Pages

Kamis, September 06, 2012

Tampilan Perdana Pesawat KF / IF - X Serie C-103

Model pesawat KFX/IFX serie C103
SEOUL-(IDB) : CRDC (Combined  Research & Development Center) sebagai lembaga yang dibentuk pemerintah Korea dan Indonesia yang merupakan gabungan antara engineer Korea dan Indonesia yang bekerja bersama-sama untuk pengembangan jet tempur generasi 4.5 yang diberi nama KFX / IFX baru-baru ini merilis gambar pertama dari hasil kerjasama keduanya yang dinamakan versi C103.

C103 adalah rancangan baru dari program KFX/IFX yang mempunyai penampakan seperti F-22 Raptor dengan bentuk yang meminimalkan RCS (Radar Cross Section). Perbedaan yang paling menonjol adalah persenjataan yang dibawa C103 dapat terlihat semuanya karena digotong dibawah sayapnya. Pada F-22 Raptor persenjataan tersebut tersimpan dalam  Internal Weapon Bay sehingga pesawat tersebut dapat tampil full stealth.

C103 rencananya akan menggunakan radar AESA (Active Electronic Scanned Array) yang dikembangkan oleh perusahaan Korea LIG Nex1. Pesawat ini direncanakan untuk dapat membawa persenjataan 4 rudal udara ke udara jarak menengah sekelas AMRAAM, 2 rudal udara ke udara jarak pendek dan dapat membawa bom hingga 1,000 pound sekelas JDAM (Joint Direct Attack Munition), yang semuanya terpasang pada 11 cantelan di bawah sayap dan bodinya.

Dengan mesin yang mempunyai daya dorong 36.000 pound sekelas F404 / F414 / EJ200 maka C103 diproyeksikan akan mempunyai kemampuan di atas pesawat F-16. Keberhasilan program KFX/IFX ini akan menjadi kuda hitam dalam persaingan pemasaran pesawat tempur sekelas F/A-18E/F, F-16 Block 60, dan Eurofighter Typhoon.
 
 
Sumber : KD

Latihan Bersama “Kakadu Exercise 2012” Memasuki Tahap Manuver Lapangan

AUSTRALIA-(IDB) : Latihan bersama berskala multilateral Angkatan Laut delapan negara dengan nama sandi “Kakadu Exercise 2012” telah memasuki tahap manuver lapangan yang berlangsung di perairan sebelah utara Australia. Sebanyak 18 kapal perang dari delapan negara memenuhi perairan sebelah utara Australia itu untuk melaksanakan tahap sea phase dalam latihan bersama hingga tanggal 13 September 2012.
 
Dalam tahap sea phase ini, materi latihan yang dilaksanakan meliputi: Marine Skills, SAR Ex, Boarding Ex, CASEX, Gunnery Ex, Cross Deck Landing, RAS Ex, ADEX, Encounter Maritime Terror Ex, dan Multiwarfare Ex. Seluruh kapal perang yang terlibat bergerak dari pelabuhan Forth Hill Wharf Darwin, Australia menuju laut lepas dengan bentuk formasi yang telah ditentukan.

Latihan bersama “Kakadu Exercise 2012” yang diselenggarakan oleh Royal Australian Navy (RAN) selaku tuan rumah, merupakan latihan bersama setiap dua tahun. Latihan ini dimaksudkan untuk memelihara dan meningkatkan hubungan kerja sama antarnegara di Asia Pasifik, sehingga diharapkan dapat mewujudkan stabilitas keamanan di kawasan. Latihan ini diikuti oleh Angkatan Laut 8 (delapan) negara, terdiri dari Australia, Brunei Darussalam, Indonesia, Perancis, Jepang, Selandia Baru, Singapura, dan Thailand.

Dari 18 kapal perang yang terlibat latihan, Angkatan Laut Australia mengerahkan 9 kapalnya, yakni HMAS Darwin, HMAS Dechaineux, HMAS Perth, HMAS Warramunga, HMAS Sirius, HMAS Bathurst, HMAS Ararat, HMAS Gascoyne, dan HMAS Huon; Angkatan Laut Brunei satu kapal yakni KDB Darussalam, Perancis satu kapal FNS Vendemiaire, Jepang satu kapal JS Shimakaze, Selandia Baru dua kapal yakni HMNZS Te Kaha dan HMNZS Endeavour, Singapura dua kapal RSS Stalwart dan RSS Valiant, Thailand satu kapal HTMS Rattanakosin, dan dari Indonesia TNI AL mengerahkan kapal perang TNI AL KRI Frans Kaisiepo-368 didukung satu unit helikopter TNI AL jenis Bolcow BO-105. Selain kapal perang beberapa negara mengerahkan juga beberapa pesawat tempur dan helikopternya.

Keikutsertaan TNI AL dalam latihan ini dimaksudkan sebagai ajang komparasi profesionalitas prajurit dalam menguasai berbagai problem latihan yang dilaksanakan, sekaligus untuk menguji kemampuan alutsista yang dimiliki dihadapkan pada kemampuan alutsista negara lainnya. Hal ini karena pada latihan “Kakadu Exercise 2010” yang dilaksanakan di Darwin, Australia dua tahun yang lalu, TNI AL hanya berperan sebagai observer. Sedangkan pada latihan Tahun 2012 ini TNI AL mengikuti semua rangkaian latihan yang dilaksanakan.

Dalam latihan “Kakadu Exercise 2012” ini masing-masing peserta akan diuji kemampuannya dalam mengaplikasikan dan mengembangkan doktrin, taktik serta prosedur operasi laut sesuai referensi yang telah ditetapkan, mengaplikasikan operasi tempur laut dalam kegiatan peperangan anti kapal permukaan, anti kapal selam, dan pertahanan udara, menguji kemampuan dalam mengaplikasikan prosedur Maritime Interdiction Operation (MIO) terhadap kapal-kapal yang dicurigai serta prosedur penanganan SAR, mengasah kemampuan dasar kepelautan (Marine Skill) bagi seluruh prajurit secara profesional, serta melatih komando dan pengendalian dan kerja sama taktis serta teknis antar unsur Angkatan Laut para peserta.

Latihan bertujuan untuk mempererat kerja sama antara TNI AL dan negara-negara peserta latihan serta meningkatkan interoperability dalam maritime security regional pada operasi multilateral. Sedangkan sasaran latihan yang ingin dicapai pada latihan “Kakadu Exercise 2012” ini antara lain: memelihara dan meningkatkan hubungan baik antara negara peserta latihan dalam rangka menjaga stabilitas keamanan regional, meningkatkan koordinasi dan kerja sama dalam pemahaman prosedur dan taktik operasi laut, memadukan pemahaman dan pengembangan dalam prosedur maritime security serta Standard Operational Procedure (SOP)  untuk pemeriksaan di laut dan SAR.


Sumber : PelitaOnline

Wamenhan : Pindad Mampu Buat Senjata Pesanan Irak

JAKARTA-(IDB) : Ada tiga hal utama membuat Irak tertarik pada senjata produksi Indonesia. Kementerian Pertahanan yakin PT Pindad mampu memproduksi senjata-senjata ringan dan menengah sesuai permintaan Irak.

Menurut Wakil Menteri Pertahanan Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin tiga hal penting membuat Irak tertarik senjata buatan Indonesia adalah soal harga, kualitas, dan delivery.

"Dan ini dalam payung Government to Government. Jadi tidak terlalu susah. Tidak ada orang ketiga," kata Sjafrie dalam perbincangan dengan VIVAnews di gedung DPR, Jakarta.

Rencananya, pada hari ulang tahun TNI ke ke-67 pada Oktober 2012 mendatang, pejabat Irak akan diundang dan hadir menyaksikan parade militer senjata Indonesia. Di sana Irak akan melakukan observasi terhadap senjata-senjata buatan Indonesia.

Hingga kini Sjafrie belum mengetahui berapa banyak senjata yang akan dipesan Negeri 1001 Malam itu. Semuanya tergantung kebutuhan Irak.

"Yang jelas, mereka itu mempunyai kekuatan personel cukup besar. Saya tidak tahu, ratusan ribu. Mudah-mudahan itu bisa menjadi pertimbangan. Tapi terpulang dari bagaimana mereka menguji coba sesuai kebutuhan mereka," ujar Sjafrie.

Di sisi lain, Sjafrie yakin PT Pindad sebagai produsen senjata dan alat angkut militer itu mampu memenuhi permintaan Irak. "Pindad punya kapasitas produksi tinggi," mantan Pangdam Jaya ini menjelaskan. "Ini tidak akan mengganggu produksi dalam negeri." 



Sumber : Vivanews

Pemerintah Restui Penjualan Senjata Ke Irak Dan Uganda

JAKARTA-(IDB) : Kementerian Pertahanan menyepakati penjualan alat utama sistem persenjataan oleh PT Pindad Persero dengan Irak dan Uganda. Meskipun begitu, penjualan ini masih dalam penjajakan dan tahap memperkenalkan produk buatan industri pertahanan Indonesia.

"Baru pada tahap introduksi, tapi yang paling penting adalah proses setelahnya," kata Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin, kepada Tempo di Jakarta, Rabu, 5 September 2012.

Proses pengenalan produk alutsista oleh PT Pindad nanti akan dilakukan bersama tim dari Kementerian Pertahanan. Tim bersama PT Pindad akan berangkat ke Uganda pada September ini. "Sekitar minggu ketiga," ujar Sjafrie.

Materi yang akan dibicarakan, kata Sjafrie, terutama mengenai penawaran produk alutsista dan non-alutsista dari Indonesia. "Utamanya senjata serbu, panser anoa, dan juga akan mengenalkan sejumlah pesawat buatan Indonesia," ujarnya.

Di lain pihak, pengadaan alutsista dengan Irak diawali dengan pertemuan dengan delegasi tinggi Irak. Pada awal Oktober mendatang, Irak akan mengirim wakil menteri pertahanan mereka ke Indonesia. "Dalam pertemuan itu, salah satu agenda kami menerbangkan delegasi dengan pesawat produksi dalam negeri ke Bandung, Surabaya, dan Solo," ujar Sjafrie.

Sebelumnya, Direktur Utama Pindad Adik Avianto mengatakan Irak akan meninjau pabrik Pindad sekaligus melihat proses pembuatannya. Kunjungan direncanakan bakal berlangsung pada 6 Oktober 2012. Irak kabarnya membutuhkan rompi tahan peluru, helm, sepatu lars, dan seragam. Irak juga tertarik dengan Panser Anoa. 



Sumber : Tempo

Wamenhan : Tidak Hanya Timur Tengah, Negara Asia Tenggara Juga Tertarik Alutsista Indonesia

Indonesia memberikan calon pembeli dengan opsi teknologi menengah.


JAKARTA-(IDB) : Irak dan Uganda sudah menyampaikan ketertarikan untuk memesan senjata-senjata buatan Indonesia. Bahkan pejabat Irak, pada hari ulang tahun TNI ke-67 Oktober 2012 nanti akan hadir dan melihat senjata-senjata buatan Indonesia.

Rupanya, selain dua negara dari Afrika dan Timur Tengah itu, negara-negara Asia Tenggara juga sudah menunjukkan ketertarikannya atas senjata-senjata dan alat angkut militer buatan Indonesia.

"Malaysia dan Brunei Darussalam sudah mengadakan observasi," kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dalam perbincangan dengan VIVAnews di gedung DPR, Jakarta. Satu negara Asia lain yang juga berminat senjata buatan Indonesia, yakni Filipina.

Menurut Sjafrie, negara-negara lain berminat senjata buatan anak negeri karena teknologi yang diterapkan. Indonesia memberikan calon pembeli dengan opsi teknologi menengah.

"Seperti transportasi sedang, transportasi ringan Anoa, senjata ringan. Semua kaliber dan pistol," jelas Sjafrie. Khusus untuk Malaysia dan Brunei, kata Sjafrie, dua negara itu tertarik pada Panser Anoa buatan PT Pindad. "Untuk Filipina tertarik apda CN235 dan LPD (jenis kapal/Landing Platform Deck)."

Kemajuan industri juga sudah melebar ke Arab Saudi. Indonesia sudah mengirim sampel senjata sebagai tahap awal kerjasama. "Kita sudah memberikan contoh produk ke Arab Saudi, tapi baru penjajakan. Responnya belum," jelas Sjafrie.

Produksi senjata Indonesia yang terus dikenal di dunia internasional itu juga mendapat pujian dari Australia. Kementerian Pertahanan Australia, kata Sjafrie, melihat industri pertahanan Indonesia sudah maju pesat selama 5 tahun ini.



Sumber : Vivanews

Menhan : Negara Tetangga Mengakui Dan Menghormati Kedaulatan Indonesia Di Papua

JAKARAT-(IDB) : Menteri Pertahanan Australia, Stephen Smith, menegaskan kembali posisi Australia yang menghormati kedaulatan dan integritas wilayah Indonesia termasuk Papua dan Papua Barat.

“Kami menyambut baik komitmen Presiden Yudhoyono untuk memperbaiki standar kehidupan dan kesejahteraan masyarakat Papua dan Papua Barat melalui investasi ekonomi. Kami juga menyambut baik indikasi Presiden Yudhoyono bahwa dugaan itu akan diinvestigasi,” kata Smith dalam jumpa pers di Kementerian Pertahanan, Rabu (5/9), setelah melakukan kesepakatan perjanjian kerjasama pertahanan Indonesia dan Australia.


Dalam kesempatan itu, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan apresiasinya terhadap Australia yang menghormati integritas dan kesatuan teritorial Indonesia, seperti yang tercantum dalam perjanjian bilateral keamanan dan pertahanan Lombok Treaty yang ditandatangani Indonesia dan Australia pada 2006.


“Negara-negara tetangga kita menghormati kedaulatan kita di Papua dan Papua Barat. Itu adalah kedaulatan kita,” ujar Purnomo.


Jakarta disebutnya tidak mengirimkan pasukan militer tambahan untuk beroperasi di Papua dan Papua Barat untuk menangani gerakan separatisme.


“Pasukan yang beroperasi di Papua adalah pasukan lokal. Kalau pun kami mengirimkan pasukan ke sana, mereka adalah pasukan khusus untuk menjaga daerah perbatasan dan itu sesuai dengan peraturan kami,” katanya.


Untuk penanganan masalah gerakan separatisme, Purnomo menyebut diserahkan kepada polisi. Karena masalah gangguan keamanan dan separatisme adalah masalah kriminal dan penanganannya diatur dalam undang-undang pidana.


“Situasi di Papua adalah situasi sipil, bukan situasi militer,” katanya.


Terkait dengan penembakan tokoh gerakan separatisme Papua, Mako Tabuni, yang berdasarkan investigasi media Australia dilakukan pasukan khusus polisi anti terorisme Densus 88, Purnomo mengatakan hal itu tidak ada kaitannya dengan hak asasi manusia karena apa yang dilakukan Mako adalah tindakan kriminal, termasuk sejumlah insiden penembakan yang menewaskan warga sipil dan seorang warga negara Jerman di Papua.  


“Hal itu terjadi di wilayah yurisdiksi Indonesia dengan aturan dan hukum yang berlaku di Indonesia,” kata Purnomo.



Sumber : BeritaSatu

Dipastikan Sekitar 20 Industri Pertahanan Ambil Bagian Dalam IDE 2012

JAKARTA-(IDB) : Hubungan bilateral Indonesia Australia diperkuat dengan kesepakatan kerja sama pengembangan industri pertahanan antara kedua negara.
 
Dalam MOU yang ditandatangani Menteri Pertahanan Indonesia, Purnomo Yusgiantoro dan Menteri  Pertahanan Australia, Stephen Smith, disepakati kedua negara akan saling menjajaki kerja sama untuk saling memperkuat industri pertahanan di masing-masing negara.

Pembahasan kerja sama  yang berlangsung di Kementerian Pertahanan Indonesia Jakarta, dipimpin oleh Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta dan Menteri urusan Alutsista sekaligus Menteri Dalam Negeri dan Hukum Australia, Jason Clare.  

Menristek Gusti Muhammad Hatta mengatakan dalam diskusi, perwakilan kedua negara saling bertukar pengalaman mengenai perkembangan industri pertahanan masing-masing. Selanjutnya, kedua negara akan mengidentifikasi industri pertahanan yang memiliki potensial kerja sama jangka pendek maupun jangka panjang.

“Diskusinya bagus sekali, dan kita akan menindaklanjuti pertemuan ini. Ke depan akan ada pertemuan antar industri pertahanan Indonesia dan Australia,”  tegas Menristek.

Ia menambahkan, dalam waktu dekat sebelum penggelaran Indonesia Defence Expo akan ada pertemuan lanjutan untuk membahas lebih detail rencana kerjasama di sektor industri pertahanan.

Sementara itu, Menteri Urusan Alutsista sekaligus Menteri Dalam Negeri dan Hukum Australia, Jason Clare, mengatakan Australia sangat tertarik untuk menjajaki kerja sama di sektor pertahanan tersebut. Dalam pameran industri pertahanan Indonesia yang akan digelar 7-9 November 2012 nanti, akan ada 20 perusahaan industri pertahanan Australia yang akan ikut berpartisipasi.

Ini adalah peningkatan pesat dari pameran sebelumnya. “Pada Indo Defence Expo yang digelar 4 tahun lalu, hanya 1 perusahaan industri pertahanan Australia yang ikut. Kami sangat menanti tindak lanjut dari kerjasama ini,”  Katanya dalam jumpa pers di Kementerian Pertahanan.

Kerja sama  ini merupakan satu dari 3 MOU kerjasama yang ditanda tangani antara pemerintah Indonesia dan Australia pekan ini. Kemarin kedua delegasi telah menyepakati MOU kerjasama pertahanan dan kerjasama maritim dan SAR.



Sumber : Republika

Taiwan To Build Six Minehunters

photoTAIPEI-(IDB) : Taiwan plans to spend $1.2 billion on building six minehunters as part of efforts to negate China’s ability to blockade the island in a future conflict, a legislator said Monday.

The minehunters will be built between 2013 and 2025, according to Lin Yu-fang, a legislator of the ruling Kuomintang party who sits on parliament’s defence committee. He was citing the defence ministry’s draft 2013 budget.

“Once the project is completed, the navy’s anti-blockade capabilities will be enhanced significantly,” he said in a statement, adding that the budget, scheduled to total Tw$35.9 billion, was pending parliament’s final approval.

Last month Taiwan received two Osprey class minehunters, the second largest vessel of its kind in the world, from the United States, the island’s leading arms supplier despite a lack of diplomatic ties since 1979.

Ties between Taiwan and giant neighbour China have improved markedly since Ma Ying-jeou of the Beijing-friendly Kuomintang came to power in 2008 on a platform of beefing up trade and tourism links with the mainland.

But Beijing still sees Taiwan as part of its territory awaiting reunification, by force if necessary, even though the island has governed itself since their split at the end of a civil war in 1949.
China has repeatedly threatened to use military force against Taiwan should the island declare formal independence, prompting Taipei to seek more advanced weapons.

A blockade is one of the ways in which China is considered likely to exert military pressure on Taiwan, as a full-scale D-day style invasion might be far too costly for the mainland military.
 
 
 
Source : Defencetalk

Satgas SBJ LXI/2012 Gelar Pengobatan Gratis di Pulau Bonerate

BONERATE-(IDB) : Satuan Tugas (Satgas) Operasi Surya Bhaskara Jaya (SBJ) LXI/2012 menggelar bakti sosial dan pengobatan gratis di Pulau Bonerate, Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, Selasa (4/9). Operasi SBJ ini dilaksanakan setiap tahun oleh TNI AL, khususnya di daerah pesisir dan pulau-pulau terpencil dan sudah berlangsung sejak tahun 1980.

Hal ini merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab TNI AL sebagai komponen bangsa dalam mendukung pembangunan nasional. Selain itu, juga merupakan wujud nyata kepedulian TNI AL terhadap upaya peningkatan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat pesisir dan pulau-pulau terpencil.

Operasi Bhakti SBJ, pada awalnya merupakan kegiatan murni yang dilaksanakan TNI AL saja. Sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi, operasi SBJ mulai berkembang menjadi kegiatan kolaborasi dengan berbagai pihak lain. Kegiatan ini melibatkan pemerintah daerah, Kementerian Koordinator Bidang Kesra, dan Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial serta Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan pihak swasta.

Satgas SBJ ini bekerja secara terpadu di wilayah kerja Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) VI Makasar dan Lantamal IX Ambon. Digelarnya Operasi Bhakti SBJ ini guna membantu pemerintah daerah dalam rangka pembangunan daerah, meningkatkan kesejahteraan dan kualitas kesehatan masyarakat lokal, khususnya masyarakat yang berada di pesisir pantai serta pulau-pulau kecil.

Disamping melakukan pengobatan umum, pengobatan yang dilakukan di KRI dr. Soeharso hari ini, yaitu operasi bedah mayor terhadap pasien penderita struma (gondok), dan operasi bedah minor penderita Lipoma. Sampai berita ini diturunkan, jumlah pasien yang berobat belum bisa dihitung secara keseluruhan.

Selain melakukan pengobatan masal, juga menyerahkan bahan kontak kepada Sekolah Menengah Atas (SMA) berupa 1 unit net bola voli, 4 bola voli, 2 bola basket, dan 1 keranjang basket serta 1 buah gitar. Kemudian kepada Karang Taruna setempat, juga menyerahkan 4 jaring apung, 4 jaring kantong, 1 Jala ikan, 1 pukat, 20 kitab suci Alqur’an dan 15 Alkitab.

Kegiatan Satgas SBJ ini dititik beratkan pada pelayanan dan penyuluhan kesehatan, bakti sosial dan pelayanan masyarakat. SBJ ini dilakukan dengan menggunakan Kapal Perang rumah sakit KRI dr. Soeharso-990, dari jajaran Satuan Kapal Bantu (Satban) Koarmatim. Bertindak sebagai Komandan Satgas SBJ LXI/2012, Kolonel Laut (P) Herman Prasetyo, yang sehari-hari menjabat Komandan Satuan Kapal Bantu Koarmatim. 



Sumber : Koarmatim

Kisah Spionase di Balik Kemunculan J-20

ANGKASA-(IDB) : Perang Dingin sudah lewat, tetapi persinggungan Barat-Timur masih sering terjadi. Bola panas menggelinding setelah April lalu FBI menyiarkan penangkapan dua agen spionase Taiwan di Las Vegas. Mereka dituduh mencuri rahasia jet tempur stealth F-22 Raptor untuk China. Entah tuduhan itu benar atau tidak, faktanya tampang J-20 yang baru saja diuji terbang memang mirip jet tempur yang paling digdaya ini. Tuduhan spionase tersebut tiba-tiba menggema ke seantero jagat. Dalam waktu hampir bersamaan Kremlin dan Teheran balik menuduh Israel, negara yang berkiblat ke AS, melakukan upaya serupa. Sebaliknya AS juga menuduh Kremlin telah berusaha menggunakan sepuluh warga AS untuk mencuri informasi penting di Gedung Putih. Lebih jauh tentang hiruk-pikuk petualangan para James Bond di balik perancangan pesawat tempur ini.

Laiknya kisah spionase, berita tentang kegiatan mata-mata jarang sekali yang berakhir dengan kejelasan. Semua tetap beredar di wilayah abu-abu. Apalagi karena di sekitarnya juga beredar kisah-kisah serupa yang sama-sama menarik dan sama-sama tak jelas, seperti kisah dua penyelundup obat bius asal Taiwan yang April lalu ditangkap FBI (Biro Investigasi Federal AS) atas tuduhan mencuri rahasia jet tempur F-22 untuk China.

Berita tentang pasangan Hui Sheng Shen, 45 tahun, yang dikenal sebagai Charlie, dan Huan Ling Chang, 41 tahun, yang dikenal sebagai Alice itu, kini, menjadi isu spionase paling hot di dunia maya. Nama Shen dan Chang kini menjadi trending topic karena santer dibicarakan sebagai mata-mata yang menyuplai teknologi F-22 ke Chengdu Aircraft Industry terkait pembuatan J-20.

J-20 adalah pesawat kombatan yang tengah dikembangkan sebagai tulang punggung kekuatan udara China di masa datang. Belum lama ini China telah menggelindingkan keluar prototipe ke-2, untuk menjalani uji taxiing. Prototipe pertama telah lebih dulu menjalani uji terbang pada Januari 2011. Yang bikin ribut: tampang depan prototipe kedua J-20 amat mirip F-22.

China sendiri tak pernah mengumumkan kemunculan pesawat tersebut secara resmi. Penampakan jet kombatan yang kabarnya berkode Mighty Dragon itu bisa disimak di dunia maya dalam format foto-video hasil bidikan fotografer amatir. Mei lalu, pesawat ini tampak sedang melakukan uji-coba taxiing kecepatan rendah di sebuah lapangan terbang di Chengdu.

Benarkah J-20 dibuat berdasar rancang-bangun F-22? Meski dinas rahasia AS meyakininya sebagai hasil cyber-espionage, tak sedikit orang Amerika menyangsikannya sebagai jiplakan F-22. Itu karena banyak bagian pesawat ini berbeda dengan F-22. Tubuhnya, misalnya, lebih panjang, dan pesawat ini memiliki canard. Praktis memang hanya tampang depannya saja yang sama.

Shen dan Chang ditangkap ketika sedang memotret F-22. Berawal dari pembicaraan mengenai penyelundupan methamphetamine (bahan dasar obat bius) dari Hongkong ke AS musim panas setahun lalu, agen FBI yang sedang menyamar terperanjat ketika mereka menawarkan pula rahasia teknologi E-2C Hawkeye, sejumlah UAV, dan F-22 Raptor. FBI yang saat itu sedang menelusuri jejak hackers yang telah membobol rahasia teknologi jet tempur F-35 dari sistem komputer induk AS pun, segera menebar jebakan.

Penangkapan Shen dan Chang mengingatkan publik atas penangkapan Noshir Gowadia, mantan salah satu insinyur perancang pembom stealth B-2 yang terbukti membocorkan rahasia teknologi stealth ke China. Atas kesalahannya ini Gowadia yang keturunan India-Amerika diganjar hukuman 32 tahun.

Belum lagi pertanyaan demi pertanyaan tuntas terjawab, dinas rahasia AS kembali disibukkan dengan serangan spionase lain di lingkungan Gedung Putih. Juni lalu, sejumlah harian lokal mengabarkan, 10 orang warga AS ditangkap di beberapa tempat yang berlainan atas tuduhan menjual informasi tentang kebijakan pemerintah ke Rusia.

Kesepuluh orang itu ditangkap setelah FBI mendapati berita elektronik yang dikirim intelijen Rusia yang berkedudukan di Moskow kepada dua warga AS bernama Richard dan Cynthia Murphy di Montclair, New Jersey. "Pendidikan, rekening bank, mobil, rumah, dan lain-lain sudah kami bayar dengan satu tujuan. Selidiki dan jalin hubungan dengan para pembuat kebijakan di pemerintahan, lalu kirimlah intel," begitu bunyi pesan tersebut.

Apakah di antara kegiatan mata-mata yang dituduhkan itu ada yang saling terkait? (Baca laporannya lebih lengkap dalam Angkasa edisi September 2012)
 
Penempur, Pembom atau Pencegat?

Kini, pertanyaan paling santer yang beredar di permukaan adalah untuk misi apa gerangan J-20 dirancang? Untuk meraih keunggulan di udara, serang darat, pengeboman atau misi pencegatan? Minimnya data yang disiarkan pihak China, membuat spekulasi bermunculan bak jamur di musim hujan. Ulasan tak hanya diberikan pakar kemiliteran tetapi juga dari para pecinta penerbangan.

Tak kurang dari Vladimir Karnozov, pakar kedirgantaraan asal Rusia mengatakan, kemampuan pesawat ini sesungguhnya bisa diekstrapolasi dari dimensi ukuran tubuh, bentuk dan format tubuh serta sayap-sayap khusus yang disandang.

"Dari begitu banyak foto, meski semuanya serba amatiran, kita sebenarnya sudah bisa menilai untuk misi apa pesawat ini dibuat. Dari sayap utama yang berbentuk delta dan canard yang dipasang di muka sayap utama, bisa dikatakan J-20 disiapkan untuk misi atau operasi udara taktis. Tetapi, oleh karena bodinya lumayan panjang, gambaran itu kok menjadi kabur," ungkap Karnozov.

Ia pun menduga bentuk J-20 belum lah final. Chengdu Aircraft Industry, menurutnya, seolah masih terus mencari bentuk yang benar-benar pas sembari memilih mesin pendorong yang benar-benar tepat. Hal ini harus diungkap mengingat -- meski China memiliki kemampuan membuat mesin pesawat dan menjiplak mesin buatan Rusia – belum ada satu pun mesin yang dinilai cocok untuk disandingkan dengan J-20, baik dari segi ukuran maupun spesifikasi daya.

Chengdu, diberitakan, sempat mencobakan AL-31F pada prototipe pertama. Mesin buatan Lyuka (kini berubah nama jadi Saturn, dari Rusia) ini juga digunakan jet tempur Su-27, Su-30MKK dan Shenyang J-11. Tetapi, mengapa pada prototipe kedua, pilihan dialihkan ke WS-10? Apakah karena semata-mata mengutamakan buatan dalam negeri, atau ada pertimbangan lain?

Sementara pihak mengatakan, mungkin posisi mengambang seperti saat inilah yang disukai pejabat militer China. Laiknya pertarungan kekuatan di masa Perang Dingin, pertanyaan demi pertanyaan di seputar alut sista yang tengah dikembangkan secara rahasia akan mencuatkan misteri, dan misteri itu lah yang selanjutnya akan menaikkan posisi atau kekuatan tawar.

Di tengah kelangsungan program pengembangan jet tempur F-35 yang kerap tersandung masalah biaya dan keraguan pada kelangsungan pengerahan F-22 yang dinilai amat mahal, potensi ancaman dari negara-negara berpengaruh seperti China praktis memang menjadi hal yang sangat sensitif. Sementara kekuatan ekonomi negeri terus tumbuh dan melebar ke seantero dunia, sebagai negara yang paling digdaya, AS, mau tak mau memang harus berhitung.

Daily Tech, sebuah situs internet yang banyak mengulas topik kedirgantaraan di AS, kini menjadi salah satu wadah curah pendapat dan komentar di seputar kemunculan J-20. Roy Kahn, seorang warga AS, misalnya, mengirim komentar yang cukup menarik, khususnya menyangkut kegamangan AB AS dalam menanggapi pesawat tersebut. Ia mengatakan, kini pemerintah AS mestinya tengah bingung memikirkan bagaimana cara untuk mengimbangi kekuatan baru tersebut. Sebab, bagaimana pun, kemunculan senjata baru di China dikhawatirkan bisa menciptakan instabilitas di wilayah sekitarnya yang menjadi kepentingan AS.

Dari silang pendapat dan hujan komentar, alhasil muncullah faktor Taiwan yang selama ini memang selalu jadi "incaran" China. Benarkah J-20 disiapkan untuk menghadapi Taiwan? (Simak lebih lebih lengkap dalam Angkasa edisi September 2012).


 
J-20 & Kompetitor

Pembuatan J-20 Mighty Dragon (Naga Hebat) boleh saja masih jauh dari kelar. Pun, petinggi AB AS dan Rusia boleh saja mengenyampingkan teknologi stealth yang dikatakan tidak sempurna. Mereka melihat pemakaian canard, cerobong pembuangan gas mesin dan canard, misalnya, yang dinyatakan justru menurunkan kadar kesilumannya. Tetapi, diakui atau tidak, aura deterent Sang Naga telah terlanjur menyebar ke mana-mana. Kalau tidak, mengapa misalnya bagan perbandingan di bawah ini dibuat.

Berdasar skala kemampuan dan teknologi yang dipakai, J-20 memanglah sepadan jika disandingkan dengan tiga jet tempur yang paling menakutkan saat ini. Sukhoi Su-27 Flanker mewakili pesawat tempur yang selama puluhan tahun telah berhasil bikin gentar Barat oleh karena kemampuan manuverabilitasnya yang amat tinggi. Sukhoi T-50 PAK FA (Prospective Airborne Complex of Frontline Aviation) mewakili monster buatan Rusia yang akan merajai di masa depan. Sementara, F-22 Raptor sebagai pembanding aktual yang kini telah eksis.



Sumber : Angkasa

Wamenhan : TNI AU Segera Diperkuat 10 Hercules Eks Australia

JAKARTA-(IDB) : Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Samsuddin mengatakan, jika semua persyaratannya terpenuhi, Indonesia akan beli enam Hercules dari Australia. Sebelumnya, Australia telah menghibahkan empat pesawat, sehingga akan punya 10 Hercules baru.

"Kita akan punya total sekitar 30 Hercules guna meng-cover dua touble spot dalam waktu bersamaan, dan tempat berbeda," kata Sjafrie, di Jakarta, Rabu (5/9).


Menurutnya, TNI AU akan punya dua batalion airborne, sekaligus kalau ada bencana alama bisa digerakkan simultan. "Jadi manfaatnya bisa juga kita gunakan untuk linud, transport udara dan operasi kemanusiaan," jelasnya.


Ketika disinggung soal protes ICW terkait proses pengadaan alutsista, Sjafrie mengatakan Kementerian Pertahanan dalam proses pengadaan tidak dilakukan secara homogen, tapi melalui supervisi dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan berkonsultasi dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).


"Kritikan ICW kita anggap kontrol agar kita terus waspada. Tapi selama ini Kemhan lakukan proses pengadaan dapat supervisi dari BPKP dan juga kita konsultasi dengan BPK. Sekarang kalau beli kita pikir transparansi," jelasnya.


Misalnya pembeliaan Main Battle Tank dari Jerman, lanjutnya, beli MBT itu semua masuk boks akuntabilitas terlebih dahulu. "Jadi saya kira kalau ada pengamat mengatakan itu, itu bagaimana kita tingkatkan ketelitian dan kecermatan dalam proses," terangnya.


Terkait rencana pemekaran Armada Laut, Wamenhan mengatakan tergantung dari strategi pertahanan dan dari postrur. "Kita tidak bisa serta merta kembangkan kekuatan bila tergantung anggaran, nanti gagal. Kita gak boleh kembangkan kekuatan kalau nanti melebihi personel yang kita miliki," katanya.


Pasalnya, lanjut Wamenhan, anggaran pertahanan sebanyak 42 persen belanja pegawai. "Jadi setinggi-tingginya anggaran kalau untuk belanja pegawai, nanti pembangunan kekuatan jadi turun. Jad kita sebagai regulator dan policy maker, tidak bisa serta merta katakan iya sebelum lakukan kajian-kajian yang komprehensif secara strategis," ujarnya.


Menurutnya, meski penguatan armada laut selalu berorientasi pada ancaman, namun untuk menanggulangi ancaman itu tidak harus serta merta dengan pemekaran kekuatan.


"Kita bisa dengan hight mobility, atau dengan kemampuan teknologi persenjataan yang kita miliki. Semakin tinggi teknologi persenjataan, semakin kurang pengawasannya, makin efisien penggunaan anggaran rutin," pungkasnya.



Sumber : PikiranRakyat

Inilah 21 Program Pengadaan Alutsista TNI

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan (Menhan) RI Purnomo Yusgiantoro menjelaskan, Kemhan telah menyusun 21 kegiatan prioritas pengadaan alutsista bagi TNI. Lima program di antaranya secara pendanaan telah disetujui oleh Komisi I DPR atau tanda bintangnya telah dicabut.

"Untuk TNI AD pengadaan helikopter angkut, dari TNI AL untuk pengadaan Tank Amfibi BMP-3F. Dari TNI AU untuk pengadaan enam pesawat Sukhoi 30 MK2, pesawat pengganti MK-53, dan pesawat pengganti F-27 beserta dukungannya yaitu pesawat CN-295," ujar Menhan dalam raker dengan Komisi I, Rabu (5/9).

Lebih lanjut Menhan mengatakan, 16 prioritas dalam pengadaan alutsista yang belum mendapat persetujuan Komisi I DPR RI, masih ada dua kegiatan, dua kegiatan masih berada di Kemenkeu, dan 12 kegiatan lainnya masih dalam proses penyelesaian administrasi.

"Dua kegiatan yang masih di Komisi I DPR yaitu dari TNI AD untuk pengadaan heli serbu beserta persenjataannya dan amunisinya. Dari TNI AU, untuk pengadaan enam Helikopter Full Combat SAR Mission EC 725. Sementara dua kegiatan yang masih di Kemenkeu adalah pengadaan Rudal Arhanud ME-Armed 155," ujarnya

Sementara, kata Menhan, dari 12 kegiatan yang masih proses penyelesaian administrasi itu, dari Mabes TNI untuk pengadaan Rantis 2,5 ton 4X4, kendaraan angkut, dari TNI AD heli serang beserta persenjataan dan amunisinya, ranpur MBT, rudal MLRS. Sedangkan dari TNI AL adalah MLM KRI kelas korvet tahap I, kapal bantu hidro oseanografi, kapal latih pengganti Dewa Ruci, CN 235 MPA, Heli AKA-S antikapal selam dan suku cadangnya, panser Amfibi BTR 80-A, dan Multiple Launch Rocket System (MLRS).

Sementara itu Ketua Komisi I Mahfudz Siddiq menambahkan, per 31 Agustus 2012, Komisi I telah menyetujui alokasi anggaran untuk pengadaan kapal selam elektrik tiga unit, yang pengadaannya dari Korsel dan pengadaan enam unit Sukhoi. "Sementara untuk pengadaan MBT Leopard dari Jerman, juga mendukungnya dan dalam proses administrasi soal persetujuannya," tegas Mahfudz



Sumber : Jurnamen

Presiden dan Menhan Vietnam Temui Pemimpin Militer China

HANOI-(IDB) : Presiden Vietnam Truong Tan Sang kemarin sore (3/9) mengadakan pertemuan dengan Wakil Kepala Staf Umum Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok Ma Xiaotian yang menghadiri konsultasi pertahanan dan keamanan Tiongkok-Vietnam ke-6 di Hanoi. Pada kesempatan itu, kedua pihak telah mengadakan pembicaraan bersahabat mengenai hubungan bilateral. 

Truong Tan Sang dalam pertemuan itu mengatakan, pemimpin Vietnam sangat mendukung kerja sama antara tentara kedua pihak. Vietnam selalu berpendapat bahwa Tiongkok yang berkembang mantap menguntungkan perkembangan dan kestabilan Vitenam maupun kawasan. 

Ma Xiaotian menyatakan perlunya melihat perselisihan dewasa ini sacara benar, dan mengontrol krisis sacara efektif. Tiongkok berharap tentara kedua negara dapat menambah saling pengertian, meningkatkan saling percaya, dan mendorong kerja sama, menambah faktor positif bagi kemajuan hubungan kedua negara untuk memelihara situasi keseluruhan hubungan kedua negara. 

Kemarin sore, Menteri Pertahanan Vietnam Phung Quang Thanh bertukar pandangan dengan Wakil Kepala Staf Umum Ma Xiaotian mengenai hubungan kedua negara dan kedua tentara serta masalah-masalah yang menjadi perhatian bersama. 

Phung Quang Thanh menilai tinggi hasil yang dicapai konsultasi pertahanan dan keamanan Tiongkok-Vietnam kali ini. Ia mengharapkan tentara kedua Negara terus meningkatkan komunikasi dan kerja sama di bidang pelatihan personil, kontak pertahanan perbatasan, komunikasi angkatan laut dan lain lain. 

Ma Xiaotian mengatakan bahwa hubungan militer adalah bagian penting dari hubungan kedua negara. Kedua pihak harus berupaya lebih banyak melakukan hal-hal yang menguntungkan kemajuan hubungan kedua negara. Diharapkan pula agar kedua pihak meningkatkan saling percaya, mengendalikan krisis, berusaha menjaga dan mendorong hubungan kedua negara agar berkembang sehat dan stabil. 



Sumber : CRI