Pages

Minggu, September 30, 2012

RI Tawarkan Kerja Sama Penelitian Dan Joint Production

NEW YORK-(IDB) : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menilai transfer teknologi dalam kerja sama ekonomi antara Indonesia dengan berbagai pihak asing sulit diwujudkan. Menurut dia, yang paling mungkin dilakukan adalah mengembangkan penelitian dengan bekerja sama dengan pihak luar.

"Saya sadar, kalau itu hanya 'technology sharing, technology transfer', mudah diucapkan, tapi dalam praktiknya kandas," kata dia, di New York, Amerika Serikat, Jumat (28/9) malam, dalam jumpa pers dengan para wartawan Indonesia sebelum bertolak kembali menuju Jakarta.

Hal tersebut dikatakan Presiden Yudhoyono menjawab pertanyaan tentang keuntungan yang bisa dinikmati Indonesia dari pembelian pesawat bernilai miliaran dollar AS oleh Indonesia dari Boeing, termasuk kemungkinan keuntungan dalam hal transfer teknologi dan pengetahuan dari perusahaan raksasa pembuat pesawat Amerika itu.

"Kalau berbicara tentang 'transfer of technology', itu sangat tidak mudah. Saya sudah kenyang, delapan tahun bertemu dengan para pemimpin dunia dalam forum G-20, APEC, ASEAN Summit, negosiasi 'climate change'. 'Technology transfer' dari negara yang menguasai teknologi tidak mudah dilakukan," kata Presiden.

"Mengapa? Puluhan tahun mereka mengembangkan untuk menguasai suatu teknologi tertentu. Puluhan tahun, dengan sumber daya yang besar, dengan segala yang dia lakukan, tidak begitu saja bisa ditransfer dan dialihkan ke negara lain," tambah dia.

Oleh karena itu, ujar Presiden, Indonesia lebih baik mengembangkan kebijakan yang bersifat penelitian dan pengembangan bersama, investasi bersama, dan produksi bersama seperti yang dilakukan oleh PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad, dan sejumlah industri strategis Indonesia dengan negara-negara asing.

"Itu yang paling baik. Akhirnya, setelah bersama-sama lima, sepuluh, lima belas tahun, teknologi akan beralih. Itu masuk akal dan mereka juga tidak merasa diambil jerih payahnya selama puluhan tahun untuk mengembangkan teknologi," kata Yudhoyono.

Berkaitan dengan Boeing, ia mengatakan Indonesia berjuang untuk mendapatkan porsi keuntungan dari nilai pembelian miliaran dollar AS. "Perjuangan kita adalah bisa mendapatkan porsi keuntungan itu untuk bangsa kita, untuk industri strategis kita, untuk komponen dalam negeri kita," ujar dia.

Pemerintah Indonesia dan pihak Boeing Amerika Serikat pada awal pekan ini menandatangani nota kesepahaman kerja sama bidang industri. Penandatangan dilakukan di sela-sela Indonesia Investment Day di New York, oleh Dubes RI untuk AS, Dino Patti Djalal, dan Wakil Presiden Boeing, Stanley Rooth, disaksikan oleh Presiden Yudhoyono.

Maskapai penerbangan Indonesia, Lion Air, dan Boeing tahun lalu menyepakati pembelian pesawat senilai 23 miliar dollar. Dengan pembelian itu, Boeing mencetak rekor penjualan dalam sejarahnya, baik dalam nilai transaksi maupun jumlah unit yang dipesan setelah maskapai penerbangan Indonesia, Lion Air, memesan 230 unit pesawat buatan Boeing, yaitu terdiri dari 201 unit jenis 737 MAX dan 29 unit Next Generation 737-900. Penandatangan perjanjian pembelian itu dilakukan oleh Presiden Direktur Lion Air, Rusdi Kirana, dan Wakil Presiden Boeing, Roy Connor, dengan disaksikan oleh Presiden Barack Obama di sela-sela KTT Asia Timur di Bali pada November 2011.

Sementara itu, Jumat siang waktu setempat atau Sabtu WIB, Presiden Yudhoyono mengakhiri kunjungan kerjanya di New York, Amerika Serikat, dan bertolak menuju Tanah Air. Kepala Negara beserta rombongan dijadwalkan tiba di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta pada Minggu (30/9) pagi.

Kehadiran Presiden Yudhoyono di New York adalah untuk memimpin delegasi Indonesia mengikuti sejumlah kegiatan yang berkaitan dengan Sidang ke-67 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa. Presiden juga menyampaikan pandangannya di sesi debat Sidang Majelis Umum PBB. Selain itu, Kepala Negara menghadiri Indonesia Investment Day dan melakukan pertemuan dengan para pengusaha Amerika Serikat untuk meningkatkan kerja sama ekonomi. 



Sumber : KoranJakarta

Analisis : Terima Kasih, Panglima Tertinggi...........!!!!

ANALISIS-(IDB) : Duhai Panglima Tertinggi,

Engkau telah jadikan hulubalang kami menjadi layak pakai, menjadi siap pakai, tidak lagi sekedar menggapai asa melainkan sudah mendapat asa dengan kehadiran beragam jenis alutsista. Kegembiraan kami adalah kegembiraan bernafas kebanggaan manakala sang hulubalang berbaju loreng kembali memperlihatkan otot utuhnya dengan kombinasi kemampuan adu gelut personal dan keterampilan menggunakan teknologi alutsista.  Engkau lengkapi pasukanmu dengan berbagai jenis alutsista segala matra.

“Kemarahanmu” beberapa tahun silam karena ulah arogansi negara jiran yang hobi mengklaim benar-benar membuahkan hasil nyata.  Engkau nyatakan kemarahanmu bukan dengan kata-kata sumpah serapah atau retorika melainkan dengan menyusun rencana besar yang terukur dan terstruktur untuk mempersiapakan kekuatan pukul yang membanting.  Tidak dalam rangka masuk dulu baru digebuk tetapi banting dulu sebelum masuk.  Engkau nyatakan dengan perbuatan, engkau nyatakan dengan jalan yang jelas, karena engkau seorang jenderal yang cerdas yang tak perlu menjual statemen.  Dan engkau memang tidak pernah menjual statemen keras sebelum hulubalangmu dilengkapi dulu persenjataannya. Ketika berbagai alutsista mulai berdatangan, engkau pun secara lantang berkata di depan jenderal-jenderalmu pada buka bersama Ramadhan lalu: Kita akan menuju sebagai macan Asia.
Ketika Meninjau latihan Brigade Marinir
Begitulah memang karakter sejati seorang pemimpin militer yang memiliki segudang ilmu strategi.  Ketika bicara dalam bahasa diplomasi mengedepankan konten bicara tanpa harus merusak hubungan pertemanan, hubungan perjiranan.  Hubungan antar negara tetap saja baik dan akrab.  Namun di sisi yang lain diformulakan dengan adonan kekuatan harga diri bangsa, kedaulatan yang dijunjung tinggi untuk jangan coba bermain lagi di wilayah pelecehan teritorial.  Negeri ini menjunjung kuat nilai-nilai persahab`tan antar negara dan selalu mengedepankan kualitas diplomasi untuk kenyamanan dalam interaksi antar rumah tangga masing-masing negara.  Tetapi negeri ini yang memilik karakter dan nilai kejuangan tidak ingin rumah besarnya, rumah gadangnya menjadi obyek pelampiasan nafsu keangkuhan jiran yang merasa lebih bertamadun menurut dia.

Engkau pun telah menunjukkan kekuatan kepemimpinan di negeri ini karena mampu menahan gejolak emosi meski caci maki terlalu sering dikumandangkan oleh petualang politik dalam negeri yang hanya pintar mencari kesalahan.  Sudah banyak buktinya, engkau bawa negeri ini dalam nilai ekonomi yang gemilang meski rakyatmu belum semua sejahtera.  Pertumbuhan ekonomi mencapai 6,4 % terbaik kedua setelah Cina, pendapatan per kapita mencapai US$ 4.000,- dan ini yang lebih dahsyat, kekuatan beli negeri ini mencapai nilai 1600 trilyun per tahun yang mampu membungakan dada dan mencerahkan wajah.  Sebagai kekuatan ekonomi terbesar di ASEAN, terbesar ke 16 di dunia, masuk negeri idola bersama 3 negeri lain dalam MIST (Meksiko, Indonesia, South Korea dan Turki), pengaruh kepemimpinan adalah kunci semua prestasi, itu kalau kita membacanya dengan hati bening, bukan dengan hati busuk seperti yang dikoar-koarkan “ahli ekonomi sirik” di layar kaca.

Ketika masih menjadi Kolonel
Panglima, kami berterimakasih kepadamu karena tanggal 5 Oktober ini parade kewibawaan hulubalang republik mampu memberikan nilai langkah tegap yang sesungguhnya.  Meski belum semua alutsista yang dipesan datang namun gegap gempita menyambut kedatangannya  terasa nian dalam parade dan defile pengawal republik.  Langkah tegap yang diderukan adalah testimoni sebuah konser harga diri, nilai juang dan semangat berbangsa untuk diperlihatkan kepada siapa saja.  Bahwa bangsa ini mampu bertarung dengan taring tajam demi sebuah harga diri dari negara kepulauan terbesar di dunia, negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, negara demokrasi terbesar ketiga di dunia.

Berbagai jenis alutsista modern yang sudah dan segera mengisi kesatrian pengawal republik sejatinya adalah sebuah penghormatan terhadap nilai kepahlawanan sepanjang perjalanan bangsa ini.  Nilai penghormatan itu adalah kesediaan kita untuk selalu mengasah kemampuan bertarung dengan alutsista modern.  Karena sebagai pewaris tanah air, wasiat dari pendiri republik adalah mempertahankan setiap jengkal teritori negara ini dari segala jenis ancaman.  Itulah harga matinya, tidak ada tawar menawar karena air laut pun tidak ingin tawar.  Kita tidak ingin menjual persoalan atau persengketaan dengan rumah tetangga namun dalam etika pergaulan yang bernama harga diri jika ada yang menjual persengketaan kita pun patut membelinya.  Apalagi jika sampai melakukan show of force dengan memamerkan kekuatan militer di depan mata kita.

Begitulah Panglima, episode perjalanan bangsa ini sesungguhnya bisa mencapai sampai di batas ini tidak terlepas dari pengawalan yang terus menerus dari garda republik. Maka ketika engkau kembali mendandani dan mempertajam taring pasukanmu, itu adalah sebuah kewajiban yang harus terus digemakan.  Karena rumah yang besar ini harus mempunyai pagar yang kuat untuk menghadapi kondisi terburuk dalam dinamika kawasan.  Untuk itu sebagai anak bangsa, ucapan terimakasih dan penghargaan pantas dilayangkan kepada Panglima Tertinggi yang telah memberikan semangat dan harga diri hulubalang republik.  Kesatrian-kesatrian pengawal republik saat ini memberikan penghormatan bergelora kepada Panglima Tertinggi yang bersama komponen perwakilan rakyat dan seluruh rakyat telah memberikan dukungan penuh untuk perkuatan militer.

Selamat ulang tahun tentaraku,-
 
 
 
Sumber : Analisis

TNI Tambah Lagi Satu Batalyon Infanteri Di Daerah Perbatasan

SAMARINDA-(IDB) : Panglima Komando Daerah Militer VI Mulawarman Mayjend Subekti mengungkapkan, tahun 2013, pihaknya akan menambah satu batalion lagi untuk wilayah perbatasan RI-Malaysia di Kalimantan. Tujuannya untuk menambah pengawasan di garis perbatasan yang sering terjadi praktek ilegal, termasuk illegal logging.

"Biar pengawasan semakin rapat, jadi tak ada lagi pencurian (kayu) di perbatasan," kata Mayor Jenderal Subekti di Samarinda, Ahad, 30 September 2012.

Ia mengungkapkan, penambahan batalion nantinya akan difokuskan untuk menjaga garis antara Malinau-Kutai Barat. Saat ini, menurut dia, ada 44 pos jaga di Kalimantan yang menjaga wilayah perbatasan sepanjang 2.004 kilometer, membentang dari Kalimantan Barat hingga Kalimantan Timur. Tapi, untuk garis batas di Kutai Barat, menurut Subekti, masih terlalu jauh jaraknya. "Tahun depan juga akan dibangun 29 pos baru," katanya.

Soal pergeseran patok perbatasan, kata dia, sejak enam bulan terakhir tak pernah terjadi. Memang ada pergeseran, tapi terjadi karena faktor alam, seperti longsor, sehingga patok bergeser. Itu pun, katanya, dikembalikan ke koordinat awal secara bersama-sama. "Kalau digeser tidak ada," ujarnya.

Subekti menambahkan, kondisi perbatasan yang terisolasi sampai sekarang memang menjadi masalah sosial di sepanjang perbatasan. Warga masih sangat bergantung pada Malaysia untuk memenuhi kebutuhan hidup, termasuk BBM. "Harganya jadi mahal, tapi mau gimana lagi, mereka, ya beli juga," katanya.

Ia berharap pemerintah bisa menerapkan program yang menjawab kebutuhan rakyat. "Bangun infrastruktur di perbatasan sangat mendesak. Jangan dibandingkan dengan Malaysia, jauh tertinggal kita," katanya.




Sumber : Tempo

Tjahjo Kumolo : Indonesia Harus Mulai Bangun Poros Pertahanan Baru

JAKARTA-(IDB) : Indonesia sebagai negara yang bebas aktif harus membangun jalur atau poros baru dalam bidang pertahaan, kata anggota Komisi I DPR RI, Tjahjo Kumolo.

"Seyogianya Indonesia tidak terpaku pada ASEAN saja dan Amerika Serikat, tetapi perlu dipertimbangkan membangun poros Jakarta-Peking, Jakarta-India, Jakarta-Rusia, dan negara-negara Arab," ujarnya kepada ANTARA News di Semarang, Minggu, jelang hari ulang tahun ( HUT) kee-67 Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada 5 Oktober 2012.

Wakil rakyat asal Daerah Pemilihan Jawa Tengah (Dapil Jateng) 1 itu menegaskan bahwa posisi Indonesia di kawasan Asia-Pasifik secara geopolitik sangat strategis dan harus jeli menempatkan posisi tawarnya di antara negara-negara besar yang sedang mencari pengaruh di Asia-Pasifik.

Kompetisi regional dari skenario global dan dampaknya terhadap Indonesia, menurut Tjahjo, harus diantisipasi agar RI, khususnya TNI yang sedang memodernisasi alat utama sistem senjata (alutsista), tidak terjebak pada negara besar yang sebetulnya bisa jadi monster bagi Indonesia.

Menyinggung ASEAN Security Community (ASC), Tjahjo mengutarakan, "Bagaimana rencana strategis pertahanan RI? Kemelut Laut China Selatan saja, Indonesia dan ASEAN belum bisa memainkan bidak-bidaknya dengan strategis."

Ia menegaskan, "Minimum essential force (MEF) yang kita inginkan harus tercapai dan terencana sampai 2014. Hal ini tidak bisa berdiri sendiri, tetapi harus diiringi dengan kebijakan-kebijakan perencanaan ekonomi Indonesia ke depan yang terstruktur dan terencana."

Di lain pihak, anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan itu mengatakan bahwa Markas Besar (Mabes) TNI harus memprioritaskan program penggunaan kekuatan pertahanan integratif dan progran modernisasi alutsista.

Di samping itu, lanjut Tjahjo, meningkatkan profesionalisme prajurit dan memantapkan penyelenggaraan manajemen dan operasinalisasi modern serta meningkatkan kesejahteraan prajurit dan keluarganya.

"Ini yang harus konsisten dilaksanakan oleh Mabes TNI dan Kementerian Pertahanan, baik untuk matra Angkatan Laut, Angkatan Darat, maupun Angkatan Udara," demikian Tjahjo Kumolo.



Sumber : Antara

Iran Luncurkan Alutsista Baru Produksi Dalam Negeri





Iran Luncurkan Kendaraan Taktis, Senapan Sniper & Jet Tempur Teknologi Canggih
TEHRAN-(IDB) : Iran meluncurkan senapan sniper jarak jauh dan kendaraan taktis berat yang diproduksi oleh para ahli sendiri militer, Press TV melaporkan Sabtu (29/9).

The Shaaher jangka panjang sniper dan kendaraan taktis Neinava diungkapkan dalam upacara di ibukota Iran Teheran. Upacara ini dihadiri oleh komandan pasukan darat tentara Iran, Brigadir Jenderal Ahmad-Reza Pourdastan, kata laporan itu.

Senapan sniper berkaliber 14,5 mm memiliki jangkauan efektif 3 km, kata laporan itu, ditambahkan pula bahwa senjata berukuran 185 cm dan berat 22 kg, memerlukan tiga operator untuk penggunaan yang efisien.

Pourdastan mengatakan kepada wartawan bahwa 2,5 ton kendaraan taktis Neinava dirancang untuk mengangkut tentara dan peralatan.

Kendaraan, yang menggunakan mesin 240-tenaga kuda, memiliki panjang 7 meter, lebar 2,5 meter kali 2,8 meter, dan dapat membawa beban hingga 5 ton di jalan biasa dan 2,5 ton pada semua jenis medan, menurut laporan tersebut.

Press TV melaporkan bahwa jet tempur (Thunderbolt) generasi baru buatan Saeqeh akan bergabung dengan  armada angkatan udara Iran sebelum akhir tahun ini menurut kalender Iran (20 Maret 2013).

"Jet tempur Generasi baru yang diproduksi Saeqeh akan segera bergabung dengan armada angkatan udara dengan nama baru," kata Wakil Komandan Angkatan Udara Iran Brigadir Jenderal Aziz Nasirzadeh.

Jet tempur baru tersebut lebih canggih daripada yang ada saat ini dan telah dioptimalkan oleh spesialis Iran.

Dia menambahkan bahwa pesawat baru dapat  ditingkatkan dengan dilengkapi amunisi, bom pintar dan sistem elektronik modern.

Nasirzadeh mengatakan angkatan udara Iran telah siap untuk menghadapi segala kemungkinan ancaman terhadap negaranya.




Sumber : Wartanews

Panglima TNI : Evaluasi Dilakukan, Proyek Klewang Lanjut

JAKARTA-(IDB) : TNI menyebut pihaknya masih akan mengkaji ulang mengenai pembelian kapal sejenis kapal siluman KRI Klewang. KRI Klewang terbakar di dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi. Untuk kapal sejenis yang ditaksir seharga Rp 114 miliar yang sudah dipesan tetap berlanjut, dan pihak galangan berjanji untuk membuatkan yang baru untuk kapal yang terbakar.

"Kita akan evaluasi kembali nanti mengenai pembelian. Yang sudah kita pesan tentu akan dibuat ulang oleh galangan. Dengan kasus seperti ini tentu mereka akan membuat perbaikan," ujar Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, usai menyambut kedatangan Presiden SBY dari AS, di Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Minggu (30/9/2012).

Agus juga menyebut pihaknya hingg` saat ini masih menunggu proses penyelidikan terhadap terbakarnya kapal tersebut. Menurutnya proses investigasi ini diperkirakan akan memakan waktu beberapa lama.

"Tim masih berada di sana untuk melakukan langkah investigasi," imbuhnya.

Sebelumnya, Kapal Siluman KRI Klewang terbakar sekitar pukul 15.15 WIB, Jumat (28/9). Saat itu api sempat tidak mampu dijinakkan hingga terdengar beberapa kali ledakan dan membelah kapal tersebut menjadi dua. Diduga dalam insiden itu seorang pekerja dan perwira TNI AL mengalami luka dan dibawa ke rumah sakit terdekat.



Sumber : Detik

Panglima TNI : Unsur Sabotase Bisa Saja Terjadi

JAKARTA-(IDB) : Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menilai semua kemungkinan bisa saja menjadi penyebab terbakarnya kapal trimaran KRI Klewang, tak terkecuali kemungkinan sabotase pihak-pihak tertentu. "Karena kapalnya belum jadi dan masih dalam proses pembangunan, semuanya bisa saja terjadi," kata Agus di Pangkalan TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma, Ahad, 30 September 2012.

Agus menyatakan TNI Angkatan Laut masih menunggu proses investigasi selanjutnya. Ia telah memerintahkan evaluasi menyeluruh. Apalagi kapal ini belum sempat melakukan uji coba perdana melaut atau sea trial.

Jumat lalu, 28 September 2012, sekitar pukul 15.15, kapal baru milik TNI Angkatan Laut KRI Klewang 625 ludes terbakar. Dugaan sementara, kapal terbakar karena hubungan arus pendek listrik. Padahal, seyogyanya, pada hari tersebut, kapal seharga Rp 114 miliar ini akan memulai uji coba perdana laut atau sea trial dari Dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi, Jawa Timur.

Kapal canggih jenis trimaran yang digadang-gadang tidak bisa terdeteksi radar ini diluncurkan pada 30 Agustus 2012 lalu. Peluncuran kapal perang itu dilakukan Wakil Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Sayyid Anwar. Rencana sebelumnya, uji coba kapal dilakukan selama sebulan dengan 27 kru dari pasukan TNI Angkatan Laut.

Kapal KRI Klewang ini memiliki panjang 63 meter, kecepatan maksimal 35 knot, bobot 53,1 GT, serta mesin utama 4x marine engines MAN nominal 1.800 PK.




Sumber : Tempo

DPR Panggil Panglima TNI Dan Menhan Terkait Insiden Klewang

JAKARTA-(IDB) : Kapal KRI Klewang, kapal yang tak terdeteksi radar, terbakar Jumat lalu di Banyuwangi, Jatim. Komisi I DPR akan mempertanyakan insiden itu kepada Menhan dan Panglima TNI Senin besok.

"Hari Senin (1/10) dalam raker dengan Kemhan dan Panglima, hal ini akan ditanyakan," kata Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddik kepada detikcom, Minggu (30/9/2012).

Mahfudz secara pribadi telah meminta keterangan Panglima TNI terkait kebakaran kapal siluman senilai Rp 114 miliar tersebut. Kapal tersebut dijelaskan oleh Panglima TNI, belum diserahterimakan.

"Saya sudah konfirmasi ke Panglima, KRI Klewang masih dalam tahap uji coba dan belum ada serah terima. Sebab-sebab kecelakaan masih diselidiki," kata Mahfudz

Kapal siluman KRI Klewang yang mirip USS Independence itu terbakar sekitar pukul 15.15 WIB, Jumat (28/9). Saat itu api sempat tidak mampu dijinakkan hingga terdengar beberapa kali ledakan dan membelah kapal tersebut menjadi dua.

Diduga dalam insiden itu seorang pekerja dan perwira TNI AL mengalami luka dan dibawa ke rumah sakit terdekat. Penyebab terbakarnya kapal tersebut diduga berasal dari korsleting dari instalasi listrik di dalam kapal. Hingga saat ini penyelidikan masih dilakukan. Pihak TNI menegaskan kapal itu masih menjadi tanggung jawab produsen kapal PT Lundin Industry Invest.



Sumber : Detik

Belum Ada Release Resmi Dari TNI AL, Terkait Terbakarnya KRI Klewang

BANYUWANGI-(IDB) : Sehari setelah kebakaran KRI Klewang 625, Panglima Armada Timur (Pangarmatim) TNI AL Laksamana Muda (Laksda) Agung Pramono langsung turun ke lokasi kebakaran, Sabtu (29/9). Hanya saja, kedatangan jenderal bintang dua tersebut tanpa disertai keterangan apa pun terhadap pers.

Panglima dan rombongan tiba di pangkalan TNI AL (Lanal) Banyuwangi sekitar pukul 08.00. Kedatangan perwira tinggi TNI AL itu disambut Komandan Lanal (Danlanal) Banyuwangi Letkol Laut (P) Muhammad Nazif dan beberapa pejabat PT Lundin Industry Invest.


PT Lundin Industry Invest merupakan kontraktor pembuat kapal reaksi cepat (KRC) KRI Klewang 625 yang berlokasi di Lingkungan Cacalan, Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi. Kapal seharga Rp 114 miliar itu merupakan order dari Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI, untuk memperkuat alutsista TNI AL.


Saat terbakar, kapal yang diklaim paling canggih itu masih dalam proses pekerjaan akhir dan belum diserahkan. Pangarmatim Agung menolak memberikan keterangan, karena kapal tersebut belum menjadi milik TNI AL. "Panglima tidak berkenan memberi keterangan, itu semua diserahkan pada PT Lundin," ujar Danlanal Letkol Laut (P) Muhammad Nazif.


Pertemuan panglima dengan petinggi PT Lundin Industry Invest terjadi  sekitar empat jam. Pertemuan berlangsung mulai pukul 08.00, dan baru meninggalkan Mako Lanal Banyuwangi sekitar pukul 11.00.


Belum diketahui secara jelas, apa saja materi pembicaraan antara produsen kapal canggih dan Pangarmatim. Hingga meninggalkan Mako Lanal, Laksda Agung tidak memberikan keterangan apa pun.


Sebelum meninggalkan Mako, Laksda Agung dan rombongan sempat mengunjungi dermaga Lanal. Dermaga merupakan lokasi KRI Klewang saat terjadi kebakaran.


Setelah mengunjungi lokasi kebakaran, Laksda Agung dan rombongan meninggalkan Makolanal dan langsung bertolak ke Surabaya. Beberapa saat kemudian, rombongan PT Lundin menyusul kemudian meninggalkan Mako Lanal Banyuwangi.


Sementara itu, lokasi kebakaran kapal menjadi tontonan warga. Puluhan warga silih berganti mendekati lokasi kebakaran untuk melihat puing kapal tersebut.


Sayangnya, warga tidak bisa melihat secara detail lokasi kejadian. Warga tidak diperkenankan untuk melihat bekas kebakaran kapal dari jarak dekat, dan mereka harus puas melihat dari kejauhan.


Walau kondisi kapal tidak terbakar 100 persen, namun puing tidak kelihatan dari jarak jauh. Puing-puing kapal, tertutup air pasang.




Sumber : JPNN

Lundin : Saat Terbakar Alat Pendeteksi Api Belum Terpasang

BANYUWANGI-(IDB) : PT Lundin Industry Invest, produsen kapal perang siluman KRI KLewang jenis trimaran, menyebut kapal buatannya sudah didesain anti terbakar. Namun pengerjaan kapal senilai Rp 114 miliar itu belum rampung 100 persen.

Direktur PT Lundin, Lizza Lundin menjelaskan, teknologi KRI Klewang sebenarnya dilengkapi springkel yang dapat keluar otomatis bila terjadi kebakaran. Namun saat terbakar, alat tersebut belum terpasang sepenuhnya di Kapal Cepat Rudal (KCR) yang terbuat dari komposit tersebut.

"Kemarin pekerja masih memasang mesin, elektrik dan lainnya. Karena Kapal belum selesai sepenuhnya," jelas Lizza, saat jumpa pers di kantornya, Sabtu (29/09/2012).

Meski pengerjaannya belum selesai, TNI AL meminta supaya KRI Klewang segera diujicoba, Jumat (28/09/2012) sore kemarin. Sebab itu, PT Lundin mengerahkan sekitar 30 pekerjanya segera memasang sejumlah mesin dan listrik.

Dalam proses pengerjaan itulah akhirnya terjadi kebakaran. Diduga api ditimbulkan karena korsleting saat instalasi listrik dari darat ke kapal. Dari kejadian itu KRI Klewang ludes terbakar sebelum sempat diujicoba. Kejadian ini masih dalam penyelidikan pihak PT Lundin.



Sumber : Detik