JAKARTA-(IDB) Pemerintah jangan menunda-nunda lagi menyehatkan sejumlah industri strategis seperti PT Dirgantara Indonesia (DI), PT PAL, PT Pindad, dan PT Merpati Nusantara Airline.
Penegasan itu disampaikan Ketua Komisi VI DPR, Airlannga Hartarto, dalam rapat kerja antara Komisi VI DPR dengan Menko Perkonomian, Hatta Radjasa, Menneg BUMN, Mustafa Abubakar, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Armida Alisyahbana di Jakarta, Senin (4/7).
Airlangga mengatakan, penyertaan modal pemerintah kepada PT DI sebesar Rp 7,5 triliun sudah masuk APBN 2012. "Selain PT DI penyertaan modan nasional juga untuk PT PAL, PT Pindad, dan semuanya masuk dalam APBN 2012," kata dia.
Sedangkan anggota Komisi VI DPR dari Fraksi PDI-P, Hendrawan Supratikno, revitalisasi industri strategis jangan dijadikan slogan pemerintah semata.
Hendrawan mengatakan, di hampir di semua negara maju, industri strategis merupakan industri yang diandalkan dalam membangun ekonomi bangsa, tetapi sayang di Indonesia industri strategis justru industri yang patut ditangisi. "Hal ini terjadi karena pemerintah tidak serius mengelola industri-industri ini," kata Guru Besar Ekonomi dari Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah ini.
Menurutnya, penyertaan modal nasional untuk industri strategis selama ini sia-sia belaka karena penyertaan dana ini tidak dilakukan pengawasan dan punishment dari pemerintah kepada para direksi. "Penyertaan modal hanya untuk moral hazard saja," kata dia.
Ia menegaskan,revitalisasi industri strategis artinya ada sinergisitas dengan industri nasional lainnya. Selain itu ada penyertaan modal nasional, serta dilakukan pengawasan dan punishment dari pemerintah.
Senada anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Golkar, Lily Azjudirja, mengatakan, industri-industri strategis tidak maju karena pemerintah selalu buat janji namun realisasi kosong. Lily menyayangkan, PT Dirgantara Indonesia (DI) yang hampir mati saat ini karena pemerintah belum memberi perhatian. "Karyawan PT DI saat ini gajinya sebulan diterima dua kali dan sudah demikian dipotong pula. Ini karena krisis keuangan," kata dia.
Sementara itu Hatta Radjasa dalam presentasinya mengatakan, penyehatan industri strategis nasional merupakan prioritas pemerintah ke depan. Sebab industri strategis punya kaitan langsung dengan kedaulatan negara. "Kalau industri strategis maju maka penggunaan manufaktur juga meningkat," ungkap Ketua Umum PAN itu.
Sumber: SuaraPembaruan