Pages

Rabu, Desember 14, 2011

Perkuat Pertahanan TNI Sebar Pasukan Di Perbatasan

GORONTALO-(IDB) : Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan melakukan dislokasi pasukannya dari pulau Jawa ke pulau-pulau yang berbatasan langsung dengan negara lain guna memperkuat pertahanan negara.

"Pasukan akan disebar ke daerah-daerah perbatasan mulai dari Aceh, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua," ujar Kol Tek Sigit Priyono, Kasubdit Pengembangan Kebijakan Pertahanan Negara, Ditjen Strategi Pertahanan, Kementerian Pertahanan, Rabu.

Dijelaskan, saat ini paradigma pertahanan negara telah berubah dari Jawa centris ke paradigma baru bahwa gangguan pertahanan dan keamanan di seluruh wilayah dapat mengancam eksistensi NKRI.

"Apalagi saat ini jumlah pasukan di Jawa jauh lebih besar daripada daerah-daerah perbatasan yang notabene lebih rawan gangguan hankamnya," ungkapnya.
 
Di Jawa jumlah pasukan dibandingkan luas wilayah sekitar 1:0,8 KM persegi, sementara di Sumatera sekitar 1:7,6 KM persegi, Kalimantan 1:27,3 KM persegi, Sulawesi 1:6,8 KM persegi, dan Papua 1:27,5 KM persegi.

Dikatakan, kebijakan dislokasi merupakan bagian dari strategi penguatan pertahanan negara yang sedang dijalankan Kemenhan.

"Berbarengan dengan itu Kemenhan juga melakukan revitalisasi dengan meningkatkan status dan penambahan satuan, ada yang dari kompi menjadi batalyon atau pos Angkatan Laut menjadi Lanal," jelasnya.

Kebijakan lain adalah pemenuhan alat utama sistem persenjataan (alutsista) untuk menjadi 100 persen sesuai dengan standard yang sudah ditetapkan.

"Pemerintah berupaya membangun industri pertahanan secara mandiri agar tidak tergantung ke negara luar," katanya.

Beberapa upaya yang sedang dikerjakan adalah pengembangan pesawat tempur KI-FX bekerja sama dengan Korea Selatan, pesawat ini di atas F16 dan di bawah Sukhoi, pengadaan beberapa jenis senapan serbu oleh Pindad, serta pengadaan beberapa heli dan pesawat angkut oleh PTDI. 

Sumber : Antara 

Kopassus Berlatih Sambil Berbhakti Pada Masyarakat Perbatasan

KAPUAS HULU-(IDB) : Ibarat kata sambil menyelam minum air atau mandi basah sekalian. Komando Pasukan Khusus TNI-AD juga begitu dalam program latihan terpadu mereka di satu desa perbatasan Indonesia-Malaysia di Provinsi Kalimantan Barat.

Adalah Dusun Telian, Desa Tingting Sligi, Kecamatan Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, yang kali ini menjadi lokasi bhakti sosial pasukan Baret Merah itu. Tentu bukan cuma personel tentara saja yang terlibat, namun gabungan PMI, dinas kesehatan setempat, relawan, dan lain-lain.

"Baru kali ini, menurut penuturan masyarakat setempat, dilaksanakan kegiatan serupa. Jika mereka sakit, harus pergi ke Pos Pengamanan Perbatasan atau malah ke Lubuk Hantu di wilayah Sabah, Malaysia. Kami sangat bangga bisa menyumbang sesuatu pada masyarakat di perbatasan negara kita ini," kata Kepala Dinas Penerangan Komando Pasukan Khusus TNI-AD, Letnan Kolonel Infantri T Sobri, di Jakarta, Rabu.

Kegiatan itu sendiri, katanya, berlangsung dua hari lalu. Ratusan masyarakat setempat sangat antusias mendaftarkan diri atak anak-anaknya. Seorang paramedik relawan yang turut, Siwo, menyatakan, "Kebanyakan mereka menderita sakit terkait pencernaan, di antaranya maag atau penyakit bagian gigi dan mulut. Kami bersama personel tentara bahu-membahu menyuluh kesehatan dan gizi pada mereka."

Secara keseluruhan, jumlah pasien masyarakat setempat yang didominasi suku Daya Iban itu sebanyak 1.700 orang. Mereka juga menjadi subyek penerima bantuan sosial berupa bahan-bahan pangan dan kesehatan lain.

Karena ini kerja bersama, maka seluruh unsur di sana dilibatkan. Tim gabungan terdiri dari Kopassus (15 orang), Kodim Kapuas Hulu (20), personel Batalion Infantri 644/WS (24), Batalion Infantri 643/WNS (empat), Kesehatan Korem 121/Alam Bhannawannawai (14), Dinas Kesehatan Kapuas Hulu (tiga), dan PMI Pusat (dua).

Seorang tokoh masyarakat di desa itu, Tumenggung Yohannes Uban, "Kami sangat kesulitan jika ada masyarakat yang sakit. Jika sakit kami harus pergi jauh sekali, bahkan kalau perlu sampai ke Lubuk Hantu karena di sana lebih lengkap."

Karena ini program latihan yang penting bagi Komando Pasukan Khusus TNI-AD, maka  Wakil Komandan Jenderal Kopassus, Brigadir Jenderal TNI Doni Munardo, memimpin langsung kedua aktivitas ini. Upacara adat untuk menghormati rombongan dari Jakarta digelar masyarakat setempat dan Munardo mendapat penghormatan tersendiri di halaman satu rumah betang (rumah besar) mereka.

Latihan terpadu mereka sendiri dilaksanakan di beberapa lokasi dan berujung di Singkawang. Bumi Kalimantan bukan tempat asing bagi Komando Pasukan Khusus TNI-AD, karena saat konfrontasi dengan Malaysia pada awal dasawarsa '60-an, mereka sudah mencicipi keganasan hutan belantara perawan pulau itu.

Saat itu, nama pasukan Baret Merah itu adalah Resimen Para Komando TNI-AD, yang ditugaskan merekrut dan menggalang kekuatan dari masyarakat setempat jauh di belakang garis pertahanan Malaysia. Bahkan, beberapa segmen pertempuran dalam skala terbatas dengan pasukan khusus Inggris, Special Air Forces, juga sempat mereka alami secara langsung.

Tidak kurang itu terjadi pada Mayor Infantri (saat itu) Leonardus Benyamin Moerdani yang lebih dikenal dengan nama LB Moerdani, di satu sungai di wilayah perbatasan Putussibau-Sabah. Puluhan tahun kemudian, personel-personel SAS yang nyaris kontak senjata terbuka dengan Moerdani bertemu dengan jenderal legendaris di dunia pasukan khusus Indonesia itu.

"Wakil Komandan Jenderal menegaskan, medan latihan di Kalimantan kali ini sangat ideal. Terutama untuk melatih  para prajurit khusus muda agar mereka mengenal lebih jauh medan rawa, sungai dan hutan yang sesungguhnya," kata Sobri. 

Sumber : Antara

Latihan Angkasa Yudha Untuk Asah TNI AU Selalu Siap Perang


TNI AU Gelar Manlap Angkasa Yudha di Kaltim

BANDUNG-(IDB) : Sebagai organisasi perang, TNI Angkatan Udara harus mampu mengelola setiap unsur dari organisasinya untuk siap menghadapi perang. Oleh sebab itu mempelajari perang dan aplikasinya dalam dunia nyata adalah sebuah keharusan.

Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat, S.IP yang dibacakan Wakil Kasau Marsekal Madya TNI Dede Rusamsi pada pembukaan Latihan Angkasa Yudha tahun 2011 di Seskoau, Lembang Bandung, Selasa (13/12).


Dikatakannya, meskipun latihan Angkasa Yudha dilaksanakan dalam bentuk gladi posko dan TAMG (Tactical Air Manouvre Game), namun diharapkan setiap personel yang terlibat serius dalam melaksanakan tugas dan perannya. Hal ini merupakan sebuah tantangan bagi TNI AU untuk memanfaatkan latihan secara maksimal guna menguji doktrin yang telah ada.


“Latihan ini sebagai pijakan dalam penerapan prinsip “unity of command” yaitu dalam perang modern seluruh kekuatan udara harus berada dibawah satu kesatuan komando”, tegasnya.

Latihan sebagai ajang untuk meningkatkan sinergi kemampuan dan kekuatan melalui “interoperability” seluruh kekuatan tempur TNI AU ini, bertema “Komando Tugas Udara (Kogasud) bersama dengan Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) melaksanakan operasi Udara di wilayah NKRI dalam rangka mendukung tugas pokok TNI”.

Latihan Angkasa Yudha 2011 merupakan latihan puncak TNI AU dan akumulasi dari berbagai latihan yang telah dilaksanakan secara bertahap, bertingkat dan berlanjut. Sebagai latihan puncak TNI AU, maka konsekuensi hasil dicapai merupakan refleksi dan dari segala usaha maupun hasil pembinaan yang dilakukan dibidang intelijen, operasi, personel, logistik serta di bidang komlek.

Sumber : PelitaOnline

Kopaska TNI AL Simulasi Tangani Perompakan

DUMAI-(IDB) : Unit Anti Perompakan Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) Armada RI Kawasan Barat tengah beraksi dalam latihan menangani aksi perompakan di atas kapal M.V. Intan Daya, pada peringatan Hari Nusantara di Pelabuhan Agro Bisnis, Dumai, Provinsi Riau, Selasa (13/12). Demikian siaran pers dari Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut yang diterima Jurnal Nasional.

Selain peringatan puncak Hari Nusantara, kegiatan lain yang telah dilaksanakan dalam rangka Hari Nusantara 2011 di antaranya seminar Kemaritiman, Lomba Karya Tulis Ilmiah, Festival Olah raga Perairan, Bakti Sosial TNI AL Surya Baskara Jaya, Lintas Nusantara Remaja dan Pemuda Bahari, Sail Wakatobi Belitong, Seminar Kebangsaan Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan, Pameran The 2nd Indonesia Blue Revolution, Lomba Masak Serba Ikan, dan Latihan Integrasi Taruna Wreda Nusantara (Latsitardanus), Latihan Gabungan (Latgab) TNI tingkat Batalyon, dan lain-lain.

Rangkaian acara tersebut dimulai sejak bulan Juni 2011 yang dibuka di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dan berujung pada puncak acara peringatan Hari Nusantara. TNI AL turut ambil bagian dalam menyemarakkan Hari Nusantara itu, antara lain dengan melakukan sailing pass bersama sejumlah kapal dalam maupun luar negeri.
Peringatan Hari Nusantara ini sejalan dengan Deklarasi Juanda tanggal 13 Desember 1957, yang merupakan dasar dari Indonesia menjadi negara kepulauan.

Dengan perkembangan sosial ekonomi di Indonesia yang baik, maka tanggal 13 Desember ditetapkan sebagai Hari Nusantara melalui Kepres No. 126 tahun 2001.

Deklarasi Juanda pada 13 Desember 1957 mendasari perjuangan bangsa Indonesia menjadi Negara Kepulauan sebagai konsepsi kewilayahan untuk mewujudkan Wawasan Nusantara. Bertolak dari situ, maka pada 13 Desember dinyatakan sebagai “Hari Nusantara”.

Sumber : Jurnas

Kopaskhas TNI AU Simulasi Penjinakan Bom

BANDUNG-(IDB) : ”Apabila pemerintah tidak menuruti apa yang diinginkan oleh kami, kami akan meledakkan bom yang telah terpasang di tubuh sandera dan pada genset mal ini, kapan pun kami mau,” kata seorang teroris terdengar keluar dari radio panggil milik salah satu anggota Tim Den Bravo 90 Paskhas TNI Angkatan Udara.

Mal yang dimaksud yakni Bandung Indah Plaza (BIP) di Jalan Merdeka,Kota Bandung. Rupanya tempat hang out anak-anak muda di Bandung itu sedang diancam diledakkan oleh sebuah kelompok teroris, kemarin. Sekitar 30 anggota tim itu langsung terbagi dalam dua titik koordinasi.

Tim pertama berusaha menyelamatkan kepungan teroris di Studio 5 Cinema XXI, sementara sisanya melakukan rappeling dari atas gedung untuk terus ke halaman parkir di basement. Dan menjinakkan bom yang dipasang di genset. Saat tim pertama tiba di studio 5, teroris telah menembaki pengunjung.

Mayat terlihat bergelimpangan di berbagai penjuru studio.Tujuh pengunjung disandera dan satu di antaranya seorang pejabat pemerintahan. Diwarnai aksi saling tembak antara teroris dan Tim Den Bravo 90, sebanyak tiga sandera berhasil dibawa oleh tim keluar melewati tangga darurat.

Rakitan bom yang menempel pada salah satu sandera dijinakkan, dan para sandera dibawa tim berikutnya yang telah sigap di halaman BIP Jalan Merdeka dengan mobilnya. Rangkaian penanganan Tim Den Bravo 90 Paskhas TNI AU itu dilakukan sebagai simulasi dari siswa Pendidikan Kontra Intelejen Bravo yang terdiri atas 30 orang.

”Kegiatan kontra teror bravo ini merupakan kegiatan akhir dari latihan taktik siswa Sekolah Kontra Teror Bravo angkatan ke-8,”ujar Komandan Wing III Paskhas TNI AU Kolonel Psk Yudi Bustami kepada wartawan. Menurutnya,skenario teror di tempat keramaian diharapkan dapat menunjukkan Tim Den Bravo 90 mampu menjinakkan ancaman bom dengan cepat.

Melancarkan skenario itu, pihaknya meletakkan empat orang teroris menguasai basement dan empat orang lagi di bioskop.Yudi menyatakan, ketigapuluh siswanya dibekali kemampuan dasar maupun khusus yang mumpuni menjadi tim penanganan ancaman bom.

”Mereka memiliki kemampuan dasar yang dilengkapi kemampuan bela diri,menembak, dan menguasai teknik penjinakkan bahan peledak,” kata dia.

Sumber : Sindo

Perwira AL China Cermati Keamanan Maritim Indonesia

JAKARTA-(IDB) : Perwira siswa Sekolah Komando Angkatan Laut China mencermati perkembangan keamanan maritim di wilayah Indonesia termasuk di kawasan Selat Malaka.

"Mereka lebih banyak menyoroti perkembangan keamanan maritim di Indonesia khususnya di tiga Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) dan sekitar Selat Malaka," kata juru bicara TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama Untung Suropati, di Jakarta, Selasa, terkait kedatangan 28 perwira siswa AL China itu pada 12-15 Desember 2011 ke Indonesia.

Ke-28 perwira Sekolah Komando Angkatan Laut China yang dipimpin Wakil Komandan Sesko AL China bidang politik Laksamana Muda Wei Zongpei, sebelumnya melakukan kunjungan kehormatan ke Mabes TNI Angkatan Laut Cilangkap.

Selain mencermati perkembangan keamanan maritim di wilayah Indonesia dan sekitarnya, para perwira siswa Negeri Tirai Bambu itu juga berminat untuk meningkatkan kerja sama angkatan laut kedua negara, terutama dalam hal pendidikan dan tukar menukar perwira.

Setelah mengunjungi Markas Besar TNI Angkatan Laut, para delegasi perwira Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China tersebut akan bertolak menuju Surabaya untuk melaksanakan kunjungan dan peninjauan ke Markas Komando Armada Kawasan Timur RI (Koarmatim).

Tak hanya itu, mereka juga akan melakukan kunjungan ke perusahaan galangan kapal milik pemerintah PT. PAL Surabaya, Jawa Timur.

Sumber : Antara

Jangan Biarkan Laut Kita Dikuasai Negara Lain

JAKARTA-(IDB) : "Jangan kita biarkan kekayaan laut kita dinikmati oleh bangsa lain," kata Koordinator Staf Ahli Kasal, Laksamana Muda TNI Bambang Budianto, di Markas Besar TNI-AL di Jakarta, Selasa. Kalimat singkat itu padat makna dan sangat luas cakupannya.

Budianto memang menjadi aktor pembaca amanat tertulis Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro,  pada Hari Nusantara 2011.  Menteri pertahanan Indonesia itu menegaskan kedaulatan negara dalam bentuk dan wahana apapun, termasuk di laut, harus dipertahankan.

"Kekayaan laut harus dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Laut kita terbentang sangat luas hampir tiga perempat dari keseluruhan wilayah tanah air," ujarnya. Satu data menyatakan, pencurian ikan laut --cuma dari ikan laut saja-- bisa mencapai angka 4,5 miliar dolar Amerika Serikat setahun.

Kalau ini bisa diselamatkan separuhnya saja, maka kita tidak perlu berhutang ke luar negeri atau institusi perbankan global yang kerap menyertakan persyaratan mengikat luar biasa. Potensi laut Indonesia yang besar itu belum sepenuhnya dikelola baik.

Industri perikanan nasional belum benar-benar berkembang. Kontribusi perikanan kepada pendapatan nasional juga masih relatif kecil. Bahkan, di perairan laut kita, justru masih banyak terjadi pencurian ikan terorganisasi. Akibatnya, sektor perikanan belum mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat.

Belum selesai benar mengolah dan menggarap serta menjaga kekayaan ikan laut kita, pemerintah malah mengimpor ikan laut dari luar negeri. Hal ini karuan menimbulkan keresahan dan protes keras dari nelayan dan himpunan nelayan yang ada.
 
Sumber : Antara

Latihan Gabungan TNI Tingkat Batalyon




DUMAI-(IDB) : Kolonel Laut (P) I Nyoman Sudiartawan selaku Komandan Sub komando Tugas Gabungan Amfibi (KOGASGABFIB),melibatkan 941 personel, terdiri pasukan pendarat Marinir 469 personel dengan berbagai perlengkapan seperti 2 unit tank amphibi, 5 unit Kapa, 2 howitzer dan 2 unimobe. 

Sedang unsur laut yang terdiri dari KRI Makasar-590, KRI Banjarmasin, KRI Banda Aceh-592 serta KRI Teluk Papare. Adapun unsur udara terdiri 1pesawat terbang jenis cassa,1 helly jenis bell serta tim pendukung terdiri dari 1Tim Kopaska,1Tim Taifib,1Tim Penyelam serta 1Tim Divisi pantai.

Dalam latihan tersebut disekenariokan, dengan hasil penyelidikan Intelijen bahwa gerakan separatis bersenjata dengan penggalangan federasi Sonora yang berambisi menguasai sumber daya alam, obyek vital seperti gudang Besi, gudang minyak pelabuhan baru. telah melakukan berbagai terror, pembunuhan, sabotase maupun penyerangan terhadap aparat Pemerintah Daerah (PEMDA) serta satuan TNI/POLRI di wilayah Dumai Kepulauan Riau, sehingga mengakibatkan lumpuhnya pemerintahan kota Dumai.

Operasi serangan Amfibi yang bersandi kan Lancang Kuning melaksanakan penyerbuan dipantai Mundang dan pantai Makmur Sabtu (10/12) pukul 05.00. Pendaratan pasukan ke daerah musuh dilakukan, dan sebelum fajar menyingsing daerah sasaran sudah dapat dikuasai oleh pasukan pendarat Marinir (Pasrat). Pada pukul 06.00 WIB.pasukan pendarat marinir telah berhasil mengguasai seluruh daerah sasaran, yaitu pantai Mundang, pantai Makmur, gudang minyak,  gudang besi, pelabuhan baru dan wilayah obyek vital(OBVIT) diKota Dumai Kepulauan Riau lainya.

Latihan gabungan TNI tingkat Batlyon 2011 bertujuan untuk meningkatkan dan menguji kemampuan dalam mekanisme kegiatan. Operasi gabungan  dimulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian. Sedangkan sasaran yang dicapai dalam latihan gabungan TNI tingkat Batlyon ini,  adalah untuk meningkatkan kemampuan perorangan maupun  satuan dan kesiapan satuanTNI agar terwujudnya kordinasi, kerjasama antar matra sehingga kesiapan operasional satuan TNI  dapat terjaga. 

Disamping itu juga agar teruji apakah organisasi latihan doktrin serta prosedur protap yang ada telah berlaku efektif dan efesien dalam menjamin kesiapan kerjasama antar angkatan pada suatu operasi gabungan. Penutupan latihan gabungan TNI tingkat  Batlyon 2011  dilaksanakan pada tanggal 12 Desember di Bandara  Dumai Kepulauan Riau Sumatera.

Sumber : Koarmatim

MEF TNI Ditargetkan Tercapai Pada Renstra Ke-3

DUMAI-(IDB) : Alat utama sistem senjata (alutsista) Indonesia ternyata belum mencapai minimum essential force (MEF) atau kekuatan minimal yang dibutuhkan untuk mengawal kedaulatan wilayah di Tanah Air.

Menurut Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro, Senin (12/12), Indonesia belum mencapai rencana strategis (resntra) tiga. Saat ini Indonesia dalam tahap renstra awal. Berdasarkan perhitungan Purnomo, renstra tiga baru bisa dicapai pada tahun-tahun medatang.

Untuk mencapai renstra tiga, lanjut Purnomo di sela-sela pameran alutsista dalam rangka memperingati hari Nusantara XII di Dumai, Provinsi Riau, Indonesia akan menjajaki kerja sama pembuatan pesawat tempur dengan Korea dengan perbandingan kerja sama yakni 4:1. Artinya, jika direncanakan pembuatan pesawat tempur antara Indonesia dan Korea sebanyak 250 buah, Indonesia akan mendapatkan 50 pesawat dan Korea 200 pesawat. "Kerja sama itu akan kita jajaki," tegasnya.

Purnomo menambahkan, di tahun mendatang, untuk mencapai MEF, Indonesia tidak harus lagi bergantungg pada negara lain. "Kita berharap dalam MEF ini kita bisa mandiri dan tidak tergantung negara lain. Semua dilakukan bertahap seperti panser dulunya impor tinggi, tapi sacara bertahap semuanya dibuat di Indonesia," tegas Menhan. 

Sumber : MediaIndonesia