TOKYO-(IDB) : Jepang cemas dengan besarnya anggaran militer China. Tokyo menganggap itu sebagai ancaman. "Ada peningkatan anggaran belanja militer dan itu tidak transparan," kata Wakil Menteri Pertahanan Shu Watanabe di satu KTT keamanan Asia, Shangri-La Dialogue di Singapura, Sabtu (2/6).
Anggaran belanja militer China naik 11,2 persen saban tahun dan kini sudah menembus US$106 miliar. "Karena tak transparan, Jepang tidak tahu rincian dari pengeluaran militer China," terang Watanabe.
Dia menambahkan, "Anggaran belanja militer China, tidak tahu kekuatan apa yang mereka berusaha tingkatkan dan tidak tahu tujuannya apa. Mereka tak transparan dan itu diperkirakan adalah satu ancaman."
Ia mengatakan, peningkatan kekuatan yang merisaukan itu bertentangan dengan hubungan kebudayaan dan ekonomi yang umumnya positif antara Tokyo dan Beijing. "Di bidang militer ada beberapa kekhawatiran. Saya kita semua negara sama menyangkut hal itu," katanya.
Kehadiran militer China yang kian meluas dan sikapnya yang agresif, terutama di Laut China Selatan, tempat yang jadi konflik daerah dengan negara-negara Asia lainnya,telah membuat gelisah di kawasan itu serta di Washington.
Senator AS John McCain dalam satu jumpa pers di sela-sela pertemuan itu mengatakan China harus lebih terbuka mengenai pengeluaran pertahanannya.
"Yang ingin saya lihat adalah tranparansi yang lebih jauh dipihak pemerintah China tentang seberapa banyak uang itu dikeluarkan untuk keperluan apa dan strategi menyeluruh mereka," katanya.
McCain menganggap, peningkatan kekuatan militer China bukan ditujukan terhadap AS. Tapi dia tetap khawatir karena AS tak tahu secara pasti berapa banyak uang yang dikeluarkan China untuk membangun kekuatan militernya.
Tak hanya Jepang, India pun cemas. Meski demikian, Menteri Pertahanan India A.K Antony menegaskan, New Delhi tak akan latah. "Kami menempuh jalan kami sendiri untuk melindungi kepentingan nasional kami, kami juga memperkuat kemampuan kami di perbatasan," kata Antony.
Anggaran belanja militer China naik 11,2 persen saban tahun dan kini sudah menembus US$106 miliar. "Karena tak transparan, Jepang tidak tahu rincian dari pengeluaran militer China," terang Watanabe.
Dia menambahkan, "Anggaran belanja militer China, tidak tahu kekuatan apa yang mereka berusaha tingkatkan dan tidak tahu tujuannya apa. Mereka tak transparan dan itu diperkirakan adalah satu ancaman."
Ia mengatakan, peningkatan kekuatan yang merisaukan itu bertentangan dengan hubungan kebudayaan dan ekonomi yang umumnya positif antara Tokyo dan Beijing. "Di bidang militer ada beberapa kekhawatiran. Saya kita semua negara sama menyangkut hal itu," katanya.
Kehadiran militer China yang kian meluas dan sikapnya yang agresif, terutama di Laut China Selatan, tempat yang jadi konflik daerah dengan negara-negara Asia lainnya,telah membuat gelisah di kawasan itu serta di Washington.
Senator AS John McCain dalam satu jumpa pers di sela-sela pertemuan itu mengatakan China harus lebih terbuka mengenai pengeluaran pertahanannya.
"Yang ingin saya lihat adalah tranparansi yang lebih jauh dipihak pemerintah China tentang seberapa banyak uang itu dikeluarkan untuk keperluan apa dan strategi menyeluruh mereka," katanya.
McCain menganggap, peningkatan kekuatan militer China bukan ditujukan terhadap AS. Tapi dia tetap khawatir karena AS tak tahu secara pasti berapa banyak uang yang dikeluarkan China untuk membangun kekuatan militernya.
Tak hanya Jepang, India pun cemas. Meski demikian, Menteri Pertahanan India A.K Antony menegaskan, New Delhi tak akan latah. "Kami menempuh jalan kami sendiri untuk melindungi kepentingan nasional kami, kami juga memperkuat kemampuan kami di perbatasan," kata Antony.
Sumber : Metrotvnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar