Pages

Kamis, Mei 03, 2012

Indonesia Jerman Sepakat Bentuk Kemitraan

BERLIN-(IDB) : Kedua negara sepakat membentuk kemitraan yang mencakup berbagai bidang kerjasama. Menurut rencana dokumen kemitraan ini akan diluncurkan saat kunjungan Kanselir Angela Merkel ke Indonesia, pertengahan tahun ini.

Hal itu disampaikan Duta Besar RI Luar Biasa Berkuasa Penuh untuk Republik Federal Jerman Dr. Eddy Pratomo kepada detikcom, Selasa (01/5/2012).

"Kemitraan itu termasuk antar-parlemen kedua negara," tegas Dubes.

Lanjut Dubes, dalam konteks hubungan bilateral, kunjungan delegasi Komisi I DPR RI ke Jerman kali ini penting karena tahun ini adalah peringatan 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jerman.

Selain melakukan pertemuan dengan Komisi Luar Negeri dan Komisi Pertahanan Bundestag (Parlemen Jerman), delegasi juga bertemu dengan Kementerian Ekonomi dan Teknologi, Kementerian Luar Negeri Jerman dan mengunjungi perusahaan Krauss-Maffei-Wegmann GmbH & Co. KG (KMW), produsen tank Leopard.

„Delegasi memberikan penjelasan mengenai perkembangan demokrasi di Indonesia dan reformasi TNI kepada parlemen dan kementerian Jerman, yang berwenang mengeluarkan ijin ekspor alutsista,“ imbuh Dubes.

Dijelaskan, selama ini pihak Jerman dinilai menerapkan kebijakan restriktif terhadap ekspor alutsista ke Indonesia. Salah satu isu yang sering menjadi ganjalan adalah isu perlindungan HAM di Indonesia.

"Penting untuk memberi penjelasan mengenai keberhasilan reformasi dan demokratisasi di Indonesia, serta kebutuhan Indonesia untuk menjaga keutuhan wilayahnya. Selama ini telah terbukti bahwa Indonesia tidak berambisi menjadi superpower kawasan dan aktif menjaga stabilitas kawasan baik melalui ASEAN maupun fora regional lainnya,“ papar Dubes.

Di KMW, delegasi berkesempatan mengadakan dialog dengan Presiden dan CEO KMW Frank Haun. Pada kesempatan tersebut, delegasi membicarakan penjajakan pembelian tank Leopard dan perjanjian transfer teknologi sebagai bagian dari kontrak pembelian.

"Langkah ini juga sebagai dukungan Komisi I atas upaya peremajaan alutsista Indonesia melalui pertemuan dengan produsen tank Leopard," terang Dubes.

Sebelumnya, sebagaimana disampaikan Sekretaris I Juviano Ribeiro kepada detikcom, delegasi dalam pertemuan di Bundestag dengan Juru Bicara Luar Negeri Fraksi CDU/CSU (koalisi partai berkuasa Jerman) Philipp Missfelder dan Ketua Komisi Pertahanan Susanne Kastner menjelaskan mengenai perkembangan politik di Indonesia dan bertukar pikiran mengenai reformasi angkatan bersenjata yang saat ini tengah dilakukan oleh kedua negara.

Delegasi juga mengundang Bundestag untuk berkunjung ke Indonesia dan melihat langsung reformasi di Indonesia.

Menurut Ribeiro, Bundestag menyampaikan penghargaan atas upaya DPR RI untuk menjelaskan langsung perkembangan di Indonesia dan menyampaikan kekaguman atas proses reformasi di Indonesia yang dinilai sangat berhasil. Reformasi di Indonesia dianggap dapat menjadi model transformasi yang saat ini terjadi di Timur Tengah.

Dalam pertemuan di Kementerian Perekonomian dan Teknologi, secara khusus delegasi bertemu dengan Parliamentary State Secretary Hans-Joachim Otto untuk meminta penjelasan tentang prosedur pemberian ijin ekspor alutsista, yang menjadi wewenang kementerian tersebut.

Disampaikan bahwa pihak Jerman tidak melihat ada masalah ekspor alutsista ke Indonesia. Jerman bahkan akan meningkatkan kerjasama ekonomi dan industri strategis kedua negara, sebagai salah satu bentuk kemitraan kedua negara.

Di Kementerian Luar Negeri Jerman, delegasi mengadakan pertemuan dengan State Secretary Kemlu Cornelia Pieper. Delegasi menyampaikan penghargaan atas kebijakan Jerman untuk mempermudah aplikasi visa bagi WNI yang akan berkunjung ke Jerman.

"Hal ini memperlihatkan secara konkrit kedekatan hubungan kedua negara. Dalam pertemuan juga dibahas mengenai kemungkinan pembuatan perjanjian bebas visa untuk paspor diplomatik dan dinas antara kedua negara," demikian Ribeiro.

Delegasi Komisi I DPR RI dalam kunjungannya ke Jerman (22-26 April 2012) dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi I Hayono Isman dan beranggota 12 orang dari Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

Selama berada di Jerman, delegasi juga mengadakan rapat dengar pendapat dengan KBRI Berlin, KJRI Frankfurt dan KJRI Hamburg, serta mengadakan pertemuan langsung dengan masyarakat Indonesia di Berlin dan sekitarnya.

Namun kunjungan ini mendapat penolakan dari Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Jerman, PPI Berlin dan NU Cabang Istimewa Jerman. Mereka mengabadikan penolakan itu melalui Youtube.

Selengkapnya nama-nama anggota Komisi I DPR RI yang hadir pada saat itu dan dipublikasikan oleh para pihak penolak adalah:

1. H. TRI TAMTOMO, SH; Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
2. DR. NURHAYATI ALI ASEGGAF,M.SI; Fraksi Partai Demokrat.
3. H. HAYONO ISMAN. S.IP, Fraksi Partai Demokrat.
4. VENA MELINDA, SE.; Fraksi Partai Demokrat.
5. AHMED ZAKI ISKANDAR ZULKARNAIN, B.Bus; Fraksi Partai Golongan Karya.
6. Drs. H.A. MUCHAMAD RUSLAN; Fraksi Partai Golongan Karya.
7. IR. NEIL ISKANDAR DAULAY; Fraksi Partai Golongan Karya.
8. TANTOWI YAHYA; Fraksi Partai Golongan Karya.
9. YORRYS RAWEYAI; Fraksi Partai Golongan Karya.
10. LUTHFI HASAN ISHAAQ, MA; Fraksi Partai Keadilan Sejahtera. 

Sumber : Detik

1 komentar: