NAIROBI-(IDB) : Sebuah pesawat tak berawak milik Amerika Serikat jatuh di Bandara Internasional Seychelles, Selasa (13/12/2011). Pesawat yang bertugas mengamati pergerakan perompak di perairan Afrika Timur itu jatuh saat berpatroli.
Kedutaan Besar AS di Mauritius mengatakan, pesawat jenis MQ-Reaper itu tidak dilengkapi senjata dan kecelakaan tersebut tidak menyebabkan korban jiwa.
Menurut Lina Laurence, pejabat otoritas penerbanangan sipil Seychelles, pesawat tak berawak itu mengalami masalah mesin beberapa menit setelah terbang dan harus mendarat segera.
"Namun, karena kecepatannya saat mendarat, pesawat itu tidak bisa berhenti sebelum ujung landasan," kata Laurence.
Pihak kedubes AS mengatakan, penyebab kecelakaan itu masih diselidiki.
"Sudah dikonfirmasi bahwa pesawat tak berawak itu tidak dipersenjatai dan kegagalannya karena masalah mesin," ujar Laurence.
Landas pacu tempat terjadi kecelakaan itu ditutup selama 10 menit sebagai "tindakan pencegahan", tetapi langsung dibuka kembali tanpa mengganggu aktivitas bandara.
Militer AS dan otoritas penerbangan sipil Seychelles berkoordinasi untuk memindahkan reruntuhan pesawat.
Kecelakaan ini terjadi setelah pada pekan lalu Iran mempertontonkan pesawat pengintai tak berawak jenis RQ-170 Sentinel milik AS. Iran mengklaim pakar mereka berhasil "membajak" secara elektronik saat pesawat canggih itu terlalu dalam masuk ke wilayah udara mereka.
Pada Senin (12/12/2011), Presiden AS Barack Obama menyatakan secara formal meminta kembali pesawat itu kepada Pemerintah Iran.
AS menggunakan pesawat-pesawat pengintai tanpa awak untuk memburu kelompok-kelompok militan terkait Al-Qaeda di Somalia, Yaman, dan sejumlah negara lain. Dengungan mesin pesawat menjadi hal biasa di langit kota-kota utama di wilayah selatan Somalia.
Kedutaan Besar AS di Mauritius mengatakan, pesawat jenis MQ-Reaper itu tidak dilengkapi senjata dan kecelakaan tersebut tidak menyebabkan korban jiwa.
Menurut Lina Laurence, pejabat otoritas penerbanangan sipil Seychelles, pesawat tak berawak itu mengalami masalah mesin beberapa menit setelah terbang dan harus mendarat segera.
"Namun, karena kecepatannya saat mendarat, pesawat itu tidak bisa berhenti sebelum ujung landasan," kata Laurence.
Pihak kedubes AS mengatakan, penyebab kecelakaan itu masih diselidiki.
"Sudah dikonfirmasi bahwa pesawat tak berawak itu tidak dipersenjatai dan kegagalannya karena masalah mesin," ujar Laurence.
Landas pacu tempat terjadi kecelakaan itu ditutup selama 10 menit sebagai "tindakan pencegahan", tetapi langsung dibuka kembali tanpa mengganggu aktivitas bandara.
Militer AS dan otoritas penerbangan sipil Seychelles berkoordinasi untuk memindahkan reruntuhan pesawat.
Kecelakaan ini terjadi setelah pada pekan lalu Iran mempertontonkan pesawat pengintai tak berawak jenis RQ-170 Sentinel milik AS. Iran mengklaim pakar mereka berhasil "membajak" secara elektronik saat pesawat canggih itu terlalu dalam masuk ke wilayah udara mereka.
Pada Senin (12/12/2011), Presiden AS Barack Obama menyatakan secara formal meminta kembali pesawat itu kepada Pemerintah Iran.
AS menggunakan pesawat-pesawat pengintai tanpa awak untuk memburu kelompok-kelompok militan terkait Al-Qaeda di Somalia, Yaman, dan sejumlah negara lain. Dengungan mesin pesawat menjadi hal biasa di langit kota-kota utama di wilayah selatan Somalia.
Sumber : Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar