Pages

Minggu, Juni 03, 2012

Lanud Abdulrahman Saleh Persiapkan Diri Smabut Alutsista Baru

MALANG-(IDB) : Dalam tugasnya Pangkalan Udara Abdulrahman Saleh, Malang, Jawa Timur merupakan salah satu markas TNI Angkatan Udara yang bertugas membantu mengamankan, serta memelihara wilayah keamanan wilayah di Indonesia bagian timur.

Lanud yang berada di kawasan Pakis, Kabupaten Malang ini memiliki tiga skuadron. skuadron udara 21, skuadron teknik 22, dan skuadron pemeliharaan 32.

Ketika 31 wartawan Ibukota dari berbagai media, baik media televisi, suratkabar, majalah, dan online yang tergabung dalam “Press Tour & Outbound Media Dirgantara 2012” mengunjungi markas yang berada dibawah komando Marsekal Pertama TNI Hutomo itu, Lanud Abdulrahman Saleh terus melakukan perbaikan dan pengadaan pesawat tempur.

Tercatat pada tahun 2012, TNI AU menargetkan delapan pesawat tempur Super Tucano buatan Brazil untuk menggantikan 2 unit OV-10F Bronco yang sudah tidak dipakai sejak 2007 silam, dalam pengamanan udara wilayah timur Indonesia.

"Rencananya akhir Agustus atau awal September nanti 4 pesawat super Tucano akan tiba di sini (Lanud Abd Saleh)," kata Komandan Lanud Abd Saleh, Marsekal Pertama TNI Hutomo kepada wartawan di Malang, Jumat (1/6/2012) lalu.

Menurut Hutomo, Super Tucano sangat cocok menggantikan Bronco, yang kini sudah pensiun. Pesawat tempur taktis buatan Rock Well, Amerika ini memiliki kemampuan serang air-to-air dan air-to-ground.

Skuadron 21, yang rencananya menjadi 'tempat tinggal' Super Tucano juga sedang mengalami perbaikan total. Jika dulunya hanya memiliki 2 shelter pesawat tempur, kini Skuadron udara itu sedang membangun 6 shelter tambahan.

Tidak ketinggalan pula ada pembangunan sarana penunjang lainnya, seperti ruang simulator, ruang pengembangan teknologi, serta pengiriman 12 penerbang untuk menjalani training di Brazil.

Selain memiliki pesawat tempur taktis, Lanud Abdulrahman Shaleh juga menjadi pusat pemeliharaan dan perawatan pesawat. Seperti pemeliharaan mesin pesawat tempur Hawk, F16, Sukhoi, Hercules, dan Cassa.

Di skuadron 22, menjadi pusat pemeliharaan pesawat untuk kerusakan ringan hingga sedang. Komandan skuadron teknik 22, Letkol Rudolf Boulolo mengatakan, perawatan ringan pesawat mencakup inspeksi seluruh komponen pesawat, pembersihan, hingga perbaikan.

"Sedangkan perawatan sedang mencakup pemeriksaan kerusakan hingga pembongkaran," kata Rudolf kepada wartawan.

Tidak jauh berbeda dengan skuadron 22, skuadron 32 juga dikhususkan untuk menjadi pusat pemeliharaan pesawat.

Namun skuadron 32 lebih difokuskan sebagai 'rumah' pesawat Hercules pendukung operasi udara. Seperti pengangkutan satuan tempur, barang kargo, hingga pengisian bahan bakar pesawat tempur di udara.

"Lanud Abdulrahman Saleh merupakan lanud yang memiliki pesawat pengisi bahan bakar, setelah Bandung," kata Komandan operasi udara skuadron 32, Letkol Penerbang  M Arifin.


Sumber : TribunNews

Indonesia Menyadari Pentingnya Selat Malaka

SINGAPURA-(IDB) : Indonesia menyadari pentingnya Selat Malaka. Selat Malaka menjadi penghubung yang penting antara Samudera Hindia dan Laut Cina Selatan. Setiap hari sekitar 400 kapal melewati Selat Malaka dan menjadi salah satu jalur laut terpadat di dunia.

Menteri Pertahanan Purnomo mengatakan Indonesia memperhatikan kepentingan negara-negara pengguna di Selat Malaka. Namun, Purnomo meminta negara-negara pengguna Selat Malaka untuk menghormati kedaulatan dan tanggung jawab utama negara-negara pantai sesuai dengan UNCLOS 1982.

"Atas dasar UNCLOS 1982 sebagai ketentuan hukum, Indonesia percaya bahwa berbagai kerjasama diperlukan untuk memajukan kepentingan negara-negara pengguna, serta menghormati tanggung jawab dan mengatasi masalah negara-negara pesisir," kata Purnomo Yusgiantoro saat berbicara pada The Shangri-La Dialogue di Singapura, Sabtu (2/6), seperti dilansir dalam siaran pers Pusat Komunikasi Publik Kemhan.

Dalam konteks melindungi kebebasan maritim, Menhan sempat menyinggung tentang konflik di Laut China Selatan. Purnomo menekankan pentingnya perdamaian dan stabilitas regional, dan kebebasan navigasi di Laut Cina Selatan berdasarkan prinsip hukum internasional yang diakui termasuk UNCLOS 1982.

Sengketa di Laut China Selatan, kata Purnomo, sangat kompleks teritorial dan yurisdiksi yang tumpang tindih. Karena itu, penyelesaiannya akan memakan waktu yang cukup lama.

Menurut Purnomo, sambil menunggu solusi dari sengketa teritorial, pilihan terbaik adalah fokus pada membangun kepercayaan untuk memastikan bahwa ada cukup prediktabilitas antara pengadu, termasuk aturan perilaku yang akan membantu meminimalkan kemungkinan eskalasi konflik.

Menurut Purnomo, meskipun Indonesia bukan negara yang bersengketa, Indonesia memiliki kepentingan teguh dalam perdamaian dan stabilitas di Laut Cina Selatan. Indonesia juga selalu siap untuk memfasilitasi dan berpartisipasi dalam upaya kolaboratif untuk kepentingan semua pihak dan saling menguntungkan.

Menhan menegaskan bahwa kebebasan maritim dan keamanan maritim seperti dua sisi mata uang yang sama. Untuk melindungi kebebasan maritim, ada kebutuhan yang sangat diperlukan bagi kita untuk menjamin keamanan maritim.

Menhan menegaskan kembali posisi Indonesia seperti yang dinyatakan dalam beberapa kesempatan, untuk benar-benar membangun keamanan laut yang komprehensif, laut harus bebas dari ancaman kekerasan, bebas dari bahaya navigasi, bebas dari kesusahan sumber daya alam, dan bebas dari ancaman pelanggaran hukum.

"Bebas dari ancaman kekerasan" berarti bahwa laut bebas dari kelompok orang yang membahayakan dan mengganggu aktivitas maritim. Ini dapat mengambil bentuk-bentuk pembajakan, perampokan bersenjata, atau terorisme.

Bebas dari bahaya navigasi berarti bahwa laut bebas dari ancaman yang ditimbulkan oleh kondisi geografis dan hydrographical buruk, atau tidak memadainya alat bantu navigasi, yang dapat membahayakan keselamatan pelayaran.

Bebas dari penderitaan sumber daya alam berarti bahwa laut bebas dari ancaman lingkungan seperti pencemaran laut dan bentuk-bentuk pengrusakan ekosistem laut. Bebas dari ancaman pelanggaran hokum adalah bahwa laut bebas dari pelanggaran hukum nasional dan internasional, termasuk penyelundupan, perdagangan manusia, illegal fishing, illegal logging dan lain sebagainya.

The Shangri-La Dialogue yang diselenggarakan oleh IISS, pada Jumat Malam (1/6) menghadirkan pembicara kunci Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Presiden SBY menyampaikan pandangan Indonesia tentang kerjasama pertahanan dan perdamaian internasional.


Sumber : Jurnas

Berita Foto : Kunjungan Presiden SBY DI Pulau Nipah

Presiden SBY saat saat berlayar dengan KRI Diponegoro menuju Pulau Nipah, Sabtu (2/6) siang.
 
Presiden SBY memberikan penghormatan balasan ketika menerima penghormatan sailing pass dan flying pass di anjungan lambung kiri KRI DPN-365, Sabtu (2/6) siang. 

Presiden SBY meninjau barak Satgas Pulau Terluar Nipah saat mengunjungi pulau ini, Sabtu (2/6) sore. 
 
Presiden SBY meninjau barak Satgas Pulau Terluar Nipah saat mengunjungi pulau ini, Sabtu (2/6) sore.
 
Presiden SBY menyapa petugas saat meninjau barak Satgas Pulau Terluar Nipah saat mengunjungi pulau ini,


Sumber : Kaskus

P. Nipah Akan Dikawal 1 Batalyon Marinir Sebagai Gugus Depan Pertahanan

P. NIPAH-(IDB) : KRI Diponegoro-365 yang membawa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Hj Ani Bambang Yudhoyono merapat di dermaga Pulau Nipah, Provinsi Kepulauan Riau, Sabtu (2/6) pukul 16.00 WIB. Setibanya di Pulau Nipah, SBY dan Ibu Ani disambut Korps Marinir TNI AL dan Satuan Tugas Pengamanan Pulau Nipah, setelah itu melaksanakan peninjauan pulau dan barak Satgas Pulau Terluar Nipah.

Usai peninjauan, Presiden SBY memberikan keterangan pers kepada wartawan. "Dalam pelayaran tadi, saya mendapatkan
briefing dari Menteri Pertahanan dan dilanjutkan Menteri Kelautan dan Perikanan," kata SBY. "Menhan melaporkan kepada saya apa saja yang telah dikembangkan di pos depan kita ini, satuan Marinir dan satuan Angkatan Darat, dengan komposisi kurang lebih dua pertiga Marinir dan sepertiga Angkatan Darat, yang tentu melaksanakan tugas-tugas pos depan tempur bagi pertahanan negara kita," jelas SBY.

"Juga dilaporkan kepada saya, rencana pembangunan Batalyon Marinir di wilayah ini. Dan telah saya putuskan tadi, dari 3 alternatif yang diusulkan Menteri Pertahanan dan Panglima TNI, kita pilih tempat yang kita rasa paling memiliki nilai strategis dan taktis, dan
insya Allah akan segera dibangun," ujar Presiden. "Dengan demikian akan ada 1 Batalyon Marinir di kawasan ini yang disamping benar-benar menjadi pos depan pertahanan kita, juga bisa ikut menjaga keamanan di Selat Malaka dan Selat Singapura di bagian kita, dan kemudian juga ikut dalam menghadapi kejahatan transnasional bersama-sama dengan Kepolisian dan penegak hukum yang lain," terangnya.

Sementara dari Menteri Kelautan dan Perikanan, Presiden SBY mendapatkan penjelasan bahwa wilayah Nipah nanti juga akan dikembangkan, sehingga disamping berfungsi sebagai pos depan pertahanan, juga ada kegiatan ekonomi yang akan dilaksanakan. "Mengingat kawasan kita ini: Batam Bintan, Karimun, Singapura, dan Johor adalah kawasan ekonomi dan usaha, kita ingin memanfaatkan letak yang strategis ini untuk kepentingan ekonomi kita. Namun demikian, Nipah kita bangun, kita rancang memang untuk gugus depan pertahanan kita," SBY menegaskan.


Saat melakukan peninjauan di Pulau Nipah, Presiden SBY dan Ibu Ani menyempatkan menanam pohon di wilayah itu. SBY menanam pohon Waru, sementara Ibu Ani menanam pohon Jati Londo. Setelah menyampaikan keterangan pers, SBY dan Ibu Ani melanjutkan perjalanan menuju Pulau Bintan, masih di wilayah Kepulauan Riau, dengan Ferry Dumai Line-1.


Sumber : PresidenRI

Dengan KRI Diponegoro, SBY Meninggalkan Singapura Menuju Pulau Nipah

SINGAPURA-(IDB) : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama Ibu Hj Ani Bambang Yudhoyono dan delegasi meninggalkan Singapura menuju Pulau Nipah, Indonesia, dengan KRI Diponegoro-365 dari Changi Naval Base, Sabtu (2/6) pukul 13.30 WIB. Rombongan Presiden SBY dilepas Duta Besar RI untuk Republik Singapura Andri Hadi, Atase Pertahanan RI Kol (Pnb) Mochamad Fadjar Sumarijadji, serta siswa-siswi KBRI yang mengenakan seragam pramuka dan melambai-lambaikan miniatur bendera Merah Putih.

Di atas kapal, di bawah terik sinar matahari, Presiden SBY disambut dengan upacara penyambutan militer. Selesai upacara penyambutan, Presiden SBY dan Ibu Ani melakukan peninjauan dalam kapal. KRI Diponegoro kemudian perlahan mulai meninggalkan Changi Naval Base dan berlayar menuju Pulau Nipah, Provinsi Kepulauan Riau. Perjalanan menuju Pulau Nipah ditempuh selama lebih kurang 1 jam 30 menit. Selama perjalanan menuju Pulau Nipah, KRI Dipenogoro mendapat pengawalan dari KRI Kujang dan KRI Clurit


Tiga puluh menit setelah KRI Diponegoro meninggalkan dermaga, dari anjungan kapal, SBY dan Ibu Ani menerima penghormatan
sailing pass dan flying pass di anjungan lambung kiri KRI DPN-365, sebagai tanda memasuki wilayah perairan Indonesia. Sailing pass dan flying pass dilakukan oleh KRI Ahmad Yani-351, KRI Pati Unus-371, KRI Kapitan Pattimura-384, dan pesawat Cassa U-618. Presiden SBY pun memberikan penghormatan balasan.

Mendampingi Presiden SBY, antara lain, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menhan Purnomo Yusgiantoro, Mensesneg Sudi Silalahi, Setkab Dipo Alam, Kapolri Jenderal Timur Pradopo, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, dan KSAL Laksamana TNI Soeparno.


Sumber : PresidenRI

Jepang Cemas dengan Anggaran Militer China

TOKYO-(IDB) : Jepang cemas dengan besarnya anggaran militer China. Tokyo menganggap itu sebagai ancaman. "Ada peningkatan anggaran belanja militer dan itu tidak transparan," kata Wakil Menteri Pertahanan Shu Watanabe di satu KTT keamanan Asia, Shangri-La Dialogue di Singapura, Sabtu (2/6).

Anggaran belanja militer China naik 11,2 persen saban tahun dan kini sudah menembus US$106 miliar. "Karena tak transparan, Jepang tidak tahu rincian dari pengeluaran militer China," terang Watanabe.


Dia menambahkan, "Anggaran belanja militer China, tidak tahu kekuatan apa yang mereka berusaha tingkatkan dan tidak tahu tujuannya apa. Mereka tak transparan dan itu diperkirakan adalah satu ancaman."


Ia mengatakan, peningkatan kekuatan yang merisaukan itu bertentangan dengan hubungan kebudayaan dan ekonomi yang umumnya positif antara Tokyo dan Beijing. "Di bidang militer ada beberapa kekhawatiran. Saya kita semua negara sama menyangkut hal itu," katanya.


Kehadiran militer China yang kian meluas dan sikapnya yang agresif, terutama di Laut China Selatan, tempat yang jadi konflik daerah dengan negara-negara Asia lainnya,telah membuat gelisah di kawasan itu serta di Washington.


Senator AS John McCain dalam satu jumpa pers di sela-sela pertemuan itu mengatakan China harus lebih terbuka mengenai pengeluaran pertahanannya.


"Yang ingin saya lihat adalah tranparansi yang lebih jauh dipihak pemerintah China tentang seberapa banyak uang itu dikeluarkan untuk keperluan apa dan strategi menyeluruh mereka," katanya.


McCain menganggap, peningkatan kekuatan militer China bukan ditujukan terhadap AS. Tapi dia tetap khawatir karena AS tak tahu secara pasti berapa banyak uang yang dikeluarkan China untuk membangun kekuatan militernya.


Tak hanya Jepang, India pun cemas. Meski demikian, Menteri Pertahanan India A.K Antony menegaskan, New Delhi tak akan latah. "Kami menempuh jalan kami sendiri untuk melindungi kepentingan nasional kami, kami juga memperkuat kemampuan kami di perbatasan," kata Antony.


Sumber : Metrotvnews