BEIJING-(IDB) : Pejabat pemerintah Indonesia mengatakan hubungan militer dan pertahanan dengan Republik Rakyat China (RRC) semakin berkembang luas dan diharapkan semakin meningkat pada masa mendatang.
Atase Pertahanan Kedutaan Besar RI di Beijing, Kolonel Lek Suryamargono, mengatakan kedua pemerintahan terus mengintensifkan kerjasama pertahanan kedua negara dalam kerangka kemitraan strategis yang telah disepakati pada 25 April 2005.
"Kepala Pemerintahan kedua negara telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) kerjasama bidang pertahanan kedua negara atau Agreement Between The Ministry of Defence, The Republic of Indonesia and The Ministry of National Defence, The People`s Republic of China on Bilateral Defence Cooperation, pada November 2007," ungkapnya, Selasa.
Namun, lanjut dia, kesepakatan itu belum mendapat ratifikasi dari DPR.
"Meski begitu, kedua negara sepakat untuk membentuk forum konsultasi bilateral terkait kerja sama pertahanan dan militer kedua pihak. Dan kini Indonesia dan Cina telah menjalin kerja sama bidang pertahanan dan militer di bidang pendidikan dan latihan, pertukaran kunjungan antar kedua negara, kerja sama industri pertahanan, latihan bersama, produksi bersama, alih teknologi," ujar Suryamargono.
Ia menambahkan bentuk kerja sama pertahanan dan militer kedua negara akan terus ditingkatkan baik dari segi jumlah personel yang terlibat dalam program pertukaran perwira maupun materi latihan dan pendidikan yang dikerjasamakan kedua pihak.
Atase Pertahanan Kedutaan Besar RI di Beijing, Kolonel Lek Suryamargono, mengatakan kedua pemerintahan terus mengintensifkan kerjasama pertahanan kedua negara dalam kerangka kemitraan strategis yang telah disepakati pada 25 April 2005.
"Kepala Pemerintahan kedua negara telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) kerjasama bidang pertahanan kedua negara atau Agreement Between The Ministry of Defence, The Republic of Indonesia and The Ministry of National Defence, The People`s Republic of China on Bilateral Defence Cooperation, pada November 2007," ungkapnya, Selasa.
Namun, lanjut dia, kesepakatan itu belum mendapat ratifikasi dari DPR.
"Meski begitu, kedua negara sepakat untuk membentuk forum konsultasi bilateral terkait kerja sama pertahanan dan militer kedua pihak. Dan kini Indonesia dan Cina telah menjalin kerja sama bidang pertahanan dan militer di bidang pendidikan dan latihan, pertukaran kunjungan antar kedua negara, kerja sama industri pertahanan, latihan bersama, produksi bersama, alih teknologi," ujar Suryamargono.
Ia menambahkan bentuk kerja sama pertahanan dan militer kedua negara akan terus ditingkatkan baik dari segi jumlah personel yang terlibat dalam program pertukaran perwira maupun materi latihan dan pendidikan yang dikerjasamakan kedua pihak.
Indonesia China Mantapkan Alih Teknologi Rudal
Pemerintah Indonesia dan Republik Rakyat China kini terus memantapkan proses alihteknologi pengembangan produksi bersama peluru kendali C-705 yang akan digunakan TNI Angkatan Laut.
Atase Pertahanan Kedutaan Besar RI di Beijing, Kolonel Lek Suryamargono, Selasa mengatakan dalam setiap alat utama sistem senjata dari mancanegara, Indonesia mensyaratkan alihteknologi termasuk dalam pembelian rudal C-705 yang akan digunakan TNI Angkatan Laut.
"Pemerintah China sepakat untuk melakukan alihteknologi dari proses awal, dan kini tengah dimantapkan agar ke depan Indonesia juga benar-benar mampu memproduksi rudal tersebut," katanya.
Surya menambahkan pembelian rudal C-705 itu merupakan bagian dari kerja sama industri pertahanan kedua negara. Kerja sama industri pertahanan kedua negara tertuang dalam nota kesepakatan yang ditandatangani Wakil Menteri Pertahanan dan Kepala Badan Pengembangan Teknologi dan Industri Nasional Pertahanan China.
Dalam nota kesepakatan itu, disepakati lima hal pokok yakni setiap pembelian senjata tertentu harus dilakukan antarpemerintah "G to G", alihteknologi peralatan militer tertentu yang antara lain mencakup perakitan, pengujian, pemeliharaan, modifikasi, "up-grade" dan pelatihan.
"Ada pula produksi bersama dan pemasaran bersama atas produk persenjataan tertentu yang disepakti. Antara lain peluru kendali C-705," ungkap Suryamargono.
Tentang siapa pihak Indonesia yang akan menjalankan alihteknologi tersebut, ia mengatakan,"belum tahu apakah PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad atau PT PAL. Yang jelas, Pemerintah China telah sepakat untuk melakukan alihteknologi dan prosesnya kini terus dimantapkan mekanismenya," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Purnomo Yugiantoro melakukan kunjungan langsung ke "China Precissision Machinnery Import Export Cooperation" (CPMEIC) yang menjadi pemegang proyek pengerjaan rudal C-705 pada Februari 2012.
Dari hasil kunjungan itu, dijajaki kemungkinan pabrik pembuatan rudal C-705 di Indonesia.
Atase Pertahanan Kedutaan Besar RI di Beijing, Kolonel Lek Suryamargono, Selasa mengatakan dalam setiap alat utama sistem senjata dari mancanegara, Indonesia mensyaratkan alihteknologi termasuk dalam pembelian rudal C-705 yang akan digunakan TNI Angkatan Laut.
"Pemerintah China sepakat untuk melakukan alihteknologi dari proses awal, dan kini tengah dimantapkan agar ke depan Indonesia juga benar-benar mampu memproduksi rudal tersebut," katanya.
Surya menambahkan pembelian rudal C-705 itu merupakan bagian dari kerja sama industri pertahanan kedua negara. Kerja sama industri pertahanan kedua negara tertuang dalam nota kesepakatan yang ditandatangani Wakil Menteri Pertahanan dan Kepala Badan Pengembangan Teknologi dan Industri Nasional Pertahanan China.
Dalam nota kesepakatan itu, disepakati lima hal pokok yakni setiap pembelian senjata tertentu harus dilakukan antarpemerintah "G to G", alihteknologi peralatan militer tertentu yang antara lain mencakup perakitan, pengujian, pemeliharaan, modifikasi, "up-grade" dan pelatihan.
"Ada pula produksi bersama dan pemasaran bersama atas produk persenjataan tertentu yang disepakti. Antara lain peluru kendali C-705," ungkap Suryamargono.
Tentang siapa pihak Indonesia yang akan menjalankan alihteknologi tersebut, ia mengatakan,"belum tahu apakah PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad atau PT PAL. Yang jelas, Pemerintah China telah sepakat untuk melakukan alihteknologi dan prosesnya kini terus dimantapkan mekanismenya," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Purnomo Yugiantoro melakukan kunjungan langsung ke "China Precissision Machinnery Import Export Cooperation" (CPMEIC) yang menjadi pemegang proyek pengerjaan rudal C-705 pada Februari 2012.
Dari hasil kunjungan itu, dijajaki kemungkinan pabrik pembuatan rudal C-705 di Indonesia.
Sumber : Antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar