CHICAGO-(IDB) : Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO mulai menjalankan sistem pertahanan rudal Eropa. Pengumuman itu disampaikan oleh Sekretaris Jenderal NATO, Anders Rasmussen, dalam pertemuan di Chicago, Amerika Serikat.
"Di Lisbon, kami sepakat untuk membangun sistem pertahanan rudal NATO. Hari ini, di Chicago, kami mendeklarasikan realisasinya," kata Rasmussen seperti dikutip RIA Novosti. "Kami menyebutnya Kemampuan Interim."
Ramussen menyebut ini sebagai langkah pertama untuk memberikan perlindungan dan jaminan penuh bagi populasi, teritori, dan kekuatan Eropa, khususnya anggota NATO. "Sistem kami akan menghubungkan aset pertahanan rudal bersama dari aliansi berbeda --satelit, kapal, radar dan interseptor-- di bawah kontrol dan komando NATO," ujar dia.
"Ini akan memungkinkan bagi kami untuk bertahan dari serangan dari luar area Eropa-Atlantik."
Sistem pertahanan rudal NATO ini bukannya tanpa kritik. Rusia telah mengisyaratkan akan menentang habis-habisan rencana ini. Negara pewaris Uni Soviet ini mengancam akan mengerahkan kekuatan nuklirnya untuk menghancurkan sistem pertahanan rudal NATO di Rumania dan Polandia.
Amerika dan NATO sepakat mengembangkan proyek pertahanan ini saat pertemuan di Lisbon pada November 2010. Kesepakatan itu diambil setelah NATO menolak kerja sama dengan Rusia.
Saat itu, NATO ingin kerja sama pertahanan dalam dua sistem terpisah, hanya saling bertukar informasi. Sedangkan Rusia ingin kerja sama dalam satu sistem. Semua pihak terlibat dalam operasi sepenuhnya.
Sebelumnya, Ketua Dewan Keamanan Nasional Rusia, Nikolai Patrushev menyebut proyek pertahanan rudal Eropa ini ditujukan untuk menangkal rudal-rudal balistik antar benua yang dimiliki negaranya.
"Di Lisbon, kami sepakat untuk membangun sistem pertahanan rudal NATO. Hari ini, di Chicago, kami mendeklarasikan realisasinya," kata Rasmussen seperti dikutip RIA Novosti. "Kami menyebutnya Kemampuan Interim."
Ramussen menyebut ini sebagai langkah pertama untuk memberikan perlindungan dan jaminan penuh bagi populasi, teritori, dan kekuatan Eropa, khususnya anggota NATO. "Sistem kami akan menghubungkan aset pertahanan rudal bersama dari aliansi berbeda --satelit, kapal, radar dan interseptor-- di bawah kontrol dan komando NATO," ujar dia.
"Ini akan memungkinkan bagi kami untuk bertahan dari serangan dari luar area Eropa-Atlantik."
Sistem pertahanan rudal NATO ini bukannya tanpa kritik. Rusia telah mengisyaratkan akan menentang habis-habisan rencana ini. Negara pewaris Uni Soviet ini mengancam akan mengerahkan kekuatan nuklirnya untuk menghancurkan sistem pertahanan rudal NATO di Rumania dan Polandia.
Amerika dan NATO sepakat mengembangkan proyek pertahanan ini saat pertemuan di Lisbon pada November 2010. Kesepakatan itu diambil setelah NATO menolak kerja sama dengan Rusia.
Saat itu, NATO ingin kerja sama pertahanan dalam dua sistem terpisah, hanya saling bertukar informasi. Sedangkan Rusia ingin kerja sama dalam satu sistem. Semua pihak terlibat dalam operasi sepenuhnya.
Sebelumnya, Ketua Dewan Keamanan Nasional Rusia, Nikolai Patrushev menyebut proyek pertahanan rudal Eropa ini ditujukan untuk menangkal rudal-rudal balistik antar benua yang dimiliki negaranya.
Sumber : Vivanews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar