Pages

Kamis, Januari 26, 2012

Update : PT Kaltim Nitrate Indonesia Siap Penuhi Kebutuhan Amonium Nitrat Dalam Negeri

JAKARTA-(IDB) : Pabrik PT Kaltim Nitrate Indonesia (KNI) di Bontang, Kalimantan Timur yang memiliki kapasitas produksi Amonium Nitrat (AN) sebagai bahan peledak jenis low explosive sebanyak 300.000 Ton/tahun, telah memiliki kesiapan untuk berproduksi bulan depan. Pabrik KNI sebagai salah satu industri strategis di bawah pengawasan Kementerian Pertahanan, akan menjadi produsen AN terbesar di Indonesia yang akan melayani industri dalam negeri.
 
Langkah ini juga akan mengurangi ketergantungan akan impor Amonium Nitrat sehingga dapat menghemat devisa negara, yang diasumsikan di atas USS 150 juta per tahun.

Pabrik yang diproyeksikan menghasilkan Amonium Nitrat Prilled sebesar 300.000 Ton/tahun ini difokuskan untuk menunjang kebutuhan pasar dalam negeri Indonesia yang diprediksikan akan mencapai  700.000 Ton/tahun pada 2012.

Menurut Direktur Utama PT Kaltim Nitrat Indonesia, Antung Pandoyo, menyatakan, bahwa KNI akan menjadi produsen Amonium Nitrat terbesar di Indonesia dan akan berperan besar dalam melayani industri pertambangan di Indonesia. Selain itu, industri jasa pertambangan ini masih sangat menarik karena pertumbuhannya yang signifikan, sejalan dengan pesatnya pertumbuhan industri pertambangan. Pembangunan pabrik KNI yang telah dimulai sejak tahun 2009 merupakan bukti dari komitmen KNI untuk memenuhi pertumbuhan yang pesat dari industri pertambangan. Hal ini sejalan pula dengan tujuan didirikannya KNI yaitu meningkatkan ketahanan nasional melalui peran dan keahliannya untuk memenuhi ketersediaan Amonium Nitrat dalam mendukung industri pertambangan.

Dengan beroperasinya pabrik ini, maka KNI akan mampu mengurangi ketergantungan impor akan kebutuhan Amonium Nitrat dalam negeri dan juga memperkuat ketahanan pasokan nasional, kendati harus bersaing dengan beberapa perusahaan lain di industri bahan baku peledak pertambangan, kehadiran KNI di Indonesia dapat menjadi kebanggaan nasional, karena merupakan bukti nyata dari kemampuan industri Indonesia untuk bersaing dengan perusahaan global.

Industri bahan baku bahan peledak, saat ini merupakan industri yang strategis dan perlu di dukung oleh berbagai pihak, terutama pemerintah pusat dan lokal karena akan memberikan manfaat besar bagi kepentingan bangsa. Terlebih, Pabrik yang dirancang dengan sangat baik dan dioperasikan oleh putra terbaik bangsa ini dapat menjadi contoh bagi industri-industri lain yang perlu dikembangkan dalam Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) di masa depan.

Sumber : DMC

PT. KNI Pabrik Bahan Peledak Terbesar Se Asia

BONTANG-(IDB) : Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin beserta Tim Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), Rabu (25/1) meninjau kesiapan operasional Pabrik pembuat bahan peledak amonium nitrat terbesar di Indonesia dan Asia. Pabrik Amonium Nitrat tersebut adalah milik PT Kaltim Nitrate Indonesia (PT. KNI) yang ada dikawasan Kaltim Industrial Estate, Tursina, Bontang, Kalimantan Timur.
 
Wamenhan yang didampingi Wali Kota Bontang Ir H Adi Darma MSi, Ketua DPRD Bontang Neni Moerniaeni meninjau lokasi pabrik yang rencananya akan mulai berproduksi pada Febuari 2012. Pabrik baru yang diproyeksikan mengharilkan Amonium Nitrat Prilled sebesar 300.000 Ton/Tahun ini difokuskan untuk menunjang kebutuhan pasar dalam negeri Indonesia yang diprediksikan akan mencapai 700.000 Ton/tahun pada tahun 2012.

Pada kunjungan ini Wamenhan juga berkesempatan meninjau secara langsung kesiapan operasional dari fasilitas dan sarana prasarana yang ada dikompleks Pabrik seluas 10 hektar. Selain itu Wamenhan juga menerima penjelasan seputar tahap awal pembangunan hingga kesiapan dan alur proses produksi amonium nitrat.

Disela-sela peninjauan Wamenhan mengatakan, tujuan dari Kementerian Pertahanan disini adalah memacu industri bahan peledak untuk bisa menjadi lebih maju. Sehingga pada akhirnya akan terjadi simbiosis mutualisme antara kepentingan ekonomi dan kepentingan militer. Karena pabrik pembuat ammonium nitrat  dikatakan sebagai industri pendukung pertahanan

“Dengan kehadiran pabrik amonium nitrat milik PT KNI merupakan suatu peluang, sekaligus merupakan tantangan terhadap proses simbiosis mutualisme antara defence supporting economy pada kondisi-kondisi dalam arah pembangunan. Tetapi sebaliknya pada saat emergensi dapat diberdayakan untuk  kepentingan pertahanan dan saling mendukung,” ungkap Wamenhan.

Wamenhan mengharapkan terdapat suatu target dari pabrik ini, baik dari segi kualitas dan konsistensi produksi. Karena menurutnya hal tersebut merupakan bagian dari pada implementasi visi dari industri. Selain itu Wamenhan berpendapat sehubungan hasil dari produksi ini menghasilkan bahan peledak, diharapkan industri Ammonium Nitrat tersebut memiliki daya sensifitas yang tinggi terhadap faktor keamanan dan keselamatan.

“ Oleh karena itu yang menjadi patokan dasar seperti regulasi, prosedur tetap dari safety dan security ini hendaknya menjadi hal yang dapat di laksanakan secara utuh." harap Wamenhan.

Selain itu Wamenhan juga mengingatkan agar perusahaan dapat melakukan interaksi dengan masyarakat disekitar lokasi pabrik dengan baik.

Turut dalam rombongan Wamenhan saat meninjau pabrik sejumlah anggota Tim KKIP Said Didu dan Silmy Karim, Dirjen Industri Manufaktur Rumah tangga Kementerian Industri, Dirjen Pothan Kemhan Pos. M. Hutabarat, Dirtekind Brigjen TNI Ir. Agus Suyarso dan Kapuskom Publik Kemhan Brigjen TNI Hartind Asrin.

Sekilas Pabrik PT. Kaltim Nitrate Indonesia (PT KNI)
 
Dari pertama dibangunnya Pabrik Ammonium Nitrat PT. KNI pada tahun 2009 hingga kini kesiapan dari konstruksi mencapai 99%, dengan kata lain pabrik siap dioperasikan. Rencananya akan dioperasikan pada Febuari 2012 mendatang dan melibatkan 160 tenaga kerja yang terdiri dari tenaga engineer, teknisi dan dibantu oleh 2 tenaga dari luar negeri. Sementara itu sekitar 80 teknisi sudah menjalani proses training di Australia.

PT Kaltim Nitrate Indonesia menggandeng PT Rekayasa Industri membangun pabrik amonium nitrat (bahan peledak) senilai US$ 173 juta yang berlokasi di Kaltim Industrial Estate, Bontang, Kalimantan Timur ini. Pabrik milik PT. Kaltim Nitrate Indonesia yang ada di Bontang, Kalimantan Timur merupakan Pabrik ammonium nitrate terbesar di Asia.  Pabrik yang dibangun di atas lahan seluas 10 hektar ini diperkirakan memiliki kapasitas produksi ammonium Nitrate sebesar 300.000 ton per tahun atau sebesar 970 metri ton per hari. Lisensi teknologi proses untuk pabrik ini diperoleh dari UHDE Jerman.

Dengan beroperasinya pabrik PT KNI di Bontang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan ammonium nitrate dalam negeri sebesar 300.000 ton per tahunnya. Selama ini pemenuhan ammonium nitrate baru sekitar 10%-nya saja yang dapat dipenuhi dari pasokan dalam negeri. Bahan baku utama berupa amoniak (NH3) akan disuplai oleh perusahaan-perusahaan lokal di Kalimantan Timur. Produksi amonium nitrat akan memenuhi kebutuhan pasar domestik akan bahan baku peledak komersil untuk industri pertambangan.

Sumber : DMC

TNI Segera Mungkin Hapuskan Alat Perang Yang Sudah Tua

JAKARTA-(IDB) : Panglima TNI Agus Suhartono menyebut pembelian tank Leopard asal Belanda belum menjadi opsi final. TNI masih belum mengambil keputusan, pembelian tank itu masih terus dipelajari. Namun TNI memastikan peremajaan alutsista terus digeber.

"Yang sudah tua tidak produktif kita hapus, yang masih bisa kita tingkatkan kemampuannya kita tingkatkan, dan pengadaan yang baru," jelas Agus di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Kamis (26/1/2012).

Agus melanjutkan, untuk melakukan peremajaan alutsista membutuhkan persiapan dan waktu yang panjang. Saat ini TNI memenuhi kebutuhan alutsista untuk kebutuhan pokok minimal.

"Kekuatan pokok minimal ini dapat dicapai dalam waktu yang lama. Kita capai dalam 3 tahapan, tahap pertama 2010-2014, kedua 2015 dan seterusnya, kita harapkan 3 tahapan itu bisa memenuhi kekuatan pokok kita," jelasnya.

Agus mengaku pada anggaran tahun-tahun belakangan ini, hingga 2014 ada anggaran yang cukup untuk melakukan perbaikan alutsista TNI.

"Untuk 2010-2014 Alhmdulillah pemerintah memberikan anggaran yang lebih banyak, semua itu kita gunakan untuk perbaikan alutsista," jelasnya.

Sumber : Detik

TNI-AL Mengajak Tiga Negara Amankan Perairan Natuna

JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno mengajak tiga negara masing-masing Filipina, Vietnam dan Brunei Darussalam untuk ikut mengamankan wilayah perairan Natuna dari beragam kejahatan laut baik perompakan maupun pembajakan.

"Sampai kini terus kita jajaki kerja sama dengan tiga negara itu, mengingat perairan Natuna merupakan salah satu wilayah yang rawan perompakan," katanya, menjawab ANTARA di saat menghadiri Rapat Kerja Menteri Pertahanan dan Panglima TNI dengan Komisi I DPR di Jakarta, Selasa.

Soeparno mengemukakan tingkat kerawanan di perairan Natuna tidak terlepas dari perkembangan situasi keamanan di Selat Malaka.

"Dengan peningkatan pengamanan di Selat Malaka, melalui patroli terkoordinasi antara Indonesia, Malaysia dan Singapura, para perompak mengalihkan aksinya ke wilayah perairan Natuna," ungkapnya.

Dengan pergeseran "daerah operasi" oleh perompak itu, lanjut Kasal, maka diperlukan langkah pengamanan pula di wilayah perairan Natuna.

"Karena perairan Natuna berbatasan dengan tiga negara yakni Filipina, Vietnam dan Brunei Darussalam, maka kami mengajak mereka untuk bekerja sama. Saat ini, mereka masih dalam status sebagai peninjau. Namun kedepan, Kami akan jajaki kemungkinan untuk melakukan kerja sama patroli terkoordinasi seperti yang dilakukan di Selat Malaka," tutur Soeparno.

Berdasar data Staf Operasi Markas Besar TNI Angkatan Laut, sepanjang tahun 2010 terjadi perompakan di Selat Malaka sebanyak satu kali. Sedangkan di perairan Natuna tercatat delapan kali kejadian.

Sementara pada 2011 tercatat satu kali aksi perompakan di perairan Natuna tercatat dan tiga kali di Selat Malaka.

Pada kesempatan rapat kerja dengan Komisi I tersebut, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono menyampaikan gangguan keamanan laut di wilayah yurisdiksi nasional diperkirakan masih terus terjadi berupa kejadian tindak kekerasan dan kegiatan ilegal.

"Terkait itu maka digelar operasi keamanan laut yang dilakukan oleh Komando Armada RI Kawasan Barat dan Komando Armada RI Kawasan Timur selama 300 hari. Secara khusus pula dilakukan pengamanan di wilayah Alur Laut Kepulauan Indonesia I, II dan III," katanya, menambahkan.

Sepanjang 2011 pelaksanaan operasi keamanan laut telah mampu memberikan kontribusi kepada negara melalui putusan pengadilan dalam bentuk denda kepada pemilik kapal yang melakukan pelanggaran dengan nilai Rp3,2 miliar dan menyelamatkan potensi kekayaan negara senilai Rp223,6 miliar.


Sumber : Kemhan

Prajurit TNI AD Yonif 132/BS Tuntaskan Pengamanan Perbatasan Papua

DUMAI-(IDB) : Dumai, Riau, Sebanyak 650 prajurit Yonif 132/BS menuntaskan tugas pengamanan wilayah perbatasan RI-PNG dan mereka kembali diterima oleh Kastaf Kodam I Bukit Barisan, Brigjen TNI I Gede Sumertha di Dermaga C Pelindo Dumai, Provinsi Riau, Rabu.

Anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI dari Batalyon Infantri (Yonif) 132/Bukit Barisan (BS) itu, berada di perbatasan RI-Panua Niew Guinea (PNG) sekitar 12 bulan dan kembali ke posnya menggunakan KRI Teluk Amboina.

I Gede Sumertha atasnama Pangdam I/BB memimpin upacara militer penyambutan para prajurit tersebut.

Usai periksa gelar pasukan, I Gede Sumertha di depan ratusan prajurit dan unsur musyawarah pimpinan daerah setempat mengucapkan kebanggaan Panglima TNI atas kesetiaan serta keberanian pasukan Yonif 132/BS menjalankan tugas negara mengamankan wilayah perbatasan NKRI.

Para prajurit ini pun dinilai berhasil mengamankan pulau terluar wilayah perbatasan dan melaksanakan tugas operasi perdamaian luar negeri.

Dikatakannya, sebuah tugas bagi prajurit merupakan kehormatan, harga diri, kebanggaan serta harus siap dilaksanakan bagi kepentingan bangsa dan negara.

"Panglima TNI sangat bangga dengan prajurit yang telah gagah berani menjalankan tugas dan fungsi sesuai perannya dengan baik, profesional dan proporsional," kata Kasdam.

Dikatakannya, sepulang dari bertugas dan kembali ke Tanah Air, prajurit Yonif 132/BS diharapkan tetap menjaga iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta jaga keselamatan maupun keamanan diri selama menikmati waktu cuti yang diberikan negara.

Selama waktu cuti tersebut, Kasdam berpesan agar prajurit bisa memanfaatkan istirahat dengan berkumpul dan berinteraksi dengan orang-orang yang dicintai, keluarga dan orang tua.

"Tetap jaga kedisiplinan diri dan selesaikan kewajiban yang belum terlaksana serta persiapkan diri sejak dini untuk tugas selanjutnya yang akan diemban. Sampaikan salam kami kepada keluarga dan orang tua kalian," kata Kasdam Brigjen TNI I Gede Sumertha.

Sumber : Kemhan

Anggaran Pertahanan Ukraina Naik 30 Persen

UKRAINA-(IDB) : Anggaran belanja pertahanan Ukraina akan naik sekitar 30 persen pada tahun 2012 ini, menjadi sekitar 2 miliar dollar AS (sekitar Rp17,8 triliun) atau 1,1 persen dari produk domesti bruto negara eks-Uni Soviet itu.

Demikian diumumkan bagian keuangan Kementerian Pertahanan Ukraina, Rabu (25/1/2012). Dalam rancangan anggaran tahun ini, Kemenhan Ukraina mengalokasikan dana hingga 120 juta dollar AS untuk pembelian perlengkapan militer baru dan program modernisasi berbagai alat utama sistem persenjataan yang sudah ada, dan beberapa proyek ilmiah dan desain militer.

Menurut kantor berita RIA Novosti, salah satu proyek yang akan dilakukan adalah modernisasi pesawat jet latih L-39 Albatros dan pesawat jet tempur MiG-29. Kepala bagian keuangan Kemenhan Ukraina Letnan Jenderal Yvan Marko mengatakan, totalnya ada 21 pesawat jet, lima helikopter, dan 612 kendaraan militer yang akan diperbaiki dan dimodernisasi tahun ini.

Sementara itu, daftar pesanan alutsista baru untuk Ukraina tahun ini bernilai 184 juta dollar AS, empat kali lipat lebih besar dibanding tahun lalu. Nilai pesanan sebesar itu termasuk pembuatan sebuah kapal korvet (54 juta dollar AS) dan pembangunan sistem rudal multifungsi Sapsan (13 juta dollar AS).

Anggaran militer Ukraina rata-rata berkisar 0,8 persen dari PDB-nya dalam beberapa tahun terakhir, atau masih di bawah anggaran militer negara-negara Eropa timur lainnya, yang rata-rata berada pada kisaran 1,3 persen dari PDB masing-masing.   

Sumber : Kompas