Pages

Sabtu, Juli 07, 2012

Kemhan : Penerimaan Hibah Hercules Australia Sudah Sesuai Dengan UU

JAKARTA-(IDB) : Kementerian Pertahanan menegaskan Komisi I DPR pernah memberi persetujuan atas usulan hibah 4 unit pesawat Hercules C-130 dari Australia. Persetujuan dari Komisi bidang Pertahanan itu terjadi dalam pembahasan anggaran 2011.

"Semua pimpinan Komisi I sudah setuju waktu itu. Karena kita membahas pagu anggaran untuk memperbaiki pesawat hibah," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhan, Hartind Asrin kepada detikcom, Sabtu (7/7/2012) malam.

Menurut Hartind, saat itu DPR dan pemerintah menyepakati anggaran Rp 50 miliar untuk perbaikan 4 unit pesawt hibah Hercules. Biaya ini dianggarkan karena pesawat bekas yang dihibahkan harus menjalani perbaikan. "Anggaran tidak masuk APBN tapi ada skema tertentu dari Kementerian Keuangan," jelasnya.

Namun saat itu, proses hibah ditunda oleh pihak Australia. Penandatanganan hibah baru dilakukan pada 2 Juli 2012 ketija Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berkunjung ke Australia.

"Saat penandatanganan MoU di Australia, ada dua anggota Komisi I yang hadir. Satu di antaranya Pak Yoris Raweyai. Dia datang atas undangan pemerintah," kata Hartind.

Sebelumnya Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin mempermasalahkan hibah 4 unit Hercules. Menurutnya hibah harus dengan persetujuan DPR seperti diatur Pasal 23 ayat 1 UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.


Sumber : Detik

Pertemua SBY Dengan Merkel Belum Tentu Bahas Pembelian Leopard

JAKARTA-(IDB) : Awal pekan depan Presiden SBY menerima kunjungan kenegaraan Kanselir Jerman, Angela Merkel. Belum dipastikan realhsasi rencana pembelian tank Leopard untuk TNI AD jadi salah satu agendanya.

"Kita tunggu saja laporan tim kita di sana," ujar Menhan Poernomo Yosgiantoro, di Istana Negara, Jakarta, Jumat (6/7/2012).

Tim yang dia maksud adalah tim penilai teknis untuk tank Leopard milik Jerman yang akan Indonesia beli. Berdasar penilaian tim teknis itu akan diketahui apakah perlu ada penyesuaian detil fitur dari tank kelas berat dengan keperluan TNI AD.

Bila diperlukan penyesuaian fitur, maka sekaligus dihitung berapa biaya yang dibutuhkan. Setelahnya nilai total yang dibutuhkan akan disesuaikan dengan batas atas anggaran yang ada, barulah bisa diketahui berapa unit tank yang bisa dibeli.

"Untuk berapa unitnya disesuaikan dengan ceiling anggaran. Berapa anggarannya dan berapa perlunya, baru diketahui berapa unit yang bisa diadakan," papar Poernomo.

Menyinggung tudingan sementara pihak bahwa spesifikasi dari tank Leopard tidak sesuai kondisi di Indonesia, menurut Poernomo hal teknis seperti itu wewenang TNI AD. Kemenhan hanya menangani teknis dari pengadaan alat utama sistem pertahanan yang diusulkan oleh Mabes TNI.

"Sudah kita menanyakan lagi ke Mabes TNI, dan hasilnya tetap Leopard. Mereka lebih tahu soal spefikasi, kemenhan yang beli," jawab Poernomo.

Menurut jadwal, pertemuan akan berlangsung pada 10 Juli 2012. Agenda utama yang akan dibahas Presiden SBY dengan Kanselir Angela Merkel adalah tingkatkan hubungan RI-Jerman ke tahap strategic economic partnership.


Sumber : Detik

14 Anggota DPR Melawat Ke Industri Alutsista Spanyol

LONDON-(IDB) : Sebanyak 14 anggota DPR RI dari Komisi I mengadakan lawatan ke Spanyol untuk menggali informasi secara umum mengenai konsep dan sistem dalam industri pertahanan di Spanyol.

Konselor KBRI Madrid, Theodorus Satrio Nugroho kepada ANTARA London, Jumat mengatakan, kunjungan delegasi yang dipimpin oleh Hari Akhmadi itu terkait dengan pembahasan RUU Industri Pertahanan.

Selama kunjungan kerja dari tanggal 2 Juli-5 Juli 2012 itu delegasi Indonesia mengadakan tukar pendapat dengan Kementerian Pertahanan Spanyol yang diterima Wakil Menteri, Pedro Arguelles Salaveria.

Selain itu delegasi berkunjung ke perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi dan radar Indra, perusahaan BUMN di bidang perkapalan militer Navantia, dan perusahaan pembuat alutsista General Dynamic.

Selain itu dilakukan juga pertemuan dengan Ketua Komisi Luar Negeri Parlemen Spanyol, dan kunjungan ke Airbus Military baik di Madrid maupun di Sevilla.

Sementara itu Dubes RI untuk Spanyol, Adiyatwidi Adiwoso menilai Spanyol memberikan perhatian yang besar terhadap Indonesia.

Ia berharap selain berbagai informasi penting untuk pembahasan RUU Industri Pertahanan, kunjungan kali ini juga akan mempermulus rencana pembelian dan kerja sama untuk pesawat C-295 antara Airbus Military dengan PT Dirgantara Indonesia. 


Sumber : Antara

Menhan: Lebih Baik Terima Hibah Hercules, Daripada Beli Baru

JAKARTA-(IDB) : Keputusan Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Pertahanan untuk menerima hibah empat unit pesawat Hercules C-130/H daripada membeli baru dikarenakan alasan keterbatasan anggaran. Menurut Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, harga pesawat tersebut sangat mahal.

“Ambil Hercules baru sekarang mahal sekali. Dan seri H sekarang sudah nggak ada, AS sekarang memproduksi seri J, dan harganya mahal sekali, bisa empat kali lipatnya,”kata Menhan Purnomo Yusgiantoro di Jakarta, Jumat (6/7).

Menurutnya, meskipun pesawat yang akan dihibahkan tersebut pesawat bekas operasional, namun kemampuannya masih bagus. “Kalau dilihat dari jam terbang masih bisa terbang sekitar 15-20 tahun. Justru ini jadi salah satu pertimbangan kami ambil karena kami tidak sembarangan ambil. Kami juga lihat kondisi untuk bisa terbang lagi, jam terbang sampai berapa lama, avionik, dan strukturnya,”jelas Menhan.

Namun begitu, papar Menhan, kemampuan pesawat tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan TNI AU. Karenanya, Kemhan mengirimkan tim inspeksi untuk menghitung kebutuhan TNI AU dan estimasi anggaran yang diperlukan. Selanjutnya, tim inspeksi akan meaparkan temuannya pada tim teknis TNI AU.

“Mungkin tim inspeksi menyatakan perlu tapi tim teknis tidak, baru kemudian dilaporkan pada kami. Setelah digedok baru kami ajukan anggarannya,”ujarnya.

Tim inspeksi ini merupakan tim gabungan yang terdiri dari TNI AU, Mabes TNI, dan Kemhan. Tim tersebut telah berada di Australia untuk mengecek kondisi pesawat pada 2 Juli lalu.

Estimasi Anggaran Perbaikan Hercules Hibah Tunggu Hasil Tim Inspeksi

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan, estimasi anggaran untuk perbaikan empat unit pesawat Hercules C-130/H yang akan dihibahkan dari Australia baru dapat diperoleh setelah tim inspeksi kembali dari Australia.

Tim ini akan melaporkan apa saja yang harus di-up-grade untuk menyesuaikan dengan kebutuhan TNI AU sebagai pengguna. “Sekarang kami kirim tim inspeksi, dan tim itu akan melaporkan apa saja yang harus di-up-grade.

Kami ingin sewaktu datang ke Indonesia sudah 100 persen serviceable, siap terbang. Sekarang juga sudah bisa terbang, tapi kan mesti disesuaikan dengan keinginan TNI AU,” kata Menhan Purnomo Yusgiantoro usai menghadiri serah terima jabatan Kalakhar Bakorkamla di Jakarta, Jumat (6/7).

Menhan pun membantah angka US$60 juta yang belakangan disebut-disebut sebagai jumlah yang harus dikeluarkan Indonesia untuk memperbaiki pesawat tersebut. Menurutnya, angka tersebut adalah angka lama yang kemungkinannya akan berubah saat ini.

Namun begitu, Menhan pun membantah nilai anggaran yang harus dikeluarkan akan lebih besar. “Belum tentu. Tergantung tim inspeksi yang sekarang ini ada di Australia. Jadi lebih baik kita tunggu tim inspeksi kembali dari Australia melaporkan berapa biaya yang diperlukan untuk melakukan perbaikan itu,” kata Menhan menjelaskan.

Menurut Dia, dari empat unit pesawat yang akan dihibahkan Australia, hanya satu yang masih dapat langsung diterbangkan. Sedangkan tiga sisanya unserviceable, perlu perbaikan untuk dapat kembali terbang. “Tapi perbaikan nggak cuma agar bisa terbang. Macam-macam yang harus dicek lagi dan disesuaikan dengan kebutuhan TNI AU,” kata Menhan.


Sumber : Jurnas

Salut, Biar Miskin Urusan Alutsista Number One

klub s vietnam Biar Miskin yang Penting Gepard
Loading Rudal Klub-S ke Kapal Selam Kilo

JKGR-(IDB) : Para pegawai galangan kapal Admiralty Rusia terus bekerja untuk merampungkan kapal selam Project 636M (Kilo Class) pesanan Vietnam. Mereka pun mulai memasang sistem persenjataan, termasuk rudal Anti Kapal Selam (AKS) Klub-S yang memiliki jangkauan hingga 300 km. “Kami telah memasang peralatan baru untuk memebuat kapal selam ini menjadi yang terbaik di harga 3 milyar rubel”, ujar teknisi galangan kapal Admiralty, Roman Trotsenko.

Kapal selam Project 636 didisain untuk menghancurkan kapal selam, kapal permukaan, melindungi garis pantai, reconnaissance dan data link (Komunikasi). Untuk mendapatkan kemampuan tempur yang handal, mesin diesel electic-nya berhasil dibuat senyap dan bahkan salah satu kapal selam tersenyap di dunia. Rusia pun memasang sistem manajemen informasi dan navigasi terbaru, serta meningkatkan kemampuan sonar dalam menjejak target. 

Kemampuan kapal selam yang pernah diincar Indonesia ini menjadi sempurna dengan dipasangnya 4 rudal powerfull supersonic 3M-54 Klub-S (SS-N-27), ditambah 18 torpedo terbaru, serta 24 ranjau.

Rudal Klub-S / 3M-54

kiloklub Biar Miskin yang Penting Gepard
Loading Rudal Klub-S ke Kapal Selam Kilo India

Rudal buatan Novator Design Bureau ini, baru digunakan oleh tiga negara: Rusia, India dan Vietnam. 

Rudal ini memiliki panjang 8 meter dengan berat 2 ton dan terbang 10 meter dari permukaan air untuk mengindari radar. Setelah ditembakkan dari kapal selam, rudal Klub-S akan terbang rendah dengan kecepatan subsonic 0,8 mach. 

Memasuki phase midcourse, kecepatan berubah menjadi supersonic 2,5 mach. Ketika target sudah dekat rudal ini melakukan “sprint” dengan cara menghidupkan mesin turbojet untuk menambah kecepatannya menjadi 2,9 mach. 

Tujuannya untuk mengurangi kesempatan kapal musuh menghindar dari sergapan. Sudut serangannya pun (angle) sulit diantisipasi. Rudal Klub-S didisain khusus untuk kapal selam. Sementara untuk sasaran kapal permukaan Novator Design Bureau menamainya Klub-N.

Club5 Biar Miskin yang Penting Gepard
Angle menembak rudal Klub-S susah diprediksi

Project 636M (Kilo Class)

Kapal selam Project 636M (Kilo Class) merupakan generasi ketiga dari Project 877 dan 877 EKM. Vietnam memesan 6 kapal dan 2 diantaranya telah dikerjakan sejak Juli 2011. 

Setelah lolos seluruh ujicoba, kapal selam pertama akan diserahkan kepada Vietnam tahun 2013. Rusia menargetkan untuk menyerahkan satu kapal setiap tahun hingga tahun 2018. 

Galangan kapal Admiralty memiliki nama besar di Rusia karena telah membangun ribuan kapal Rusia selama 300 tahun. “Kami paham benar, bagaimana cara membuat kapal selam yang bagus dan ilmu itu tidak bisa anda pelajari dalam waktu cepat”, tambah Trotsenko.

Kilo naval diesel electric submarineProject 636 Varshavyanka Project 877 Paltus Turbot anti shipping and anti submarine operations 3 Biar Miskin yang Penting Gepard
Kapal Selam Project 636 Varshavyanka Project 877 Paltus

Gepard Class

Tidak itu saja. Rusia juga menyerahkan rudal terbaru mereka Kh-35E untuk dua frigat Gepard yang dibeli Vietnam tahun 2006 seharga 350 juta USD. 

“Kontrak itu meliputi pembelian 33 rudal anti kapal 3M24 EMB/ Kh-35E, disertai dengan 8 misil ujicoba/ latihan”, ujar Direktur Corporation tactical missile system (KTRV), Boris Obonosov. 

” Kami memberi mereka 8 rudal latihan, agar Angkatan Laut Vietnam terbiasa menggunakan rudal tersebut”, tambah Obonosov.

HQ 011DinhTienHoang Biar Miskin yang Penting Gepard
Rudal Kh-35E di Frigat Dinh Tien Hoang

Rudal buatan Zvezda Rusia ini, mampu memburu sasaran sejauh 260 kilometer dan menghancurkan kapal yang berbobot 5000 ton. 

Satu rudal KH 35E dihargai Rusia Rp 5 Miliar. Kini rudal Kh-35E atau Uran-E atau AS-20 ‘Kayak’ menjadi andalan Angkatan Laut Vietnam untuk figate HQ-011 Dinh Tien Hoang dan HQ-012 Ly Thai.

gepard vietnam 1 Biar Miskin yang Penting Gepard
Frigat Gepard 3.9 Vietnam

Masing-masing frigate Gepard 3.9 Vietnam mengusung 8 rudal KH-35E ditambah lagi dengan 4 × 533 mm torpedo tubes (two twin launchers). 

Untuk menangkal serangan udara, frigat Gepard dilengkapi 1 × Osa-M Surface-to-Air missile system (one twin launcher, 20 SA-N-4 Gecko missiles), serta close-in weapon system (CIWS) Palma 2 × 6-barreled 30 mm point-defense guns (2,000-round magazine for each).

ciws palma 1024x768 Biar Miskin yang Penting Gepard
CIWS Palma Frigat Gepard Vietnam

Gepard 3.9 Rusia juga mengusung Anti-Submarine Rocket Launcher RBU-6000 12 barrel, Meriam otomatis dual purpose AK–176, kaliber 76,2 mm yang mampu menembakkan 120 amunisi per menit. 

Kapal perang ini dilengkapi helikopter Kamov Ka-28 atau Ka-31 Helix serta 20 Ranjau Laut.

gepard1 Biar Miskin yang Penting Gepard
Pendaratan Heli Ka-28 di Frigat Gepard Vietnam

Radar: Navigation, Cross Dome Surface dan Air Search, SA-N-4 Fire Control, Cruise Missile Target Designator, CIWS AK-630 Fire-Control. 

Sonar: Medium-frequency hull mounted dan medium-frequency towed variable depth sonar. 

 Electronic & Decoy: 2 × Bell Shroud passive intercept, 2 × Bell Squat jammers, 4 × 16-barreled, Countermeasure Rocket Launchers.

4 17bdf Biar Miskin yang Penting Gepard
Frigate berkapasitas 98 penumpang ini memiliki panjang 102 meter dan lebar 13 m. Dengan bobot 1500 ton (kosong dan 1930 (penuh), kapal ini melaju dengan kecepatan maksimal 28 knot. 

Frigate ini mampu menempuh jarak 7000 km selama 15 hari tanpa berhenti, dengan kecepatan 10 knot atau 19 km/jam.

Dua frigate yang kini dimiliki Vietnam merupakan generasi frigate paling mutakhir dari Gepard Zelenodolsk. 

Galangan kapal Gorki Russian Zelenodolsk membutuhkan waktu 2,5 tahun untuk membuat “sample” kapal, hingga diaktifkan menjadi Project 11661.

gepard46 Biar Miskin yang Penting Gepard
Pengiriman Frigat 3.9 ke Vietnam

Frigate Gepard 3.9 Q-011 Dinh Tien Hoang dibuat Galangan Kapal Gorki Russian Zelenodolsk untuk: memburu, menjejak dan menghancurkan kapal permukaan. 

Gepard Vietnam ini juga mampu menangani pesawat terbang, kapal selam, escort serta patroli melindungi batas-batas zona ekonomi maritim. 

Gepard Class didisain untuk bertempur secara mandiri maupun bagian dari gugus tugas. Ia didukung teknologi siluman sehingga menyulitkan pendeteksian radar oleh lawan.


w 40a892cc 1024x768 Biar Miskin yang Penting Gepard
Meriam AK 176 lepaskan 120 munisi per menit
Frigate HQ-011 Dinh Tien Hoang diluncurkan 12 Desember 2011 dengan nama Kaisar Pertama Vietnam “Dinh Tien Hoang” yang melawan penjajahan Dinasti Han China dan pendiri pemerintahan administratif di Vietnam.
Kini Vietnam telah memiliki 2 frigat Gepard 3.9 dan menandatangani tambahan pembelian 2 frigat gepard 5.3. 

“Dua frigate terbaru ini (Gepard 5.3) akan dilengkapi peluru kendali modern dan anti-kapal selam terkini militer Rusia. 

Kami tidak akan ragu-ragu untuk menjual senjata dan teknologi militer Rusia ke negara bersahabat. India saja, kami pinjamkan kapal selam nuklir”, ujar Direktur Zelenodolsk Gorky, Renat Mistakhov.

frigate gepard 3 Biar Miskin yang Penting Gepard
Frigat Gepard Vietnam
Pembelian Geopard inh bagian dari rencana moderenisasi AL Vietnam, bersama dengan pembelian 6 kapal selam kelas Kilo dan persawat tempur Sukhoi 30MK2. 

Kini Vietnam memiliki 5 frigat kelas Petya dan Gepard 3.9. Dari segi Gross Domestic Product (PPP) Vietnam masih di bawah 

Indonesia, yakni USD 299.985 miliar untuk tahun 2011. Sementara GDP PPP Indonesia mencapai USD 1.124.000 miliar. Meski masih miskin, untuk urusan alutsista, Vietnam memilih yang number one.


Sumber : JKGR

Menhan : Soal Hibah Hercules Australia, DPR Minum Pil Sabar Dulu

JAKARTA-(IDB) : Kementerian Pertahanan (Kemhan) masih menghitung biaya upgrade empat unit pesawat Hercules C-130 hibah dari Australia. Maka aneh bila Komisi I DPR sudah menyebut biayanya adalah US$ 60 juta dan itu pun dinilai terlalu mahal.

Demikian kata Menhan Poernomo Yosgiantoro menanggapi Komisi I DPR yang menggugat hibah dari Australia. Dia ditemui wartawan di Istana Negara, Jakarta, Jumat (6/7/2012).


"Tanya kembali ke DPR, dari mana bisa keluar US$ 60 juta? Terlalu mahal yang bagaimana? Lha wong tim kita sekarang ini masih inspeksi di sana," gugat Poernomo.


Tim inspeksi yang dia maksud yaitu tim teknis dari TNI AU di Australia. Mereka dikirim untuk memeriksa kondisi dari empat pesawat angkut berat Hercules milik RAAF yang dihibahkan kepada TNI AU buat mengetahui bagian mana sajakah yang perlu diupgrade.


Berdasar laporan dari tim inspeksi tersebut, baru bisa bagian mana yang perlu upgrade dan upgrade menjadi yang bagaimana. Setelah itu dihitung biaya upgradenya dan anggarannya diajukan kepada DPR melalui APBN.


"Tim inspeksi lapor ke KSAU, dari KSAU dibawa ke Mabes TNI lalu Kemenhan. Nanti kita olah soal kemahalan dan sebagainya. Baru setelah itu anggarannya diajukan ke DPR," papar Poernomo tentang prosedur pengangarannya.


"Jadi sabar dulu.
DPR minum pil sabar dulu," sarannya.

Merujuk pada laporan TNI AU, dia yakin kondisi empat unit pesawat hibah tersebut masih amat bagus. Meski buatan 1978 tetapi memiliki jam terbang yang rendah dan juga mendapat perawatan rutin yang baik.


"Menurut TNI AU pesawat itu bisa dipakai sampai 15-20 tahun lagi," sambungnya.


Lebih dikatakannya, bila memang anggaran pengadaannya tak lolos tahun ini maka akan diajukan buat 2013. Namun mengingat urgensi pengadaannya pasca keputusan TNI AU tidak menerbangkan lima Fokker 27 miliknya, diusahakan Hercules hibah itu bisa tiba tahun ini.


"Bisa juga dengan pengalihan pos anggaran. Nanti kita lihat," imbuh Poernomo.


Sumber : Detik

Penampakan KRI Cakra 401 Di Pantai Pasir Putih Probolinggo

PROBOLINGGO-(IDB) : Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Cakra-401 yang berada di Jajaran Satuan Kapal Selam (Satsel) Koarmatim, yang sedang lego jangkar di sekitar perairan Situbondo, menjadi perhatian pengunjung pantai wisata Pasir Putih, Kabupaten Situbondo Jawa Timur Kamis, (05/07). Kedatangan kapal selam tersebut di perairan Situbondo, dalam rangka melaksanakan kegiatan latihan Search and Rescue (SAR) kapal selam tahun 2012 yang digelar pertama kalinya oleh jajaran TNI AL.

Pengunjung wisata Pasir Putih memanfaatkan momen berharga itu dengan berfoto-foto serta melihat kapal selam itu dari dekat menggunakan perahu layar yang disewa dari pihak pengelola Pasir Putih. Selain kapal selam ada juga Kapal Tunda (TD) Lawu dan Ponton Lumba-Lumba milik Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) Koarmatim, juga menjadi obyek perhatian pengunjung pantai wisata di wilayah Jawa Timur itu.


Turut dalam KRI Cakra Komandan Satsel Koarmatim Kolonel Laut (P) Jeffry Stanley Sanggel, S.H., yang mengikuti pelayaran berangkat dari pangkalan Koarmatim Ujung Surabaya, Selasa (04/07). KRI Cakra-401 dikomandani oleh Letkol Laut (P) Indra Agus Wijaya, dengan membawa awak kapal sebanyak kurang lebih 50 orang prajurit.


Dalam perjalanan Lintas laut (Linla) dari Surabaya menuju perairan Situbondo, KRI Cakra melaksanakan beberapa serial latihan bersama dengan dua unsur kapal atas air yaitu KRI Diponegoro-365 dan KRI Pulau Rupat-712 serta dua unsur udara yaitu Pesud Cassa U-617 dan Helikopter jenis Bolcow NV-411 dari Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal) Juanda Surabaya.


Latihan yang dilaksanakan diantaranya prosedur pencarian kapal selam yang mengalami kedaruratan atau Distress Submarine Communication Exercise (Dissub Comex), Air Joining Procedure (AJP) yang dilaksanakan oleh Pesud Cassa TNI AL dengan KRI Diponegoro dan KRI Pulau Rupat serta latihan Petunjuk Pelaksanaan SAR kapal selam Publication Exercise (PUBEX).


Selanjutnya melaksanakan latihan indikasi kapal selam sedang mengalami kedaruratan Distress Submarine Indication Exercise (Dissub Index) yaitu dengan menyalakan lampu puncak dan lampu pengenal, menembakkan lampu suar (pyrotechnic) berupa asap warna hijau, membuang oli dari dalam kapal (lensen) dan melaksanakan hull tapping serta membuang sampah lewat (TPS).


Sebagai wujud permohonan do’a dan keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa (YME) selama berjalannya latihan SAR kapal selam tahun 2012, Komandan Satsel Koarmatim meksanakan pemotongan tumpeng yang diserahkan kepada Komandan KRI Cakra-401. Acara pemotongan tumpeng sekaligus do’a dan tasyakuran itu, diikuti oleh seluruh peserta latihan yang berasal dari Staf Satsel Koarmatim, Dislambair Koarmatim, Puspenerbal Juanda, Diskes Koarmatim serta personel pendukung lainnya. 


Sumber : Koarmatim