SU-30 MK-2, pesawat NAS-332, dan Helikopter Full Combat SAR.

Fokus Padukan Trimatra Pada 2013 ini, Panglima TNI juga bertekad memperkuat keterpaduan ketiga matra TNI, yakni TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara, baik itu dalam melaksanakan operasi militer untuk perang maupun operasi militer selain perang.

Tak heran, pada tahun ini TNI akan merencanakan pelaksanaan latihan terintegrasi dan komprehensif untuk mendukung pelaksanaan latihan gabungan tingkat divisi.

Di bidang organisasi misalnya, TNI sudah memproses pembentukan organisasi baru yakni Komando Gabungan Wilayah Pertahanan, Pusat Pengadaan, dan Pusat Kerja sama Internasional. Ketiganya diharapkan bisa terbentuk pada 2013 ini.

Sebelumnya, Kementerian Pertahanan optimistis pencapaian kekuatan pokok minimal lebih cepat lima tahun dari target yang telah ditentukan, yakni pada 2019. Pada "blueprint" pertahanan, tertera bahwa kekuatan pokok minimal bisa tercapai dalam kurun tiga kali renstra, yakni renstra pertama pada 2009-2014, restra kedua pada 2014-2019, dan renstra ketiga pada 2019-2024.

"Awalnya pencapaian MEF ditargetkan selesai dalam tiga kali renstra (2009-2024). Namun, ternyata bisa dicapai dalam dua kali renstra (2009-2019)," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, beberapa waktu lalu.

Pencapaian MEF yang lebih cepat lima tahun dari yang ditargetkan ini merupakan sebuah terobosan. Keberhasilan ini tak lain berkat besarnya APBN yang digelontorkan ke Kemhan.

Namun demikian, pencapaian MEF pada 2012 justru tak sesuai rencana. Target MEF tahun lalu adalah 28,7 persen. Namun, Kemhan hanya berhasil mencapai 26 persen, sehingga kurang 2,87 persen dari target yang harus dipenuhi. Artinya, pada 2013 ini TNI harus bisa menggenjot pencapaian MEF sebesar 4 persen agar bisa mencapai 30 persen. 




Sumber : Investor

Perlombaan Industri Alutsista Dalam Negeri

JAKARTA-(IDB) : Perkembangan produsen alat utama sistem senjata (alutsista) dalam negeri tumbuh subur. Ibarat jamur tumbuh di musim hujan, para produsen berlomba untuk menguasai pangsa pasar militer.

Sebut saja Pindad, sudah tak terhitung lagi jumlah alutsista yang diproduksi. Mulai dari peluru, bom peledak, hingga kendaraan berat perang.

"Ini BTN (Bom Tajam Nasional) 250, standar rusia untuk Sukhoi. Dan ini BT (Bom Tajam) 250 standar Nato biasa digunakan untuk F16,F5," kata staf Bagian Penelitian dan Pengembangan (Litbang) PT Pindad Bambang S saat static show alat peralatan pertahanan (Alpalhan) di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur.

Selain bom, Pindad juga memamerkan panser produksinya. Seperti Panser anoa 6x6 Command Type. Ada juga Rantis 4x44 MG Pindad Type APC Pendobrak yang cocok digunakan untuk pertempuran ringan, dan Tactical Vehicle 4x4 HD-V1 command Type.

Produsen alutsista PT Merpati Wahana Raya juga tidak kalah bersaing. Perusahaan yang berkantor di Jalan Sudirman Jakarta itu memiliki alutsista unggulan seperti Ivander Eod, yaitu seperangkat mobil penjinak bom.

Dengan dilengkapi berbagai kelengkapan evakuasi, proteksi, disposal, dan deteksi, membuat kegiatan penjinakkan bahan peledak lebih cepat aman efektif dan efisien.

Menurut Bambang, ketimbang produsen alutsista dalam negeri lain, PT Pindad lebih maju dari sisi teknologi. Namun bukan berarti tanpa kelemahan. Salah satu kelemahan yang masih dialami PT Pindad dari segi pemasaran.

"Kita tidak ada stok, kalau ada permintaan baru produksi, karena tidak diizinkan produksi. Segi pemasaran terbatas," terang Bambang.

Sebanyak 38 perusahaan ikut statistic show, yaitu Working Grup Rantis 4X4 TNI, Balitbang Kemhan, Dinas Penelitian Dan Pengembangan TNI AD, Dinas Penelitian Dan Pengembangan TNI AL, Dinas Penelitian Dan Pengembangan TNI AU, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), LIPI, PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, PT LEN, PT PAL, PT INTI.





Sumber : Merdeka