SURABAYA-(IDB) : Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur Laksamana Muda TNI Ade Supandi mengatakan, keterbatasan kemampuan pemerintah dalam menyediakan anggaran pertahanan mempengaruhi upaya optimalisasi unsur TNI-AL.
"Krisis multidimensi yang belum sepenuhnya dapat diatasi telah berdampak pada terbatasnya kemampuan pemerintah dalam menyediakan alokasi anggaran pertahanan," katanya saat memimpin serah terima jabatan dua unsur pimpinan Koarmatim di Surabaya, Selasa.
Dua pejabat Koarmatim yang diganti masing-masing Komandan Gugus Tempur Laut Wilayah Timur (Guspurlatim) dari Laksamana Pertama TNI Sulaeman Banjar kepada Laksma TNI Arie Sudewo dan Komandan Satuan Kapal Eskorta dari Kolonel Laut (P) Dadi Hartanto kepada Kolonel Laut (P) Yudo Margono.
Laksma Sulaeman Banjar selanjutnya bertugas sebagai Iropslat Itjenal Mabesal, sedangkan Kolonel Dadi Hartanto menjalani pendidikan Sesko TNI.
Pangarmatim menegaskan, prajurit TNI AL tidak boleh menyerah dalam menyikapi terbatasnya anggaran pertahanan yang dimiliki.
"Semua itu harus dijawab dengan upaya kerja keras dan kerja cerdas melalui peningkatan profesionalisme dan inovasi, yang mengedepankan efisiensi dan efektivitas dengan mempertajam skala prioritas," ujarnya.
Menurut Ade Supandi, komitmen nasional yang menempatkan sektor kelautan sebagai salah satu andalan pembangunan nasional pada masa mendatang menuntut peran TNI AL dalam menjamin keamanan dan penegakan hukum di seluruh perairan yurisdiksi Indonesia.
Selepas memimpin sertijab, Pangarmatim bersama sejumlah petinggi Koarmatim meluncurkan buku khas prajurit TNI AL yang terdiri atas lima jilid (judul).
Kelima jilid buku itu adalah tugas dan tanggung jawab perwira pelaut di KRI (jilid I), pengetahuan dasar navigasi dan bahari (II), perwira peperangan (III), hukum (IV), dan terakhir buku tentang tradisi di lingkungan TNI AL (V).
"Krisis multidimensi yang belum sepenuhnya dapat diatasi telah berdampak pada terbatasnya kemampuan pemerintah dalam menyediakan alokasi anggaran pertahanan," katanya saat memimpin serah terima jabatan dua unsur pimpinan Koarmatim di Surabaya, Selasa.
Dua pejabat Koarmatim yang diganti masing-masing Komandan Gugus Tempur Laut Wilayah Timur (Guspurlatim) dari Laksamana Pertama TNI Sulaeman Banjar kepada Laksma TNI Arie Sudewo dan Komandan Satuan Kapal Eskorta dari Kolonel Laut (P) Dadi Hartanto kepada Kolonel Laut (P) Yudo Margono.
Laksma Sulaeman Banjar selanjutnya bertugas sebagai Iropslat Itjenal Mabesal, sedangkan Kolonel Dadi Hartanto menjalani pendidikan Sesko TNI.
Pangarmatim menegaskan, prajurit TNI AL tidak boleh menyerah dalam menyikapi terbatasnya anggaran pertahanan yang dimiliki.
"Semua itu harus dijawab dengan upaya kerja keras dan kerja cerdas melalui peningkatan profesionalisme dan inovasi, yang mengedepankan efisiensi dan efektivitas dengan mempertajam skala prioritas," ujarnya.
Menurut Ade Supandi, komitmen nasional yang menempatkan sektor kelautan sebagai salah satu andalan pembangunan nasional pada masa mendatang menuntut peran TNI AL dalam menjamin keamanan dan penegakan hukum di seluruh perairan yurisdiksi Indonesia.
Selepas memimpin sertijab, Pangarmatim bersama sejumlah petinggi Koarmatim meluncurkan buku khas prajurit TNI AL yang terdiri atas lima jilid (judul).
Kelima jilid buku itu adalah tugas dan tanggung jawab perwira pelaut di KRI (jilid I), pengetahuan dasar navigasi dan bahari (II), perwira peperangan (III), hukum (IV), dan terakhir buku tentang tradisi di lingkungan TNI AL (V).
Sumber : Antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar