JAKARTA-(IDB) : Kapal perang terbesar buatan anak negeri milik TNI AL KRI Banjarmasin
ternyata pernah digunakan dalam operasi penyelamatan internasional. KRI
Banjarmasin dengan didampingi kapal tempur Belanda menyelamatkan KM
Sinar Jaya Kudus yang dibajak di Somalia beberapa waktu lalu.
"Pernah digunakan untuk operasi pembebasan kapal Sinar Kudus di Somalia. Kita jalan bareng kapal tempur kecil Belanda, dan operasi mereka berangkat duluan, baru dari Colombo sama-sama ke Somalia," kata Nahkoda KRI Banjarmasin, Letkol Laut Stanley Lekahena, di ruang nahkoda KRI Banjarmasin, Markas Komando Lintas Laut, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (24/9/2012).
Hal ini berarti kapal buatan anak negeri telah diakui dunia internasional dengan dukungan navigasi dan kemampuan yang tidak bisa dianggap remeh. Hanya saja KRI Banjarmasin belum mendapatkan identitas internasional untuk berlayar di laut internasional.
"Kapal ini punya dua radar BR-3440, didukung peta digital, GPS, echo sounder, dan wheather text. Jadi untuk internasional kita sudah standar, tinggal transponder yang belum dipasang. Itu Automatic Identification System yang belum kita miliki," ujar Stanley.
Kapal ini sendiri akan dilengkapi persenjataan meriam boffors 40 mm dan metraliur Oerlikon 20 mm, senapan anti udara. Namun kapal ini memang tidak diperuntukan untuk perang terbuka.
"Persenjataan masih dalam proses, masih belum ada sekarang tapi akan dipasang senapan anti udara," ujar Stanley.
Kapal KRI Banjarmasin dibuat oleh PT PAL dan yang terbesar yang pernah dibuat anak negeri. KRI Banjarmasin memiliki saudara kembar yakni KRI Banda Aceh yang diparkir di Jakarta dan KRI Banjarmasin sebenarnya di parkir di Surabaya.
"Kapal ini diperuntukan di Surabaya, sedangkan KRI Banda Aceh di Jakarta," ujar Stanley.
"Pernah digunakan untuk operasi pembebasan kapal Sinar Kudus di Somalia. Kita jalan bareng kapal tempur kecil Belanda, dan operasi mereka berangkat duluan, baru dari Colombo sama-sama ke Somalia," kata Nahkoda KRI Banjarmasin, Letkol Laut Stanley Lekahena, di ruang nahkoda KRI Banjarmasin, Markas Komando Lintas Laut, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (24/9/2012).
Hal ini berarti kapal buatan anak negeri telah diakui dunia internasional dengan dukungan navigasi dan kemampuan yang tidak bisa dianggap remeh. Hanya saja KRI Banjarmasin belum mendapatkan identitas internasional untuk berlayar di laut internasional.
"Kapal ini punya dua radar BR-3440, didukung peta digital, GPS, echo sounder, dan wheather text. Jadi untuk internasional kita sudah standar, tinggal transponder yang belum dipasang. Itu Automatic Identification System yang belum kita miliki," ujar Stanley.
Kapal ini sendiri akan dilengkapi persenjataan meriam boffors 40 mm dan metraliur Oerlikon 20 mm, senapan anti udara. Namun kapal ini memang tidak diperuntukan untuk perang terbuka.
"Persenjataan masih dalam proses, masih belum ada sekarang tapi akan dipasang senapan anti udara," ujar Stanley.
Kapal KRI Banjarmasin dibuat oleh PT PAL dan yang terbesar yang pernah dibuat anak negeri. KRI Banjarmasin memiliki saudara kembar yakni KRI Banda Aceh yang diparkir di Jakarta dan KRI Banjarmasin sebenarnya di parkir di Surabaya.
"Kapal ini diperuntukan di Surabaya, sedangkan KRI Banda Aceh di Jakarta," ujar Stanley.
Sumber : Detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar