Pages

Senin, Juni 04, 2012

US Navy Latihan Dengan Malaysia Seusai CARAT 2012

SITUBONDO-(IDB) : Kepala Satuan Tugas Amerika Serikat untuk CARAT 2012, Captain David A Welch mengungkapkan, setelah melakukan latihan CARAT (Cooperation of Afloat Readiness and Training) di Pantai Banongan, Jawa Timur, Indonesia, yang juga dilakukan simulasi perang, timnya akan segera menuju Pangkalan AL Malaysia di Kuantan. "Setelah ini, kami akan melakukannya di Malaysia, di wilayah Kuantan dan Lumut," kata Welch, di USS Germantown (Kapal Perang AS), Senin (4/6/2012).

Disinggung mengapa latihan di Indonesia pilih Pantai Banongan, Welch mengungkapkan, karena  tahun lalu mereka melakukannya di Jakarta dan mendapatkan rekomendasi dari Pemerintah RI untuk melakukannya di Pantai Banongan.
"Pemerintah Indonesia mengajak kami melakukannya di Pantai Banongan, dan kami sangat senang mendengarnya. Semoga CARAT di sini makin mempererat dan membikin hangat hubungan kami," akunya.

Selain USS Germantown, juga ada dua kapal perang lainnya yang dibawa Amerika ke Indonesia, yakni USS Vandergrift dan USCGS Waesche. Ketiga kapal ini membawa 1.400 personil yang berasal dari satuan US Navy, US Marines dan US Coast Guard. "Intinya kami senang bisa latihan di sini," katanya.

Untuk koreksi dan evaluasi, terangnya, Amerika akan melakukannya setelah semua rentetan latihan selesai dijalani. "Saya rasa, setelah kami nanti melakukan evaluasi, hasilnya akan sangat memuaskan. Dan kami ingin kembali ke Pantai Banongan lagi. Pemandangannya bagus," imbuhnya. 


Sumber : Surya

Agustus 2012 Indonesia Akan Orbitkan Satelit LAPAN-A2

JAKARTA-(IDB) : Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Soewarto Hardhienta mengatakan LAPAN akan mengorbitkan satu satelit bikinan Indonesia pada Agustus mendatang.

“Itu satelit seluruhnya bikinan Indonesia,” kata Soewanto di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Senin siang, 4 Juni 2012.

Satelit yang akan diorbitkan itu diberi nama LAPAN-A2. Ia mengatakan LAPAN menyertakan tiga perangkat utama dalam satelit tersebut. Perangkat pertama adalah pemotret Bumi. Nantinya Indonesia bisa memotret Bumi dari angkasa dengan satelit tersebut.

Perangkat kedua adalah pembaca sinyal kapal. Dengan perangkat tersebut, pemerintah bisa mengetahui setiap kapal besar yang memasuki wilayah perairan Indonesia. “Kapal secara otomatis mengirim sinyal yang akan ditangkap satelit,” kata Soewarto.

Kapal-kapal yang mampu dilacak oleh satelit itu umumnya adalah kapal besar. Satelit belum bisa menangkap keberadaan kapal nelayan kecil yang umumnya terbuat dari kayu. “Selama ada pengirim sinyal, bisa dilacak,” katanya.

Perangkat ketiga adalah penunjang komunikasi radio amatir. Perangkat tersebut akan sangat berguna bagi proses penanggulang`n bencana. Ini untuk menjamin alat komunikasi radio amatir tetap menyala dalam situasi genting. “Kalau saat bencana, umumnya alat komunikasi konvensional mati,” ujarnya.

Satelit tersebut akan diorbitkan menggunakan sebuah roket peluncur satelit dari India. Soewarto mengatakan Indonesia belum menguasai teknologi roket peluncur satelit, sehingga pengorbitan satelit dilakukan di India.


Sumber : Republika

Perancis Tawarkan Rudal Exocet MM40 Block 3 Ke Indonesia

mbda exocet mm40 block3 Exocet MM40 Block 3 Indonesia
JKGR-(IDB) : Hubungan Indonesia dengan Perancis, semakin mesra saja pasca pembelian Meriam 155 mm Caesar dan kendaraan taktis Sherpa. Rusia telah menjual rudal yakhont ke Indonesia. Amerika Serikat menawarkan AIM-120 AMRAAM utk melengkapi hibah 24 F-16 Block 32++. Tidak mau ketinggalan, Perancis juga menawarkan salah satu senjata andalan mereka, yakni rudal anti-kapal Exocet MM-40 Block III.

Indonesia boleh saja telah bekerjasama dengan China untuk membuat rudal C-705. Bisa jadi, rudal C-705 akan diproduksi masal oleh Indonesia. Akan tetapi Indonesia tetap melbutuhkan peluru kendali yang mumpuni secara kualitas, sebagai deteren terhadap negara lain. Kemampuan deteren itu, dimiliki oleh rudal Exocet MM-40 Block 3.

Exocet MM40 Block 3 Exocet MM40 Block 3 Indonesia
Exocet MM40 Block 3

Versi terbaru dari rudal Exocet memiliki jangkauan tembak hingga 180 kilometer. Rudal ini digerakkan oleh mesin jet turbofan yang dilengkapi air intake modern. Rudal Exocet Blok 3 juga dilengkapi GPS guidance waypoint, sehingga bisa menyerang kapal atau sasaran permukaan, dengan sudut serang yang rumit, agar susah diantisipasi.
Sejumlah kapal perang Indonesia telah dilengkapi rudal exocet versi terdahulu. Antara lain Rudal Exocet MM38. Sedikitnya ada 8 KRI yang mengusung Exocet MM 38, yakni Frigat: KRI Fatahilah, KRI Malahayati, KRI Ki Hajar Dewantara dan KRI Nala. 4 Kapal Cepat Rudal buatan Korea: KRI Rencong, KRI Mandau, KRI Badik dan KRI Keris. Setiap kapal pengusung, membawa empat buah rudal Exocet MM 38.

Sementara Korvet Sigma Class, menggunakan Exocet versi lebih baru yakni MM-40 Block 2. Rudal tersebut dipasang di KRI Diponegoro, KRI Hasanuddin, KRI Sultan Iskandar Muda dan KRI Frans Kaisiepo.
jenis jenis exocet Exocet MM40 Block 3 IndonesiaJika jangkauan rudal Exocet Block 2 hanya 70-80 Km, maka Block 3 mampu mengejar sasaran hingga 180 Km. Rudal Exocet Block 3 bisa dioperasikan secara fire and forget, mampu menghindari jamming dan termasuk rudal lintas cakrawala.
 
Rudal Exocet MM-40 Block 3 pertama kali ditembakkan oleh Frigat Perancis, Chevalier Paul pada 18 Maret 2010 dan sukses menghantam sasaran. Selain Perancis, negara yang telah menggunakan Exocet Block 3 adalah Angkatan Laut Yunani, UAE, Peru< Maroko, Oman dan Qatar.

Saat ini TNI AL memiliki 114 Kapal Perang. Sementara jumlah yang dibutuhkan sedikitnya 376 unit kapal perang. Jadi kekurangannya masih banyak. Dengan adanya rudal Exocet MM-40 Block III, diharapkan jumlah kapal perang yang sedikit masih bisa ditutupi sementara oleh kualitas senjata yang mematikan.


Sumber : JKGR

TNI AL dan US Navy Latihan Bersama di Pantai Pasir Putih

SITUBONDO-(IDB) : Penyelam TNI AL dan Penyelam Angkatan Laut Amerika Serikat  US. Navy Diver (ND), mengadakan latihan bersama  Salvage Exercise (SALVEX-12 / 2012), di Pantai Pasir Putih, Situbondo, Jawa Timur, Senin (04/06) kemarin. 

 Latihan bersama antara penyelam Angkatan Laut kedua negara diawali dengan upacara pembukaan bertempat diatas geladak kapal perang Amerika Serikat, United States Naval Ship (USNS) Safeguard T-ARS-50, yang sedang lego jangkar di perairan Pasir Putih.

Hadir dalam upacara tersebut, Kepala Dinas Penyelamatan Bawah Air (Kadislambair) Koarmatim Kolonel Laut (T) Birawa Budi Juana, Perwira US. ND dari Armada VII Pasifik, Lieutenant Commander Derek Peterson serta Kapten kapal USNS Safeguard T-ARS-50, Edward A. Santtilon. Kegiatan latihan bersama SALVEX-12, rencananya akan berlangsung selama 9 hari mulai tanggal 31 Mei sampai dengan 08 Juni 2012, diikuti oleh 82 personel penyelam TNI AL dan 48 penyelam US. ND.

Materi yang  dilaksanakan meliputi beberapa hal, diantaranya pemotongan baja di bawah air menggunakan Elektroda Broco, prosedur Dekompresi dan prosedur Emergensi. Penyelam kedua negara itu menggunakan peralatan selam (alsel) Morgan Close (MK-37) dan sarana pedukung penyelaman lainnya.

Dalam amanatnya Kadislambair Koarmatim mengatakan, bahwa tujuan dari latihan Penyelaman SALVEX-12 / 2012 ini  adalah untuk lebih meningkatkan kesiapan Penyelam TNI AL melaksanakan pekerjaan bawah air. Namun, tujuan yang lebih penting adalah untuk mempererat persahabatan kedua Angkatan Laut dan hubungan baik kedua Negara yang telah melaksanakan latihan ini sejak tahun 1991.

Kadislambair berharap, agar latihan ini dapat dilaksanakan sebaik mungkin oleh kedua pihak dan setiap bagian akan mendapat pelajaran sesuai sudut pandang masing - masing. “Melalui latihan ini akan dapat tercipta hubungan emosional dan persahabatan yang baik antara personel Penyelam keduanegara”, kata Kadislambair. 


Sumber : Koarmatim

US Marines Turunkan 13 Tank Amphibi ke Pantai Banongan

SITUBONDO-(IDB) : Kepala Satuan Tugas Amerika Serikat untuk CARAT 2012, Captain David A Welch mengungkapkan, setelah melakukan latihan CARAT (Cooperation of Afloat Readiness and Training) di Pantai Banongan, Jawa Timur, Indonesia, yang juga dilakukan simulasi perang, timnya akan segera menuju Pangkalan AL Malaysia di Kuantan. "Setelah ini, kami akan melakukannya di Malaysia, di wilayah Kuantan dan Lumut," kata Welch, di USS Germantown (Kapal Perang AS), Senin (4/6/2012).

Disinggung mengapa latihan di Indonesia pilih Pantai Banongan, Welch mengungkapkan, karena  tahun lalu mereka melakukannya di Jakarta dan mendapatkan rekomendasi dari Pemerintah RI untuk melakukannya di Pantai Banongan.
"Pemerintah Indonesia mengajak kami melakukannya di Pantai Banongan, dan kami sangat senang mendengarnya. Semoga CARAT di sini makin mempererat dan membikin hangat hubungan kami," akunya.

Selain USS Germantown, juga ada dua kapal perang lainnya yang dibawa Amerika ke Indonesia, yakni USS Vandergrift dan USCGS Waesche. Ketiga kapal ini membawa 1.400 personil yang berasal dari satuan US Navy, US Marines dan US Coast Guard. "Intinya kami senang bisa latihan di sini," katanya.

Untuk koreksi dan evaluasi, terangnya, Amerika akan melakukannya setelah semua rentetan latihan selesai dijalani. "Saya rasa, setelah kami nanti melakukan evaluasi, hasilnya akan sangat memuaskan. Dan kami ingin kembali ke Pantai Banongan lagi. Pemandangannya bagus," imbuhnya. 


Sumber : Surya

KCR Ketiga Palindo Batam Segera Seleai

KCR Palindo generasi pertama KCR Celurit-641
BATAM-(IDB) : Pemerintah Indonesia menargetkan pembuatan 24 unit kapal cepat berpeluru kendali hingga 2024.

Asisten Perencanaan Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana Muda TNI Sumartono di Batam, Rabu mengatakan kedua puluh empat unit Kapal Cepat Rudal (KCR) itu akan disebar ke wilayah Barat Indonesia dan Sulawesi Utara.

Saat mendampingi kunjungan kerja Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, ia menambahkan,"Kapal Cepat Rudal sangat diperlukan untuk wilayah perairan yang memiliki ombak rendah atau kepulauan,".

TNI Angkatan Laut kini telah mengoperasikan Kapal Cepat Rudal (KCR) KRI Clurit-641, sedangkan satu unit lainnya yakni KRI Kujang-642 dalam tahap melengkapi peralatan dan persenjataan.

Kedua kapal buatan PT Palindo Marine memiliki panjang 43 m, lebar ,40 m, berat 250 ton, kecepatan cepat 27 knots dan akan dipersenjatai rudal C-705 dan meriam kal 30 mm enam laras dan meriam anjungan dua unit kal 20 mm.

Pada kesempatan itu, Wakil Menhan Sjafrie Sjamsoeddin menyaksikan langsung sailing pass KRI Kujang dari Batam ke Bintan dengan kecepatan 20 Knots.

PT Palindo kini sedang melakukan penyelesaian KCR ketiga dan pada 2014 diharapkan telah berhasil menyelesaikan enam  KCR.


Sumber : Antara

Basarnas : Sumbar Prioritas Penembatan Kapal Cepat

PADANG-(IDB) : Deputi Potensi Basarnas Marsekal Muda TNI Sukarto mengatakan, Sumatera Barat akan menjadi prioritas penempatan kapal cepat milik Badan SAR Nasional, sebagai kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. "Kita (Basarnas, red.) sudah mendapatkan alokasi anggaran untuk pembuatan dua unit kapal cepat, satu akan diletakan di Jakarta dan satunya di perairan Sumbar," katanya di Padang, Kamis malam.

Pemprov Sumbar menjamu makan malam peserta Internasional Search dan Rescue Advisory Group (Insarag) Asia-Pasific yang diikuti 120 peserta berasal dari 22 negara. Deputi Potensi Basarnas didampingi Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, Ketua INSARAG Tony Frisch dan Sekretaris/Koordinator UN-OCHA Terje Skavdal, Deputi BNPB Harmensyah, dan Kepala BPBD Sumbar Yazid Fadhli.
Sukarto menjelaskan, dua kapal cepat Basarnas tersebut sedang pengerjaan di galangan kapal Batam dengan harapan awal tahun depan sudah selesai.Pemilihan untuk penempatan satu kapal di perairan Sumbar, katanya, mengingat potensi gempa diiringi tsunami cukup besar dan jarak menuju Kepulauan Mentawai cukup jauh.

Ia juga mengatakan, kapal yang panjang 59 meter, di atasnya ada tempat pendaratan helikomputer dan diyakini mampu menghadapi gelombang menuju Mentawai.Kendati kapal disandarkan di Padang, dalam operasinya bisa ke selatan dan utara apabila terjadi bencana di wilayah tetangga Sumbar.Jika tahun berikutnya anggaran ditambah lagi, katanya, ditempatkan di daerah yang rawan dan potensi bencana di wilayah Indonesia.

Pada kesempatan itu ia juga mengatakan, pelatihan bersama Insarag cukup bagus, karena dapat saling bertukar pengalaman. Pengalaman termasuk dalam mekanisme penerimaan bantuan dari pihak luar negeri, bagaimana prosesnya bisa cepat, dan tak dikenakan pajak masuk.Ia menjelaskan, selama ini mekanisme penerimaan bantuan asing tetap ada pemeriksaan di Bea Cukai, tapi prosesnya tak terlalu lama dan birokrasinya harus cepat.

Selain itu, katanya, juga digelar pelatihan posko dan bagaimana penanganan dan kesiapan di lapangan."Basarnas melalui eksistensi Insarag dibutuhkan untuk bisa capai level lebih tinggi dari sekarang," ujarnya.

Sekretaris UN-OCHA Terje Skeudal mengatakan, untuk mendapatkan aman dari ancaman bencana perlu dilakukan pembangunan infrastruktur dan peningkatan kapasitas masyarakat.Selain itu, katanya, jika terjadi bencana penanggulangan pelaku utama adalah pemerintah lokal, pemerintah Indonesia, dan akan ada dukungan dari SAR berasal dari negara lainnya.
"Sampai saat ini teknologi untuk mendeteksi dini gempa belum ada, hanya baru peringatan dini tsunami. Maka peningkatan kemampuan masyarakat dalam kesiapsiagaan bencana terus dilakukan dan belajar ke pengalaman bencana yang telah terjadi," ujarnya.Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengatakan, Insarag merupakan gabungan lembaga SAR yang hanya bergerak dalam konsultasi dan saling tukar pengalaman.

Bantuan yang diberikan, katanya, dalam bentuk tukar menukar pengalaman atau peningkatan kapasitas melalui pelatihan bersama dan bukan mewadahi pemberian bantuan dalam bentuk materiil atau fisik. "Insarag hanya dalam peningkatan sumber daya manusia petugas dalam bidang kebencanaan. Kita berterima kasih telah dipercaya sebagai tuan rumah pelatihan bersama 2012," ujarnya.


Sumber : Dephan

Pemerintah Harus Lebih Serius Dalam Revitalisasi Industri Strategis Dan Pertahanan Nasional

JAKARTA-(IDB) : Pemerintah diminta untuk mengevaluasi dan inventarisasi permasalahan atas industri strategis dan pertahanan. Hal ini dikarenakan minimnya anggaran untuk biaya produksi yang membuat industri strategis dan pertahanan tidak memiliki daya saing.

"Sektor industri strategis dan pertahanan membutuhkan banyak investasi dalam bidang industri pertahanan," kata pengamat ekonomi Universitas Indonesia, Firmanzah, di Jakarta, Ahad (3/6).


Dalam amatan Firmanzah, kinerja bisnis industri strategis dan pertahanan nasional dianggap rendah. Karena itu, ia mengatakan investasi sangat diperlukan untuk merangsang pertumbuhan industri pertahanan dalam negeri.


"Industri strategis dan pertahanan bukan hanya terkait dengan masalah pertahanan dan keamanan negara. Namun, masalah minimnya investasi menjadi kendala yang menghambat," paparnya.


Lebih lanjut, Firmanzah mengatakan pemerintah harus berpihak pada industri strategis dan pertahanan dalam negeri. Salah satunya melalui berbagai kebijakan yang mampu menciptakan iklim kondusif bagi pengembangan industri pertahanan nasional.


Menurutnya, keberpihakan pemerintah sangat penting dalam proses revitalisasi industri pertahanan. "Merevitalisasi industri pertahanan harus segera dilakukan agar menjadi industri pertahanan yang unggul dan bersaing dengan industri pertahanan negara lain. Selain itu, pemerintah harus mengimplementasikan konsep, cetak biru, dan rencana besar revitalisasi industri pertahanan melalui program yang terperinci, terukur, dan terkontrol," ujarnya.


Firmanzah menambahkan, revitalisasi industri pertahanan memerlukan insentif fiskal bagi BUMN industri strategis dan BUMN industri pertahanan yang saat ini terancam tutup.


"Idealnya ada kebijakan insentif fiskal, karena saat ini kondisi PT PAL Indonesia dan PT Dirgantara Indonesia yang sudah masuk taraf mengkhawatirkan. PAL mampu berproduksi namun tidak mampu memasarkan akibat faktor pajak yang notabene dibebankan oleh pemerintah sendiri," katanya.


Sumber : Metrotvnews

Indonesia Damaikan Konflik Laut China Selatan

KAMBOJA-(IDB) : Indonesia menjalankan peran diplomasi keamanan di Asia Tenggara. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro meyakinkan negara-negara anggota ASEAN agar jernih menyikapi sengketa di Laut China Selatan. Purnomo berhasil mengajak dua pihak (China dan negera-negera yang bersengketa ) membuka pintu dialog.
   
"Menhan menekankan agar permasalahan Laut China Selatan dibahas dengan damai untuk menciptakan kawasan yang stabil," ujar juru bicara Kementrian Pertahanan Brigjen Hartind Asrin, Minggu (03/06). Menhan Purnomo Yusgiantoro sudah bertemu dengan semua menteri pertahanan ASEAN di Phnom Penh Kamboja pada 30 Mei lalu.
   
Seperti diketahui, di wilayah Laut China Selatan, Tiongkok berselisih paham dengan Filipina dan Brunei Darussalam terhadap beberapa wilayah. Ketegangan ini makin meruncing setelah Amerika Serikat menegaskan dukungannya di Singapura pekan lalu.

Pemerintah Tiongkok bereaksi serius dengan meminta Amerika Serikat tidak mencampuri permasalahan Laut China Selatan di Asia Tenggara. Dalam pertemuan Asean Defense Minister Meeting tersebut"para Menhan se-ASEAN telah berkomitmen untuk segera membahas code of conduct (tata etika) di Laut China Selatan yang akan menjadi pedoman berhubungan dengan Tiongkok.

     
Purnomo juga memimpin delegasi menteri-menteri pertahanan ASEAN bertemu Menhan Tiongkok Liang Guanglie. "Dalam pertemuan yang hangat itu dibahas berbagai kemungkinan kerjasama dengan pihak Tiongkok," katanya.

Menurut Hartind, Menhan Purnomo juga menyampaikan beberapa permasalahan keamanan regional diantaranya rencana latihan counter terrorisme yang akan diikuti 18 negara di Indonesia tahun depan. "Termasuk mengundang Amerika Serikat dan Tiongkok," katanya. 


Direktur Eksekutif Lembaga Studi dan Strategi Pertahanan Indonesia Lespersi Rizal Darmaputra menilai langkah Menhan Purnomo melakukan inisiatif di Kamboja sebagai tindakan tepat. "Indonesia selama ini dikenal baik oleh dua kutub yakni Amerika dan Tiongkok, peran yang netral itu sangat bagus bagi diplomasi pertahanan di masa depan," katanya.


Sumber : JPNN

Tiga Kapal Perang AS Tiba Di Banongan Situbondo

SITOBONDO-(IDB) : Tiga kapal perang Amerika Serikat, Senin pagi, tiba perairan di dekat Banongan, Situbondo, Jawa Timur, untuk memulai latihan bersama dengan sandi CARAT antara Angkatan Laut AS dengan TNI Angkatan Laut.

Wartawan ANTARA Edy M Ya`kub yang mengikuti perjalanan dengan kapal perang AS "United States Ship (USS) Germantown LSD-42" melaporkan ketiga kapal AS bersama tiga KRI (Kapal Perang RI) menempuh perjalanan dari Surabaya ke Banongan dengan melintasi Selat Jawa selama sehari semalam.

Kapal USS Germantown LSD-42 yang paling belakang berangkat, telah meninggalkan dermaga di sisi selatan Gapura Surya, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya pada Minggu (3/6) pukul 07.48 WIB dan akhirnya tiba di perairan Banongan pada Senin pukul 07.10 WIB.

Saat hendak berangkat dari Surabaya, posisi kapal terletak tidak jauh dari lokasi keberangkatan atau kedatangan kapal penumpang di Gapura Surya atau tidak berada di dekat lokasi bongkar muat barang di Dermaga Jamrud.

Dalam perjalanan, posisi kapal saat berangkat adalah USS Vande Grift di barisan terdepan, lalu diikuti KRI Sultan Iskandar Muda - 367, USCGC Waeshe, KRI Silas Papare - 384, KRI Banda Aceh - 593, dan USS Germantown LSD-42 di posisi paling belakang.

Ketika berada di Laut, KRI Banda Aceh - 593 sempat di belakang USS Germantown LSD-42, namun akhirnya bergerak di depan kapal perang AS yang dikomandani seorang perempuan, Carol McKenzie CDR, USN.

Di Selat Jawa, kapal perang USS Germantown LSD-42 pada Minggu (3/6) pukul 14.00 WIB sempat hendak melakukan manuver penembakan target dengan meluncurkan "kapal target" dalam jarak tertentu, namun hal itu batal dilakukan akibat kendala teknis.

Para komandan Angkatan Laut AS dan TNI Angkatan Laut terlihat beberapa kali menggunakan teropong untuk memantau pergerakan "kapal target" itu dan sejumlah anggota Angkatan Laut AS juga sudah siap melakukan penembakan itu, namun manuver itu akhirnya dibatalkan.

"Latihan akan kita laksanakan, besok (Senin, 4/6)," kata Humas USS Germantown LSD-42 untuk CARAT 2012, Ensign (Letda) Jason Tross, didampingi salah seorang komandan dari Marinir AS Capt Kjono dan seorang penghubung media dari TNI AL, Letda H. Yaman.

Menurut dia, CARAT sudah 18 tahun dilaksanakan antara Angkatan Laut AS dengan Indonesia.

"Tahun 2010 dilaksanakan di wilayah timur, tahun 2011 di wilayah barat, dan sekarang (2012) di wilayah timur lagi," katanya.

Ensign (Letda) Jason Tross yang tinggal di Washington bersama istri dan seorang anak itu mengaku baru pertama kali ke Indonesia melalui CARAT 2012, namun dirinya tertarik untuk datang lagi ke Indonesia.

"Saya pernah ke Thailand, Kamboja, dan Filipina. Saya baru pertama kali ke Indonesia, tapi saya ingin mengajak keluarga ke Bali," kata Tross yang mengaku suka sate itu.


Sumber : Antara

Kerjasama Pertahanan Indonesia China Terus Meningkat

BEIJING-(IDB) : Duta Besar RI untuk China merangkap Mongolia, Imron Cotan mengatakan kerja sama militer serta pertahanan Indonesia dan China terus mengalami peningkatan.

Berbicara saat menerima 11 mahasiswa Universitas Pertahanan RI di Beijing, Senin, Dubes Imron Cotan mengatakan, hubungan dan kerja sama kedua negara dalam bidang pertahanan menunjukkan kemajuan yang siginifikan antara lain ditandai dengan saling kunjung antarpejabat tinggi kedua negara.

"Terakhir kunjungan Menteri Pertahanan RI dan ditindaklanjuti dengan pejabat tinggi lainnya, termasuk kedatangan para mahasiswa Universitas Pertahanan RI untuk belajar di Universitas Pertahanan Nasional (National Defence University/NDU) China, menunjukkan hubungan serta kerja sama pertahanan kedua negara yang semakin baik dan meningkat," tuturnya.

Tak hanya itu, tambah Imron, Indonesia juga telah membeli beberapa persenjataan dari China dan bahkan kini kedua negara sepakat untuk melakukan produksi bersama persenjataan seperti peluru kendali C-705 bagi TNI Angkatan Laut.

Imron memaparkan sebagai bagian dari kemitraan strategis yang telah disepakati kedua negara pada 2005, maka untuk kerja sama pertahanan dan keamanan telah dibentuk forum konsultasi.

Pada 2007, kedua negara telah menandatangani Agreement between the Goverment of The Republic of Indonesia and The People's Republik of China on Cooperation Activities in the field of Defence.

Dan pada 2011, kedua negara telah menandatangani nota kesepahaman kerja sama industri pertahanan.

"Kini hanya dalam kurun waktu kurang dari dua dekade China telah tumbuh menjadi negara besar baik dari segi ekonomi, politik, maupun pertahanan secara global," ungkap Imron.

Ia menambahkan, "dengan jumlah anggota militer sekitar tiga juta personel, didukung perkembangan industri pertahanan yang cukup maju maka pantaslah China menjadi mitra kerja sama pertahahan bagi Indonesia,".

"Jika dengan Pakistan, China bisa bekerja sama membuat pesawat jet tempur, mengapa dengan Indonesia tidak bisa? yang jelas-jelas telah menjalin kemitraan strategis," ujar Imron.


Sumber : Kemhan

Militer AS Minta Akses Pelabuhan di Vietnam

CAM RANH BAY-(IDB) : Menteri Pertahanan Amerika Serikat Leon Panetta menyebut lokasi pelabuhan yang pernah mereka pakai untuk pangkalan militer di masa Perang Vietnam, pelabuhan Teluk Cam Ranh, bisa dipakai kembali untuk mendukung peran militernya di kawasan Asia Pasifik.

Pernyataan itu disampaikan Panetta, Minggu (3/6/2012), saat berkunjung ke Vietnam. Kunjungan itu sekaligus menjadi simbol kuat upaya Washington memperdalam kembali ikatan dengan negara bekas musuhnya itu, terutama untuk menyaingi pengaruh China di kawasan.

"Akses bagi kapal-kapal Angkatan Laut AS di fasilitas pelabuhan ini bisa menjadi komponen kunci. Kami juga melihat pelabuhan itu sebagai sebuah potensi yang teramat besar," kata Panetta di atas geladak kapal kargo AL AS, USNS Richard E Byrd, yang tengah sandar di pelabuhan itu.

Panetta menegaskan, keberadaan pelabuhan di Teluk Cam Ranh itu sangatlah penting dalam pergerakan kapal-kapal perang AS dari pelabuhan mereka di Pantai Barat dan pangkalan-pangkalan mereka di kawasan Pasifik. 



Sumber : Kompas