Pages

Sabtu, November 10, 2012

Rantis 4x4 “Komodo” Pindad Masuki Lini Produksi

JAKARTA-(IDB) : Sebuah Kendaraan Taktis (Rantis) 4x4 dengan kemampuan manuver yang baik kembali di hasilkan PT Pindad sebagai industri pertahanan strategis dalam negeri. Kendaraan Taktis ini mendapat kehormatan untuk diberikan nama oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono yaitu “Komodo”.
 
Pemberian nama Komodo kepada Rantis 4x4 kebanggaan Indonesia tersebut dilangsungkan pada hari terakhir penyelenggaraan Indo Defence tahun 2012, Sabtu (10/11) di JI Expo Kemayoran, Jakarta.

Sebelumnya PT. Pindad diperintahkan oleh Presiden SBY untuk membuat kendaraan yang memiliki kemampuan tinggi (High Level) seperti Intai Sherpa, yang dapat digunakan untuk kendaraan operasional Angkatan dan Polri. Mengacu pada hal itu maka PT.Pindad kemudian melakukan desain, perencanaan, rekayasa dan pembuatan produk dengan konsep produk.

Adapun konsep produk kendaraan tersebut adalah menggunakan engine diesel turbo intercooler dengan power kendaraan 215 ps @ 2500 rpm sehingga tercapai ratio berat terhadap kendaraan 25 hp/ton. Selain itu kendaraan ini menggunakan transmisi manual 6 maju 1 mundur dan memiliki diferensi lock sehingga memiliki kemampuan offroad yang baik. Dari segi body kendaraan ini menggunakan body monocoque dan memiliki ketahanan terhadap tembakan 7,62 mm.

PT. Pindad juga telah melakukan serangkaian uji internal meliputi uji statis, uji tipe dan uji dinamis dari Bandung menuju Baturaja saat latihan gabungan. Selanjutnya dalam proses sertifikasi oleh Dislitbang Angkatan Darat spesifikasi ini dimasukkan ke dalam klasifikasi ranpur “Multiguna” dengan varian V1 adalah Varian Intai, V2 Varian APC, V3 Varian Komando, V4 Varian angkut rudal dan V5 untuk varian khusus.

Pada tahun 2012 beberapa instansi Angkatan dan Polri telah memesan jenis kendaraan taktis tersebut, salah satunya Kopassus TNI AD memesan 2 unit kendaraan jenis varian khusus pendobrak serta Brimob Polri memesan 3 unit jenis APC.

Selain itu pada tahun ini, PT. Pindad juga mengembangkan varian angkut rudal Mistral, hasil kerja sama dengan MBDA sebanyak 56 unit. Selanjutnya dipesan lagi sebanyak 8 unit hasil kerja sama dengan Nexter berupa varian Komando dan komunikasi.




Sumber : DMC

KAS Kormar Tinjau Pameran Indodefence 2012

JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf Korps Marinir (Kas Kormar) Brigadir Jenderal TNI (Mar) Tommy Basari Natanegara dengan didampingi Pamen dan Pama Mako Kormar meninjau pameran Indo Defence 2012 Expo & Forum di Jakarta International Expo Kemayoran, Jumat (9/11)

Pameran Indo Defence, Aerospace & Marine 2012 yang digelar Kementerian Pertahanan merupakan pameran berskala international teknologi pertahanan tiga matra, kedirgantaraan dan maritim yang telah berlangsung lima kali. kali ini akan berlangsung mulai dari tanggal 7 sampai 10 November 2012.


Pada kegiatan tersebut Kaskormar beserta rombongan berkesempatan melihat teknologi terkini di bidang pertahanan dan keamanan, militer, logistik, senjata api, peluru, pesawat tempur, sistem komunikasi, sistem keamanan, radar, helm, ransel, tenda, teknologi penerbangan dan marithm, fasilitas bandara & pelabuhan kapal selam, di samping itu untuk kendaraan tempur, dihadirkan BMP-3F yang juga dioperasikan Korp Marinir TNI AL.




Sumber : Kormar

Australia Terkesan Perkembangan Alutsista Indonesia

JAKARTA-(IDB) : Delegasi Australia mengagumi perkembangan alat utama sistem senjata (alutsista) Indonesia yang cukup pesat. Perwira Siswa (Pasis) Sesko AD dari Australia, Major Jason Hewerdine, saat berkunjung ke Pameran Indo Defence mengatakan ketakjubannya.

"Merupakan sebuah pengalaman yang luar biasa bagi saya untuk datang ke pameran ini. Karena selain untuk menambah wawasan tentang perlengkapan militer terbaru, juga khususnya untuk melihat langsung produk-produk teknologi terbaru dari industri pertahanan Indonesia," kata Jason, di Jakarta, Jumat (9/11).

Kunjungan Jason ke Indo Defence merupakan permintaan dari rekannya di Sesko AD untuk melihat perkembangan teknologi militer terbaru. Tugas sebagai utusan ini diperolehnya berkat pengetahuan Jason yang lebih di bidang arhanud, infanteri, dan kavaleri.

Sejumlah produk alutsista yang menarik perhatian Jason antara lain senjata laras panjang dan peluru PT Pindad yang kini telah digunakan oleh militer AS sebagai produk unggulan. Dia juga senang saat melihat kendaraan taktis Panser 6x6 Anoa yang sukses menggaet minat Malaysia untuk membeli sebanyak 32 buah.

Jason juga menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan alutsista TNI yang dinilainya pascareformasi kian membaik. Ini terlihat dari upaya TNI untuk terus memodernisasi peralatan militernya sesuai dengan tugas pokok TNI untuk mengamankan dan menjaga kedaulatan Indonesia.

Pameran yang sudah masuk hari ketiga ini tak hanya menyedot perhatian para pengunjung lokal, pengunjung mancanegara juga bersemangat untuk berkunjung. Sebanyak 600 peserta pameran dari 42 negara dengan beragam produk mulai dari persenjataan hingga produk-produk pendukung industri pertahanan ini memang dipersiapkan untuk menjamu tamu-tamu baik dari kalangan militer, profesional, bahkan umum.
Beberapa industri pertahanan nasional utama di Indonesia ikut ambil bagian memamerkan produk-produknya dalam pameran ini, seperti PT Pindad, PT PAL, dan PT Dirgantara Indonesia.

Konten Lokal

Sementara itu, PT Pindad bakal memperkaya tank berat buatan Jerman, Leopard Revolution, dengan sejumlah konten lokal. Kepastian itu diperoleh setelah adanya penandatanganan kesepakatan bersama antara Kementerian Pertahanan dengan produsen Leopard asal Jerman, Rheinmetall Landsysteme.

"Ini sebagai komitmen kita untuk melakukan alih teknologi bagi setiap alutsista yang dibeli dari luar negeri," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, kemarin.

Pada kesempatan itu, Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan, Mayjen Ediwan Prabowo, menandatangani dua kesepakatan bersama dengan Managing Director Rheinmetall Landsysteme Harald Westermann dan Presiden Avirbrus Industria Aerospacial Brazil, Sammi Youssef Hassuani.

Dengan Rheinmetall, Kemhan menyepakati pembelian Leopard, Marder, dan sejumlah tank pendukungnya. "Selama ini kita belum punya tank berat dan tank medium. Kita baru punya tank ringan," kata Purnomo. 




Sumber : KoranJakarta

Nama "KOMODO" Resmi Disandang Kendaraan Taktis Intai Pindad

JAKARTA-(IDB) : Presiden SBY dan Ibu Negara Ani Yudhoyono meninjau Pameran Indo Defence 2012 Expo & Forum di JI-Expo, Kemayoran, Jakarta, Sabtu (10/11/2012).

Tiba di lokasi pameran, SBY langsung meninjau kendaraan perang karya putera-puteri Indonesia, PT Pindad. Sambil meninjau Presiden dan rombongan diantaranya Menteri Perindustrian, Menteri Pertahanan dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki (Ahok) menerima penjelasan mengenai alutsista yang dipamerkan.


Dalam kesempatan ini pula, Presiden SBY memberikan nama untuk kendaraan taktis perang yang baru diproduksi. Kendaraan Taktis Intai itu diberi nama Komodo oleh Presiden.


"Kendaraan taktis karya putera-putera bangsa Indonesian yang akan menjadi kendaraan taktis nasional. Saya beri nama Komodo," ujar Presiden, sembari menandatangani pemberian nama tersebut.

Harapannya, menurut SBY, kendaraan taktis ini bisa seperti hewan komodo yang perkasa, kendaraan ini pun menjadi kendaraan perang yang berdaya tempur tinggi untuk menjaga NKRI.


"Komodo binatang perkasa. Semoga kendaraan taktis ini bisa bertempur dan membuat daya bagi Indonesia," pesan SBY.




Sumber : Tribunnews

Indonesia Persiapkan "Indomarintec", Ajang Pamer Kekuatan Laut

ARC-(IDB) : Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terdiri dari sekitar 17.000 pulau dan memiliki   luas perairan dua kali lipat daripada luas daratannya. Dengan melimpahnya sumber daya alam Indonesia   yang    dapat   diekspor    seperti  batu   bara   dan  gas,   Indonesia    tentunya   juga   bergantung     dengan    kedua   transportasi laut domestic maupun internasional.
 
Armada kapal komersial Indonesia saat ini berkisar 11.000, dengan mayoritas kapal pesisir kecil; dimana   kapal   tersebut   merupakan   impor   kapal   dan   bukan   baru.   Dengan   pertumbuhan   ekonomi   lebih   dari   6%   menimbulkan adanya permintaan yang kuat untuk ekspansi dan modernisasi bidang industry perkapalan.

Sementara   itu,   industri   pembuatan   kapal   di   Indonesia   dianggap   masih   dalam   tahap   pertumbuhan   dan   berada   di   peringkat   ke-15   dunia  dalam   hal   pengiriman.   Namun   hal   ini   menunjukkan   pertumbuhan   dua   kali   lipat   dalam   output   dan   diharapkan   menjadi   focus   dalam   kapasitas   ekspansi,   dengan   negara-negara   pembuat      kapal   dari  Singapura,     Belanda,    dan   Korea    yang   telah   menginvestasikan       fasilitas-fasilitas   pembuatan kapal di Indonesia.

Hal inilah yang melatarbelakangi UBM Asia (penyelenggara pameran terbesar Asia di bidang maritime   seperti:       Marintec       China,       Sea      Japan,      Imabari       Maritime        Fair     danNavalshore)dan   PT    Napindo     Media    Ashatama     (salah   satu  penyelenggara      pameran    industri   terkemuka     di  Indonesia,   seperti:   Indo   Defence,   Indo   M`rine,   Indo   Livestock   dan   Indo   Water   Expo   &   Forum)   mengumumkan   untuk   bersama-sama   menyelenggarakan   Indo   Marintec  Expo   &   Forum   di   Jakarta   International   Expo,   Kemayoran, pada bulan November 2014.   Pameran   ini   antara   lain   akan   diikuti   oleh   industri   pembuatan   kapal,   perlengkapan   kapal,   servis   dan   perbaikan kapal, industri teknologi pelabuhan dan industri logistik.

Pameran ini juga akan didukung oleh Kementerian Transportasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan,   Kementerian   Perindustrian,   dan   Kementerian   Perdagangan,   serta   didukung   penuh   oleh   JIMC   (Jakarta   International   Maritime   Consulting),   dan   asosiasi  seperti   IPERINDO   (Ikatan   Perusahaan   Industri   Kapal   dan Lepas Pantai Indonesia), dan INSA (Indonesian National Shipowners’ Association).

Mr.Christopher   Eve,   selaku  Senior   Vice   President   UBM   Asia   Ltd   menyatakan,   “Saya   sangat   senang   berada   di   peresmian   Indo   Marintec   ini.   Para   industry   bidang  maritim   Indonesia   memiliki   potensi   dan   peluang   yang   sangat   besar,   dimana   perusahaan-perusahaan   local   dan   internasional   dapat   memperluas   bisnis        mereka         di      sektor       pembuatan          pembuatan          kapal        dan       pengiriman.   UBM memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai industry martime melalui beberapa pameran kami   di Cina, Jepang, Singapura, Amerika Serikatdan Brazil. Kami berharap dapat mengadakan pameran yang   sangat bergengsi dan sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan bisnis dari para pembeli dan penjual dalam   industri ini.”

Bapak Herman Wiriadipoera, Direktur Utama PT Napindo Media Ashatama menyatakan, “Indo Marintec   2014   Expo   &   Forum   akan   memberikan   dampak   yang  besar   terhadap   perkembangan   industri   maritim   Indonesia, dimana Indonesia mempunyai luas perairan yang lebih besar daripada daratannya yang terdiri   dari kepulauan. Dimana akan banyak digunakan transportasi laut dalam rangka menunjang perekonomian   dan industri dalam negeri. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkembang sangat baik   dan   menjadikan   Indonesia   sebagai   barometer   pertumbuhan   perekonomian   di   Asia.   Pameran   ini   juga   dijadikan satu ajang bertemunya pengusaha-pengusaha terkait di bidang industry maritim, termasuk juga   memberikan       kesempatan      kepada   industri-industri    maritime    dunia   untuk   memperkenalkan        teknologi-   teknologi   bidang   maritime   dan   member   kesempatan   dalam   kerjasama   (baik   investasi   maupun   tukar-   menukar teknologi).

Forum di bidang industri maritim Indonesia akan diselenggarakan bersamaan dengan pameran tersebut di   atas,   dihadiri   oleh   para   pembuat   keputusan   baik   dari   sektor   pemerintahan   maupun   komersial.   Target   pengunjung   untuk   pameran   dan   forum   meliputi:   pembuat   kapal,   pemilik   kapal,   operator   dan   pengelola   kapal, pemilik cargo, surveyor kapal, para ahli pelabuhan, badan pemerintahan diantaranya regulator, TNI   Angkatan Laut Republik Indonesia dan penjaga lepas pantai.   Indo    Marintec    2014    Expo    &   Forum    akan    diselenggarakan     di  Jakarta   International    Expo    (JIExpo   Kemayoran), 26-28 November 2014.





Sumber : ARC

Pindad Produksi Dan Kembangkan Senjata Penembus Baja Dan Anti Karat Untuk TNI AL

JAKARTA-(IDB) : PT Pindad Persero tak hanya memproduksi Senapan Serbu versi 1 dan 2 (SS1 dan SS2). Tapi juga membuat senjata Senapan Penembak Runduk (SPR) atau senjata khusus penembak jitu yang diproduksi sejak tahun 2007.

Staf Desain Produk PT Pindad, Windu Paramata menjelaskan, ada tiga versi SPR. Yakni SPR-1 (produksi 2007), SPR-2 dan SPR-3 (produksi 2010). Ketiga senapan itu sudah didesain menggunakan peluru yang bisa menembus lapis baja pada kendaraan tempur, seperti tank.

"SPR-1 menggunakan peluru kaliber 7,62 mm, peluru SPR-2 dan SPR-3 berkaliber 12,7 milimeter x 108," kata Windu saat berbincang dengan VIVAnews di Indo Defence 2012 Expo & Forum, Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Jumat 9 November 2012.

Untuk SPR-1, kata Windu, dengan peluru kaliber 7,62 mm dapat menembak efektif sampai jarak 700-900 meter. Namun, pada jarak tembak 400-500 meter, SPR-1 ini bisa menembus baja dengan ketebalan 5 mm. "Dengan jarak tembaknya cuma 400-500 meter, baru baja itu bisa bolong," kata Windu.

Sementara, SPR-2 dan SPR-3 bisa menembak dengan jarak hingga 1,5 km. Secara keseluruhan SPR-2 dan SPR-3 bisa menembak efektif meski musuh berada pada jarak 2 km. Namun karena keterbatasan teropong pada senapan ini, sehingga hanya efektif menjangkau sampai 1,5 km.

"Dengan peluru 12,7 mm x 108 ini, SPR-2 bisa bikin bolong lapis baja tank dengan ketebalan 1 cm. Kalau SPR-3 bisa merobek ketebalan baja sampai 3 cm. Itu semua dengan jarak tank ada di 1 sampai 1,5 km," Windu menjelaskan.

Ketiga senapan penembak jitu itu sudah dilengkapi dengan peredam suara. Meski tidak secara signifikan menurunkan suara letusan senapan. "Tapi area aman si penembak jitu itu kan di bawah radius 1 km. Karena biasanya penembak jitu selalu ambil posisi tembak dengan jarak 1-2 km, jadi tidak kedengaran suara tembakannya kalau jaraknya segitu," kata dia.

Senapan ini terilhami produk-produk senapan tembus baja tank yang sudah ada. Namun untuk SPR ini PT Pindad sudah mendesain sendiri bentuknya dengan harga yang relatif murah. Walaupun pada sebagian sosok masih mengambil desain dari Black Arrow M93 dan NTW-20 produksi Afrika Selatan yang harganya berada di atas Rp1 miliar.

Produk senjata sejenis sudah ada. Misalnya Gepard M1/M2 (Hongaria, kaliber .50), Barret M82, M90 dan M95, M99, serta M-107 (Amerika, kaliber .50), SVN-98 (Rusia, kaliber 12,7 mm x 108), Steyr IWS-2000 (Austria, kaliber .50 dan 12,7 mm x 108), PGR UM-Hecate (Prancis, kaliber .50), AI AS (Inggris, kaliber .50), dan NTW-20 (Afrika Selatan, kaliber 20 mm).

Penggunaan senapan penembak jitu antimaterial tembus lapis baja tank ini sudah digunakan sejak Perang Dunia II pada tahun 1939-1945 oleh pasukan Nazi Jerman yang menggunakan Mauser Tank-Gewehr Model 1918 kaliber .51, Jepang dengan Tipe 97 kaliber 20 mm, dan Inggris dengan Boys Antitank Rifle kaliber .55.

Ketiga pasukan tersebut menggunakannya untuk menghantam masing-masing musuhnya, yang berlindung di balik tembok atau berada dalam kendaraan lapis baja.

Usai perang, berbagai negara terutama Amerika, Inggris, Prancis, dan negara-negara Eropa Timur kemudian mengembangkan dengan menggunakan peluru kaliber .50 atau biasa disebut dengan kaliber 12,7 mm x 99 dan kaliber 12,7 mm x 108, yang menjadi standar senapan mesin berat mereka. Dari berbagai negara yang ikut memproduksi senapan antimaterial ini, Jerman, Amerika, dan Rusia yang paling banyak membuat aneka produk sejenis. 


 Pindad Dalam Pengembangan Senjata Anti Air laut

PT Pindad tak hanya membuat sejumlah varian dari Senapan Serbu (SS) saja, tapi juga berencana membuat varian dari SS versi 2 (SS-2) yang tahan terhadap oksidasi atau anti karat akibat air laut. Varian SS-2 ini khusus dibuat untuk TNI Angkatan Laut.

Namun, staf Penjualan dan Pemasaran PT Pindad, Mutiara Erning, menjelaskan varian ini masih dalam tahap pengembangan, sehingga belum diketahui kapan resmi diproduksi. "Belum diproduksi, masih dalam pengembangan antara PT Pindad dengan Angkatan Laut," kata Mutiara kepada VIVAnews di Indo Defence 2012 Expo & Forum, Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Jumat 9 November 2012.

PT Pindad, kata Mutiara, memang sengaja terus mengembangkan beberapa varian lainnya. Salah satunya adalah varian yang anti karat. "Pindad nanti bikin varian yang anti oksidasi. Caranya dengan menggunakan marinisme atau pelapisan yang tahan karat dan air laut. Pelapisan ini tentu beda dengan pelapisan SS-2 varian sebelumnya," ucap dia.

Senapa Serbu produksi PT Pindad sendiri sudah memiliki dua versi, SS-1 dan SS-2. Khusus untuk SS2, sudah memiliki sejumlah varian, yakni SS2-V1, SS2-V2, SS2-V4HB, dan SS2-V5.

Staf Desain Produk PT Pindad, Windu Paramata menambahkan, dengan menggunakan SS2-V4HB, TNI sudah lima kali menjuarai lomba tembak tingkat internasional. "SS2-V4HB menggunakan peluru kaliber 5,56 mm dengan jarak tembak efektif 600 meter," kata dia.

Di ajang Indo Defence ini, PT Pindad memamerkan beberapa senjata produksinya, di antaranya SS versi 2 (SS2), Hand Gun G-2 versi elite dan Combat, serta Senapan Penembak Runduk (SPR) yang digunakan untuk para penembak jitu.





Sumber : Vivanews

SS Pindad Penggabungan Teknologi M-16 Amerika Dan AK 47 Rusia

JAKARTA-(IDB) : Senapan Serbu (SS) PT Pindad Persero telah menyabet penghargaan dalam sejumlah lomba tingkat internasional. Kualitas senapan yang memiliki dua versi, SS1 dan SS2, ini diklaim lebih baik dari M16 buatan Amerika Serikat.

Staf Desain Produk PT Pindad, Windu Paramata, mengatakan SS dibuat dengan menggabungkan sejumlah keunggulan M16 dan senjata asal Rusia, AK47. "Jadi senapan serbu ini dibuat berdasarkan gabungan teknologi di M16 dan daya tahan di AK47," ujar Windu saat berbincang dengan VIVAnews di Indo Defence 2012 Expo & Forum, Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Jumat 9 November 2012.

SS, kata Windu, memiliki fleksibilitas teknologi seperti M16, sementara daya tahannya seperti AK47. Teknologi yang diadopsi dari AK47 itu adalah sistem gas buang. Sistem inilah yang tidak dimiliki oleh M16. Dengan sistem itu, SS memiliki daya tahan di segala medan. SS tahan terhadap air atau lumpur. Artinya, SS masih bisa digunakan untuk menembak meski baru saja masuk ke air maupun lumpur.

"Jadi, kalau habis keluar dari sungai atau lumpur, senapan serbu ini tidak macet seperti M16. Paling tembakan pertamanya untuk membersihkan lumpur yang masuk ke moncong senjata," ujar Windu.

Khusus untuk SS2, sudah memiliki sejumlah varian, yakni SS2-V1, SS2-V2, SS2-V4HB, dan SS2-V5. Windu menambahkan, dengan menggunakan SS2-V4HB, TNI sudah lima kali menjuarai lomba tembak tingkat internasional. "SS2-V4HB menggunakan peluru kaliber 5,56 mm dengan jarak tembak efektif 600 meter," kata dia.

Dalam ajang Indo Defence ini, PT Pindad memamerkan beberapa senjata produksinya, di antaranya SS versi 2 (SS2), Hand Gun G-2 versi elite dan Combat, serta Senapan Penembak Runduk (SPR) yang digunakan untuk para penembak jitu.
 
 
Sumber : Vivanews

Irak Dan Iran Siap-Siap Borong Senjata Produksi Pindad

JAKARTA-(IDB) : Negara Timur Tengah terkenal akan royalitasnya membeli persenjataan berkualitas bagus dalam jumlah yang sangat besar. Belakangan negara dari Timur Tengah yang mulai rajin membeli persenjataan adalah Irak dan Iran.

Kepada itoday, Jum'at (9/11) Legal & Public Relation Manager, Tuning Rudyati mengatakan, Irak sudah menyatakan minatnya membeli produk Pindad, walau belum disebutkan jenis produk dan jumlahnya.

"Irak sudah datang ke Bandung (PT.Pindad-red) dan menyatakan minatnya kepada produk kami, namun belum ada kesepakatan," jelas Tuning.

Iran pun tak mau kalah dengan tetangganya yang pernah berseteru itu. Negara yang dipimpin Ahmadinejad ini langsung mengirimkan wakil menteri pertahanannya (Wamenhan) ke stand BUMN Strategis asal Bandung ini, Jum'at (9/11) di pameran Indo Defense 2012.

"Wamenhan Iran datang ke stand kami (Pindad), untuk melihat produk-produk yang dibuat Pindad, dan kami memberikan beberapa presentasi produk kepadanya, " ujarnya.

Sekedar informasi, kunjungan Iran ke Pindad ini ternyata bukan yang pertama kalinya dilakukan. Pihak Pindad mengungkapkan, ketika Indo Defense 2008 di Lanud Halim Perdanakusumah, Iran sudah datang menandatangani kontrak pembelian magazin senjata dengan Pindad, namun kontrak itu dibatalkan Pemerintah Indonesia karena masalah politis.

Melihat situasi politik Indonesia-Iran yang saat ini terus membaik, Pindad berharap kesempatan kali ini dapat memberikan keuntungan bagi pihaknya.




Sumber : Itoday

Lockheed Martin Looks To Upgrade Indonesian F-16 Radars

JAKARTA-(IDB) : Lockheed Martin is aiming to increase its defence market share in Indonesia by securing deals to upgrade the country's F-16A/B fighter aircraft and supply long-range surveillance radars.

The US-headquartered company said it is proposing to undertake the programmes in collaboration with Indonesian firms PT Dirgantara and PT CMI Teknologi (CMI) as a mark of its commitment to engage with the local defence industry, said James Gribbon, Asia-Pacific regional president for Lockheed Martin at the Indo Defence Expo & Forum.

Both the potential F-16A/B programme and the requirement to acquire long-range surveillance radars are likely to be announced by the Indonesian government by the end of 2012 or 2013. Should Lockheed Martin secure the deals, it will significantly expand the company's relationship with Indonesia.

The company secured earlier this year a USD750 million contract from the US government to refurbish surplus US Air Force F-16C/D fighter aircraft for Indonesia, although this programme is being undertaken in the United States with limited collaboration with Indonesian industry.
164 of 489 words 




Source : Jane's

Indonesia Purchased 37 Self Propelled Guns Caesar

JAKARTA-(IDB) : Indonesian Defense Ministry confirmed 37 procurement contracts Caesar self-propelled 155mm guns from France.

The contract was signed in the framework of Indo Defence 2012 exhibition.

According to a representative of the manufacturer Nexter Systems contract value to $ 240 million, the delivery will be carried out in the period 2013-2014.

Earlier, the Indonesian Ministry of Defense has announced its intention to purchase 37 self-propelled 155mm Caesar from September / 2012, two guns of this type has been moved to Indonesia and join the parade on 5/10/2012 at this country.

Under the terms of the contract, Nexter Systems will provide technology related to PT Pindad of Indonesia to produce the components of this gun in the future.

With this contract, Indonesia became the 4th customer of the self-propelled gun Caesar.

Earlier, the Thai buying 6 exporter team in 2009, Saudi Arabia purchased 32 team gate value of $ 210 million, Denmark has bought 18 gates teams in 9/2012.

Caear 155mm caliber self-propelled gun, was developed in the 1990s as a test of France's own technology. Four prototypes were delivered to the French Army at the end of the 1990 assessment.

The Caesar series production work began in 2006, and widely delivered to the French Army in 2007.





Source : Quocphong

Pindad Produksi Panser Tarantula Dan Anoa RCWS Versi

JAKARTA-(IDB) : Akhirnya kepastian PT.Pindad memproduksi panser canon asal Korea Selatan yang dikenal dengan sebutan 'Tarantula'.

Kepastian tersebut diperoleh itoday, Jum'at (9/11) ketika berkunjung ke stand BUMN di Indo Defence 2012 yang diadakan di Pekan Raya Jakarta (PRJ), Kemayoran, Jakarta Pusat.

Legal & Public Relation Manager PT.Pindad, Tuning Rudyati mengatakan, memang betul bahwa Pindad akan memproduksi panser canon asal Korea Selatan, sebagai bagian dari perjanjian transfer of technology (ToT) yang dibuat Pemerintah Indonesia dengan Korea Selatan.

"Pemerintah membeli 22 panser canon Tarantula dari Korea Selatan, dimana 11 di antaranya langsung didatangkan dari Korea Selatan, dan sisanya akan diproduksi di Pindad, " ungkapnya.

Penjelasan Tuning juga menjelaskan mengapa pihak CMI Defense Belgia, mengklaim bahwa pihaknya akan memasok turret dan laras kaliber 90 mm untuk Tarantula Pindad. Padahal sebelumnya, turret dan laras ini digunakan Pindad dalam pengembangan panser canon yang didesain dari basis panser Anoa, namun pada akhirnya gagal dikembangkan karena pemerintah lebih memilih membeli barang dari Korea Selatan. 

Anoa Pindad RCWS Versi

Selain kepastian memproduksi 11 unit panser canon dari Korea Selatan sebagai bagian dari transfer of technology (TOT), ada kabar baik lainnya dari PT.Pindad (Persero).

Kepada itoday di Pameran Indo Defense 2012, Jum'at (9/11), Legal & Public Relation Manager PT. Pindad, Tuning Rudyati mengatakan bahwa versi terbaru panser Anoa versi 2, yang sudah menambahkan armoured dan RCWS sudah siap diproduksi.

"Kami sudah bekerjasama dengan ST Kinetics dan Selex untuk pengadaan RCWS Anoa 2," ungkapnya.

ST Kinetics sendiri mengiyakan informasi dari Pindad sendiri, namun tidak memberikan keterangan lebih lanjut mengenai apa-apa saja detil kerjasama dua perusahaan ini dan menyerahkan semuanya ke pihak Pindad.

Namun hal sedikit berbeda disampaikan oleh Selex Galileo, yang mengatakan bahwa belum ada kesepakatan antara Selex dengan Pindad. Namun Selex tetap menyatakan bahwa mereka saat ini sedang melakukan penawaran berbagai produknya ke Pindad, dan berharap bisa bekerjasama dengan BUMNIS asal Bandung ini.

"Saat ini kami sedang menawarkan produk Selex Galileo kepada Pindad, " ungkap Product Marketing Manager International, Lucarini Massimo.

Pindad sendiri mengakui sudah siap untuk memproduksi panser Anoa versi terbarunya jika pemerintah memesannya.
Selain kepastian memproduksi 11 unit panser canon dari Korea Selatan sebagai bagian dari transfer of technology (TOT), ada kabar baik lainnya dari PT.Pindad (Persero).

Kepada itoday di Pameran Indo Defense 2012, Jum'at (9/11), Legal & Public Relation Manager PT. Pindad, Tuning Rudyati mengatakan bahwa versi terbaru panser Anoa versi 2, yang sudah menambahkan armoured dan RCWS sudah siap diproduksi.

"Kami sudah bekerjasama dengan ST Kinetics dan Selex untuk pengadaan RCWS Anoa 2," ungkapnya.

ST Kinetics sendiri mengiyakan informasi dari Pindad sendiri, namun tidak memberikan keterangan lebih lanjut mengenai apa-apa saja detil kerjasama dua perusahaan ini dan menyerahkan semuanya ke pihak Pindad.

Namun hal sedikit berbeda disampaikan oleh Selex Galileo, yang mengatakan bahwa belum ada kesepakatan antara Selex dengan Pindad. Namun Selex tetap menyatakan bahwa mereka saat ini sedang melakukan penawaran berbagai produknya ke Pindad, dan berharap bisa bekerjasama dengan BUMNIS asal Bandung ini.

"Saat ini kami sedang menawarkan produk Selex Galileo kepada Pindad, " ungkap Product Marketing Manager International, Lucarini Massimo.

Pindad sendiri mengakui sudah siap untuk memproduksi panser Anoa versi terbarunya jika pemerintah memesannya.

Read more about Baik by www.itoday.co.id






Sumber : Itoday

Pindad Persiapkan Diri Tangani Tank Leopard

JAKARTA-(IDB) : PT Pindad dipersiapkan untuk bisa memperbaiki dan mengimprovisasi tank-tank tempur yang dibeli pemerintah dari Jerman yakni tank tempur utama (MBT) Leopard dan tank tempur medium Marder dengan konten lokal (local content). Hal ini bagian dari kesepakatan alih teknologi dalam pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) tersebut.

Poin itu masuk dalam nota kesepakatan yang ditandatangani Kementerian Pertahanan (Kemhan) yangdiwakiliKepalaBadan Sarana Pertahanan Mayjen TNI Ediwan Prabowo dengan produsen Leopard asal Jerman,Rheinmetall Landsysteme yang diwakili Managing Director Harald Westermann, di sela-sela Indo Defence 2012 Expoand Forum di Jakarta kemarin.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengungkapkan, pemerintah sepakat untuk membeli tank jenis Leopard, Marder, dan sejumlah tank pendukung dari Rheinmetall. Pengadaan Leopard dan Marder tersebut lantaran selama ini Indonesia tidak memiliki tank tempur utama dan tank medium. “Kita baru punya tank ringan,”sebut dia. Dia menyebut, nota kesepakatan pembelian itu memasukan klausul mengenai alih teknologi.

Alih teknologi yang dimaksud adalah rencana perbaikan dan pemeliharaan Leopard yang dipercayakan ke PT Pindad, Bengkel Pusat TNI AD, dan Balitbang TNI AD. “Ini sebagai komitmen kita untuk melakukan alih teknologi bagi setiap alutsista yang dibeli dari luar negeri,” kata dia.

Sementara itu, Ediwan Prabowo mengatakan, ke depan PT Pindad akan mendapatkan workshop tentang bagaimana memperbaiki Leopard yang mengalami kerusakan ringan hingga paling berat. “Rheinmetall juga akan mempercayakan PT Pindad untuk improvisasi menggunakan konten lokal,” paparnya.

Beberapa konten lokal yang bisa dibuat di Indonesia, kata dia,memang masih sebatas untuk yang ringanringan. Di antaranya plat baja dan sepatu atau rantai tank.Namun, ini awal yang bagus bagi upaya penguasaan teknologi.




Sumber : Sindo

Korea Selatan Tawarkan Kerjasama produksi Medium Tank

JAKARTA-(IDB) : Produsen tank asal Korea Selatan, Doosan menawari Indonesia untuk bekerjasama membuat  tank ukuran sedang untuk TNI AD.

"Baru penawaran saja dari pihak Korea, di pertemuan ini kami kasih rambu-rambunya dulu jika ingin melakukan kerjasama," kata Kasubdit Pendayagunaan Industri Direktorat Teknologi dan Industri Pertahanan Kementerian Pertahanan RI, Kolonel Gita Amperiawan pada Indodefence, Jumat.

Menurut dia, kerjasama dengan negara tetangga sangat penting dilakukan agar Indonesia bisa belajar teknologi pertahanan yang lebih baik. Transfer ilmu menjadi salah satu sarat utama yang harus diberikan pihak penawar.

"Mulai dari transfer ilmu tentang mesin-mesin, teknologi senjatanya itu penting," kata Gita "Semua itu nantinya agar Indonesia bisa mandiri, untuk kemajuan industri kita juga."

Dia mengunkapkan, sampai saat ini bukan hanya Korea yang sudah mengajak bekerjasam membuat tank ukuran sedang karena Turki sudah lebih dulu mengajukan proposal.

"Untuk medium tank tawaran Turki bahkan sudah dikaji kearah yang lebih teknis," kata Gita.





Sumber : Antara