Pages

Selasa, September 20, 2011

Indonesia Amerika Akan Perkuat Kerja Sama Pertahahan

JAKARTA-(IDB) : Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat (AS) akan memperkuat dan memperluas kerja sama pertahanan dan militer, dalam mengantisipasi perkembangan lingkungan strategis regional dan global, kata Menteri Pertahanan (Menhan), Purnomo Purnomo Yusgiantoro.

Usai menerima penghargaan "Medal for Strengthening Combat Fraternity" dari Pemerintah Rusia di Jakarta, Selasa, ia mengatakan kepada ANTARA News bahwa peningkatan dan perluasan kerja sama pertahanan antarkedua negara akan menjadi bahasan utama dalam kunjungan Menteri Pertahanan AS, Leon Edward Panetta, ke Indonesia medio Oktober 2011.

"Kerja sama pertahanan dan militer kedua negara selama ini telah berjalan cukup baik, dan akan terus kita bina dan tingkatkan," katanya.

Kerja sama militer kedua negara mengalami penurunan sejak memuncaknya kasus Timor-Timur yang berakhir dengan pemisahan diri Timtim dari Republik Indonesia melalui referendum pada September 1999. Setelah itu, sebagian kalangan di AS, terutama pihak Kongres, meminta Pemerintah AS untuk tidak meneruskan kerjasama militer-militer tersebut.

Hal tersebut tercantum dalam Amandemen Leahy, sebuah amandemen yang pembuatannya dimotori oleh Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Kongres AS saat itu, Patrick Leahy. Namun, di tengah kerasnya sikap Kongres AS dalam hal ini, pemerintah AS berusaha membujuk kongres untuk membuat kelonggaran. Berbagai pembicaraan dilakukan dengan pemerintah Indonesia untuk mencapai jalan terbaik.

Setelah melalui jalan berliku, AS pun membuka kembali hubungan militer-militer dengan Indonesia termasuk memberikan kembali pelatihan bagi Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat (Kopassus) meski masih dilakukan bertahap.

Perkembangan lingkungan strategis yang dinamis baik regional maupun internasional, termasuk terorisme dan perkembangan di Laut China Selatan mau tidak mau membuat AS harus memperkuat hubungan bilateral serta multilateral dengan sejumlah negara termasuk ASEAN, khususnya Indonesia.

"Kita akan rumuskan dan formulasikan kerja sama kedua negara yang telah berjalan baik, agar lebih baik lagi," kata Purnomo.

Sumber: Antara

Rusia Lakukan Kerja Sama Join Production Alutsista Dengan Indonesia

JAKARTA-(IDB) : RI-Rusia akan melakukan kerja sama dibidang pertahanan dengan melakukan join production alat utama sistem persenjataan (Alutsista). Rencana kerja sama ini sudah disusun dalam draft perencanaan untuk ditindak lanjuti dengan negosiasi industri pertahanan Indonesia. Kerja sama ini salah satunya akan dilakukan dengan PT Pindad. 

"Kami sedang melakukan negosiasi dengan PT Pindad dan akan segera menandatangani MoU. Kami juga akan bekerja sama dengan industri pertahanan lainnya yang ada di Indonesia, tapi sekarang baru sekadar draf. Negosiasi satu langkah, dan kami berharap segera ada deal,"kata Duta Besar Rusia Alexander A. Ivanov usai penyematan medali kehormatan yang diberikan pemerintah Rusia pada Menteri Pertahanan RI di Wisma Kedutaan Besar Rusia di Jakarta,Senin (20/9).

Selain itu, tutur Ivanov, Rusia sedang melakukan negosiasi dengan PT PAL dan PT DI untuk melakukan overwhole Helikopter Mi-35.

Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro mengaku kaget atas rencana Rusia tersebut. Karenanya dia mengagumi keputusan tersebut dan menyambut dengan baik. "Saya kaget mereka mau berbicara transfer of technology dengan Pindad. Saya cukup kagum mereka ingin memproduksi bersama,"katanya.

Menhan mengharapkan, kerja sama kedua negara bisa terjalin tidak hanya dalam bidang pengadaan alutsista. Harapan terjadinya pertukaran perwira dalam bidang pendidikan dan pelatihan dalam waktu dekat akan terealisasi. "Mereka akan menerima taruna akademi militer kita. Kedua, kita akan kerja sama dalam bidang latihan bersama,"kata Menhan.

Menhan menambahkan, Rusia meminta secara khusus kerja sama dalam bidang pemberantasan terorisme. Sementara itu, Wakil Menteri Pertahanan (wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, kerja sama join production pembangunan rudal C-705 China-indonesia melalui PT Pindad akan terealisasi tahun ini. "Tahun ini realisasinya produksi bersama,"kata dia.

Sumber: Jurnas

Indonesia Rusia Gelar Latihan Militer Tahun Depan

JAKARTA-(IDB) : Kapal perang Rusia akan berlabuh di Indonesia, tepatnya di Surabaya pada 2012 untuk melakukan latihan bersama militer antara Indonesia-Rusia. Hal ini merupakan lanjutan kerja sama kedua negara yang telah disepakati sejak 2003.

“Kerja sama konkrit dengan Rusia adalah dengan melakukan latihan bersama dengan didatangkannya kapal perang Rusia ke Surabaya,” kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro usai menerima medali kehormatan untuk peningkatan kerja sama bidang pertahanan kedua negara di Kedubes Rusia di Jakarta, Selasa (20/9).

Menhan menjelaskan, kerja sama yang dilakukan di bidang pertahanan tak selalu jual beli alat utama sistem persenjataan (alutsista). “Tapi juga berupa tukar menukar perwira untuk pelatihan atau pendidikan. Karena Rusia negara besar dan kekuatan pertahanannya bisa kita jadikan pelajaran,” kata dia.

Selain itu, Rusia telah menyatakan kesiapannya untuk melakukan kerja sama pembangunan alutsista dengan skema transfer of technology.

Sumber: Jurnas

300 Personel TNI Terlibat Dalam Mako Operasi Amfibi

SURABAYA-(IDB) : Sebanyak 300 personel TNI mengikuti kegiatan latihan bersama Markas Komando Operasi Amfibi 2011 di Pusat Latihan Kapal Perang, Kolatarmatim, Ujung, Surabaya, 20-23 September 2011.

Latihan yang dibuka Komandan Komando Pendidikan dan Latihan (Kodiklat) TNI, Mayjen TNI M Sochib di Surabaya, Selasa, diikuti unsur pimpinan dan pembantu pimpinan dalam suatu Komando Operasi Tugas Gabungan dan Komando Satuan Taktis.

Hadir dalam pembukaan latihan, antara lain Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksmana Muda TNI Ade Supandi dan Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Danlantamal) V Laksamana Pertama M Atok Urrahman.

"Latihan ini untuk mengasah keterampilan dalam proses pengambilan keputusan militer, guna merumuskan konsep rencana operasi gabungan dan operasi taktis," paparnya.

Ditemui usai membuka latihan, Sochib mengemukakan bahwa kegiatan ini juga melatih unsur pimpinan TNI dalam pengendalian operasi melalui "Tactical Floor Game", Table Game dan "Tactical Air Manuvre Game".

"Selain di Koarmatim, latihan serupa juga digelar di kesatuan TNI AD dan AU. Kegiatan di Koarmatim ini, untuk mewujudkan suatu rencana operasi terhadap kemungkinan munculnya ancaman di wilayah timur NKRI," ucapnya, menambahkan.

Ia menuturkan, selain latihan markas komando, Mabes TNI juga mengagendakan latihan bersama di lapangan yang melibatkan unsur kekuatan dari tiga angkatan pada November dan Desember 2011.

Namun, latihan perang bersama itu tidak dalam skala besar, karena hanya setingkat kompi dengan melibatkan sekitar 3.000 personel TNI.

"Skala latihan bersama nanti tidak terlalu besar karena hanya setingkat kompi dari tiga unsur kekuatan TNI, yakni darat, laut dan udara. Latihan skala besar diagendakan tahun berikutnya," tutur Mayjen TNI Sochib.

Ia mengatakan, latihan perang akan dimulai dengan gladi posko pada November dan dilanjutkan gladi lapangan yang berlangsung pertengahan Desember.

"Kegiatan latihan bersama ini bertujuan meningkatkan kemampuan dan kesiapan personel TNI dalam menghadapi tugas pengamanan wilayah NKRI dari berbagai ancaman," ujarnya.

Sumber: Antara

Para Pakar Pesawat Indonesia Yang Sukses Di Perusahaan Pesawat Boeing

BANTEN-(IDB) : Dari 30-an orang Indonesia yang bekerja di Boeing, banyak yang menduduki posisi vital. Siapa saja mereka?

Mimpi buruk itu menghampiri Agu­ng H Soehedi seiring dengan ter­jadinya serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat. Pria kelahiran Te­manggung, Jawa Tengah, 8 Mei 1963 tersebut harus kembali ke­hi­langan pekerjaan.

Ya, tragedi yang menewaskan lebih da­ri tiga ribu jiwa itu membuat banyak orang menghindari transportasi udara. Aki­batnya, permintaan pesawat me­nurun drastis dan itu memaksa Boeing, pabrik pesawat tertua di dunia yang berbasis di Seattle, Amerika Serikat, tem­pat Agung bekerja selepas dari IPTN (Industri Pesawat Terbang Nu­santara, kini PT Dirgantara Indonesia-red), mesti merumahkan banyak kar­yawan. Agung termasuk salah satunya.

Karena sudah membawa istri dan em­­pat anaknya boyongan ke Seattle, Agung pun mesti memutar otak untuk bertahan hidup. Alumnus Itenas, Ban­dung, yang keluar dari IPTN sebelum pabrik pesawat terbang satu-satunya di Asia Tenggara itu kolaps akibat krisis moneter, itu pun akhirnya rela bekerja apa saja untuk menafkahi keluarga.

Menjadi tukang cuci mobil, sopir shuttle bus, pengatur dan pembuat taman, tukang memperbaiki rumah, hingga mendirikan perusahan perumahan, semuanya pernah dia jalani. Nah, pada usaha terakhirnya itu Agung menemukan peruntungan. “Usaha saya dan partner maju,” katanya.

Tapi, tetap saja kesuksesan itu tak mampu meng­hapus kecintaan Agung kepada dunia aeronautika. Meski dua kali menga­lami pengalaman pahit, ketika pada 2006 Boeing menawarinya untuk bekerja lagi se­iring pulihnya pasar pesawat, Agung tak butuh waktu panjang untuk mengiya­kan. “Partner saya tak mau melepas, tapi saya bersikeras kembali ke Boeing,” ujarnya.

Pilihan itu terbukti tepat. Di industri pe­sawat yang didirikan William Boeing itu karir Agung terus menanjak, meski bis­nis bersama sang partner tadi tetap di­jalankan. Kini alumnus SMAN 3 Ban­dung tersebut menduduki jabatan struc­tural analysis engineer. Pesawat produksi Boeing yang pernah ditangani sektor stress analysis-nya adalah Boeing 737 dan Boeing 757.

Agung adalah satu di antara sekitar 30 orang Indonesia yang kini berkarir di Boeing. Mayoritas jebolan IPTN alias PT DI. Mereka tersebar di berbagai depar­temen. Bukan hanya di urusan teknis, tapi ada juga yang bekerja di bagian keuangan.

Dari ke-30 orang itu, tak sedikit pula yang menduduki posisi bergengsi atau berpengaruh karena skill yang mereka miliki. Agung, misalnya, ketika hendak dipindah ke pembuatan Boeing 777, dengan tegas menolak. “Saya bilang mau keluar kalau dipaksa pindah,” kisahnya. “Bos saya bilang, sama sekali tak ter­pikir­kan Anda keluar dari Boeing,” lanjutnya.

Itu menunjukkan kapasitas dan kualitas Agung yang sangat dihargai di Boeing. Sama halnya dengan Tonny Soeharto. Lulusan ITB 1982 itu menduduki posisi lead engineer-MB production support engineering Boeing 777. Pada pembuatan pesawat berbadan lebar untuk pener­bangan lintas benua yang sangat diminati pasar itu, Tonny dipercaya menjadi pim­pinan di salah satu bagian yang vital. “Tak terbayangkan kita orang Indo­nesia mem­bawahi orang-orang Amerika di Boeing. Alhamdulillah, itu bisa kami capai di sini,” kata Tonny dengan mata ber­kaca-kaca.

“Mereka respek dan menghargai ke­mampuan kita, orang Indonesia. Saya juga dengan bangga bilang sebagai alum­nus IPTN,” lanjut pria yang mem­persunting gadis asal Bangkalan, Madura, itu.

Agung dan Tonny memang sama-sama mengakui bahwa apa yang mereka capai saat ini tak lepas dari latar belakang pengalaman mereka di IPTN. Bekerja di perusahaan yang identik dengan mantan Pre­siden BJ Habibie itu sangat berjasa dalam pembentukan kualitas dan ka­pa­bilitas. Dengan kata lain, IPTN telah menempa mereka hingga memiliki kualitas dunia untuk bidang teknologi pembuatan pesawat. “Di sini (Boeing), menyebut IPTN tidak meragukan. Memudahkan untuk diterima,” kata Agung dan Tonny yang ditemui di tempat terpisah di Seattle.

Bukan alumnus IPTN pun tak kalah mem­banggakan prestasinya. Misalnya, Bramantya Djermani. Dia kini menjadi satu-satunya orang Indonesia yang terlibat dalam pembuatan pesawat Boeing tercanggih, Boeing 787 Dreamliner.

Dreamliner menggunakan bahan dasar komposit. Pesawat itu paling ringan di antara semua jenis pesawat komersial yang pernah ada dan paling hemat bahan bakar. Meski belum dilepas ke pasaran, pesanan kepada Boeing sudah menum­puk, mencapai 800-an. “Untuk saat ini masih dalam tahap persiapan,” kata Bram yang langsung bekerja di Boeing be­gitu lulus dari University of Foledo, Ohio.

Dalam pembuatan pesawat berjuluk Boeing Next Generation itu, Bram me­me­gang jabatan industrial engineer. “Saya berusaha menjalankan tugas de­ngan sebaik-baiknya. Untuk karir saya, dan mudah-mudahan menyumbang bagi nama baik Indonesia,” katanya.

Atas kemampuan masing-masing, orang-orang Indonesia di Boeing rata-rata sudah hidup mapan di negeri Paman Sam. Gaji pokok mereka berkisar USD 200.000 per bulan (sekitar Rp 1,86 miliar). Itu belum termasuk tunjangan dan penghasilan tambahan lain-lain.
Agung, contohnya, punya dua rumah yang megah. “Rumah saya seperti jadi tempat berkumpul mahasiswa asal In­donesia dan tempat penitipan barang-barang mereka,” katanya saat menjamu penulis di salah satu rumahnya di ka­wasan Way, Kent, Washington.

Tonny juga sudah berhasil menuntaskan kuliah anak tertuanya di University of Washington (UW), Seattle. Si sulung yang beristrikan perempuan Vietnam itu kini mengikuti jejak ayahnya sebagai engineer. Anak kedua memilih jurusan arsitek di perguruan tinggi yang sama. “Alhamdulillah, kami juga terus berusaha mem­bantu siapa saja anak Indonesia yang kuliah di sini (Seattle dan sekitar­nya),” ujar Tonny.

Di luar Agung, Tonny, dan Bram, masih ada Kholid Hanafi yang berada di bagian pembuatan Boeing 737 dan Maurita Sutedja yang berkarir di departemen ke­uangan. Sulaeman Kamil, mantan direktur teknologi IPTN dan pernah menjadi asisten Menristek, kepala BPPT, juga bekerja di Boeing. “Intinya, kami semua bangga,” kata Bram. “Kami mem­buktikan bahwa orang Indonesia tidak kalah dengan warga Amerika atau bang­sa-bangsa lain di dunia,” lanjutnya.

Namun, di balik kebanggaan itu juga tersembul kegundahan. “Sedih karena semua kemampuan iptek yang kami mi­liki tak bisa dikembangkan atau dipakai di Tanah Air,” kata Tonny.

“Potensi dan kemampuan anak-anak Indonesia tak kalah. Sayang ndak bisa diaplikasikan di Tanah Air. Tidak ada ruang dan wadah yang cocok bagi pe­ne­rapan dan pengembangan teknologi dir­gantara di Indonesia,” tambah Bram.

Kalau saja IPTN tak kolaps dan konsistens mengem­bangkan produksi seperti CN315, N250, dan N2130, Agung yakin perusaha­an pelat merah itu akan menguasai pasar yang kini dikangkangi ATR. ATR adalah anak perusahaan saingan Boeing, Airbus, yang bermarkas di Toulouse, Prancis.

Sumber: RadarBanten

Koarmabar Menerima Pengalihbinakan Dua KRI Dari Koarmatim

JAKARTA-(IDB) : Perairan kawasan barat terdapat jalur yang digunakan sebagai lalu lintas kapal-kapal internasional diantaranya melalui Selat Malaka, Selat Singapura dan laut Natuna. Disamping itu, berbatasan langsung dengan lima negara mulai dari India, Thailand, Malaysia, Singapura dan Vietnam.

Demikian dikatakan Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda TNI Didit Herdiawan, MPA., MBA., pada upacara peresmian alih bina dua Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) masing-masing KRI Sutanto nomor lambung 377 dan KRI Tjiptadi nomor lambung 381 yang masuk dan memperkuat jajaran Koarmabar, di dermaga Tanjung Priok Jakarta Utara, Senin (19/9).

Lebih lanjut Pangarmabar Laksamana Muda TNI Didit Herdiawan, MPA., MBA., mengatakan, alih bina ini merupakan salah satu cara untuk mendispersikan unsur-unsur dalam rangka efektivitas efisiensi dan pengoptimalisasian kinerja organisasi utamanya bagi Koarmabar dalam pelaksanaan operasi penegakan kedaulatan negara di laut dan mensiagakan unsur dalam penanganan reaksi cepat di seluruh wilayah perairan kawasan barat Indonesia serta dalam rangka mengantisipasi bentuk gangguan keamanan laut termasuk dalam mendukung search and rescue (SAR).

Konstelasi geo-ekonomi global yang terus berkembang mempunyai pengaruh terhadap transportasi antar benua dan negara salah satu diantaranya adalah “laut” menjadi primadona transportasi bagi kelancaran kegiatan ekonomi, baik di lingkup nasional, regional bahkan internasional. Oleh karena itu keadaan ini memberikan dampak semakin ramainya lalu lintas pelayaran di perairan kawasan barat Indonesia, sehingga tidak menutup kemungkinan adanya peningkatan pelanggaran dan kejahatan yang terjadi di laut, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Untuk mengatasi segala bentuk permasalahan dan pemanfaatannya, maka dibutuhkan kehadiran unsur-unsur KRI dalam bentuk patroli keamanan laut dengan jumlah dan kapasitas yang memadai.

Dengan demikian alih bina KRI bagi jajaran Koarmabar sangatlah tepat untuk membantu mengatasi kebutuhan operasional wilayah perairan kawasan barat, baik yang berhubungan dengan Operasi Militer Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP).

Pangarmabar Laksamana Muda TNI Didit Herdiawan, MPA, MBA., lebih lanjut mengatakan pengalihbinaan ini bukan hanya sekedar penambahan kekuatan namun harus dapat didayagunakan secara optimal. Untuk itu harus diikuti dengan peningkatan dukungan logistik dan fasilitas pemeliharaan yang secara keseluruhan meliputi sarana dan prasarana, sehingga alih bina ini dapat diaplikasikan dalam melaksanakan tugas yang diemban oleh Koarmabar.

Pangarmabar menegaskan kepada seluruh jajaran Koarmabar untuk mengoptimalkan tugas-tugas operasi yang dilaksanakan secara terkoordinasi dan terintegrasi sehingga terwujud sinegi atas kerja yang pada akhirnya dapat mewujudkan komitmen bersama bagi kejayan Angkatan Laut.

KRI Sutanto – 377 dengan Komandan Mayor Laut (P) Budi Santoso dan KRI Tjiptadi – 381 dengan Komandan Mayor Laut (P) Anung Sutanto sebelumnya merupakan KRI yang termasuk di jajaran Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) sejak hari ini di alih binakan untuk memperkuat jajaran Koarmabar.

Upacara peresmian dua KRI tesebut dihadiri Komandan Gugus Tempur Laut Koarmabar (Danguspurlaarmabar) Laksamana Pertama TNI Achmad Taufiqoerrochman, M, SE., Komadan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Danlantmal) III Jakarta Brigjen TNI (Mar) Arief Suherman, Para Pejabat Teras Koarmabar dan Komandan Satuan di jajaran Koarmabar.

Sumber: Koarmabar

Menhan Terima Penghargaan Dari Rusia

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Purnomo Yusgiantoro menerima medali kehormatan untuk Penguatan Kerja sama Pertahanan dari Pemerintah Rusia. Medali ini diberikan atas jasa-jasa Purnomo dalam meningkatkan kerja sama kedua negara di bidang pertahanan. 

Medali yang dilengkapi sertifikat ini diberikan oleh Duta Besar Rusia Alexander A. Ivanov di Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, Selasa (20/9). “Medali kehormatan ini tidak hanya untuk saya, tapi juga seluruh staf di Kementerian Pertahanan yang membantu saya,”kata Purnomo Yusgiantoro.

Purnomo menyatakan, dirinya sangat bangga menerima penghargaan ini. Dia berharap, hubungan baik yang terbina antara kedua negara dapat ditingkatkan lagi di masa mendatang. “Tidak hanya dalam hal-hal kecil, tapi juga hal besar untuk melakukan kerja sama bersama,”katanya.

Dia menambahkan, kerja sama yang dapat dilakukan antara kedua negara tidak hanya dalam pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) tapi juga dalam bidang pendidikan dan pelatihan.

Sumber: Jurnas

TNI Segera Bangun Lebih Dari Tiga skuadron Tempur Baru

JAKARTA-(IDB) : Kementerian Pertahanan mencanangkan untuk membangun sedikitnya tiga skuadron udara baru menyusul akan ada penambahan pesawat tempur dalam jumlah besar.

Salah satu daerah yang diproyeksikan adalah di wilayah Kalimantan Timur. Saat ini Kemhan telah menjalin kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur untuk mendukung program tersebut serta sejumlah perencanaan lain menyangkut penguatan pertahanan di perbatasan. Nota kerja sama ditandatangani antara Sekjen Kemhan Marsekal Madya (Marsdya) TNI Erris Heryanto dan Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak di Kantor Kemhan,Jakarta,kemarin.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, besar kemungkinan akan dibangun satu skuadron udara di wilayah Kalimantan Timur. Saat ini Indonesia telah memiliki skuadron Hawk di Pekan Baru dan Kalimantan Barat, Sukhoi di Makassar,dan F-16 di Madiun.“Kita akan punya baby F-16 yaitu T-50 Golden Eagle dari Korea Selatan, kemudian Super Tucano untuk counter insurgency.

Ini akan kita tata karena memang salah satu flash point yang kita waspadai adalah daerah perbatasan,” ungkapnya seusai penandatanganan nota kerja sama kemarin. Meskipun akan fokus di daerah perbatasan, skuadron itu tidak akan berada pada jarak yang terlalu dekat dengan negara lain.“Kalau terlalu dekat juga tidak baik.Tapi,kita bisa menjangkau dengan cepat.

Seperti tadi di lapangan terbang yang terletak di tengah antara Kalimantan Barat dengan Kalimantan Timur yang setiap saat bisa dipakai tidak hanya pesawat tempur, tapi juga pesawat transportasi untuk pembangunan infrastruktur,” urainya. Purnomo mengaku telah memperhitungkan berapa jumlah skuadron udara yang akan dibangun dan di mana saja lokasinya. Namun, mantan Menteri ESDM ini enggan untuk menerangkan secara lebih detail.“Tidak pas untuk disebutkan di sini.

Cukup banyak, lebih dari tiga skuadron,” kata dia. Gubernur Awang Faroek mengungkapkan, pihaknya siap dan merasa wajib untuk membantu penguatan pertahanan di Kalimantan Timur karena wilayah ini berbatasan langsung dengan negara lain, Malaysia. Ada tiga kabupaten dengan total 15 kecamatan di provinsi tersebut yang berbatasan dengan luar negeri.

“Panjang perbatasan 1.038 kilo meter. Sudah menjadi tekad kita bersama daerah perbatasan itu menjadi beranda NKRI.Namanya beranda, harus dibuat bagus,” katanya. Awang menyebut ada tiga landasan yang dibenahi agar bisa digunakan untuk mendaratkan pesawat dengan ukuran besar seperti Hercules milik TNI.Landasan itu juga diharapkan bisa mencapai panjang 2.500-3.000 meter agar dapat dijadikan landasan bagi pesawat tempur TNI Angkatan Udara.

“Dana untuk tiga landasan itu lebih dari Rp40 miliar di Kerayan, Rp8 miliar di Long Nawan, dan nilai serupa di Datah Dawai,”ungkap dia. Selain untuk mendukung pesawat-pesawat milik TNI Angkatan Udara, landasan itu juga diharapkan dapat mendorong laju pertumbuhan ekonomi wilayah setempat. Selama ini minimnya infrastruktur membuat harga-harga di sana melambung tinggi dan banyak komoditi yang akhirnya dijual ke Malaysia karena akses ke negeri jiran itu lebih baik.

“Jadi, arus barang dan jasa bisa semakin baik. Proses sudah dimulai tahun ini kita sudah anggarkan melalui APBD dan usulkan ada TMMD (tentara manunggal membangun desa) berskala besar,”paparnya. Selain landasan, Pemprov Kalimantan Timur juga akan membeli sejumlah helikopter yang akan dihibahkan bagi TNI.

“Untuk helikopter saja dananya Rp120 miliar. Jenis helikopter yang dibeli kita sesuaikan dengan standar kepentingan TNI.Tim sudah memilih Heli Bell-412 sesuai standar TNI.Kebetulan TNI juga pesan helikopter sejenis,”urai Awang. 

Sumber: Sindo

Panglima TNI: Jangan Ragu Berantas Terorisme

YOGYAKARTA-(IDB) : Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan masalah terorisme jangan dianggap sebagai masalah ringan. Oleh karena itu, tidak boleh ragu untuk memberantas aksi-aksi dan kelompok terorisme.

Demikian sambutan tertulis Panglima TNI yang disampaikan Gubernur Akademi Angkatan Udara, Marsekal Muda TNI Bambang Samoedro saat bertindak sebagai inspektur upacara 17-an di Lapangan Dirgantara Ksatrian AAU Yogyakarta, Senin (19/9) seperti dilansir dalam siaran pers Bagian penerangan Akademi Angkatan Udara yang diterima Jurnal Nasional.

Panglima TNI juga menyampaikan beberapa persoalan yang saat ini mengemuka di Tanah Air. Diantaranya masalah separatisme di Papua dan terjadinya kerusuhan di Kota Ambon baru-baru ini. Tantangan tersebut harus dihadapi dengan semangat kebersamaan sebagai kunci keberhasilan dalam menghadapi setiap tantangan maupun melawan usaha yang mencoba mendisintegrasikan bangsa.

Memasuki triwulan ketiga program kerja tahun 2011, Panglima TNI menginginkan agar sasaran yang telah di tetapkan dalam program kerja tahun ini harus dapat diselesaikan dan dicapai secara optimal. Panglima TNI juga mengingatkan untuk menghindari pelaksanaan tugas yang sekedar asal jadi atau ala kadarnya.

Panglima TNI juga menekankan agar setiap perilaku prajurit TNI tetap berpedoman dalam melaksanakan kehidupan dengan iman dan taqwa, menjunjung tinggi nilai semangat kebangsaan, menumbuhkembangkan kebersamaan dan kekeluargaan agar terwujud soliditas kehidupan prajurit. Selain itu, prajurit TNI juga diminta untuk meningkatkan kepekaaan, kecermatan dalam melihat setiap perkembangan situasi yang terjadi.

Untuk itu, perlu menentukan langkah antisipasi dan memelihara konsistensi kesungguhan keja keras yang dilandasi rasa tanggung jawab dalam melaksanakan setiap tugas.

Sumber: Jurnas

Menhan: Pengadaan Alutsista Jangan Bebani APBN

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro menegaskan pinjaman luar negeri untuk pengadaan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI jangan memberatkan APBN.

“Walau kami bukan masuk tim ekonomi tentu berharap tidak membebani APBN,”kata Purnomo dalam keterangan persnya di Kantor Presiden usai rapat kabinet terbatas bidang Polhukam.

Rapat kabinet terbatas yang dipimpin Presiden SBY itu membahas rencana pengadaan Alutsista TNI dengan Pembelanjaan Pinjaman Luar Negeri tahun 2010-2014. Yang akan dilihat efektivitas, bahwa pagu Rp 99 tiliun dari APLN (Anggaran Pinjaman Luar Negeri US$ 6,5 miliar jatuhnya Rp 66,5 triliun. Tidak semuanya Rp 66,5 triliun itu terpakai semua.

“Sekarang kan sudah maju anggaran tahun 2012, 2013, 2014. Kira-kira efektif terpakai kurang dari itu dan sudah dihitung oleh Bappenas dan Menkeu,” katanya.

Oleh karena itu, anggaran pembelajaan akan berkurang sekitar Rp 4,4 miliar. Dari Rp 4,4 miliar ini diharapkan bisa menanfaatkan dana dalam negeri atau dari SUN.

Sumber: Jurnas

Purnomo Tanggapi Penolakan Pencairan APBNP Kemhan

JAKARTA-(IDB) : Menanggapi penolakan pencairan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) oleh Komisi I, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan selama anggaran belum keluar, pikiran apapun boleh dikemukakan termasuk perbedaan dalam pengajuan anggaran.

"Pikirankan boleh (berbeda), tapi ini kan belum dilaksanakan. Anggarannya juga belum keluar. Surat otoritas uangnya pun belum ada," kata Purnomo usai menandatangani kesepakatan kerjasama Kemhan dan Kaltim di Kemhan, Senin (19/9).

Menhan menjelaskan, counter part Kemhan adalah Komisi I sedangkan Kemkeu dari panitia anggaran. “Yang kami tahu angkanya 2,485 triliun. Tapi waktu kami bicarakan di komisi I, kan ada kemungkinan itu naik ke panggar (panitia anggaran). Kami sudah tidak ikut lagi,”katanya.

Menanggapi perbedaan alokasi anggaran untuk alutsista, sebesar 600 miliar antara yang diterima Komisi I dan Kemkeu, Menhan menjawab surat otorisasi uang belum ada dan belum diimplementasikan. “APBNP baru saja digodok, belum diimplementasikan. Jadi belum bisa dikatakan ada perubahan,”katanya.

Kemhan, kata Purnomo, tidak mempermasalahkan rincian anggaran tersebut, tapi lebih pada total anggaran. “Kami tetap berpegang pada 2,485 triliun. Soal 2,485 itu beda antara komisi I dan Keuangan karena yang ini mengikuti Panggar, yang ini ikut komisi I, itu yang harus diklarifikasi,”jelasnya.

Dia menambahkan, terdapat banyak kesepakatan antara Kemhan dengan Komisi I.

Sumber: Jurnas

Kaltim Hibahkan Helikopter Dan Lahan Untuk Kemenhan

JAKARTA-(IDB) : Pemerintah Kabupaten Kalimantan Timur menghibahkan helikopter dan lahan untuk pembangunan markas dan landasan pesawat TNI di wilayah perbatasan Kalimantan.

Hari ini, Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro dan Gubernur Kalimantan Timur, Awang Faroek Ishak menandatangani nota kesepahaman tentang Hibah dan Pinjam Pakai Barang Milik Negara atau Daerah untuk memenuhi kebutuhan markas komando, daerah latihan TNI serta landasan helikopter, dan bandara. Total nilai investasi pemda ini mencapai Rp. 56 miliar.

Infrastruktur tersebut akan dibangun di daerah dekat perbatasan Indonesia-Malaysia, yaitu Nunukan, Malinau, dan Kutai Barat yang berbatasan langsung dengan Sabah dan Serawak. Wilayah perbatasan ini sepanjang 1038 kilometer dengan 15 kecamatan.

Tidak hanya lahan, pemda Kaltim juga menghibahkan Rp. 120 miliar bagi pembelian helicopter TNI jenis Bel-412. Jumlah helikopter yang dibeli dipasrahkan pemda pada Kemenhan.

Pemda Kaltim bertekad menjadikan wilayah perbatasan sebagai beranda Indonesia dengan pendekatan pertahanan keamanan. “Namanya beranda kan harus dibuat bagus,” kata Awang usai penandatanganan MoU di kantor Kemenhan.

Selain itu, motif ekonomi juga jadi latar belakang pemberian hibah ini. Dengan bertambahnya infrastruktur, pemda Kaltim berharap lalu lintas orang dan barang ke wilayah perbatasan tadi akan meningkat. Saat ini citra kawasan perbatasan identik dengan daerah tertinggal dan terpencil.

Padahal, menurut Awang, wilayah itu punya potensi. Misalnya, masyarakat memiliki surplus beras yang akhirnya dibawa ke Malaysia karena kendala distribusi ke dalam negeri. “Semen sekarang di sana harganya satu juta rupiah per sak,” tambahnya. Dengan adanya infrastruktur bandara nantinya, ia ingin menekan harga-harga barang di Kaltim.

Purnomo menimpali soal pengembangan wilayah perbatasan ini. “Yang berani berangkat ke sana kan biasanya TNI. Uji coba dulu oleh kami dengan pesawat tempur dan Hercules,” ujar dia terbahak. Pihaknya mendukung upaya kerjasama pemda Kaltim ini. Purnomo menyebut, Kemenhan akan menggunakan dana rupiah murni tahunan milik kementerian guna menindaklanjuti inisiatif pemda tersebut. 

Sumber: Tempo

Sekarang Pesawat Tempur Turki Identifikasi Israel Sebagai Musuh

ANKARA-(IDB) : Turki telah mengembangkan sistem baru untuk jet tempur F-16 buatan Amerika Serikat, yang memungkinkan mereka untuk pertama kalinya menargetkan sasaran Israel, laporan mengatakan.
 
Sistem Identification Friend of Foe (IFF), suatu sistem identifikasi yang dirancang untuk komando dan kontrol, telah dikembangkan oleh Industri Elektronik Militer Turki (ASELSAN). Sistem baru ini akan menggantikan versi Amerika, yang selama ini digunakan jet tempur F-16 Turki, surat kabar Turki, Star Gazete melaporkan pada hari Selasa (13/9).

Sistem buatan Amerika yang ada di pesawat F-16 mengidentifikasi semua sasaran Israel sebagai "teman", sehingga mencegah jet tempur Turki menembaki sasaran Israel secara otomatis, bahkan meskipun pilot Turki diberi komando untuk menembaki mereka, kata laporan itu.

Sistem baru, bagaimanapun, akan memungkinkan Turki untuk menentukan musuh-musuhnya sendiri, kata laporan tersebut.

IFF Turki akan dipasang pada semua jet tempur Turki, kapal militer dan kapal selam dalam waktu dekat.

Laporan ini mencatat bahwa sistem IFF baru telah dikembangkan sewaktu meningkatnya ketegangan antara Ankara dan Tel Aviv.

IFF buatan Amerika, mengkategorikan semua target Israel, bersama target NATO, sebagai "teman", meskipun secara fakta bahwa Israel bukan negara anggota NATO. 

Sumber: Irib

Angkatan Udara Indonesia-Jepang Jajaki Kerja Sama

JAKARTA-(IDB) : Angkutan Udara Indonesia dan Angkatan Udara Jepang sepakat untuk saling menjajaki beragam kerja sama yang dapat dilakukan angkatan udara kedua negara.

Kesepakatan itu terungkap dalam pertemuan antara Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat dan Kepala Staf Angkatan Udara Jepang Jenderal Shigeru Iwasaki di Jakarta, Senin.


Pada pertemuan tertutup itu, Kasau Imam Sufaat menyampaikan kemungkinan kerja sama saling tukar menukar taruna dan perwira angkatan udara kedua negara.


Menanggapi itu, Kasau Jepang Jenderal Shigeru Iwasaki mengatakan akan ada pembicaraan lanjutan baik tingkat pimpinan maupun pada tingkat menengah. Selain itu, kedepan perlu diadakan pembicaraan lanjutan tentang latihan bersama antara kedua Angkatan Udara.


Selain menjajaki kemungkinan beberapa kerja sama antarangkatan udara, kedua pimpinan angkatan udara itu juga saling menyampaikan terima kasih atas bantuan yang diberikan kedua pihak saat salah satu negara mengalami bencana alam .


Kasau Imam Sufaat menyampaikan terima kasih atas bantuan Pemerintah Jepang pascabencana tsunami Aceh pada 2004. Begitu pun Kasau Jepang menyampaikan terima kasih atas bantuan Pemerintah Indonesia saat Negeri Matahari Terbit itu tertimpa tsunami yang melumpuhkan sarana, prasarana umum dan sosial.

Sumber: Antara

US Navy Orders Two More DDG 1000 Destroyers

DT-(IDB) : The U. S. Navy has awarded General Dynamics Bath Iron Works, a subsidiary of General Dynamics, a $1.8 billion contract for the construction of DDG 1001 and DDG 1002, the next two ships in the Zumwalt-class program. DDG 1001 is scheduled to be delivered in December 2015 and DDG 1002 is scheduled to be delivered in February 2018.

"This contract enables us to maintain a strong base of quality shipbuilding jobs in Maine and continue our contributions to sustaining the U.S. Navy fleet," said Jeff Geiger, president of Bath Iron Works. "It provides Bath Iron Works with a healthy backlog of work and reflects the Navy's continued commitment to the DDG-1000 program, as well as their confidence in our ability to build and deliver all three ships of this class."

Geiger said, "Winning this work is a result of our commitment to operational excellence and to finding more efficient, affordable ways to operate in every part of our business. It gives us the opportunity to continue introducing new and innovative ways to build capable ships for the Navy."

"We appreciate all the support the Maine Congressional delegation has provided to this program. Their commitment to national defense and their advocacy on behalf of the workers of Maine has been a crucial factor," Geiger said.

The first ship in the class, DDG-1000, is over 50 percent complete and is scheduled to be delivered in 2014. The DDG-1000 Zumwalt-class destroyer is the U.S. Navy's next-generation, guided-missile naval destroyer, leading the way for a new generation of advanced multi-mission surface combat ships. The ships will feature a low radar profile, an integrated power system and a total ship computing environment infrastructure. Armed with an array of weapons, the Zumwalt-class destroyers will provide offensive, distributed and precision fires in support of forces ashore.

Work is already underway at the Bath, Maine, shipyard on DDG 1001 and DDG 1002. Congress previously approved funding for advanced procurement and initial construction of these ships. Bath Iron Works is the lead designer and builder for the program which employs approximately 5,400 people.
Source: Defencetalk

Turki Terima Radar NATO, Iran Tagih Rudal S-300 Rusia

TEHRAN-(IDB) : Menteri Pertahanan Iran Jenderal Ahmad Vahidi mengatakan Senin (19/9) bahwa Rusia harus memenuhi komitmen yang dibuat sebelumnya terkait penyerahan rudal S-300 ke Iran.
 
"Kami percaya bahwa perjanjian itu harus dilaksanakan sesuai dokumen kesepakatan dan ini merupakan masalah independen, yang tidak ada hubungannya dengan hal lain," ujar Vahidi.

Kepada kantor berita IRNA, Vahidi menjelaskan situasi terbaru tentang kesepakatan sistem pertahanana rudal S-300. Ia meminta para pejabat Rusia untuk mengadopsi pendekatan yang tepat, yang akan mengarah pada implementasi penuh perjanjian tersebut.

Mengacu pada penyebaran sistem perisai rudal di Turki, Vahidi mengatakan bahwa langkah itu tidak menguntungkan negara-negara regional dan tidak bisa dibenarkan.

"Kami menganggap itu sebagai langkah yang sangat berbahaya," tegasnya.

Turki telah setuju untuk menjadi tuan rumah sebuah sistem radar sebagai bagian dari sistem perisai rudal NATO, yang seolah-olah dimaksudkan untuk menangkal ancaman rudal balistik dari Iran.

Sumber: Irib

Kopaska Latihan Menembak Bersama Navy Seal

SURABAYA-(IDB) : Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL meningkatkan kemampuan menembak di Lapangan Tembak Koarmatim Ujung Surabaya sebagai bagian dari Latihan Bersama  Flash Iron 11-02 JCET antara Kopaska TNI AL dan US Navy Seal.

Keterangan pers dari Dinas Penerangan Armatim yang diterima ANTARA di Surabaya, Senin, melaporkan latihan kemampuan menembak (Markmanship) itu dilaksanakan dengan tiga tahap yaitu pelajaran di kelas, teori di lapangan dan praktek (Drill) di Lapangan Tembak.

Dalam kegiatan itu, Kopaska dan Navy Seal saling tukar menukar pengalaman tentang limu dan kemampuan menembak sesuai yang mereka kuasai. Salah seorang dari tim Navy Seals memaparkan tentang dasar (Basic), prosedur dan teori menembak yang dilaksanakan oleh tim Seals.

Paparan itu disampaikan Jhon yang merupakan seorang pelatih dan sekaligus Sniper tim Seals 17 yang bermarkas di San Diego Amerika Serikat. Latihan teori pertama tentang kemampuan menembak dengan sejata laras pendek jenis Pistol.

Praktik menembak dengan Pistol dilaksanakan secara bergantian antara Kopaska dan Navy Seal dengan jarak kurang lebih lima meter dengan menggunakan Pistol jenis Sig Sawer.

Sumber: Antara

Senjata Nuklir Israel, Ancaman Perdamaian Dunia

TEL AVIV-(IDB) : Senjata nuklir rezim Zionis Israel telah meningkatkan prospek untuk sebuah bencana nuklir, yang mengancam bangsa-bangsa regional, kata seorang analis kepada Press TV.
 
Senjata nuklir Israel bahkan mengancam kota-kota Eropa serta semua negara-negara regional yang jatuh dalam jangkauan rudal Tel Aviv, ujar Ralph Schoenman, penulis buku The Hidden History of Zionism pada hari Ahad (18/9).

"Kapasitas nuklir Israel dirancang untuk meneror bangsa regional dan pemerintah negara-negara kawasan dengan prospek sebuah serangan nuklir pre-emptive oleh Tel Aviv," tambah Schoenman.

Dia membuat pernyataan setelah Organisasi Eropa untuk Riset Nuklir (CERN), mengumumkan pada Jumat bahwa mereka telah mengakui Israel sebagai anggota asosiasi dan afiliasi pertama non-Eropa.

"Dalam hal itu, Israel didukung dan difasilitasi secara rahasia oleh militer Amerika Serikat dan sekarang CERN Eropa hanya menambahkan legitimasi dengan fakta-fakta di lapangan," jelas Schoenman.

Aktivitas nuklir militer Israel telah menciptakan kekhawatiran serius pada tingkat global. Kebanyakan konferensi regional dan internasional senantiasa menegaskan bahwa aktivitas nuklir militer Israel sebagai ancaman serius bagi keamanan kawasan dan dunia. 

Hasil aktivitas nuklir ilegal Israel adalah produksi dan penimbunan sejumlah besar hulu ledak nuklir di Palestina pendudukan.

Sejak tahun 1958, ketika Israel mulai membangun reaktor plutonium Dimona dan fasilitas pengolahan uranium, secara diam-diam telah memproduksi puluhan hulu ledak nuklir. 

Rezim itu kini tercatat sebagai pemilik tunggal senjata nuklir di Timur Tengah. Israel juga penghalang terbentuknya kawasan Timur Tengah, yang bebas dari senjata nuklir.

Sumber: Irib