Pages

Kamis, Mei 03, 2012

Tiga Kapal Perang Dalam Patkor Ausindo 2012 Dihantam Badai

SH-(IDB) : Tiga kapal perang yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Patroli Kordinasi Australia Indonesia (Patkor Ausindo) tahun 2012, dihantam gelombang setinggi kurang lebih 6 meter, ketika melintasi Samudera Hindia, belum lama ini, Kamis (26/04). Ke tiga kapal perang tersebut adalah KRI Kakap-811 yang dikomandani Mayor Laut (P) Himawan, KRI Tongkol-813 yang dikomandani Mayor Laut (P) Bimo Aji dan sebuah kapal perang Australia HMAS Pirie-P87.

Sejak angkat jangkar dari Pulau Pasir (Ashmore Reef) tanggal 25 April 2012 pukul 18.00 (waktu Darwin) menuju Darwin, kapal sudah mulai dihantam gelombang namun skalanya masih tergolong sedang. Setelah keluar dari Pulau Pasir sekitar 4 jam kemudian, konvoi kapal-kapal perang tersebut beranjak memasuki Samudera Hindia. Cuaca saat itu mulai gelap, tiupan angin makin kencang, dengan kecepatan hingga 50 knot disertai derasnya arus air laut yang menimbulkan gelombang tinggi mencapai 5  sampai 7 meter.

KRI Kakap berada disebelah kiri dari formasi berjajar, ditengah ada HMAS Pirie dan sebelah kanan KRI Tongkol. Menyeberangi perairan Samudera Hindia kapal-kapal perang tersebut terus menjalin komunikasi secara periodik. Konvoi ke tiga kapal perang tersebut terus memecah gelombang dan menembus gelapnya malam. Namun pergantian waktu dari malam ke siang hari tidak membuat ombak dan angin kencang menjadi surut. Prajurit KRI Kakap sudah merasa kelelahan akibat semalaman tidak tidur, namun mereka harus berjuang kembali mengendalikan kapal tetap dalam formasi.

Perjuangan para awak kapal perang tidak sampai disitu, setelah melewati sehari semalam melawan ganasnya alam, malam berikutnya yakni malam ke dua perjalanan menuju Darwin, konvoi ke tiga kapal perang, kembali diterjang gelombang setinggi 7 meter. Dalam formasi tersebut kapal menggunakan balingan 700 hingga 1.100 rpm dengan kecepatan rata-rata 8 sampai 16 knot. Formasi kapal berlawanan dengan gelombang air laut yang datang dari arah selatan  menuju ke utara. Hal itu membuat kapal seperti timbul tenggelam ditengah samudera.

Sehari semalam tidak dapat istirahat dan makan, kemampuan fisik prajurit KRI Kakap mulai menurun, namun mereka harus tetap  membawa kapal dalam formasi sampai ke Darwin. Terjangan ombak yang bertubi-tubi, membuat seisi kapal seolah hancur berantakan, perabotan seperti kursi, tempat tidur, piring, gelas dan benda-benda mudah bergerak lainnya yang luput dari ikatan jatuh berserakan di lantai. Bahkan air yang berada di bak penampungan di kamar madi tumpah bercampur benda-benda lainnya dan menggenangi koridor kapal.

Semetara itu prajurit KRI Kakap terus berusaha mengendalikan kapal dan menyelamatkan benda-benda disekitar mereka. Komandan KRI Kakap Mayor Laut (P) Himawan, menghimbau dan memberikan semangat kepada prajuritnya agar terus berusaha mengendalikan kapal dan tetap berdo’a memohon kepada Tuhan Yang maha Esa, supaya badai dapat segera berlalu. Bintara Utama (Bama) KRI Kakap Serda Bah Dedi Supriadi berusaha menyelamatkan benda-benda yang ada di geladak terbuka dari hantaman gelombang air laut.

Malam semakin larut, namun gelombang tinggi tidak kunjung surut. Sudah satu hari dua malam prajurit KRI Kakap tidak makan, dapur dan isinya berantakan, mereka hanya bertahan dengan makan roti kabin, meskipun setelah itu harus di muntahkan kembali karena perut mual akibat goncangan kapal yang bertubi-tubi. Kapal terasa bergetar hebat seolah mau patah ketika dihempas ombak dari arah haluan lambung kanan. Sesekali terjangan air laut sampai di atas anjungan menyapu benda apa saja yang ada di geladak haluan dan sekitarnya.

Sumber : Koarmatim

KRI Sura-802 Selesaikan Misi Patroli Terkoordinasi Perbatasan Indonesia Filipina

DAVAO-(IDB) : KRI Sura-802 tiba di Davao, Filipina Selatan, Senin lalu. Dia dengan puluhan awaknya menjadi bagian dari gugus tugas patroli terkoordinasi perairan perbatasan Indonesia-Filipina, yang baru saja menyelesaikan misi tempur patroli perairan perbatasan negara.

Kapal perang TNI-AL ini merapat di Dermaga Captain Feranil, Pangkalan Angkatan Laut Filipina Felix Apolonario, Davao. Atase Pertahanan Indonesia untuk Filipina, Kolonel Suplai Djakaria P Girsang, dan Konsul Jenderal Indonesia di Davao, Eko Hartono, serta sejumlah pejabat lain menyambut mereka. 

Di sisi lain dermaga itu ditambat kapal perang Filipina, BRP Magat Salamat (PS-20). Secara resmi, misi militer yang kedua kapal lakukan itu diberi tajuk Patroli Terkoordinasi Philindo XXVI-12.  

KRI Sura-802, Mayor Pelaut Fafan Y Brahmono, dan Komandan BRP Magat Salamat, Comannder Luzviminda A Camacho, diberi selamat secara khusus.

Patroli terkoordinasi ke-26 ini telah dilaksanakan di wilayah perbatasan laut Indonesia dan Filipina. Bagi KRI Sura-802, patroli ini sekaligus sebagai bentuk pengamanan pulau-pulau terluar Indonesia, yaitu Pulau Miangas dan Pulau Marore, jauh di utara Laut Sulawesi.

Selain mengamankan perairan perbatasan, kedua kapal perang tersebut juga melaksanakan latihan meningkatkan lintas operasi, meliputi latihan komunikasi (radio, bendera, semafor dan lampu sorot), manuvra  taktis, latihan tabir, replenishment at sea dan latihan pemeriksaan kapal (VBSS).   
Juga  itu melaksanakan perjanjian yang telah disepakati bersama kedua negara yaitu Border Patrol Agreement. BRP Magat Salamat juga telah melaksanakan repatriasi bagi warga negara Philipina dari Bitung sebanyak 32 orang. Mereka adalah warga negara Filipina yang telah selesai menjalani proses hukum di Indonesia khususnya Sulawesi Utara. 

Sumber : Antara

Koarmatim Buka Latihan Penembakan Exocet MM-38 dan Terpedo SUT



SURABAYA-(IDB) : Komandan Satuan Kapal Cepat Komando Armada RI Kawasan Timur (Dansatkatarmatim) Kolonel Laut (P) Sufenri membuka latihan prosedur komando (proskom) dan taktis penembakan Exocet MM-38 dan Terpedo SUT serta latihan prosedur komando dan taktis manuvra tempur kapal cepat unsur Satkat Koarmatim di Markas Satuan Kapal Cepat Koarmatim Ujung Surabaya, belum lama ini, Senin (30/4). Latihan diikuti oleh seluruh prajurit jajaran Satkatarmatim, ABK KRI Keris, ABK KRI Ajak dan ABK KRI Singa.

Tujuan latihan ini, yaitu pertama, memelihara dan mempertahankan tingkat ketrampilan dan profesionalisme perwira Korps Pelaut/Elektronika, Tim Anjungan dan Tim PIT unsur-unsur Satkat Koarmatim, khususnya dalam bidang sistem elektronika kendali senjata dan prosedur penembakan Exocet MM-38 dan Terpedo SUT di KRI klas KCR dan KCT, dengan menggunakan Pusat Informasi Tempur KRI dan Simulator Puslat kaprang Kolatarmatim, sebagai sarana simulasi latihan dalam rangka mempersiapkan diri untuk melaksanakan tugas-tugas yang akan datang.

Kedua, memelihara dan mempertahankan kemampuan perwira Korps Pelaut dan Tim Anjungan unsur-unsur Satkat Koarmatim dalam melaksanakan prosedur komando dan taktis manuvra tempur kapal cepat untuk mendukung kesiapan operasional kapal dalam menghadapi tugas operasi dan latihan.

Adapun sasaran yang ingin dicapai, yaitu terpeliharanya ketrampilan personel secara perorangan maupun Tim dalam bidang teknis penyiapan Rudal sistem kendali senjata, serta prosedur komando dan taktis penembakan Exocet MM-38 dan Terpedo SUT. Terpeliharanya kemampuan K31 dalam organisasi penembakan Rudal Exocet MM-38 dan Terpedo SUT. Serta terpeliharanya kemampuan perwira Korps Pelaut dan tim Anjungan unsur-unsur Satkat Koarmatim dalam melaksanakan olah gerak kapal dalam segala situasi operasi menggunakan prosedur komando dan taktis manuvra tempur kapal cepat.

Dalam latihan ini, untuk prosedur komando dan taktis penembakan Exocet MM-38 dan Terpedo SUT dilaksanakan oleh Korps Pelaut dan Elektronika, Tim Anjungan serta Tim PIT unsur-unsur. Sedangkan latihan komando dan taktis manuvra kapal cepat diikuti oleh perwira Korps Pelaut dan Elektronika, Tim Anjungan serta PIT unsur-unsur Satkat Koarmatim.

Sumber : Koarmatim

Aljazair Beli Empat Fregat Baru Dari Jerman

PRETORIA-(IDB) : Angkatan Laut Aljazair dikabarkan telah menandatangani kontrak pembelian kapal-kapal perang tipe fregat kelas MEKO A-200 dari pabrikan Thyssen Krupp Marine Systems (TKMS) asal Jerman. Melihat nilai kontraknya, Aljazair diduga membeli sedikitnya empat kapal fregat dengan sistem tempur lengkap.
Menurut koresponden majalah pertahanan Jane's Defence Weekly (JDW), Helmoed-Römer Heitman, di Pretoria, Afrika Selatan (Afsel), nilai kontrak kapal perang tersebut mencapai 2.176 juta euro (Rp 26,3 triliun). Pihak TKMS belum mengonfirmasi kabar tersebut, tetapi menurut sumber-sumber JDW, kontrak dengan pihak AL Aljazair sudah ditandatangani akhir Maret lalu.
Dengan nilai kontrak sebesar itu, diperkirakan Aljazair berniat membeli sedikitnya empat unit fregat MEKO A-200 beserta seluruh sistem persenjataan, ditambah enam helikopter AgustaWestland Super Lynx untuk diletakkan di kapal (setiap kapal mampu membawa dua heli Super Lynx) serta seluruh sistem pendukung dan pelatihan.
Kontrak tersebut juga meliputi pembangunan galangan kapal di Aljazair untuk membuat dua dari empat fregat yang dipesan. Kapal-kapal pesanan Aljazair ini akan berukuran lebih besar daripada fregat kelas Valour (MEKO A-200 SAN), yang lebih dulu dimiliki AL Afsel.
Ukuran kapal yang lebih besar diduga berkaitan dengan keinginan Aljazair untuk memasukkan persenjataan dan sensor yang lebih komprehensif daripada kapal-kapal milik Afsel.
Kapal dengan desain modern yang diklaim bisa mengecoh radar ini akan dilengkapi rudal-rudal antikapal Saab Bofors Dynamics RBS 15 Mk3, rudal permukaan-ke-udara Umkhonto IR produksi Denel Dynamics Afrika Selatan yang ditembakkan secara vertikal, meriam utama Oto Melara, dan senjata penangkis serangan udara jarak dekat Rheinmetall 27 mm.
Beberapa helikopter Super Lynx yang turut dipesan akan dipersenjatai dengan rudal udara-ke-permukaan berpemandu laser Denel Dynamics Mokopa dan torpedo ringan MU90. Salah satu sumber mengatakan, kapal-kapal tersebut akan menggunakan sensor utama EADS TRS-3D, yang menggunakan radar multimoda untuk melacak sasaran di permukaan laut dan udara.
Sistem manajemen tempurnya dikabarkan akan dipasok oleh Atlas Elektronik. 

Sumber : Kompas

Indonesia Jerman Sepakat Bentuk Kemitraan

BERLIN-(IDB) : Kedua negara sepakat membentuk kemitraan yang mencakup berbagai bidang kerjasama. Menurut rencana dokumen kemitraan ini akan diluncurkan saat kunjungan Kanselir Angela Merkel ke Indonesia, pertengahan tahun ini.

Hal itu disampaikan Duta Besar RI Luar Biasa Berkuasa Penuh untuk Republik Federal Jerman Dr. Eddy Pratomo kepada detikcom, Selasa (01/5/2012).

"Kemitraan itu termasuk antar-parlemen kedua negara," tegas Dubes.

Lanjut Dubes, dalam konteks hubungan bilateral, kunjungan delegasi Komisi I DPR RI ke Jerman kali ini penting karena tahun ini adalah peringatan 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jerman.

Selain melakukan pertemuan dengan Komisi Luar Negeri dan Komisi Pertahanan Bundestag (Parlemen Jerman), delegasi juga bertemu dengan Kementerian Ekonomi dan Teknologi, Kementerian Luar Negeri Jerman dan mengunjungi perusahaan Krauss-Maffei-Wegmann GmbH & Co. KG (KMW), produsen tank Leopard.

„Delegasi memberikan penjelasan mengenai perkembangan demokrasi di Indonesia dan reformasi TNI kepada parlemen dan kementerian Jerman, yang berwenang mengeluarkan ijin ekspor alutsista,“ imbuh Dubes.

Dijelaskan, selama ini pihak Jerman dinilai menerapkan kebijakan restriktif terhadap ekspor alutsista ke Indonesia. Salah satu isu yang sering menjadi ganjalan adalah isu perlindungan HAM di Indonesia.

"Penting untuk memberi penjelasan mengenai keberhasilan reformasi dan demokratisasi di Indonesia, serta kebutuhan Indonesia untuk menjaga keutuhan wilayahnya. Selama ini telah terbukti bahwa Indonesia tidak berambisi menjadi superpower kawasan dan aktif menjaga stabilitas kawasan baik melalui ASEAN maupun fora regional lainnya,“ papar Dubes.

Di KMW, delegasi berkesempatan mengadakan dialog dengan Presiden dan CEO KMW Frank Haun. Pada kesempatan tersebut, delegasi membicarakan penjajakan pembelian tank Leopard dan perjanjian transfer teknologi sebagai bagian dari kontrak pembelian.

"Langkah ini juga sebagai dukungan Komisi I atas upaya peremajaan alutsista Indonesia melalui pertemuan dengan produsen tank Leopard," terang Dubes.

Sebelumnya, sebagaimana disampaikan Sekretaris I Juviano Ribeiro kepada detikcom, delegasi dalam pertemuan di Bundestag dengan Juru Bicara Luar Negeri Fraksi CDU/CSU (koalisi partai berkuasa Jerman) Philipp Missfelder dan Ketua Komisi Pertahanan Susanne Kastner menjelaskan mengenai perkembangan politik di Indonesia dan bertukar pikiran mengenai reformasi angkatan bersenjata yang saat ini tengah dilakukan oleh kedua negara.

Delegasi juga mengundang Bundestag untuk berkunjung ke Indonesia dan melihat langsung reformasi di Indonesia.

Menurut Ribeiro, Bundestag menyampaikan penghargaan atas upaya DPR RI untuk menjelaskan langsung perkembangan di Indonesia dan menyampaikan kekaguman atas proses reformasi di Indonesia yang dinilai sangat berhasil. Reformasi di Indonesia dianggap dapat menjadi model transformasi yang saat ini terjadi di Timur Tengah.

Dalam pertemuan di Kementerian Perekonomian dan Teknologi, secara khusus delegasi bertemu dengan Parliamentary State Secretary Hans-Joachim Otto untuk meminta penjelasan tentang prosedur pemberian ijin ekspor alutsista, yang menjadi wewenang kementerian tersebut.

Disampaikan bahwa pihak Jerman tidak melihat ada masalah ekspor alutsista ke Indonesia. Jerman bahkan akan meningkatkan kerjasama ekonomi dan industri strategis kedua negara, sebagai salah satu bentuk kemitraan kedua negara.

Di Kementerian Luar Negeri Jerman, delegasi mengadakan pertemuan dengan State Secretary Kemlu Cornelia Pieper. Delegasi menyampaikan penghargaan atas kebijakan Jerman untuk mempermudah aplikasi visa bagi WNI yang akan berkunjung ke Jerman.

"Hal ini memperlihatkan secara konkrit kedekatan hubungan kedua negara. Dalam pertemuan juga dibahas mengenai kemungkinan pembuatan perjanjian bebas visa untuk paspor diplomatik dan dinas antara kedua negara," demikian Ribeiro.

Delegasi Komisi I DPR RI dalam kunjungannya ke Jerman (22-26 April 2012) dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi I Hayono Isman dan beranggota 12 orang dari Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

Selama berada di Jerman, delegasi juga mengadakan rapat dengar pendapat dengan KBRI Berlin, KJRI Frankfurt dan KJRI Hamburg, serta mengadakan pertemuan langsung dengan masyarakat Indonesia di Berlin dan sekitarnya.

Namun kunjungan ini mendapat penolakan dari Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Jerman, PPI Berlin dan NU Cabang Istimewa Jerman. Mereka mengabadikan penolakan itu melalui Youtube.

Selengkapnya nama-nama anggota Komisi I DPR RI yang hadir pada saat itu dan dipublikasikan oleh para pihak penolak adalah:

1. H. TRI TAMTOMO, SH; Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
2. DR. NURHAYATI ALI ASEGGAF,M.SI; Fraksi Partai Demokrat.
3. H. HAYONO ISMAN. S.IP, Fraksi Partai Demokrat.
4. VENA MELINDA, SE.; Fraksi Partai Demokrat.
5. AHMED ZAKI ISKANDAR ZULKARNAIN, B.Bus; Fraksi Partai Golongan Karya.
6. Drs. H.A. MUCHAMAD RUSLAN; Fraksi Partai Golongan Karya.
7. IR. NEIL ISKANDAR DAULAY; Fraksi Partai Golongan Karya.
8. TANTOWI YAHYA; Fraksi Partai Golongan Karya.
9. YORRYS RAWEYAI; Fraksi Partai Golongan Karya.
10. LUTHFI HASAN ISHAAQ, MA; Fraksi Partai Keadilan Sejahtera. 

Sumber : Detik

Satgas Kontingen Garuda Tiba di Surabaya

SURABAYA-(IDB) : Satuan Tugas Maritim TNI Kontingen Garuda XXVIII-C PBB (UNIFIL) tiba kembali di Surabaya, Kamis, setelah melaksanakan tugas sebagai pasukan perdamaian dunia di Lebanon selama delapan bulan sejak September 2011.

Kedatangan Satgas Kontingen Garuda (Konga) dengan menggunakan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Sultan Iskandar Muda-367 di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, disambut Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono, Kepala Staf Koarmatim Laksamana Pertama TNI Djoko Teguh Wahojo, dan jajaran petinggi lainnya.

Suasana haru dan gembira terlihat saat anggota keluarga, istri dan anak-anak dari personel Satgas Konga ikut menyambut kedatangan mereka di pinggir dermaga.

Selama penugasan di Lebanon sejak berangkat pada 3 September 2011, KRI Sultan Iskandar Muda membawa 100 orang personel, terdiri dari 88 awak buah kapal, tujuh orang kru heli dan pilot, dua dokter dan paramedis, dua penyelam, dan seorang anggota Kopaska.

KRI Sultan Iskandar Muda dari jenis Sigma Klas Korvet Belanda itu, merupakan armada ketiga TNI AL yang ikut andil mengemban misi perdamaian dunia dalam Satgas Maritim Kontingen Garuda di Lebanon.

Sebelumnya, armada pertama yang bertugas sebagai Satgas Maritim TNI Konga UNIFIL adalah KRI Diponegoro-365 (2009) dan dilanjutkan KRI Frans Kaisiepo-368 (2010).

Pada pekan depan, giliran KRI Sultan Hasanuddin-366 yang diberangkatkan sebagai pengganti untuk melanjutkan tugas pengamanan perdamaian dunia di Lebanon.

Pangarmatim Laksda TNI Agung Pramono mengatakan, penugasan di luar negeri sebagai pasukan perdamaian PBB yang mewakili negara merupakan sebuah kebanggaan besar bagi prajurit matra laut TNI AL.

"Kalian telah menjalankan misi sebagai duta bangsa dengan baik. Penugasan ini juga kebanggaan bagi Koarmatim dan mudah-mudahan bisa menjadi cambuk bagi prajurit lainnya," katanya.

Sumber : Antara

Russia Pulls Out of Indonesian Rocket System Tender

MOSCOW-(IDB) : Russia’s arms trading company Rosoboronexport has pulled out of an Indonesian tender for the supply of multiple launch rocket systems, the company told Military Industrial Courier magazine.

The company pulled out because it had offered its Smerch rocket launcher system which “did not meet a range of technical conditions in the tender,” Rosoboronexport official Nikolai Dimidyuk said.
The Indonesian tender was released in February.

“No one wants to waste time, or lead partners into delusion,” he said. “That said, we remain of the opinion that this system fully meets the requirements of the Indonesian forces in the most important criteria, fighting effectiveness,” he said.

Rosoboronexport did not say in which criteria Smerch failed to meet Indonesian requirements.

Russia had offered a 22-ton variant of the Smerch system, but a more widely-sold variant weighs 48 tons.

Indonesia is a traditional Russian and Soviet arms customer and at present has contracts with Russia for delivery of Su-27SKM fighter aircraft, Mi-17 and Mi-35 military helicopters, and BMP-3 and BTR-80 infantry fighting vehicles.

Source : Rian

Empat Kapal Perang TNI AL Pensiun

JAKARTA-(IDB) : Empat kapal perang (KRI) jenis "Landing Ship Tank" dibawah pembinaan Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) telah purna masa penugasannya sehingga dihapus dari jajaran alat utama sistem senjata milik TNI Angkatan Laut.

Berakhirnya masa penugasan empat KRI, yakni KRI Teluk Langsa-501, KRI-Teluk Kau-504, KRI Teluk Tomini-508 dan KRI Teluk Saleh-501 itu ditandai dengan upacara penurunan ular-ular perang dan penurunan lencana perang dan bendera Merah Putih yang dipimpin oleh Panglima Kolinlamil Laksamana Muda TNI SM Darojatim di Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis.

KRI Teluk Langsa-501, KRI-Teluk Kau-504, KRI Teluk Tomini-508 sehari-harinya di bawah pembinaan Satuan Lintas Laut Militer (Satlanmil) di Jakarta, sementara KRI Teluk Saleh-501 berada dalam pembinaan Satlanmil Surabaya.

Panglima Kolinlamil Laksda TNI SM Darojatim, mengatakan, upacara penurunan ular-ular perang ini menandakan berakhirnya perjalanan sejarah pengabdian empat KRI eks Angkatan Laut Amerika Serikat sebagai unsur kekuatan TNI AL.

Menurut dia, sepanjang pengabdiannya keempat KRI itu telah berjasa bagi bangsa dan negara dalam tugas operasi, baik dalam tugas operasi militer perang maupun operasi militer selain perang.

"Keempat KRI ini telah jauh melebihi batas usia pakainya. Empat KRI tersebut telah menjalani proses perpanjangan pemakaian beberapa kali, ada ganti mesin dan lainnya. Usia pakainya mencapai 60 tahunan, padahal ideal pemakaian kapal perang maksimal 30 tahun," katanya seraya mengatakan anak buah kapal sangat baik dalam merawat kapal, sehingga dapat menghemat keuangan negara.

Dengan dipensiunkannya empat KRI itu, maka kekuatan alutsista TNI AL berkurang. Namun, lanjut dia, diharapkan pada 2012 ini sudah ada penggantinya.

Upacara Militer Melepas Keempat Kapal Perang Yang Masuk Masa Pensiun

Ular-ular perang diturunkan dari puncak tiang empat kapal landing ship tank Komando Lintas Laut Militer TNI-AL, di Tanjung Priok, Jakarta, Kamis. Itu simbol bahwa keempat kapal itu tidak lagi termasuk dalam daftar jajaran kapal-kapal perang TNI-AL alias telah dihapus atau dipensiunkan.

Upacara militer penurunan ular-ular perang itu dipimpin Panglima Komando Lintas Laut Militer TNI-AL, Laksamana Muda TNI SM Darojatim, disaksikan banyak petinggi TNI-AL. 

Ular-Ular perang berupa pita pipih merah-putih berselang-seling di puncak tiang tertinggi merupakan salah satu simbol yang menandakan bahwa satu kapal adalah kapal perang dan simbol ini berlaku secara internasional. Upacara ini juga bentuk penghargaan bagi dharma bhakti kapal dalam dinas militer.

Keempat kapal itu adalah KRI Teluk Langsa-501, KRI Teluk Kau-504, KRI Teluk Tomini-508, serta KRI Teluk Saleh-510. Mereka adalah saksi nyata Perang Dunia Kedua dan Perang Viet Nahm, karena sebelum berdinas selama 50 tahun bagi TNI-AL, keempat kapal itu tergabung dalam Angkatan Laut Amerika Serikat pada masa-masa itu.

Telah banyak jasa yang diberi keempat kapal itu bagi Indonesia, mulai dari membawa pasukan dan peralatan perang ke berbagai misi perang, membawa para transmigran, hingga membawa bahan bantuan kemanusiaan --semisal saat tsunami Aceh 2004-- hingga mengenalkan Nusantara kepada banyak pemuda Indonesia.

Keempat kapal itu buatan galangan kapal Chicago Bridge & Iron Company, Seneca, Illinois, Amerika Serikat. KRI Teluk Langsa-501 dibangun di galangan itu pada 19 Pebruari 1945, dan bergabung dengan TNI AL pada 1960. KRI Teluk Kau-504 dibangun pada 1942, dan bergabung dengan TNI-AL pada 1960. 

Selanjutnya KRI Teluk Tomini-508 juga merupakan kapal eks Angkatan Laut Amerika yang bergabung dengan TNI AL pada 1967. Kemudian yang terakhir KRI Teluk Saleh-510 dibangun pada 1943 dan bergabung dengan TNI-AL pada 1970, setelah digunakan dalam perang Viet Nahm pada tahun 1967-1970. 

Darojatim dalam amanatnya mengatakan, sepanjang pengabdiannya, keempat kapal ini telah berjasa bagi bangsa dan negara dalam pelaksanaan tugas operasi militer perang, maupun operasi militer selain perang. 

"Keempat kapal tersebut telah jauh melewati batas usia pakainya, karena itu sudah waktunya diistirahatkan dari jajaran TNI-AL, khususnya Kolinlamil," katanya. 

Dikatakan juga, selama masa pengabdiannya, kapal perang tersebut telah banyak berkiprah dan menorehkan tinta emas dalam perjalanan bangsa Indonesia.
 
Sumber : Antara 

60 Anggota Paskhas Ditempatkan Di Pedalaman Papua

JAYAPURA-(IDB) : Sebanyak 60 anggota Pasukan Khas TNI-AU saat ini ditempatkan di empat lapangan terbang di pedalaman Papua.

Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Erwin Safitri kepada ANTARA di Jayapura, Rabu mengatakan, ke 60 anggota Paskhas TNI AU itu diperbantukan ke Kodam XVII Cenderawasih.

Puluhan anggota Paskhas itu nantinya akan ditempatkan di Lapter Mulia di Kabupaten Puncak Jaya, lapter Ilaga, ibu kota Kabupaten Puncak, lapter Enarotali, Kab Paniai dan lapangan terbang Dogiay.

Menurut Pangdam, kehadiran prajurit Paskhas itu untuk memberikan rasa aman karena mereka akan bertugas di lapangan terbang yang ada di empat kabupaten di pedalaman Papua.

"Mudah-mudahan dengan kehadiran anggota Paskhas masyarakat merasa lebih aman," harap Pangdam Cenderawasih.

Ketika ditanya apakah lapter lainnya juga akan dijaga Paskhas, Pangdam Cenderawasih mengakui, belum dapat memastikan karena itu merupakan program dari Mabes TNI.

Kodam XVII Cenderawasih hanya menerima kehadiran anggota Paskhas sehingga belum dapat dipastikan lapter mana lagi yang akan ditempatkan paskhas, jelas Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Erwin Safitri.

Sumber : Kemhan