Pages

Kamis, Desember 15, 2011

Berita Foto : Penampakan Perdana Rantis Pindad

KASKUS-(IDB) : Penampakan perdana empat unit rantis intai produksi Pindad yang dikembangkan berdasar Renault Sherpa. Terlihat dari detailnya, rantis ini sudah terlihat berbeda dari versi standar. Terdapat perubahan seperti penambahan lobang tembak pada pintu samping, kaca anti peluru serta turret dibagian atap dan yang pasti kendaraan sudah menggunakan logo cakra tepat diatas radiator grill.




  
Sumber : Kaskus

Update : Ditemukan, Delapan Masalah Berat F-35

WASHINGTON DC-(IDB) : Program Joint Strike Fighter (JSF), yang memproduksi pesawat tempur masa depan F-35 Lighting II, kembali menemui masalah. Sebuah tim beranggotakan para pakar dari Pentagon menemukan sedikitnya delapan masalah teknis pada pesawat tersebut, yang baru ketahuan setelah melalui proses uji terbang.

Para pejabat Pentagon, Rabu (14/12/2011), mengatakan, berbagai masalah teknis yang baru ditemukan ini bisa memperlambat atau bahkan menunda jadwal produksi.

Berbagai masalah baru pada F-35 terungkap dalam bocoran laporan internal Pentagon yang diunggah di laman independen Project on Government Oversight, Selasa (13/12/2011) waktu AS. Dalam laporan itu dinyatakan ada lima masalah teknis "yang memiliki berbagai konsekuensi besar" dan tiga masalah lain yang "berpotensi menjadi masalah besar".

Titik lemah pesawat, yang digadang-gadang sebagai jet tempur generasi kelima yang tak terlacak radar, itu, antara lain, display elektronik yang menyatu dengan helm pilot, yang ternyata tidak berkinerja bagus; sistem pembuangan bahan bakar yang menyebabkan bahan bakar tertinggal di permukaan kulit pesawat; sistem tenaga terintegrasi pesawat yang memunculkan kekhawatiran soal keselamatan pesawat; dan kait penahan roda pendarat pada varian pesawat F-35C yang dirancang untuk beroperasi dari kapal induk.

Beberapa masalah lain termasuk kelelahan logam pada rangka pesawat yang bisa menyebabkan keretakan, dan munculnya getaran pada badan pesawat pada saat terbang.
Laporan yang diberi judul "Quick Look Review" program F-35 itu mengatakan, berbagai masalah teknis itu memunculkan "kurangnya rasa yakin terhadap stabilitas desain" pesawat ini. Laporan itu juga menyarankan Pentagon mempertimbangkan secara serius rencana pengadaan dan produksi pesawat ini.

Padahal, F-35 sudah mulai diproduksi dalam skema yang disebut "konkurensi", yakni proses produksi sudah dijalankan bersama dengan pengetesan pesawat, untuk menghemat biaya. Asumsinya, teknologi simulasi yang sudah canggih pada saat merancang pesawat ini sudah menghindarkan perlunya desain ulang pesawat secara keseluruhan jika ternyata ditemukan berbagai masalah saat uji terbang.

Namun, para pakar yang menyusun laporan terbaru ini menganggap asumsi tersebut terbukti terlalu optimistis.

Pesawat F-35 dirancang menjadi tulang punggung kekuatan udara AS di masa depan, dengan menggabungkan seluruh kemampuan spesifik pesawat tempur yang dimiliki AS saat ini, seperti F-16, F/A-18, A-10, dan AV-8B, ke dalam satu pesawat. Namun, berbagai masalah teknis dan pembengkakan biaya menghalangi pengembangan F-35.

Ongkos total program JSF hingga saat ini telah mencapai 385 miliar dollar AS (lebih dari Rp 3,5 kuadriliun) dan mencatat rekor sebagai program pengembangan senjata paling mahal dalam sejarah Pentagon.    

Sumber : Kompas

Satelit AS Ungkap Kapal Induk China

DENVER-(IDB) :  Sebuah perusahaan satelit komersial Amerika Serikat mengklaim berhasil memotret untuk kali pertama kapal induk China yang sedang berlayar di Laut Kuning.

DigitalGlobe Inc mengatakan, Rabu (14/12/2011), salah satu satelitnya memotret kapal induk itu pada 8 Desember lalu. Seorang analis DigitalGlobe menemukannya pada Selasa (13/12/2011) saat melihat-lihat foto yang dihasilkan satelit tersebut.

Direktur pusat analisis DigitalGlobe, Stephen Wood, mengatakan, dia yakin sekali kapal raksasa dalam foto tersebut merupakan kapal induk China dengan memperhatikan lokasi dan tanggal foto tersebut. Kapal itu sedang menjalani uji coba berlayar.

Menurut perusahaan yang bermarkas di Longmont, Colorado, itu menjual citra satelit dan analisisnya. Klien-klien mereka termasuk militer AS, badan-badan respons situasi darurat, serta perusahaan swasta. Saat ini DigitalGlobe memiliki tiga satelit yang sedang mengorbit, sedangkan satu satelitnya sedang dalam proses pembuatan.

Keberadaan kapal induk China menimbulkan rasa penasaran internasional karena apa yang disebut dugaan atas iktikad China sebagai kekuatan militer.

Uni Soviet membangun kapal yang disebut Varyag, tetapi tidak pernah berhasil menyelesaikannya. Ketika Uni Soviet runtuh, Varyag jatuh ke tangan Ukraina, salah satu republik di bekas Soviet.

China kemudian membeli kapal itu dari Ukraina pada 1998 dan menghabiskan bertahun-tahun untuk melengkapinya. Saat dibeli, kapal itu tidak bermesin, persenjataan, atau sistem navigasi.

Selama ini China mengatakan bahwa kapal itu untuk keperluan riset dan latihan. Hal inilah yang memunculkan spekulasi bahwa negara itu berencana membuat tiruannya.

Sebelumnya, China tidak pernah berbicara banyak tentang rencananya soal kapal induk itu, tetapi dalam beberapa tahun terakhir negara itu mulai terbuka. Hal itu dikatakan Bonnie S Glaser, pakar tentang China di Center for Strategic and International Studies (CSIS).

"Sebelum China benar-benar mengumumkan bahwa mereka mengirim kapal itu untuk uji coba, China mengakui, 'Ya, kami meluncurkan sebuah kapal induk'," kata Glaser.

"Kemajuan kapal induk itu selaras dengan perkiraan militer AS," kata Komodor Leslie Hull-Ryde, juru bicara Departemen Pertahanan AS.

Laporan Departemen Pertahanan ke Kongres tahun ini menyatakan bahwa kapal induk itu bisa dioperasikan oleh Angkatan Laut China akhir tahun ini, sekalipun tidak ada pesawat yang diangkutnya.

"Dari titik itu, diperlukan beberapa tahun sebelum kapal induk itu memiliki armada pesawat yang layak dioperasikan," jelas Hull-Ryde dalam surat elektronik kepada kantor berita Associated Press.

Hull-Ryde menolak untuk mengomentari foto yang disebut DigitalGlobe dengan alasan hal tersebut merupakan urusan intelijen. 

Sumber : Kompas

Pemerintah Jepang Setuju Beli F-35

TOKYO-(IDB) : Pemerintah dan para pejabat partai berkuasa di Jepang dikabarkan telah menyetujui proposal Kementerian Pertahanan untuk membeli pesawat berteknologi siluman F-35 Lightning II buatan Lockheed Martin dari AS. Demikian diungkapkan stasiun TV NHK, Rabu (14/12/2011).

Sehari sebelumnya, media Jepang melaporkan, perusahaan asal AS itu kemungkinan besar akan memenangkan kontrak pengadaan pesawat tempur masa depan AU Jepang senilai 8 miliar dollar AS. Saingan F-35 antara lain pesawat F/A-18 E/F Super Hornet buatan Boeing dari AS dan Eurofighter Typhoon buatan konsorsium Eropa.

Namun, pihak Kemenhan Jepang membantah laporan-laporan media ini. "Kementerian Pertahanan belum membuat keputusan apa pun. Rapat antara menteri, wakil menteri, dan perwakilan parlemen untuk memutuskan hal ini bahkan belum diadakan," demikian bunyi pernyataan Kemenhan Jepang.

Kemampuan siluman (stealth) F-35 sebagai pesawat jet tempur generasi kelima telah menarik perhatian Jepang sejak lama, terutama setelah China menguji coba pesawat stealth buatannya sendiri, J-20, Januari lalu.

Meski demikian, hingga saat ini pesawat F-35 belum memasuki tahap produksi skala penuh karena berbagai kendala teknis dan non-teknis.   

Sumber : Kompas

AS Kehilangan Pesawat Mata-Mata LAgi

NAIROBI-(IDB) : Sebuah pesawat tak berawak milik Amerika Serikat jatuh di Bandara Internasional Seychelles, Selasa (13/12/2011). Pesawat yang bertugas mengamati pergerakan perompak di perairan Afrika Timur itu jatuh saat berpatroli.

Kedutaan Besar AS di Mauritius mengatakan, pesawat jenis MQ-Reaper itu tidak dilengkapi senjata dan kecelakaan tersebut tidak menyebabkan korban jiwa.

Menurut Lina Laurence, pejabat otoritas penerbanangan sipil Seychelles, pesawat tak berawak itu mengalami masalah mesin beberapa menit setelah terbang dan harus mendarat segera.

"Namun, karena kecepatannya saat mendarat, pesawat itu tidak bisa berhenti sebelum ujung landasan," kata Laurence.

Pihak kedubes AS mengatakan, penyebab kecelakaan itu masih diselidiki.

"Sudah dikonfirmasi bahwa pesawat tak berawak itu tidak dipersenjatai dan kegagalannya karena masalah mesin," ujar Laurence.

Landas pacu tempat terjadi kecelakaan itu ditutup selama 10 menit sebagai "tindakan pencegahan", tetapi langsung dibuka kembali tanpa mengganggu aktivitas bandara.

Militer AS dan otoritas penerbangan sipil Seychelles berkoordinasi untuk memindahkan reruntuhan pesawat.

Kecelakaan ini terjadi setelah pada pekan lalu Iran mempertontonkan pesawat pengintai tak berawak jenis RQ-170 Sentinel milik AS. Iran mengklaim pakar mereka berhasil "membajak" secara elektronik saat pesawat canggih itu terlalu dalam masuk ke wilayah udara mereka.

Pada Senin (12/12/2011), Presiden AS Barack Obama menyatakan secara formal meminta kembali pesawat itu kepada Pemerintah Iran.

AS menggunakan pesawat-pesawat pengintai tanpa awak untuk memburu kelompok-kelompok militan terkait Al-Qaeda di Somalia, Yaman, dan sejumlah negara lain. Dengungan mesin pesawat menjadi hal biasa di langit kota-kota utama di wilayah selatan Somalia. 

Sumber : Kompas

Modernisasi Alutsista TNI AD

CIMAHI-(IDB) : Kepala Staf TNI AD (KSAD) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo menyatakan, berbekal anggaran Rp14 triliun, TNI Angkatan Darat akan memodernisasi alat utama sistem persenjataan (Alutsista) dalam tiga tahun ke depan.

"Negara telah mengalokasikan anggaran cukup besar bagi TNI Angkatan Darat untuk melaksanakan modernisasi alutsista setelah 20 tahun lebih TNI AD tidak melakukan modernisasi alutsista," kata Pramono kepada wartawan usai upacara peringatan Hari Juang Kartika ke-66 di Lapangan Mako Brigif 15 Kujang Kota Cimahi, Jawa Barat, Kamis.

Menurutnya, pembangunan TNI AD diarahkan kepada terwujudnya kekuatan minimum dengan meningkatkan kesiapan operasional satuan, kualitas sumber daya manusia, kesejahteraan prajurit dan PNS beserta keluarganya serta tertib administrasi.

Menurutnya, penguasaan alutsista harus mempunyai kesamaan teknologi dengan AD negara tetangga. Dengan cara seperti ini, latihan bersama dengan negara tetangga pun bisa terus ditingkatkan baik kualitas maupun kuantitas.

"Kesepakatan kita bersama negara-negara sahabat untuk menjaga keamanan kawasan serta melindungi negara," ujarnya.

Sumber : Antara

Partai Oposisi Belanda Menolak Penjualan Tank Leopard Ke Indonesia

DEN HAAG-(IDB) : Hari Rabu (14/12), Parlemen Belanda menyetujui mosi penolakan rencana penjualan tank kepada Indonesia. Rencana penjualan sejumlah tank Leopard oleh Kementerian Pertahanan ditolak Parlemen Belanda karena Belanda tidak ingin terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia. Demikian laparan Radio Nederland, kemarin.

Mayoritas anggota parlemen menyetujui mosi yang diajukan Partai Kiri Hijau (GroenLinks). Hanya partai CDA (Kristen Demokrat) dan VVD (Liberal Konservatif) yang menentang penolakan ini. Pengaju mosi, Arjan El Fassed, mengatakan, track record Indonesia berperan kuat dalam pengambilan keputusan ini.

"Keputusan penolakan berkaitan erat dengan track record Indonesia. Kita tahu mereka telah memorakporandakan Aceh, Timor Timur. Baru-baru ini juga terjadi kerusuhan di Papua," ujar El Fassed.

Menurut anggota parlemen dari GroenLinks ini, penjualan tank kepada Indonesia berisiko besar terhadap pelanggaran hak asasi manusia. Tank kemungkinan besar bisa dipergunakan untuk menghabisi para demonstran.

"Kami di Eropa sudah menyepakati kriteria penjualan senjata dan alat-alat perang. Menjaga HAM adalah salah satu kriteria. Kami tidak ingin berpartisipasi jika kami merasa bahwa ada kemungkinan penyimpangan hak asasi manusia. Melihat situasi Indonesia saat ini, bagaimana mereka melecehkan hak asasi manusia, menurut kami sangatlah tidak bijaksana untuk menjual tank kepada Indonesia."

Akhir November lalu, Menteri Pertahanan Belanda Hans Hillen mengatakan kepada parlemen, Pemerintah Indonesia berminat membeli sejumlah tank Leopard Belanda. Kementerian Pertahanan Belanda berniat menjual 60 tank Leopard lamanya kepada Indonesia sebagai bagian dari langkah penghematan drastis.

Menurut parlemen, penjualan alat utama sistem persenjataan (alusista), dalam hal ini tank, harus memenuhi kriteria internasional: penghormatan hak asasi manusia, patuhnya negara calon pembeli pada kewajiban internasional, serta pada kondusifnya situasi politik dan kondisi keamanan negara.

Pengamat militer Indonesia, Dr Salim Said, menyatakan sangat terkejut dengan keputusan yang dikeluarkan Parlemen Belanda. Dia menyatakan baru mengetahui minggu ini rencana TNI membeli tank buatan Jerman itu dari Pemerintah Belanda.

"Saya pikir tidak ada masalah. Tetapi, ketika saya dengar Tweede Kamer (parlemen) Belanda menolak, nah ini berita yang mengejutkan. Lebih lagi, saya merasa hubungan kedua negara baik-baik saja. Menurut saya, selama ini tentara Indonesia sudah bereformasi. Para pemimpinnya juga sudah generasi muda. Ini, kan, sudah lebih dari sepuluh tahun," kata Salim Said kepada Radio Nederland.

Penolakan, menurut Salim Said, bisa berakibat kurang sedap bagi hubungan kedua negara. Apalagi, menurut dia, beberapa waktu lalu Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono sampai harus membatalkan kunjungannya ke Belanda.

"Pasti akan berdampak. Apalagi di tengah situasi Papua yang lagi menghangat. Banyak kecurigaan di Indonesia bahwa ada elemen-elemen Belanda yang masih bermain di Papua sana yang mempersulit Indonesia dan pembatalan kunjungan SBY kemarin. Saya tidak terlalu tahu seberapa jauh dampak itu. Mudah-mudahan tidak terlalu jauh."

Lebih jauh, Salim Said mengomentari penolakan parlemen atas dasar situasi politik dan keamanan Indonesia yang tidak kondusif sebagai "hal yang ajaib". "Indonesia aman-aman saja," ujarnya.

Ekor Papua

Salim Said tidak setuju jika alasan pelanggaran HAM di Indonesia menjadi alasan penolakan penjualan tank. Itu masa lalu. Kalaupun sekarang ada, tidak lagi seserius masa lalu karena tentara sudah tidak terlibat.

"Bahwa ada pergolakan, ada demonstrasi tiap hari di berbagai kota, itu, kan, ciri khas dari sebuah demokrasi. Di Belanda pun sering terjadi begitu. Lagian, semua urusan demonstrasi adalah urusan kepolisian. Militer sudah menarik diri dari semua urusan keamanan dalam negeri dan dari campur tangan politik."

Menurut dia, ada kemungkinan informasi yang didapatkan Pemerintah Belanda tidak akurat. Memang benar saat ini terjadi pergolakan di Papua, tetapi ini seharusnya dilihat sebagai campur tangan Belanda.

"Sejak KMB (Konferensi Meja Bundar), Belanda selalu campur tangan terhadap integrasi Papua ke Indonesia. Ekornya sampai sekarang."

Sebanyak 60 tank ingin dibeli Indonesia dari Belanda. Perlukah sebanyak itu? Ya, menurut Salim. "TNI lemah sekali persenjataannya. Lama sekali tidak dilakukan pembelian. Ini tujuannya untuk upgrade, pembaruan. Kita tidak agresif, kita menjaga negeri kita. Demikian Salim Said kepada Radio Nederland

Sumber : Kompas

Berita Foto : Armada Jaya 2011

SANGATA-(IDB) : Beberapa foto penampakan dalam Armada Jaya 2011 beberapa waktu yang lalu, walaupun dilaksanakan dengan sederhana tapi cukup memberi pesan kepada siapa saja yang ingin mencoba-coba TNI selaku garda terdepan NKRI.

































 








Sumber : Kaskus

Kasau: Lanud Medan Sangat Strategis

Kasau: Lanud Medan sangat Strategis
MEDAN-(IDB) : Pangkalan Udara (Lanud) Medan mempunyai arti yang sangat strategis untuk Sumatera bagian utara, maka keberadaannya akan dipertahankan sesuai kebijakan dari Presiden RI. Demikian dikatakan Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat, S.IP., pada peresmian Markas Komando Pangkalan Udara (Mako Lanud) Medan. 
 
Dikatakan, beberapa pertimbangan bahwa Mako Lanud akan dipindahkan kedalam pangkalan, namun untuk mempertahankan sejarah yang cukup panjang dimana Lanud sebelumnya adalah kantor Pangkodau I (Panglima Komando Daerah Udara) yang waktu itu membawahi wilayah Sumatera.

Menurutnya, dengan adanya Minimum Essensial Force (MEF) sampai tahun 2024, kedepan Lanud Medan akan ditingkatkan menjadi pangkalan operasi yang akan ditempati Skadron Pengintai atau Skadron Angkut, sehinggga keberadaan Malanud dan fasilitasnya sangat diperlukan.

“Seperti di Amerika Serikat dan Rusia, keberadaan landasan ditengah kota sangat diperlukan untuk kebutuhan dalam keadaan-keadaan tertentu seperti VVIP atau keadaan darurat”, ungkap Kasau.

Dikatakan, jika Bandara Internasional Polonia sudah pindah ke Kuala Namu, maka Polonia operasionalnya akan berpindah ke TNI Angkatan Udara, sehingga operasi-operasi yang penuh kerahasiaan dan keluasan bergerak, maka Lanud ini dapat mendukung apa yang diinginkan.

Dijelaskan Kasau, pada peristiwa Tsunami di Aceh dan Padang Sumatra Barat beberapa waktu lalu, keberadaan Lanud Medan sangat penting untuk keadaan darurat di daerah tersebut, sebab seluruh pergerakan pesawat bantuan dari negara-negara sahabat dilaksanakan melalui Lanud Medan.

Sumber : Poskota

TNI AL Dan US Navy Siapkan Latihan Bersama

SURABAYA-(IDB) : Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut menyiapkan rencana latihan bersama dengan Angkatan Laut (AL) Amerika Serikat (USN) yang dibahas dalam  rapat Initial Planning Conference (IPC) bertempat di hotel JW. Marriott Surabaya, Selasa (13/12). 

Rapat tersebut dihadiri oleh masing-masing delegasi dari Angkatan Laut kedua negara yaitu dari pihak TNI AL berjumlah 35 orang, dipimpin oleh Kolonel Laut (P) Jan Rahir Simamora Paban III Lat Sopsal Mabesal. Sedangkan delegasi dari pihak US Navy berjumlah 17 orang, dipimpin oleh Lieutenant Commander Robert A. Hochstedler dari United States Command Logistic West Pacific (US COMLOG WESTPAC) pangkalan angkatan laut (AS) yang berada di Singapura.

Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Cooperation Afloat Readiness And Training (CARAT-2012) dipimpin oleh Kolonel Laut (P) Rahmat Eko Raharjo yang sehari-hari menjabat sebagai Komandan Satuan Kapal Patroli (Dansatrol) Koarmatim. Guna menyamakan persepsi mengenai teknis dan taktis pelaksanaan Latma CARAT-2012 maka ditunjuk beberapa perwakilan perwira (AL) kedua negara untuk mengikuti rapat IPC tersebut. Penentuan lokasi, serta daerah latihan masih dibahas dalam forum diskusi dengan membentuk tim bersama antara perwira TNI AL dan US Navy. Hasil dari rapat IPC ini nantinya akan menjadi masukan untuk dibahas kembali dalam Final Planning Conference (FPC) yang akan datang.

Dalam sambutannya Paban III Sopsal menyampaikan beberapa hal mengenai latihan bersama tersebut diantaranya, Latihan bersama Cooperation Afloat Readiness And Training (CARAT) merupakan program latihan yang rutin dilaksanakan setiap tahun sekali oleh TNI AL dan US Navy dengan melbatkan unsur-unsur laut berupa kapal perang, Marinir, pesawat udara dan helikopter. Kegiatan latihan secara umum meliputi manuvra dilaut (Sea Phase), patroli maritim melalui udara (Aviation), Komunikasi (Centrixs), pengamanan (Force Protection), symposium, pendaratan Marinir dan pertunjukan seni.

Tujuan latihan bersama ini untuk meningkatkan hubungan bilateral antara angkatan laut kedua negara dengan prinsip saling menghormati dan menghargai sebagai negara yang berdaulat. Selain itu juga untuk meningkatkan profesionalisme prajurit TNI AL dalam melaksanakan Operasi Militer Perang (OMP) dan Operasi Milter Selain Perang (OMSP). CARAT-2012 merupakan wahana untuk saling tukar menukar pengetahuan dan informasi mengenai doktrin peperangan laut yang selalu berubah mengikuti perkembangan jaman yang semakin kompleks.

Sumber : Koarmatim

Kemhan Indonesia Turki Lakukan Pertemuan Konsultasi Bilateral

JAKARTA-(IDB) : Wakil Menteri Pertahanan RI (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin selaku wakil Menteri Pertahanan, Senin (12/12), menerima kunjungan Wamenhan Turki Hasim Kemal beserta rombongan di kantor Kemhan Jakarta yang dilanjutkan dengan pertemuan bilateral kedua negara. 

Pertemuan kedua Wamenhan kali ini bukan merupakan pertemuan komite bersama seperti yang tercantum dalam kesepakatan bersama kedua negara tetapi lebih merupakan pertemuan konsultasi bilateral antara Kementerian Pertahanan RI dan Turki. 

Dalam pertemuan tersebut terdapat dua agenda penting yang menjadi fokus pembicaraan, pertama mengenai review tentang perjanjian industri pertahanan kedua negara dan yang kedua adalah mengenai perkembangan protokol kerjasama industri pertahanan tahun 2011. Wamenhan RI mengusulkan agar kedua Kemhan segera merumuskan project agreement, sedangkan hal-hal teknis terkait dengan masalah internal antara Kemhan RI, PT Pindad dan TNI AD selaku pengguna (user) akan dilaksanakan secara pararel. 

Dikatakan Wamenhan RI bahwa kedua negara setuju untuk membuat kerangka project agreement dan kedua industri pertahanan sepakat untuk merealisasikan project agreement tersebut. Hadir dalam pertemuan tersebut diantaranya yaitu Dirjen Strahan Kemhan Mayjen TNI Puguh Santoso, S.T., Dirtekind Ditjen Pothan Kemhan Brigjen TNI Ir. Agus Suyarso dan Direktur PT Pindad Adik Avianto Soedarsono.

Sumber : DMC