DUMAI-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan Indonesia akan bekerja sama dengan banyak negara untuk memperkuat alat utama sistem senjata (alutsista) dan agar tidak tergantung hanya pada satu negara.
Kerja sama multinegara tersebut juga untuk antisipasi embargo dari satu negara. "Kerja sama dengan luar negeri prinsip kita adalah kepentingan negara. Dari pengalaman, kita tidak ingin hanya bergantung dari salah satu sumber," ujar Purnomo seusai membuka pameran alutsista dalam rangka memperingati hari Nusantara XII di Dumai, Provinsi Riau, Senin (12/12).
Bekerja sama dengan banyak negara seperti AS, Rusia, Korea, Inggris dan negara lain, lanjut Purnomo, merupakan strategi Indonesia untuk bisa tetap meningkatkan alutsista saat salah satu negara melakukan embargo. Indonesia masih bisa menjalankan sistem pertahanan bila diembargo oleh salah satu negara dengan tetap bekerja sama dengan beberapa negara.
Persoalannya, bekerja sama mendatangkan alutsista dengan multinegara mengharuskan Indonesia menyediakan SDM yang cukup. Namun, menurut Menhan, kendala tersebut bukan tantangan berat.
Dalam beberapa kejadian, Indonesia sudah mempraktikkan penggunaan pesawat tempur yang berbeda dari beberapa negara. Misalnya, sukoi dari Rusia, F16 dari AS, dan Hawk dari Inggris. "Itu bisa kita atasi. Prinsip kita adalah tidak tergantung pada satu negara. Dengan demikian, tidak heran di masa mendatang kita akan gunakan berbagai teknologi dari beberapa negara," ujarnya.
Namun, ujar Purnomo, Indonesia saat ini tetap menginginkan peningkatan industri pertahanan untuk kesejahteraan. "Contohnya saja pada panser buatan Pindad dan penggunaannya sudah dilakukan di Indonesia. Kita ingin alutsista kita kembangkan dan itu juga bisa membangun perekonomian negara," ujarnya.
Kerja sama multinegara tersebut juga untuk antisipasi embargo dari satu negara. "Kerja sama dengan luar negeri prinsip kita adalah kepentingan negara. Dari pengalaman, kita tidak ingin hanya bergantung dari salah satu sumber," ujar Purnomo seusai membuka pameran alutsista dalam rangka memperingati hari Nusantara XII di Dumai, Provinsi Riau, Senin (12/12).
Bekerja sama dengan banyak negara seperti AS, Rusia, Korea, Inggris dan negara lain, lanjut Purnomo, merupakan strategi Indonesia untuk bisa tetap meningkatkan alutsista saat salah satu negara melakukan embargo. Indonesia masih bisa menjalankan sistem pertahanan bila diembargo oleh salah satu negara dengan tetap bekerja sama dengan beberapa negara.
Persoalannya, bekerja sama mendatangkan alutsista dengan multinegara mengharuskan Indonesia menyediakan SDM yang cukup. Namun, menurut Menhan, kendala tersebut bukan tantangan berat.
Dalam beberapa kejadian, Indonesia sudah mempraktikkan penggunaan pesawat tempur yang berbeda dari beberapa negara. Misalnya, sukoi dari Rusia, F16 dari AS, dan Hawk dari Inggris. "Itu bisa kita atasi. Prinsip kita adalah tidak tergantung pada satu negara. Dengan demikian, tidak heran di masa mendatang kita akan gunakan berbagai teknologi dari beberapa negara," ujarnya.
Namun, ujar Purnomo, Indonesia saat ini tetap menginginkan peningkatan industri pertahanan untuk kesejahteraan. "Contohnya saja pada panser buatan Pindad dan penggunaannya sudah dilakukan di Indonesia. Kita ingin alutsista kita kembangkan dan itu juga bisa membangun perekonomian negara," ujarnya.
Sumber : MediaIndonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar