Pages

Selasa, Desember 13, 2011

India Buat Robot Tentara dan Pengangkut Barang

Illustration
NEW DELHI-(IDB) : Robot akan menjadi pengganti manusia di banyak bidang pada masa depan. Utamanya, untuk menimalisasi kehilangan nyawa di medan peperangan.

Para ilmuwan India berencana untuk membuat robot tentara dan robot pengangkut kargo untuk militer negara itu.


Itu dikatakan Kepala Organisasi Pengembangan dan Riset Pertahanan India (DRDO) Vijay Kumar Saraswat, Minggu (11/12).


"Kami sedang bekerja untuk menciptakan tentara robot yang dapat berfungsi seperti manusia robot. Robot seperti itu memerlukan basis data, kecerdasan buatan untuk melaksanakan tugas dan rencana DRDO," kata Saraswat kepada wartawan.


DRDO, lembaga penelitian senjata negara Departemen Pertahanan, merencanakan membuat robot untuk mengangkut kargo di pegunungan. Demikian dilaporkan
RIA Novosti.

Robot tersebut akan dapat menggantikan bagal (keturunan kuda dengan keledai) dalam angkatan bersenjata negara itu.


Penemuan DRDO sebelumnya adalah Daksh yang dioperasikan dari jarak jauh sebagai robot kendaraan yang menangani elektronik dan telah dipesan tentara India.


Angkatan bersenjata negara itu memesan 20 kendaraan itu pada 2010.


Menurut
hindustantimes, DRDO juga sedang mengembangkan radar yang bisa menembus dinding berlapis-lapis untuk medeteksi orang yang bersembunyi di balik dinding.

Selain itu, radar
active electronically scanned array tengah diteliti untuk dapat dipasang pada pesawat tempur MK II. Radar ini akan siap dalam dua-tiga tahun.

Sumber : MediaIndonesia

AS Akan Jual 18 Pesawat F-16 Kepada Irak

WASHINGTON-(IDB) : Amerika Serikat berencana menjual kepada Irak 18 lagi jet tempur F-16 saat Baghdad berusaha mengamankan wilayah udaranya setelah penarikan seluruh pasukan AS pada akhir Desember, kata seorang pejabat AS, Senin (12/12).

"Hari ini, pemerintah memberi tahu Kongres mengenai keinginannya untuk menjual kepada Irak sejumlah 18 pesawat F-16," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika, Tommy Vietor.

"Penjualan ini adalah petunjuk lain mengenai berlanjutnya hubungan kerja sama dan keamanan AS-Irak," kata Vietor setelah Presiden AS, Barack Obama bertemu dengan Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki di Gedung Putih.

"Itu juga menggambarkan kemajuan yang telah dibuat Irak dalam menyediakan keamanannya sendiri, dan tekadnya untuk melindungi kemerdekaan dan kedaulatannya," kata Vietor sebagaimana dikutip AFP --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Selasa.

Irak menandatangani kesepakatan untuk pembelian awal sebanyak 18 pesawat tempur pada awal tahun ini, setelah al-Maliki mengatakan ia ingin melengkapi Angkatan Udara Irak dengan sebanyak 36 jet dalam kesepakatan yang bernilai miliaran dolar AS.

Obama mengatakan Amerika Serikat akan melatih pilot untuk pesawat tersebut, sebagai contoh mengenai kerja sama erat militer yang dimaksudkan Washington untuk dipertahankan dengan Baghdad bahkan setelah tentara terakhir AS meninggalkan negeri tersebut pada penghujung Desember 2011.

"Kami akan bekerja untuk menegakkan hubungan efektif militer-dengan-militer yang tak berbeda dengan hubungan yang kami miliki dengan banyak negara di wilayah itu dan seluruh dunia," kata Obama.

"Kami harus melatih pilot mereka dan memastikan mereka siap dan bisa beroperasi dan ada Angkatan Udara Irak yang efektif," katanya.

F-16, yang dibuat oleh Lockheed Martin, adalah salah satu jet tempur yang paling banyak digunakan di dunia dan telah diekspor ke lebih dari 20 negara.

Sumber : Antara

Berita Foto : Update Sea Trial KRI Nanggala 402

SEOUL-(IDB) : Melengkapi berita foto sea trial KRI Nanggala 402 sebelumnya, berikut foto-foto terbaru dari uji coba kapal selam Indonesia tsb :















Sumber : Kaskus

Antisipasi Embargo, Perkuat Alutsista Dengan Kerjasama Multinegara

DUMAI-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan Indonesia akan bekerja sama dengan banyak negara untuk memperkuat alat utama sistem senjata (alutsista) dan agar tidak tergantung hanya pada satu negara.

Kerja sama multinegara tersebut juga untuk antisipasi embargo dari satu negara. "Kerja sama dengan luar negeri prinsip kita adalah kepentingan negara. Dari pengalaman, kita tidak ingin hanya bergantung dari salah satu sumber," ujar Purnomo seusai membuka pameran alutsista dalam rangka memperingati hari Nusantara XII di Dumai, Provinsi Riau, Senin (12/12).

Bekerja sama dengan banyak negara seperti AS, Rusia, Korea, Inggris dan negara lain, lanjut Purnomo, merupakan strategi Indonesia untuk bisa tetap meningkatkan alutsista saat salah satu negara melakukan embargo. Indonesia masih bisa menjalankan sistem pertahanan bila diembargo oleh salah satu negara dengan tetap bekerja sama dengan beberapa negara.

Persoalannya, bekerja sama mendatangkan alutsista dengan multinegara mengharuskan Indonesia menyediakan SDM yang cukup. Namun, menurut Menhan, kendala tersebut bukan tantangan berat.

Dalam beberapa kejadian, Indonesia sudah mempraktikkan penggunaan pesawat tempur yang berbeda dari beberapa negara. Misalnya, sukoi dari Rusia, F16 dari AS, dan Hawk dari Inggris. "Itu bisa kita atasi. Prinsip kita adalah tidak tergantung pada satu negara. Dengan demikian, tidak heran di masa mendatang kita akan gunakan berbagai teknologi dari beberapa negara," ujarnya.

Namun, ujar Purnomo, Indonesia saat ini tetap menginginkan peningkatan industri pertahanan untuk kesejahteraan. "Contohnya saja pada panser buatan Pindad dan penggunaannya sudah dilakukan di Indonesia. Kita ingin alutsista kita kembangkan dan itu juga bisa membangun perekonomian negara," ujarnya. 

Sumber : MediaIndonesia

Pembelian Alutsista Menggunakan Kredit Eksport Harus Buat Skala Prioritas

JAKARTA-(IDB) : Anggota Komisi I DPR RI Mohammad Syahfan Badri Sampurno meminta Kementerian Pertahanan/TNI untuk membuat skala prioritas terkait rencana melakukan pinjaman luar negeri dalam pengadaan alat utama sistem pertahanan. Tidak semua alutsista mesti dibeli, tetapi harus dipilah dan dipilih mana yang skala prioritas dan yang diperlukan, terutama sesuai dengan rencana minimum essential force (MEF).

Selain itu, politisi PKS itu mengingatkan, alutsista yang dibeli bukanlah barang rongsokan, tidak mengganggu atau membebani APBN serta ada proses alih teknologi (joint production). "Oleh karena itu, jika menguntungkan bangsa kita akan kita setujui. Tetapi kalau merugikan postur anggaran, kita tidak akan setujui. Karena hal ini menyangkut uang rakyat," kata Syahfan di gedung Kompleks Parlemen, Senayan, Senin (12/12).

Terkait kerjasama pertahanan dan pengadaan alutsista dengan Korea Selatan atau dengan negara lainnya, Syahfan meminta pemerintah RI harus mengutamakan negara yang menawarkan kerjasama untuk meningkatkan industri nasional dalam menguasai teknologi militer dan meningkatkan sistem pertahanan strategis serta meningkatkan kemampuan industri nasional dalam merancang, memproduksi dan mendukung pemeliharaan pesawat tempur.

"Terkait dengan kerjasama dengan Korsel dan negara sahabat lainnya.
Komisi I tetap akan mengkritisi dan mengawasi guna tidak terjebak pada kesalahan dan merugikan bangsa kita di kemudian hari," tegas Syahfan

Di sisi lain, Syahfan menyatakan dukungannya terhadap besaran anggaran Kementerian Pertahanan/TNI sebesar Rp 7,6 triliun untuk remunerasi atau tunjangan kinerja di lingkungan Kemhan/TNI. Semoga dengan remunerisasi tersebut mampu meningkatkan kinerja, profesionalitas, dan kesejahteraan anggota TNI dan pegawai Kemhan.


"Saya sangat mendukung anggaran Kemhan/TNI sebesar Rp 7,6 triliun untuk remunerasi. Kita berharap semoga remunerasi ini akan mampu meningkatkan kinerja, profesionalitas dan kesejahteraan TNI/Kemhan" ujar Syahfan di
DPR Senin (12/12).

Anggota Badan Anggaran DPR ini menegaskan bahwa Komisi I tetap akan memastikan dan terus mengawasi secara ketat agar anggaran remunerasi tersebut tetap berada pada koridor yang benar yaitu diperuntukkan bagi pegawai Kemhan dan anggota TNI bukan dialihkan ke program lain.

"Kita akan terus mengawasi dan memastikan bahwa Anggaran remunerasi Kemhan/TNI, tetap berada pada koridor yang benar dan tidak dialihkan ke program lain," pungkasnya

Sumber : Jurnamen

Remunerasi Kemhan/TNI Bisa Tingkatkan Teknologi Alutsista

JAKARTA-(IDB) : Pemberian remunerasi kepada Kemhan/TNI bisa digunakan untuk meningkatkan industri nasional dalam menguasai teknologi militer dan meningkatkan sistem pertahanan yang strategis.

Anggota Komisi I DPR Mohammad Syahfan Badri Sampurno, mengatakan anggaran yang diberikan kepada Kemhan/TNI dalam bentuk remunerasi harus digunakan sesuai dengan koridor dan kepentingan lembaga pertahanan itu sendiri.

Syahfan mengatakan DPR, khususnya Komisi I mendukung diberikannya remunerasi bagi Kemhan/TNI. Namun, semua itu tentunya harus digunakan untuk memenuhi kebutuhan, kesejahteraan dan kepentingan Kemhan/TNI. Salah satunya ialah kerjasama pertahanan atau pengadaan Alutsista TNI dengan Korea Selatan dan negara sahabat lainnya.

Alutsista TNI harus sesuai dengan penawaran, guna meningkatkan industri nasional dalam menguasai teknologi militer dan meningkatkan sistem pertahanan strategis, serta meningkatkan kemampuan industri nasional dalam merancang, mengawasi, memproduksi dan mengkritisinya.

"Tentunya hal-hal yang disebutkan di atas bertujuan agar di masa mendatang tidak membawa dampak yang merugikan bangsa Indonesia," kata Syahfan Badri Sampurno melalui rilis, Senin (12/12/2011).

Syahfan mengatakan, terkait kenjasama dengan Korsel dan negara sahabat lainnya. Komisi I tetap akan mengkritisi dan mengawasi agar tidak terjebak pada kesalahan dan merugikan bangsa kita dikemudian hari.

Adapun, mengenai rencana Kemhan/TNI untuk melakukan pinjaman Luar Negeri dalam pengadaan Alutsista, menurut Anggota F-PKS ini tetap harus memperhatikan skala prioritas terlebih dulu. Terutama sesuaiu dengan rencana MEF, bukan barang rongsokan, tidak mengganggu atau membebani APBN, serta ada proses alih teknologi (join production).

Oleh karena itu, jika menguntungkan bangsa Indonesia maka akan disetujui. “Tetapi kalau merugikan postur anggaran, tentunya DPR tidak akan menyetujuinya. Karena hal ini menyangkut uang rakyat,” jelasnya.

 Sumber : Okezone

MTF Commanders Conference

BRAZIL-(IDB) : Sebagai bentuk evalusi pelaksanaan tugas-tugas Maritime Interdiction Operation (MIO) yang telah dilaksanakan oleh unsur-unsur yang tergabung dalam MTF, maka secara berkala diadakan briefing “MTF Commanders Conference” yang diselenggarakan di  BRS Uniao F-45 (Brazilia) dengan dipimpin langsung oleh Komandan Maritime Task Force/UNIFIL Rear Admiral Luiz Henrique Caroli.

Pada acara “MTF Commanders Conference” tersebut dihadiri staf dari MTF Chief of Staff Maritime Task Force Kolonel Laut (P) Bambang Irwanto dan para Komandan unsur Maritime Task Force/UNIFIL antara lain:(Jerman) FGS Werra A-514, FGS Ensdorf M-1094 dan FGS Passau M-1096, (Bangladesh) BNS Osman F-18 dan BNS Madhumati P-911, (Turki) TCG Beykoz F-503, (Yunani) HS Starakis P-29 serta (Indonesia) KRI Sultan IskandarMuda – 367. Dalam briefing  ini masing-masing Komandan unsur melaporkan hasil kegiatan selama melaksanakan operasi dan latihan serta kendala-kendala yang dihadapi  di AMO.

Rear Admiral Luiz Henrique Caroli lebih lanjut menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh Komandan unsur yang telah melaksanakan tugasnya dengan baik serta disampaikan pula bahwa masa penugasannya sebagai MTF Commander di UNIFIL akan segera berakhir.

Acara diakhiri dengan tukar menukar  cindera mata oleh MTF Commander kepada seluruh peserta briefing “MTFCommanders Conference” dan di akhiri dengan foto bersama.

Sumber : Koarmatim

Iran Tak Akan Kembalikan Pesawat Siluman AS

TEHRAN-(IDB) :  Pemerintah Iran, mengatakan tidak akan memulangkan pesawat mata-mata Amerika Serikat (AS) yang telah mereka tangkap beberapa waktu yang lalu.

"Tidak ada bangsa di dunia dengan tangan terbuka menyambut kedatangan pesawat mata-mata negara lain di wilayahnya, dan tidak ada yang mengembalikan peralatan mata-mata dan informasi ke negara asal," kata Jenderal Hossein Salami, Wakil Komandan Angkatan Bersenjata, Iran, seperti dikutip dari CNN, Minggu (11/12/2011).

Hingga kini pihak Pemerintah AS belum memberi tanggapan terkait pernyataan Pemerintah Iran tersebut. Seperti diberitakan sebelumnya, otoritas Pemerintah Iran, menahan sebuah pesawat siluman AS, RQ-170 Sentinel. Pesawat tersebut dikabarkan jatuh di kilometer 225 dekat dengan perbatasan Afghanistan.

Pemerintah Amerika mengumumkan pihaknya telah kehilangan sebuah pesawat tak berawak, dimana pesawat tersebut diduga mengalami kegagalan terbang. Namun otoritas Iran menyatakan pihaknya lah yang telah membajak secara elektronik dan menyetir pesawat tersebut untuk mendarat. Menurut pemberitaan TV Press Iran, pasukan Iran kesatuan elektronik mendaratkan pesawat tak berawak pada tanggal 4 Desember saat terbang di atas kota Kashmar.

Menurut Kepala Unit Udara Garda Revolusi Iran, Brigjen Amir-Ali Hajizadeh, pesawat siluman milik Amerika tersebut jatuh ke dalam perangkap kesatuan elektronik dan berhasil mendaratkannya dengan kerusakan minimum.

Sumber : TribunNews

Obama : Kembalikan Pesawat Kami

WASHINGTON-(IDB) : Presiden Barack Obama telah meminta Iran mengembalikan pesawat tak berawak milik AS yang menurutTeheran ditembak jatuh ketika sedang terbang di wilayah udaranya.

"Kami memintanya kembali. Kami akan melihat bagaimana orang Iran menanggapi hal itu," kata Obama pada jumpa pers bersama Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki.

Pernyataan itu merupakan konfirmasi pertama yang disampaikan pemerintah Obama mengenai keberadaan pesawat tak berawak AS di tangan Iran.

"Mengenai pesawat tak berawak yang ada di dalam wilayah Iran, saya tidak akan berkomentar karena itu masalah rahasia intelijen," katanya seperti dikutip AFP.

Sejumlah pejabat intelijen AS mengatakan, pesawat yang dirancang bisa menghindari radar untuk penerbangan mata-mata itu sedang dalam misi CIA sewaktu menghilang.

4 Desember lalu Iran menembak jatuh menembak jatuh sebuah pesawat tak berawak AS RQ-170 karena melanggar wilayah udara timur negara itu dekat perbatasan dengan Afghanistan dan Pakistan.

"Satuan-satuan perang elektronik dan pertahanan udara kami berhasil mengidentifikasi dan menembak jatuh sebuah pesawat mata-mata canggih tak berawak --RQ-170-- setelah pesawat itu melanggar wilayah perbatasan timur," kata kantor berita Fars mengutip satu sumber militer.

Pesawat itu "ditembak jatuh dengan kerusakan ringan. Kini pesawat itu dikuasai pasukan kami", kata sumber itu seraya menyebut insiden itu sebagai pelanggaran wilayah yang mencolok.

RQ-170 Sentinel adalah pesawat pengintai yang keberadaannya diungkapkan pada 2009 oleh media dan kemudian dikonfirmasi oleh Angkatan Udara AS pada 2010.

Januari tahun ini, Iran mengumumkan bahwa pasukannya menembak jatuh dua pesawat tak berawak AS setelah melanggar wilayah udara Iran. Teheran  menyatakan akan memamerkan pesawat itu.

Militer dan Badan Intelijen Pusat AS secara rutin menggunakan pesawat tak berawak untuk mengawasi kegiatan militer di kawasan itu. Mereka juga dikabarkan menggunakan pesawat-pesawat itu untuk melancarkan serangan rudal ke Yaman, Afghanistan dan kawasan suku Pakistan.

Berita mengenai penembakan jatuh pesawat AS itu tersiar ketika ketegangan meningkat antara Iran dan negara-negara Barat, khususnya Inggris.

Seluruh staf diplomatik Kedutaan Besar Iran di London meninggalkan Inggris pada 2 Desember setelah diusir sebagai buntut dari penyerbuan Kedutaan Besar Inggris oleh demonstran di Teheran.

Sumber : Antara