Pages

Selasa, Mei 29, 2012

KRI Sultan Hasanuddin-366 Singgah di Colombo


COLOMBO-(IDB) : Setelah berlayar mengarungi ganasnya Samudera Hindia selama tiga hari dari Belawan, KRI Sultan Hasanuddin (SHN) -366 dari jajaran Satuan Kapal Eskorta Komando Armada RI Kawasan Timur (Satkor Koarmatim) yang membawa Satgas Maritim TNI Konga XXVIII/D UNIFIL tiba di Colombo, Sri Lanka, belum lama ini, Rabu (23/5). KRI SHN-366 disambut dengan merplug prajurit  Angkatan Laut Sri Lanka. Sebelum merapat di dermaga, KRI SHN-366 disambut oleh dua kapal perang Angkatan Laut Sri Lanka yaitu Fast Atack Craft Dvora Class P-417 dan P-424. Dua kapal tersebut sempat menunjukkan kemahirannya dengan melakukan manuvra-manuvra taktis yang sangat menarik.

Kedatangan KRI SHN-366 disambut  Staf Atase Pertahanan (Athan) Indonesia di Sri Lanka Mayor Inf Edward dan Commander of Colombo Naval Headquarters LCDR Paranavitana dan stafnya dengan berkunjung ke KRI SHN-366. Kunjungan kedua pejabat tersebut disambut dengan akrab oleh Komandan Satgas Maritim TNI Konga XXVIII/D Letkol Laut (P) Dato Rusman SN di Lounge Room Perwira dan dilanjutkan makan malam.

Pada keesokan harinya, Komandan Satgas Maritim TNI Konga XXVIII/D melakukan courtesy call ke Commander of Western Fleet  Command Sri Lanka Navy Rear Admiral DS. Udawaththa di Colombo. Kedatangan Komandan Satgas disambut dengan hangat dan penuh keakraban di ruang kerja Panglima Armada Barat Angkatan Laut Srilanka ini, Selanjutnya acara diakhiri tukar menukar cindera mata dan foto bersama. Kunjungan kemudian dilanjutkan ke Kedutaan Besar RI untuk Srilanka yang beralamat di 400/50 Sarana Road Colombo-7, Sri Lanka.

Kedatangan Dan Satgas diterima oleh Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) Bpk. Abert Abdi dan staf dari Athan Mayor Inf Edward dan Bpk. Zulkifli. Pada kesempatan tersebut, Dan Satgas diajak berkeliling untuk melihat lebih dekat lingkungan Kedubes RI. Areal Kedubes RI kurang lebih 1,5 hektar ini nampak asri, ditanami pohon dan tanaman seperti di Indonesia, antara lain pohon nangka, pisang, rambutan, kelapa dan lain-lain. Disini juga mempunyai koleksi gamelan jawa dan lukisan-lukisan bernuansa pewayangan. Kunjungan diakhiri dengan penyerahan cindera mata dari Komandan Satgas kepada KUAI dan dilanjutkan makan siang bersama.

Pada hari yang sama, KRI SHN-366 mendapat kunjungan dari personel Sri Lanka Navy. Prajurit Angkatan Laut Sri Lanka tersebut berjumlah 50 orang terdiri dari 5 perwira dan bintara serta tamtama, baik yang bertugas di kapal perang maupun bertugas di staf. Mereka berkeliling melihat dari dekat mengenai peralatan dan persenjataan KRI Sultan Hasanuddin-366 dengan didampingi perwira KRI SHN-366.

Setelah bersandar di Colombo selama 2 hari untuk melaksanakan bekal ulang logistik, pada hari Jum’at 25 Mei 2012 KRI Sultan Hasanuddin-366 bertolak menuju persinggahan berikutnya yaitu Salalah, Oman. Keberangkatan KRI Sultan Hasanuddin-366 dilepas oleh KUAI Bpk.Albert Abdi dan beberapa staf Kedubes dan Athan. Waktu yang ditempuh menuju Salalah kurang lebih 4 hari 6 jam dengan kecepatan rata-rata 17 knot. 


Sumber : Koarmatim

Indonesia Siap Bangun Pesawat Tempur Setangguh Sukhoi

JAKARTA-(IDB) : Ini kabar membanggakan dari industri alat utama sistem persenjataan Indonesia. Para insinyur Indonesia sedang menyiapkan jet tempur baru. Kualitas  pesawat ini diharapkan mampu menandingi jet dari Rusia Sukhoi Mk 2.

Teknisi putra bangsa bekerja bersama dalam proyek yang disebut jet tempur Korea Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX) yang dilakukan bersama Korea Selatan. "Perkembangannya sangat bagus," ujar juru bicara Kementerian Pertahanan Brigjen Hartind Asrin kemarin (28/05).


Sepanjang 2012 ini, para teknisi diharapkan bisa menguasai pengembangan teknis pesawat KFX. Sampai sekarang, pengembangan teknis sudah berjalan sesuai rencana. "Kita harapkan prototype pesawat tuntas pada tahun depan," katanya.


Delegasi Komite Kerja Sama Industri Pertahanan Korea Selatan juga sudah berkunjung ke Indonesia pekan lalu. Menurut Hartind, pihak Korsel sangat puas dengan kinerja insinyur Indonesia.


Tahun depan,  para teknisi harus sudah beralih pada pencapaian berikutnya, yakni pengembangan mesin dan manufaktur. Diharapkan, pada tahap ini sudah bisa dibuat enam buah prototipe pesawat KFX.


Menurutnya, teknisi dari Indonesia dalam alih teknologi KFX/IFX ini bisa mengimbangi para teknisi dari Korea Selatan yang notabene adalah negara perancang pesawat itu. "Awalnya sulit bagi teknisi kita. Tapi, saat ini mereka sudah bisa mengimbangi," ujarnya.


Sekitar tujuh bulan lalu, Kemhan telah mengirimkan 37 teknisi untuk tahap awal proses alih teknologi. Mereka terdiri atas enam pilot pesawat tempur TNI AU, tiga orang dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kemhan, 24 teknisi dari PT Dirgantara Indonesia, dan empat dosen teknik penerbangan dari Institut Teknologi Bandung.


Mantan Atase Pertahanan KBRI Malaysia ini mengatakan, untuk pengiriman para teknisi selanjutnya, Kemhan akan mempersiapkan sarana dan prasana, sumber daya manusia, serta manajemen yang baik."Biasanya kita akan meminta kepada pihak Korea, pengembangan apa yang bisa dilakukan lebih awal. Kita berupaya melengkapi sesuai dengan keinginan mereka agar alih teknologi berjalan sebaik-baiknya," katanya.


Kemhan berkomitmen, alih teknologi ini tidak hanya fokus pada hasil, tetapi pada proses. Hal ini dinilai penting agar proses alih teknologi benar-benar berjalan sempurna dan Indonesia bisa segera mampu membuat jet tempur sendiri.


Rencananya, proyek KFX/IFX ini akan berlangsung hingga 2020 dengan jumlah pesawat yang akan dibuat adalah 150 unit senilai USD 8 miliar. Sementara Indonesia akan mendapatkan sebanyak 50 unit dengan anggaran sebesar USD 1,6 miliar. "Jika lancar semua, ini adalah pesawat jet tempur pertama yang dibuat oleh ilmuwan Indonesia," katanya.
 
 
Sumber : JPNN

Pangarmatim Pimpin Gelar Pasukan Latma Carat 2012

SURABAYA-(IDB) : Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H, M.Hum memimpin Gelar Pasukan Latihan Bersama (Latma) Carat 2012 di Batalyon Resimen Kaveleri Pasmar 1 Semarung Ujung Surabaya, Selasa (29/5).   

Hadir pada kesempatan tersebut, Kasarmatim Laksma TNI Djoko Teguh Wahojo dan para Kasatker Makoarmatim lainnya.

Latihan bersama antara TNI Angkatan Laut dan Angkatan Laut Amerika Serikat dari jajaran US Pacifik Command (USPACOM) yang diberi nama “Latma carat 2012” (Cooperation Afloat Readiness and Training) ini pelaksanaannya diselenggarakan di Markas Koarmatim Ujung Surabaya, perairan Laut Jawa, Kabupaten Madura dan Kabupaten Situbondo Jawa Timur.

Dalam latihan bersama ini, Angkatan Laut Amerika Serikat datang ke Surabaya dengan tiga kapal perang, yaitu USS Germantown  (LSD – 42), USS Vandegrift (FFG – 48), dan USCG Waesche, yang bersandar di Dermaga Jamrud Tanjung Perak Surabaya. Sesuai jadwal yang direncanakan, latihan bersama Carat 2012 akan berlangsung selama 8 hari, mulai 30 Mei hingga 7 Juni 2012. Sedangkan TNI AL sendiri dalam latihan ini akan melibatkan KRI Diponegoro-365, KRI Banjarmasin-592, KRI Sutedi Senoputra-378, pesawat Cassa, Heli Bell, Heli BO-105, Pasmar 1 Surabaya 7 BTR-50, Lantamal V, Dislambair dan Satkopaska Koarmatim. Adapun personel yang terlibat dari TNI AL 1.244 orang, dan dari pihak US Navy sekitar 830 orang.

Dalam amanat Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H, M.Hum mengatakan, bahwa latihan carat merupakan latihan bilateral antara TNI AL dan US Navy yang dilaksanakan setiap tahun. Latihan ini bertujuan untuk mempererat kerjasama antara TNI AL dan US Navy serta meningkatkan keterampilan profesionalisme prajurit dalam melaksanakan operasi bersama.

Bagi prajurit TNI AL, lanjut Pangarmatim, merupakan kesempatan yang sangat baik untuk mengukur tingkat profesionalisme yang telah dicapai dan mempelajari hal-hal yang diperlukan guna meningkatkan keahlian. Adapun bagi hubungan kedua negara, Indonesia dan Amerika Serikat, latihan Carat memiliki nilai strategis karena merupakan jalan untuk memelihara hubungan baik dan membangun saling pengertian (Confident Building Measure) antara kedua bangsa.

“Gelar pasukan yang diselenggarakan ini, merupakan tahap akhir pengecekan kesiapan personel dan material yang terlibat pada manuver lapangan latihan Carat 2012. Untuk itu, apabila masih terdapat kekurangan atau keraguan dalam persiapan, agar sisa waktu yang ada ini segera dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan adakan koordinasi yang baik untuk mencari jalan keluar, sehingga memperoleh keyakinan kesiapan unsur, senjata, material dan kesiapan personel, demi suksesnya pelaksanaan latihan ini,”kata Pangarmatim.


Sumber : Koarmatim

Hingga 2014 Kemhan Kucurkan Rp. 150 Triliun Untuk Modernisasi Alutsista

SURABAYA-(IDB) : Kementerian Pertahanan mengalokasikan anggaran senilai Rp150 triliun untuk merealisasi program modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang diwujudkan hingga 2014.

"Besaran anggaran digunakan untuk pemenuhan modernisasi alutsista di Tanah Air dengan pengadaan dari pelaku industri pertahanan dalam maupun luar negeri," kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin. Ia tengah melakukan kunjungan kerjanya di PT PAL Indonesia (Persero) di Surabaya, Selasa (29/5).

Dengan dana triliunan rupiah tersebut, alutsista di antaranya berupa 151 kapal perang, 333 kendaraan tempur, tiga kapal selam, enam helikopter, 54 tank amfibi, tiga unit kapal "multirole light frigates". "Kami yakin dengan modernisasi alutsista hingga tahun 2014 dapat mewujudkan dampak multiefek bagi ekonomi nasional, termasuk mengurangi permasalahan pengangguran sehingga bisa menyejahterakan masyarakat," ujarnya.

Komentar senada dikatakan Direktur PT PAL Indonesia (Persero), Muhammad Firmansyah Arifin. Ia mengatakan, untuk mendukung upaya modernisasi alutsista, PT PAL Indonesia (Persero) telah menyeleksi 300 orang putra daerah.

"Seleksi awal memang ada 300 orang dan kami seleksi menjadi 150 orang. Kemudian mereka yang terpilih akan kami kirim ke Korea Selatan untuk mengikuti 'transfer' teknologi," tutur dia.

Ia mengemukakan, kesiapan sumber daya manusia dengan mengirim tenaga kerja yang telah diseleksinya ke Korea Selatan maka beragam proyek pada masa mendatang segera terealisasi.

"Kami harus punya tenaga kerja yang pintar dan mereka perlu belajar dari orang lain serta mentransfer teknologinya," tukas Firmansyah.

Untuk kesiapan dari sisi teknologi, lanjut dia, bertujuan supaya segala proyek yang dikerjakan bisa selesai tepat waktu. Kalau secara finansial, pihaknya sudah jauh lebih baik termasuk meningkatkan upaya pemeliharaan dan perbaikan misalnya menjalin kerja sama dengan TNI AL.

"Khusus untuk pembuatan kapal Patroli Kawal Rudar (PKR), kami berharap seleksinya tidak seketat seperti pembuatan kapal selam sehingga proses kesiapan SDM bisa dialokasikan dari tahap seleksi yang 300 orang," tuturnya.

Di sisi lain, Wakil Kepala Staf Angkatan Laut Laksdya TNI Marsetio menjelaskan pada masa mendatang alutsista yang dimodernisasi tersebut siap ditempatkan di berbagai titik potensial sesuai kebutuhan di Tanah Air.


Sumber : Republika

PAL Siapkan 150 Teknisi Untuk Transfer Teknologi Kapal Perang di Korsel

SURABAYA-(IDB) : PT PAL Indonesia (Persero) menyiapkan 150 teknisi ahli perkapalan guna melakukan alih teknologi produksi kapal selam di Korea Selatan dan kapal perusak kawal rudal (PKR) di Belanda, menyusul dibuatnya kapal perang pesanan Kementerian Pertahanan di 2 negara tersebut.

Proses alih teknologi itu merupakan persiapan untuk membuat sendiri kapal selam pada beberapa tahun mendatang, suatu upaya kemandirian industri pertahanan di dalam negeri.


Direktur Utama PT PAL Indonesia Muhamad Firmansyah Arifin mengatakan BUMN tersebut selama ini telah banyak memproduksi berbagai jenis kapal perang untuk memenuhi kebutuhan TNI AL seperti kapal patroli cepat, landing platform dock (LPD), kapal cepat rudal (KCR), landing craft utility (LCU), landing craft vehicle personal (LCVP).


Namun, lanjutnya,  sejauh ini PAL belum menguasai teknologi pembuatan kapal selam, karena membutuhkan ilmu tinggi serta kesiapan SDM yang memiliki kemampuan dalam menerima alih teknologi kapal perang tersebut.


“Kami akan menyiapkan 300 teknisi untuk diseleksi menjadi 150 orang guna dikirim ke Korea Selatan dalam keperluan alih teknologi pembuatan kapal selam. Dijadualkan penyeleksian itu rampung pada 2013,” ujarnya saat mendampingi Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, hari ini (Selasa, 29 Mei 2013).


Kunjungan tersebut dimaksudkan melihat pelaksanaan produksi  sejumlah kapal perang pesanan TNI AL di PAL Indonesia seperti 3 unit KCR, 2 unit kapal tunda 2400 HP dan 4 unit LCU. Turut hadir dalam kunjungan tersebut Wakil Kepala Staf TNI AL Laksdya TNI Marsetio dan Irjen Kementerian Pertahanan Laksdya TNI Sumartono.


Sjafrie mengatakan PAL harus menyiapkan diri menjadi bagian dari industri pertahanan yang mampu memproduksi alat utama sistem persenjataan (alutsista) berteknologi tinggi, melalui proses alih teknologi dari negara lain.


Sumber : Bisnis

Wamenhan Berkunjung Ke PT. PAL Surabaya

SURABAYA-(IDB) : Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin meninjau produksi sejumlah alutsista di PT PAL Indonesia (Persero) karena ingin meningkatkan pengawasan sebagai program modernisasi alutsista di Tanah Air.

"Kunjungan kami hari ini merupakan rangkaian agenda kerja yang sebelumnya telah dilaksanakan di PT Palindo Marine Shipyard Batam," katanya, ditemui dalam kunjungan kerjanya di PT PAL Indonesia (Persero), di Surabaya, Selasa.

Tujuan kegiatan tersebut, jelas dia, guna mengawasi produksi sejumlah alutsista yang sedang dibangun sebagai salah satu program modernisasi alutsista.

"Oleh karena itu, kini PT PAL sedang membangun tiga unit KCR 60 M, dua unit kapal tunda 2.400 HP milik TNI AL, dan empat unit LCU pesanan TNI AL," katanya.

Sementara, tambah dia, delapan unit LCVP telah diselesaikan dan diserahkan pada tanggal 19 April 2012 kepada TNI AL. Mengenai kesiapan PT PAL dalam pembangunan alutsista juga dilakukan dengan strategi perbaikan kinerja di mana untuk proses bisnis maka perusahaan tersebut telah melaksanakan persiapan fokus bisnis untuk alutsista.

"Bahkan, menerapkan 'revenue mix' dan integrasi IT dalam proses produksi serta proses kontrol internal," katanya.

Untuk utilisasi sumber daya, kata dia, direalisasikan dengan "re-grouping" dan sentralisasi fungsi organisasi, penetapan PMO dan integrasi perangkat lunaknya, serta pelaksanaan investasi strategis untuk peningkatan kapasitas produksi, sumber daya manusia, dan IT.

"Perbaikan fasilitas dan utilitas serta sarana bengkel di PT PAL memiliki target kapasitas bengkel mencapai 600 ton/bulan. Asumsinya bisa membangun enam unit kapal per tahun yakni sekelas FPB 38 sebanyak dua unit dan sekelas KCR 60 meter sebanyak empat unit," katanya.

Di samping itu, lanjut dia, PT PAL juga memiliki Divisi Desain yang merancang kapal yang dibangun terutama alutsista dan perusahaan itu siap sebagai "Lead Integrator" pembangunan alutsista serta fasilitas bengkel yang terintegrasi.

Pada kesempatan tersebut, Wamenhan didampingi Irjen Kemhan Laksdya TNI Sumartono, Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksdya TNI Marsetio, Kabaranahan Kemhan Mayjen TNI Ediwan Prabowo, serta sejumlah pejabat Kemhan, Mabes TNI, dan angkatan.

Wamenhan : PT. PAL Harus Bersiap Diri Transfer Of Technologi

Dengan menggeliatnya industri pertahanan dalam negeri saat ini, PT PAL Indonesia (Persero) untuk jangka waktu menengah harus menyiapkan diri  agar dapat melakukan Transfer of Technology (ToT), sehingga tercipta kemandirian industri pertahanan khususnya bidang kemaritiman.

Hal tersebut disampaikan  Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin di sela-sela kunjungan ke PT. PAL Indonesia (Persero), Selasa (29/5) di Surabaya setelah sehari sebelumnya mengunjungi Pulau Nipa dan PT Palindo Marine Shipyard di Batam, Senin (28/5).
Transfer of Technology  dimaksud kata  Wamenhan  menjelaskan, terkait dengan adanya pencapaian target bahwa PT. PAL Indonesia (Persero)  harus mampu membangun kapal perang jenis Perusak Kawal Rudal (PKR) dan kapal selam untuk TNI AL.“PT.  PAL harus menyiapkan teknisi-teknisi yang professional sejak dini. Pemerintah juga akan mensupport dan  mengirimkan teknisi-teknisi handal ke Belanda dan Korea Selatan “ Ungkap Wamenhan.
Dengan adanya tuntutasn dan tantangan tersebut, Wamenhan lebih jauh menjelaskan PT. PAL Indonesia (Persero)  juga harus memiliki komitmen dan sikap jemput bola dengan melakukan berbagai perbaikan khususnya dalam hal perbaikan kinerja maupun optimalisasi produksi baik pada lini desain sampai dengan produksi.
Terlebih tahun 2010 – 2014 merupakan era kebangkitan industri pertahanan dalam negeri, dimana pemerintah banyak memberikan peluang, baik kepada industri pertahanan negara maupun swasta.
Sementara itu, Dirut PT PAL Persero M. Firmansyah Arifin menyampaikan bahwa instansinya saat ini sudah memiliki kesiapan dalam pembangunan Alutsista yaitu dengan strategi perbaikan kinerja, dimana proses bisnis PT . PAL persero telah melaksanakan persiapan fokus bisnis untuk Alutsista dan menetapkan revenue mix dan integrasi IT ke dalam proses produksi maupun proses control internal.
Dalam Kunjungan kerjanya ke PT. PAL Indonesia (Persero),  Wamenhan yang didampingi Irjen Kemhan Laksdya TNI Sumartono, Wakasal Laksdya TNI Marsetio, sejumlah pejabat Kemhan, Mabes TNI dan Angkatan tersebut, juga berkesempatan menaiki Landing Craft Utility (LCU)  produksi PT PAL di sekitar selat Madura dan melakukan manuver diantaranya menggunakan kecepatan mencapai 40 knot dan manuver 360 derajat


Sumber : DMC

Wamenhan Harapkan Infrastruktur Di Pulau Nipa Segera dikembangkan

KEPRI-(IDB) : Setelah melakukan kunjungan kerja ke Pulau Nipa dan PT Palindo Marine Shipyard di Batam, Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) RI Sjafrie Sjamsoeddin, Selasa (29/5) bersama sejumlah pejabat Kemhan, Mabes TNI dan Angkatan, melanjutkan kunjungannya ke PT PAL di Surabaya.

Saat berada di Pulau Nipa, Wamenhan mendapatkan penjelasan dari Wakasal seputar rencana pembangunan infrastruktur pertahanan negara di daerah tersebut, diantaranya pembangunan Pos Angkatan Laut, barak prajurit, dermaga, menara air, mercu suar, asrama sampai dengan sarana ibadah, olahraga dan kesehatan.

Dari semua penjelasan yang disampaikan, Wamenhan berharap, berbagai infrastruktur yang sudah direncanakan tersebut dapat segera direalisasikan dan menjadi perhatian khusus. Mengingat Pulau Nipa merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan negara lain dan memiliki jalur pelayaran tersibuk di dunia.

Selain pembangunan infrastruktur, juga dilakukan konservasi Pulau Nipa, yang meliputi pembuatan tanggul sekliling pulau dengan elevasi 5,2 meter sepanjang 4,3 km, kemudian penimbunan pulau pada tiga zona area yang terdiri dari zona utara luas reklamasi 15 hektar, zona hutan bakau 12,28 hektar dan zona selatan dengan luas reklamasi 16,19 hektar ditambah dengan rencana penghijauan berupa penanaman 5000 pohon jenis ketapang.

Usai mengunjungi Pulau Nipah, Wamenhan bersama rombongan menuju PT Palindo Marine Shipyard, untuk mengetahui perkembangan pembangunan Kapal Cepat Rudal (KCR) 40 untuk digunakan TNI Angkatan Laut. Dan diperkirakan, kapal perang ke tiga hasil karya putera-putera terbaik bangsa tersebut, akan selesai pembangunannya pada akhir tahun 2012.

Mengakhiri kunjungan kerjanya di Batam, Wamenhan RI Sjafrie Sjamsoeddin juga berkesempatan mengunjungi lokasi yang nantinya diproyeksikan sebagai Mako Batalyon Infanteri 10 Korps Marinir, di lahan seluas lebih kurang 20 hektar dan diperkirakan selesai pembangunannya pada tahun 2014.


Sumber : DMC

China: Industri Pertahanan Indonesia Perlu Ditingkatkan

BEIJING-(IDB) : Salah satu pelaku industri pertahanan nasional China, Aerospace Long-March International Trade Co, Ltd (ALIT), mengatakan industri pertahanan Indonesia masih harus ditingkatkan performanya untuk mendukung tidak saja pembangunan pertahanan tetapi juga ekonomi nasional. "Bangsa yang kuat, dan mampu mensejahterakan rakyatnya tidak saja karena militernya yang kuat tetapi juga karena didukung industri pertahahan dan militer yang kuat," kata Wakil Presiden ALIT Yang Zhong, kepada Antara di Beijing, Senin.

Ditemui saat menerima para perwira siswa Pendidikan Reguler XXXIX Sesko TNI, ia menuturkan industri pertahanan yang kuat tidak saja mendukung militer yang kuat tetapi juga berimbas pada industri komersial lainnya. "Jika industri komersial berkembang maka pertumbuhan ekonomi akan jalan sehingga negara akan kuat baik secara militer, politik, maupun ekonomi," tuturnya.

Zhong menilai kebijakan Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono untuk merevitalisasi dan memberdayakan industri pertahanan nasional, sebagai kebijakan yang positif bagi tumbuh kembangnya industri pertahanan Indonesia di masa datang.

"Namun, kebijakan itu harus didukung dengan komitmen dan konsistensi yang kuat sehingga benar-benar berjalan dan efektif bagi industri pertahanan nasional bersangkutan. Dan yang terpenting adalah koordinasi dari masing-masing industri pertahanan harus berjalan, sehingga produk yang dihasilkan dapat sejalan dan sesuai kebutuhan," ujarnya.

ALIT merupakan salah satu industri pertahanan nasional China yang berdiri pada 2010 dengan memfokuskan diri pada ekspor impor peralatan pertahanan, anti terorisme dan anti huru-hara. Namun didukung teknologi kelas dunia dan riset serta pengembangan, manufaktur yang memadai, ALIT akan mengembangkan diri pada industri luar angkasa bersama mitra dari mancanegara.

Dihadapan 39 dosen dan siswa Sesko TNI, ALIT menampilkan berbagai produk peralatan pertahanan seperti bom FT-1 hingga FT-6, sistem senjata rudal baik rudal permukaan ke permukaan (surface-to-surface missiles), permukaan ke udara (surface-to-air missiles), maupun dari udara ke permukaan (air-to-surface missiles), A100 dan A200 long-range Multiple Launch Rocket System (MLRS), dan pesawat tanpa awak CH-3.

Dalam setiap pembelian, ALIT menyertakan pendidikan dan latihan untuk produk dimaksud, alih teknologi, termasuk riset serta pengembangan bersama.

Atase Pertahanan Kedutaan Besar RI untuk China merangkap Mongolia, Kolonel Lek Surya Margono mengatakan ALIT telah melakukan penjajakan kerjasama dengan Indonesia.

"Mereka telah melakukan beberapa kali penjajakan ke Indonesia tentang produk-produk dan teknologi pertahanan yang dimiliki. Yaa.. kita apresiasi," katanya.


Sumber : Analisa

RUU Industri Pertahanan Dikelompokkan Jadi Tujuh Klaster

JAKARTA-(IDB) : Komisi I DPR bersama pemerintah yang diwakili sejumlah dirjen dan kementerian berhasil menyusun tujuh klaster (pokok masalah) dalam pembahasan RUU Industri Pertahanan. Pembagian klaster ini dilakukan guna mempercepat penyelesaian RUU ini menjadi UU, selambatnya pekan kedua Juli mendatang.

Dirjen Potensi Pertahanan (Potham) Kementerian Pertahanan RI Pos M Hutabarat atas nama pemerintah mengatakan, tujuh klaster tersebut antara lain; kelembagaan, Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), penyertaan modal negara, pengelolaan, pembiayaan, dan pengawasan.

"RUU Industri Pertahanan itu sendiri terdiri dari 418 DIM (Daftar Inventarisasi Masalah)," ujar Pos M Hutabarat usai menghadiri RDP dengan Panja RUU Industri Pertahanan Komisi I DPR RI, Senin (28/5). 

Menurut dia, di antara 400-an bahasan penting,
“tujuh klaster itu adalah yang terpenting. Boleh disebut, itulah rohnya UU Industri Pertahanan”
tujuh klaster itu adalah yang terpenting. Boleh disebut, itulah rohnya UU Industri Pertahanan. 

UU ini intinya memberi jaminan kepada industri pertahanan dalam negeri agar memiliki kepastian dalam memasok peralatan kepada pengguna: TNI/Polri dan lembaga lain semisal Kementerian Kelautan yang membutuhkan perangkat patroli. UU ini juga akan menjamin adanya transfer pengetahuan dan teknologi. 

Selanjutnya, melalui UU Industri Pertahanan ini akan  jelas pula siapa yang akan duduk sebagai ketua Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP). Selama ini dalam struktur KKIP, disepakati bahwa lembaga ini dikepalai langsung oleh presiden. Menteri Pertahanan bertindak sebagai ketua harian. Sementara Menteri Luar Negeri juga masuk dalam struktur. 

"Menlu dimasukkan di struktur KKIP supaya dapat menjembatani negara lain yang ingin membeli alutsista produksi Indonesia," jelasnya.


Sumber : Jurnamen

793 Taruna Akademi TNI-Polri Kunjungi Koarmabar

JAKARTA-(IDB) : Sebanyak 793 Taruna Akademi TNI dan Polri melakukan kunjungan ke Markas Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar), Kamis (15/7). Ke-793 taruna tersebut terdiri dari 249 Taruna Akademi Militer, 107 Taruna Akademi Angkatan Laut, 110 Taruna Akademi Angkatan Udara dan 327 Taruna Akademi Kepolisian.
Kunjungan para taruna ke Markas Koarmabar dalam rangka latihan Bhineka Eka Bhakti (BEB) Taruna Akademi TNI dan Polri Tingkat I Tahun Pelajaran 2009/2010.

Demikian siaran pers Dispen Koarmabar yang diterima Jurnal Nasional, Kamis.

Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar), Laksamana Muda TNI Marsetio mengatakan, kunjungan para taruna Akademi ini mempunyai makna yang sangat strategis.

“Kunjungan sebagai sarana silahturahmi dan komunikasi antara para pemimpin TNI dan Polri masa depan. Forum ini dapat dijadikan pembelajaran bagi para taruna untuk mengetahui secara riil kondisi dan situasi di lapangan,” kata Marsetio.

Namun yang lebih penting, menurut Marsetio, sesuai dengan topik kunjungan yaitu Bhineka Eka Bhakti maka program ini juga merupakan sarana pembinaan untuk meningkatkan solidaritas antara TNI dan Polri.

“Kunjungan taruna TNI dan Polri ini mewujudkan kader-kader prajurit dan Perwira Polri yan berkualitas dan mampu menopang NKRI yang semakin kokoh.

Sementara itu, Komandan Jenderal Akademi TNI Mayor Jenderal TNI (Mar) Nono Sampono mengatakan, kegiatan ini merupakan realisasi kurikulum pendidikan Akademik dengan tujuan untuk memberi bekal kepada para taruna agar mengetahui kondisi dan tugas satuan-satuan di jajaran TNI/Polri dengan melakukan kunjungan secara langsung.

Pada kunjungan tersebut, para taruna menerima tayangan   profil Koarmabar yang menggambarkan tentang tugas dan peran yang diemban Koarmabar dalam mengamankan wilayah perairan yang menjadi tanggungjawabnya.

Usai mengikuti kegiatan di Mako Koarmabar, para taruna yang tergabung dalam Latihan Bhinneka Eka Bhakti melanjutkan kegiatan peninjauan ke satuan-satuan di jajaran Koarmabar yang berpangkalan di Pondok Dayung serta kunjungan ke KRI yang tengah sandar di dermaga Tanjung Priok.

Di Pondok Dayung, para taruna disambut dengan demo ketangkasan para prajurit Satuan Pasukan Katak Koarmabar, seperti Combat Swimmer, Water Jump dengan melakukan lompatan dari hely ke laut, peragaan demolisi bawah air, shipboarding, display Peralatan dan Alutsista serta peragaan Tenue Kopaska.

Hadir pada acara kunjungan latihan Bhineka Eka Bhakti  antara lain Kasarmabar Laksamana Pertama TNI Didit Herdidawan, Komandan Guspurlabar Laksamana Pertama TNI Dedy Yulianto  serta Komandan Lantamal III Jakarta Laksamana Pertama TNI Iskandar Sitompul dan para pejabat teras Akademi TNI dan Koarmabar.


Sumber : Jurnas

Pangarmatim Inspeksi KRI Surabaya-591

SURABAYA-(IDB) : Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksda TNI Agung Pramono S.H. M.Hum menginspeksi keberadaan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Surabaya -591. Senin (28/5),  yang sedang bersandar di Pangkalan TNI Angkatan Laut, Koarmatim, Ujung, Surabaya.

Dalam inspeksi yang bertujuan untuk melihat kesiapan kapal dari jajaran Satuan Kapal Amphibi Koarmatim itu, Pangarmatim didampingi oleh Kepala Staf Koarmatim Laksma TNI Djoko Teguh Wahojo, Aslog Pangarmatim, Asrena Pangarmatim dan Komandan Satuan Kapal Amphibi Koarmatim.

Dalam inspeksi itu Pangarmatim ingin mengetahui secara langsung kesiapan kapal dan personelnya  yang ada dibawah komandonya. Hal tersebut menjadi penting untuk memaksimalkan kinerja yang sesuai dengan keinginan TNI AL,  yaitu berkaitan  dengan tugas-tugas yang diemban oleh Koarmatim  yang semaikin hari semakin bertambah kompleks.


Sumber : Koarmatim

Pangarmatim Kunjungan Kerja ke Lantamal XI Merauke

MERAUKE-(IDB) : Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H, M.Hum melaksanakan kunjungan kerja ke Markas Komando (Mako) Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) XI Merauke, belum lama ini, Jumat (25/5).

Turut mendampingi dalam kunjungan kerja tersebut, Ketua Daerah Jalasenastri Armada Timur Ny. Yus Agung Pramono, Komandan Pasmar 1 Brigjen TNI Marinir Tommi Basari Natanegara, dan Asops Pangarmatim Kolonel Laut (P) ING. Sudiartawan dan beberapa perwira staf lainnya.

Begitu tiba di Mako Lantamal XI Merauke, Pangarmatim dan rombongan diterima Komandan Lantamal XI Brigjen TNI Marinir Bambang Soemardjono dan jajaran pejabat teras Mako Lantamal XI lainnya. Dalam kesempatan tersebut, dilaksanakan foto bersama yang kemudian dilanjutnya dengan penanaman pohon di lingkungan Mako Lantamal XI.

Seusai penanaman pohon, dilanjutkan dengan peninjauan Dermaga Satuan Keamanan Laut (Satkamla) Lantamal XI. Kemudian tidak begitu lama, Pangarmatim beserta rombongan  menuju Gedung Kridatama untuk bertatap muka dengan seluruh anggota Lantamal XI. Dalam tatap muka ini, Pangarmatim memberikan bingkisan kepada anggota berpangkat bintara dan tamtama tidur dalam.

Selesai acara tatap muka, Pangarmatim dengan didampingi Ketua Daerah Jalasenastri Armatim dan rombongan lainnya melanjutkan peninjauan ke Mess Perwira Menengah (Pamen), dan Komplek Perumahan Dinas Polder. Selesai kunjungan, kembali ke Mako Lantamal XI untuk istirahat dan melaksanakan makan siang.

Sebelumnya, Ketua Daerah Jalasenastri Armatim Ny. Yus Agung Pramono dan rombongan juga mengadakan tatap muka dengan anggota Jalasenastri Lantamal XI dan Yonmarhanlan XI. Dalam kegiatan tatap muka ini, Ketua Daerah Jalasenastri memberikan bingkisan kepada para Warakawuri dan Keluarga Prasejahtera.  Usai tatap muka, dilanjutkan dengan menjenguk keluarga anggota yang sakit di Rumkital Lantamal XI, serta mengunjungi Pos Yandu. Ditempat Pos Yandu ini, Ny. Yus Agung Pramono, secara simbolik memberikan imunisasi dan makanan tambahan kepada anak balita.

Seusai makan siang, Pangarmatim melanjutkan peninjauan ke Mess Tidur Luar Transito, Satrad 244 dan Yonmarhanlan XI. Di Yonmarhanlan XI ini, Pangarmatim memberikan pengarahan dan sekaligus bingkisan kepada prajurit Tidur Dalam Yonmarhanlan XI. Sedangkan Ketua Daerah Jalasenastri Armatim dan rombongan menuju Sentra Kerajinan Kulit Buaya dan Balai Taman Nasional Wasur.

Pada malam harinya, Pangarmatim beserta rombongan mendapat jamuan makan malam bersama Muspida Kabupaten Merauke di Mako Lantamal XI. Kemudian Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H, M.Hum dan Bupati Merauke Drs. Romanus Mbaraka, MT  saling memberikan cindera mata.


Sumber : Koarmatim

KRI DewaruciI Parade Of Sail New York 2012

NEW YORK-(IDB) : Meriah! Parade of sail dan parade of ships di New York 2012 yang di ikuti sejumlah kapal dari berbagai benua hadir turut menyemarakkan parade akbar dimana dalam kesempatan tersebut sejumlah kapal perang Angkatan Laut Amerika serikat dan beberapa pesawat Angkatan udaranya baik pesawat tempur dan heli kopter  turut serta dalam menyambut datangnya  kapal peserta  Ops Sail NY 2012.

KRI Dewaruci merupakan wakil satu-satunya  dari benua Asia yang hadir di NewYork  beserta 18 kapal layar lainnya . Dalam parade sail tersebut, seluruh peserta kapal layar  secara berturut-turut bergerak perlahan-lahan di awali kapal layar type A Juan Sebastian De Elcano  KRI Dewaruci, Etoile , La Belle Poule Cisne Branco,. Cuauhtemoc., Gloria , Guayas , Eagle. disusul 11 kapal layar B dan disusul kapal-kapal layar type C.

Dari beberapa kapal latih yang paling semarak adalah KRI Dewaruci,  dimana para Kadet yang turut dalam pelayaran ini melaksanakan peran parade roll  di iringi Drum Band Gita Jala Taruna  Kadet Akademi TNI AL. Parade Ops Sail  NY 2012 di ikuti juga beberapa  kapal perang Angkatan Laut  AS antara lainRoosevelt, Mitscher, willow, HMCS Iroquois, JS hirane, RFAA Argus, Wasp dan lain-lainnya.

Pelaksanaan parade Of Sail berjalan  selama 3 jam mulai jam 09.00 hingga 12.00 sepanjang alur pelabuhan kota New York melewati patung Liberty,  Sepanjang alur pelabuhan masyarakat kota New York meskipun bukan hari libur mereka  berjubel turut menyaksikan parade tersebut di tempat/ dermada yang sudah di sediakan oleh panitia maupun   di dermaga kapal- kapal layar sandar.

Seusai pelaksanaan parade of Sail, seluruh kapal bersandar sesuai dengan ketentuan dari panitia. KRI Dewaruci setibanya di dermaga Sullivans di terima oleh  Konsul Jendral RI New York  Ghafur Dharmaputra beserta  ibu, dan beberapa stafnya.  Kedatangan Konjen di KRI DWR di dampingi Atase Laut Kolonel  Laut (KH) Anwar Sa’adi beserta Ibu.

Begitu tiba di KRI DWR, Konjen RI langsung memberikan  pengarahan kepada  74 kadet Akademi TNI AL  angkatan 59 yang tergabung dalam Kartika Jala Krida 2012 USA. Mereka  terdiri dari Korps Pelaut, Supply dan Marinir. Korps Supply dan Marinir akan segera berangkat pulang ke tanah air setelah mengikuti pelayaran selama 1 bulan dan akan segera disusul kadet korps Teknik dan Electronika.


Sumber : Koarmatim

Kedatangan Kapal Perang Amerika Berdampak Bagi Pelaku Ekonomi Jatim



USCGC Waesche
SURABAYA-(IDB) : Kedatangan kapal perang Amerika Serikat tertunda beberapa jam dari jadwal karena alasan teknis di Dermaga Jamrud Utara hingga di luar jadwal yang ditentukan semula.

Humas PT Pelindo III (Persero), Edi Priyanto, menjelaskan, kedatangan kapal perang AS yaitu "US Ship Vandergrift" dan "USGC Waesche" yang semula dijadwalkan sandar pada 29 Mei 2012 pukul 10.00 WIB menjadi pukul 16.00 WIB.

"Sedangkan satu kapal yakni `US Ship Germantown` diperkirakan sandar pada tanggal 30 Mei 2012," katanya di Surabaya, Senin malam.

Menurut dia, pada hari ini sudah masuk sejumlah kapal yang mengangkut beragam pembekalannya, antara lain kapal BG Glenn Horizon, BG Glenn Cangi, dan MT Glenn Energi.

"Kapal tersebut membawa berbagai peralatan pendukung seperti fender/karet, tangga akomodasi, drum untuk `barrier`, satu unit truk sampah," ujarnya.

Selain itu, hari ini juga telah dilakukan upaya sterilisasi lokasi. Apalagi ketiga kapal tersebut rencananya menempati posisi di Dermaga Jamrud Utara dengan total panjang hingga 353 meter.

"Total panjang di Dermaga Jamrud Utara sendiri mencapai 1,2 kilometer," tukas dia.          
The guided-missile frigate USS Vandegrift (FFG 48) arrived in Aomori, Japan, Aug. 2, to participate in a port call in the northe
US Ship Vandergrift
Edi menambahkan, dari ukuran panjang tersebut, alokasi untuk kapal penumpang sepanjang 500 meter. Kemudian angka itu dikurangi dengan adanya perbaikan untuk penguatan dermaga sepanjang 120 meter.

"Oleh karena itu, hanya ada 235 meter di sepanjang Dermaga Jamrud Utara yang bisa digunakan untuk bersandar kapal komersial," katanya.

Di sisi lain, ia mengemukakan, kedatangan tiga kapal perang AS tersebut memberikan kekhawatiran tersendiri bagi pelaku ekonomi di Jawa Timur karena ada 15 unit kapal yang terdampak dan harus antre untuk sandar di Dermaga Jamrud Utara.

"15 unit kapal itu antara lain KM Aya, MV Team Progress, MV Han Splendor, MV Lan Ha, MV Golden Princess, MV Fareast Glory, MV Thigayu, MV Acacia, MV Taikli, BG Luna Mulia, MV Pos Ametrin, Zeus, MV Ocean Friends, MV Woohyun Haemil, dan MV Bao Ying," tuturnya.

Untuk menjaga keamanan di Dermaga Jamrud Utara, lanjut dia, selama kedatangan tiga kapal AS tersebut seluruh pihak yang terkait diharapkan dapat mengkondisikannya hal tersebut termasuk pandu, tunda, tambat dan "Port Sequrity". 


Sumber : Antara