Pages

Jumat, April 29, 2011

Kemenhan Bangun Pusat Kontra Terorisme

SLEMAN-(IDB) :Menhan Purnomo Yusgiantoro mengatakan Kementerian Pertahanan saat ini sedang membangun sebuah fasilitas cukup besar dan luas yang akan berfungsi sebagai pusat sistem operasi untuk kegiatan kontra terorisme (counter terorism). ''Tempatnya di Sentul (Bogor) akan dinamai sebagai four-in-one. Tempatnya hanya satu jam dari Jakarta,'' kata Purnomo, Jumat (29/04).

Menhan berbicara kepada wartawan usai menutup ASEAN Defence Senior Officials' Meeting (ADSOM) and the ASEAN Defense Senior Officials' Meeting Plus (ADSOM Plus) yang diselenggarakan di Hotel Hyatt Yogyakarta, 27-29 April. Tempat itu, kata Purnomo, nantinya akan menjadi tempat pusat pelatihan dan penggulangan berkaitan dengan sistem operasi terhadap kegiatan-kegiatan kontra terorisme, dan juga operasi-operasi militer berkaitan dengan bidang kesehatan dan penanggulangan bencana alam.

Dijelaskannya, juga tempat itu juga akan menjadi pusat pemantauan dan pengolahan data yang berkaitan dengan kegiatan kontra terorisme, bagaiamana eksekusinya, serta juga bagaimana post eksekusinya. Di tempat itu, katanya, nantinya juga akan disiapkan aparat keamanan setingkat satu batalion yang bisa segera diturunkan untuk menghadapi tindakan terorisme -- stand-by force.

Purnomo mengatakan, berbicara tentang ancaman terorisme harus dilihat dalam koridor yang lebih luas lagi, bukan hanya bagaiamana kalau tindakan teror itu sudah terjadi, juga menyangkut bagaiamana sistem deteksi dininya. Menurut dia, saat ini menyangkut tindakan setelah aksi teror itu terjadi, bisa dilakukan oleh kepolisian dengan Densus 88-nya ataupun dengan bantuan detasemen-detasemen khusus yang ada di tiga angkatan di lingkup TNI.

Namun, lanjutnya, berbicara kontra terorisme, kasus NII ataupun kasus-kasus seperti bom buku atau rencana pemboman gereja di Serpong, tak bisa dilihat secara hanya dari sisi kejadiannya semata, tapi juga harus dilengkapi dengan bagaiamana usaha-usaha deteksi dininya.

Berbicara tentang kontra terorisme, katanya, juga harus disertai dengan bagaiamana melakukan usaha-usaha pencegahan agar persoalan itu tak terulang lagi, artinya juga menyangkut upaya-upaya deradikalisasi dan proses pembinaan rehabiliatasi para pelaku-pelaku teror.

Jadi katanya, permasalah kontra terorisme ini harus dilakukan secara total food ball dengan melibatkan semua eksponen masyarakat, bukan hanya oleh aparat keamanan dan kepolisan. ''Jadi perlu terintegrasi, juga dengan keikutsertaan tokoh-tokoh agama dan masyarakat secara keseluruhan,'' tandas Purnomo.

Menurut Purnomo, berkaitan dengan pertemuan ADSOM dan ADSOM Plus di Yogya ini, Indonesia dan Amerika dipercaya sebagai leading sector dalam penyusunan draf kerjasama dalam bidang kontra terorisme dalam lingkup negara-negara anggota ASEAN dan mitra lainnya seperti Amerika Serikat, Australia, China, India, Jepang, Korea Selatan, Rusia dan Selandia Baru. 

Sumber: Republika

Paskhas Latihan Peralatan Baru eropong Malam NVG PM-1

Teropong malam DNVG-PM1 buatan Paulson Internasional, Jerman
BANDUNG-(IDB) : Guna menunjang kelancaran tugas yang diemban Korpaskhas, bertempat di Gedung Simulator QW-3 Wing III Paskhas, para prajurit Korpaskhas yang berjumlah sekitar 30 orang yang berasal dari seluruh satuan jajaran, Jumat (28/4), mendapatkan pelatihan penggunaan peralatan baru dengan jenis NVG PM-1. Alat yang merupakan produksi Jerman ini baru digunakan oleh satuan khusus TNI termasuk Korpaskhas.

"Peralatan NVG PM-1 akan langsung dioperasikan ke seluruh satuan jajaran Paskhas dan termasuk Satuan Khusus Detasemen Bravo-90 Paskhas," kata Asisten Logistik Korpaskhas Kolonel Tek Wahyu Laksito.
Alat NVG PM-1, yang lebih dikenal sebagai teropong malam ini selain praktis dan efisien juga memiliki keunggulan yang tidak merepotkan prajurit dalam penggunaannya maupun perawatannya. "Keunggulan alat ini memiliki daya jangkau sekitar 150 meter, menggunakan hanya dengan satu baterai yang tahan lama, perolehan gambar lebih jernih dan terang dibandingkan dengan alat sejenisnya," katanya.
Alat lama hasil perolehan gambar berwarna kuning kehijau-hijauan, sedangkan jenis NVG PM-1 ini penglihan hasil Hitam Putih dengan hasil gambar yang tajam dan jernih.
Sumber: Poskota

KRI Frans Kaisiepo-368 Melaksanakan Latihan Boarding Exercise

Boarding Exercise: Tim VBSS  KRI Fans Kaisiepo-368 Melakukan Pengejaran Pada Kapal  FGS Hyaene P6130 Yang dicuruigai Membawa Sejata Ilegal Saat Latihan Boarding Exercise di Zone 1 Center Lebanon.
BEIRUT-(IDB) : Dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan Units/unsur yang tergabung dalam Maritime Task Force/UNIFIL sesuai dengan mandat yang tertuang dalam UNSCR (United Nations Resolution Council Resolution) 1701 dan 1937 (perbaruan Resolusi 1884) yaitu mencegah masuknya senjata illegal dan bahan terkait lainya ke Lebanon serta memberikan berbagai latihan kepada LAF- Navy, maka perlu diadakan berbagai latihan baik dengan LAF-N maupun sesame Unsur MTF, salah satunya seperti Boarding Exercise atau VBSS (Visit, Boarding, Search, and Seazure).

Setelah melaksanakan pemantapan prosedur VBSS (Visit, Boarding, Search and Seazure) pada tanggal 25 April 2011, Tim VBSS (Visit, Boarding, Search, and Seazure) KRI Fans Kaisiepo-368 melaksanakan latihan pemeriksaan senjata illegal dengan skenario  FGS Hyaene P6130 sebagai kapal yang dicurigai (suspected ship). Pada latihan tersebut Komandan FGS Hyaene P6130 memainkan peran langsung sebagai nahkoda kapal dengan dibantu tiga orang anggotanya dengan menjalankan realistic scenario sebagai kapal yang dicurigai (suspected ship).

Pada latihan pemeriksaan kapal tersebut ditemukan 2 pucuk senjata laras panjang AK-47dan senjata tajam lainya yang disembunyikan di ruang mesin.

Latihan pemeriksaan kapal yang dilaksanakan di Zone 1 Center tersebut bertujuan memelihara dan meningkatkan kemampuan tim VBSS (Visit, Boarding, Search, and Seazure) KRI Frans Kaisiepo-368 dalam rangka melaksanakan MIO (Maritime Interdiction Operation) sesuai mandat yang tertuang dalam UNSCR (United Nations Resolution Council Resolution) 1701, bila sewaktu-waktu aksi ini diperlukan terutama pemeriksaan terhadap kontak permukaan sebagai “suspected vessel” (terdapat di dalam Abakus List) dan berada di Lebanon Teritorial Waters serta atas permintaan LAF-Navy. 

Pada pelaksanaan VBSS (Visit, Boarding, Search, and Seazure) harus didampingi Perwira/personel LAF-Navy dan dilaksanakan oleh Flag ship/ MIO Cdr atas persetujuan dari CTF.448.Demikian yang dijelaskan oleh Komandan KRI Frans Kaisiepo-368 selaku Komandan Satgas Maritime Task Force Konga XXVIII-B/UNIFIL, Letkol Laut (P) Wasis Priyono, ST. 

Sumber: Koarmatim

Rasex KRI Frans Kaisiepo-368 Dengan Tcg Bartin F 504

KRI Frans Kaisiepo-368 dengan TCG Bartin F 504 Saat melaksanakan tugas Maritime Interdiction Operation (Operasi Pengamanan Maritime) dalam satuan tugas Maritime Task Force/UNIFIL di AMO
BEIRUT-(IDB) : Dalam rangka melaksanakan tugas Maritime Interdiction Operation (Operasi Pengamanan Maritime) dalam satuan tugas Maritime Task Force/UNIFIL di AMO (Area of Maritme Operation), unsur-unsur kapal dituntut mempunyai endurance (ketahanan) di laut dalam waktu tertentu. Hal inilah yang mendorong KRI Frans Kaisiepo-368 bersama unsur-unsur Maritime Task Force/UNIFIL melaksanakan UNREP/RASEX (Underway Replenishmnet/Replenishment At Sea).

UNREP/RASEX (Underway Replenishment/Replenisment At Sea Exercise) adalah suatu metode pembekalan bagi unsur di laut yang memungkinkan suatu unsur ataupun gugus tugas untuk tetap berada di laut dalam jangka waktu yang lama untuk mendukung pelaksanaan operasi.

Endurance (ketahanan) di laut merupakan suatu keterbatasan bagi TG 448.03 yang terdiri atas kapal-kapal yang berukuran kecil (patrol boat),sheltering (berlindung dari cuaca buruk). Hal tersebut selanjutnya mendorong TG 448.01 yang terdiri atas kapal-kapal besar (frigate dan corvette) dengan sustainability terhadap sea state yang lebih baik untuk memperpanjang durasi patroli guna mengisi kekosongan di AMO (Area of Maritime Operation). Untuk merespons tuntutan tersebut pada tanggal 27 April 2011 dilaksanakan latihan UNREP/RASEX (Underway Replenishment/Replenisment At Sea) antara KRI Frans Kaisiepo-368 dengan TCG Bartin F 504. terlebih dikaitkan dengan seringnya cuaca buruk yang menyebabkan kapal-kapal kecil sering melaksanakan

Latihan yang diawali dengan “peran pembekalan di laut” tersebut yang dilaksanakan  pada pukul 13.00-14.00 LT di Zone 1 Center AMO (Area of Maritime Operation), KRI Frans Kaisiepo-368 bertindak sebagai OCS (Officer Conducting Serial) yang mempunyai tugas dan tanggung jawab mengendalikan latihan. Dalam latihan UNREP/RASEX (Underway Replenishment/Replenishment At Sea)mailbag transfer/lightjackstay berupa pengiriman plakat dan cindera mata sebagai tanda persahabatan antara KRI Frans Kaisiepo-368 dengan TCG Bartin F 504 yang tergabung dalam Maritime Task Force/UNIFIL. kali ini dimanfaatkan  

Melalui latihan tersebut dapat tercermin team work dan profesionalisme, mulai dari pengendalian kapal (ship handling) saat manuver mendekat (approach maneuver), kecakapan Tim RAS sampai dengan disiplin suatu kapal, latihan ini juga bertujuan   meningkatkan mutual cooperation (kerja sama)  dan relationshipMaritime Task Force/UNIFIL lebih erat lagi seperti yang dijelaskan oleh Komandan KRI Frans Kaisiepo-368 Letkol Wasis Priyono,ST. (hubungan) antar unsur yang tergabung dalam

Latihan UNREP/RASEX ini untuk melengkapi serial latihan selama melaksanakan delapan hari on task(Maritime Interdiction Operation) Commander. sebagai MIO

Sumber: Koarmatim

RASEX KRI FRANS KAISIEPO-368 Dengan HS XENOS P27

BEIRUT-(IDB) : Satgas Maritime Task Force/UNIFIL pertama kali dibentuk pada tahun 2006 oleh Dewan Keamanan PBB dengan mengeluarkan Resolusi 1701 yang merupakan pilar utama pelaksanaan mandat tersebut. Satgas Maritime Task Force/UNIFIL dibentuk atas permintaan pemerintah Lebanon setelah terjadinya konflik bersenjata.

Unsur-unsur Maritime Task Force/UNIFIL terdiri dari gabungan kapal perang baik dari negara NATO maupun NON-NATO. Dengan silih bergantinya unsur-unsur yang tergabung dalam Satuan tugas Maritime Task Force/UNIFIL, berbagai latihan dilaksanakan guna menjalin koordinasi dan meningkatkan mutual cooperation diantara unsur-unsur yang tergabung dalam MaritimeTask Force/UNIFIL diantaranya latihan UNREP/RASEX (Underway Replenishment/Replenishment At Sea Exercise).

Hal ini dilaksanakan untuk mendorong unsur-unsur Maritime Task Force/UNIFIL yang terdiri dari kapal-kapal frigate dan corvette supaya mempunyai sustainabilty yang baik untuk memperpanjang durasi patroli guna mengisi kekosongan di AMO (Area of Maritime Operation). Menyikapi hal tersebut maka dilaksanakan UNREP/RASEX (Underway Replenishment/Replenishment At Sea) bersama dengan unsur-unsur Maritime Task Force/UNIFIL yang bertujuan untuk melatih metode pembekalan bagi unsur di laut yang memungkinkan suatu unsur ataupun gugus tugas untuk tetap berada di laut dalam jangka waktu yang lama untuk mendukung pelaksanaan operasi.

Endurance (ketahanan)di lautmerupakan suatu keterbatasan bagi TG 448.03 (Task Group 448.03) yang terdiri dari atas kapal-kapal yang berukuran kecil (patrol boat),pada saat menghadapicuaca buruk di laut Mediterannean.

Hal tersebut selanjutnya mendorong TG 448.01 yang terdiri dari atas kapal-kapal besar (fregate dan corvette) dengan sustainability terhadap sea state yang lebih baik untuk memperpanjang durasi patroli guna mengisi kekosongan di AMO (Area of Maritime Operation). Untuk merespon tuntutan tersebut pada tanggal 26 April 2011 dilaksanakan UNREP/RASEX (Underway Replenishment/Replenishment At Sea) antara KRI Frans Kaisepo-368 dengan HS Xenos P27 (Yunani).

Latihan yang diawali dengan “peran tempur bahaya udara” tersebut dilaksanakan pada pukul 11.00-12.00 LT di Zone 1 Center, KRI Frans Kaisiepo-368 bertindak sebagai OCS (Officer Conducting Serial) yang mempunyai tugas dan tanggung jawab mengendalikan latihan. Pada latihan ini dilaksanakan 2 sortie yaitu: Sortie yang pertama Mailbag Transfer melalui pertukaran barang berupa cindera mata dan plakat sebagai tanda persahabatan antara KRI Frans Kaisiepo-368 dengan HS Xenos P27 yang tergabung dalam Maritime Task Force/UNIFIL dan sortie yang kedua hanya pada Station Keeping saja.


Sumber: Koarmatim

KRI Oswald Siahaan-354 Loading Unloading Misile Yakhont

Truck Pengangkut Rudal Yakhont Dari Arsenal Saat melakukan loading dan unloadind KRI Oswald Siahaan-354 di Dermaga PT. PAL Indonesia
SURABAYA-(IDB) : Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Oswald Siahaan (OWA)-354 melakukan loading dan unloadind misile Yakhont di Dermaga PT. PAL Indonesia Jum’at (29/04). Pengisian Peluru Kendali (Rudal) kedalam peluncurnya yang ada diatas kapal perang itu melibatkan personel KRI Oswal Siahaan dan Dinas Materiil Senjata Dan Elektronika (Dissenlekal) Markas Besar Angkatan Laut (Mabesal) yang ada di Surabaya serta PT. PAL dengan mengerahkan berbagai macam peralatan yang dimiliki untuk mendukung kegiatan tersebut.

Peluru kendali yang terpasang diatas KRI OWA ada empat peluncur (Louncher) dengan posisi horizontal di sebelah lambung kanan dua buah peluncur dan lambung kiri juga dua peluncur. Saat ini Peluncur yang diisi dengan Combat Misile (CM) adalah Louncher nomor tiga yang berada disebelah lambung kanan geladak kapal perang tersebut. Sedangkan peluncur yang di lepas (Unloading) adalah launcher nomor dua yang berada di sebelah lambung kiri. Selanjutnya CM beserta Lounchernya yang diunloading akan disimpan di Gudang Senjata (Arsenal) untuk dilakukan perawatan terhadap sistem dan komponen yang terdapat pada Rudal itu.

Diantara keempat peluncur rudal yang terpasang diatas kapal perang itu salah satunya terdapat (Tecnologycal Misil) atau dalam istilah amunisi adalah peluru Dummy atau peluru untuk latihan. Namun dalam sistim rudal yakhont peluru dummy yang ada di atas KRI tidak dapat meluncur dan tidak memiliki peledak (War Head). Tecnologycal misile hanya berguna untuk mengecek kesiapan Fire Control System (FCS) sebelum rudal itu ditembakkan dari kapal perang. Idealnya Rudal yakhont dapat disimpan dalam peluncur yang berada di KRI selama maksimal tujuh tahun dengan melakukan pemeriksaan (Cek Out Equitment) secara rutim setiap tiga tahun sekali.




Peluru kendali buatan Russia itu terpasang diatas KRI Oswald Siahaan-354 sekitar tahun 2008 dan merupakan senjata pamungkas yang dimiliki oleh TNI AL yang masuk dalam Alat Utama Sistim Persenjataan (Alutsista) TNI. Rudal ini menjadi salah satu komponen Sistim Senjata Armada Terpadu (SSAT) guna memperkuat TNI AL dalam melakukan operasi tempur laut guna melindungi dan menegakkan kedaulatan wilayah laut Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sekilas tentang Yakhont dibuat di pabrik senjata yang terletak dikota Roztock Moscow Russia. Saat ini hanya tiga Negara yang memiliki Rudal Yakhont yaitu Russia sebagai Negara produsennya, India dan Indonesia. Bahkan di Negara India rudal ini dinamai Brahmos yang diproduksi didalam negeri dengan berbagai varian yaitu untuk sasaran kapal-kapal permukaan, sasaran darat dan sasaran pesawat udara.
Rudal Yakhont dapat diluncurkan dari atas kapal perang, kapal selam, kendaraan darat bahkan dari pesawat tempur yang dilengkapi dengan sensor yang terpadu antar combat misile dengan Fire Control System yang dipasang secara khusus pada pesawat tempur. Rudal Yakhont memiliki jarak Jangkau 300 km.

Sumber: Koarmatim

Diperkirakan Jatuhnya Pesawat Latih TNI AU Unsur Human Error

Menhan RI Purnomo Yusgiantoro
YOGYAKARTA-(IDB) :  Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengaku masih menunggu hasil penyelidikan atas penyebab jatuhnya pesawat latih jenis Glider G-661 milik TNI AU di Berbah Sleman, Kamis (28/4/2011).

Purnomo pun berharap masyarakat tidak berspekulasi terkait penyebab kecelakaan tersebut sebelum ada hasil penyelidikan yang kini tengah dilakukan. "Mengenai pesawat latih, mesti hati-hati. Jangan sampai setiap terjadi tabrakan atau kecelakaan yang disalahkan adalah kendaraannya atau alutsistanya. Mungkin ada penyebab lain. 

Salah satunya human error atau mungkin ada hal lain yang kita belum tahu karena sekarang masih dilakukan penyelidikan," kata Menhan di Yogyakarta, Jumat (29/4/2011), saat menghadiri ASEAN Defence Senior Official Meeting (ADSOM).

Pada kesempatan tersebut, Menhan juga mengatakan, pihaknya telah meminta agar diteliti saksama tentang penyebab kecelakaan tersebut. "Apakah karena tali yang menghubungkan antara Glider dan Cesna itu tidak bisa lepas? Kenapa Glider bisa patah? Dan sebagainya," kata Purnomo.
"Itu semua menjadi wilayah tim teknis untuk melakukan penyelidikan dan itu semua tidak ada kaitannya dengan alutsista," tegas Menhan.
Meski begitu, Menhan mengakui pembangunan alutsista mengalami ketertinggalan selama 12 tahun terakhir. Bahkan, sejak terjadi krisis moneter tahun 1998, industri pertahanan Indonesia diberhentikan. "Kami menyadari itu, hingga pada tahun 2011 industri pertahanan ditempatkan pada prioritas pertama. Kami ingin ngebut dan mengatasi ketertinggalan itu," tegas Menhan.

Sumber: Kompas

Polri Gelar Pasukan Pengamanan KTT ASEAN

JAKARTA-(IDB) : Kepolisian RI akan melaksanakan gelar pasukan pengamanan penyelenggaraan KTT ke-18 ASEAN 2011 di Jakarta pada 4 hingga 8 Mei mendatang.

"Kita akan ada gelar pasukan yang rencananya pada hari Minggu (1/5)," kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Polri, Kombes Pol Boy Rafli Amar di Jakarta, Jumat.

Pengamanan akan mengerahkan personel Polri dari Polda Metro Jaya dan dibantu dari Mabes Polri, ujarnya.

Namun Boy belum menyebutkan jumlah pasukan pengamanan dari personel Polri yang dikerahkan dan tempat dimana persisnya tempat dilaksanakan gelar pasukan.

"Pengamanan adalah tugas kepolisian, akan berjalan dan baik, tidak perlu ada yang dikhawatirkan. Demikian pula bila ada pengunjuk rasa akan tertib," kata Boy.

Sementara itu, Menteri Keuangan Agus Martowardoyo mengatakan, anggaran untuk penyelenggaraan ASEAN sudah turun kepada setiap kementerian.

"Saya rasa semua sudah siap. Itu dibagi atas kementerian-kementerian. Yang kemarin itu belum teralokasi adalah untuk Kemenkominfo, dan sekarang sudah disiapkan. Jadi secara umum sudah siap," tuturnya.

Sedangkan Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring mengatakan, anggaran yang disiapkan pemerintah untuk kementeriannya yang bertugas sebagai humas bagi media massa selama KTT ASEAN adalah Rp4 miliar.

Anggaran itu, menurut dia, termasuk untuk penyelenggaraan KTT ASEAN dan KTT EAS di Bali pada November 2011.

TNI juga meningkatkan kesiapsiagaan Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) untuk mendukung pengamanan penyelenggaraan KTT ke-18 ASEAN 2011.

Kohanudnas beserta perkuatannya akan tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Wilayah Udara (Satgaspamwilud) dengan Panglima Kohanudnas sebagai Komandan Satgaspamwilud.

Kesiapsiagaan itu ditinjau langsung Kepala Staf Umum TNI Letjen TNI Suryo Prabowo selaku Ketua Koordinator Bidang Pengamanan/ Komandan Komando Operasi Pengamanan (Koopspam) TNI KTT ke-18 ASEAN, di Markas Kohanudnas, Kamis (29/4).

"Satgaspamwilud dalam pelaksanaannya akan menyiagakan pesawat tempur sergap dan helikopter serta satuan radar untuk mendeteksi seawal mungkin kemungkinan ancaman dan gangguan di wilayah udara nasional selama pelaksanaan KTT ke-18 ASEAN," kata Letjen Suryo.

Sumber: Antara

"Indonesian Observer Team" Terus Dipersiapkan

Tentara Kamboja bersiaga di lokasi candi sengketa
YOGYAKARTA-(IDB) : "Indonesian Observer Team" atau semacam pasukan perdamaian yang akan diberangkatkan untuk menengahi konflik perbatasan antara Kamboja dan Thailand masih terus digodok.

"Keberadaan tim tersebut harus benar-benar jelas, termasuk berapa titik, jumlah personel dan tingkat tanggung jawab yang harus diemban," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro usai membuka ASEAN Defence Senior Officials Meeting (ADSOM) Plus di Yogyakarta, Jumat.

Konflik antara Kamboja dan Thailand tersebut terjadi di daerah perbatasan. Pascapecahnya konflik pertama, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengarahkan agar konflik tersebut diselesaikan dalam keluarga besar ASEAN.

Indonesia sebagai ketua ASEAN telah melakukan pertemuan di Bogor, Jawa Barat untuk membahas pedoman penanganan, salah satunya mengirimkan pasukan perdamaian ke wilayah perbatasan.

Namun demikian, lanjut Purnomo, pengiriman pasukan perdamaian tersebut tidak dapat dilakukan apabila kedua belah pihak yang berseteru tidak menerima kehadiran pasukan perdamaian yang disebut "Indonesian Observer Team".

"Jika kedua negara yang berkonflik menolak, maka tim tidak bisa berada di sana," lanjutnya.

Purnomo menambahkan, konflik perbatasan antara Kamboja dan Thailand kini semakin melebar ke arah timur dengan jarak sekitar150 kilometer (km).

"Pelebaran konflik ini juga menjadi pembahasan dalam pedoman yang diajukan Indonesia. Apakah ke wilayah pelebaran konflik tersebut perlu ada pasukan. Jika perlu, maka jumlahnya harus ditambah," katanya.

Pertemuan antara panglima pasukan kedua negara, lanjut Purnomo juga menjadi salah satu langkah positif dalam upaya perdamaian antara kedua negara.

"Kami akan menunggu. Jika kedua negara menyepakati pedoman yang sudah dibuat, maka Indonesian Observer Team akan langsung berangkat," katanya. 

Sumber: Antara

Menhan Buka Pertemuan ADSOM 2011 Di Yogyakarta

YOGYAKARTA-(IDB) :  Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, membuka pertemuan pejabat senior pertahanan tingkat ASEAN (ASEAN Defence Senior Officials Meeting) Plus di Hotel Hyatt, Yogyakarta, Jumat (29/4).

Dalam pertemuan tersebut, selain negara-negara ASEAN, delapan negara mitra ASEAN ikut serta, antara lain Amerika Serikat, Australia, New Zealand, India, Cina, Rusia, Jepang, dan Korea Selatan.


Beberapa isu yang dibahas dalam pertemuan ini adalah kerja sama counterterrorism, maritime security, peacekeeping operations, military medicine, dan humanitarian assistance and disaster relief.


Pertemuan ini merupakan pertemuan c Plus pertama di Yogyakarta. Acara ADSOM telah berlangsung sejak di Yogyakarta, Rabu (27/4).


"Pertemuan-pertemuan ini nantinya akan dilaporkan kepada pertemuan tingkat menteri pertahanan ASEAN pada tanggal 19-20 Mei di Jakarta," ungkapnya. 

 

Pesawat Tempur Siluman Penguasa Udara Dulu, Sekarang Dan Masa Datang

Pesawat F-117 Nighthawk AS yang telah pensiun.
KOMPAS-(IDB) : Sejak Perang Teluk 1991, dunia militer dibuat terpesona oleh kekuatan udara. Seolah membenarkan apa yang dulu diramalkan.

Para penganjur kekuatan udara, seperti Giulio Douhet, William Mitchell, atau Alexander de Seversky, pernah meramalkan, perang dapat dimenangi oleh kekuatan udara. Meski tak semuanya sepakat, apa yang terjadi dewasa ini membesarkan keyakinan itu.

Pesawat siluman F-22 Raptor AS
AS, Rusia, dan Perancis, serta kemitraan Inggris-Italia-Jerman-Spanyol, memperlihatkan capaian mengesankan dalam pembuatan jet tempur pada pengujung abad ke-20. Namun, ingin jadi yang paling unggul di udara, AS memelopori pembuatan jet tempur yang lebih canggih lagi, melibatkan teknologi stealth, yang membuat pesawat tak bisa atau amat sulit dideteksi oleh radar lawan.

Setelah mewujudkan dalam pesawat F-117 Nighthawk (yang kini sudah dipensiun), AS kini mengoperasikan pesawat keunggulan udara paling maju di dunia, yakni F-22 Raptor.

Pesawat siluman Sukhoi Pak Fa T-50
Rusia, yang menjadi seteru utama semasa Perang Dingin, sebenarnya juga tak mau kalah. Ia juga punya program jet tempur canggih, seperti Su-47 Berikut atau Su-37, yang punya kemampuan membelok-belokkan dorongan jet (thrust vectoring), yang menambah kelincahan manuvernya.

Kemarin kita baca di harian ini, China juga mengembangkan jet siluman yang diberi kode J-20. Langkah China masuk akal karena tanpa didukung oleh pesawat paling mutakhir, yang dikategorikan sebagai pesawat tempur generasi kelima, percuma saja kekuatan yang ada.

Pesawat siluman J-20 produksi China
Kita juga tidak bisa mengabaikan semua perkembangan di atas, yaitu munculnya jet canggih tidak kasatradar dan juga keyakinan akan semakin pentingnya kekuatan udara. Hanya saja, pada sisi lain, kita juga paham bahwa program apa pun menyangkut kekuatan udara selalu mahal. Jangankan F-22 yang harganya sekitar Rp 2,7 triliun sebuahnya, untuk membangun satu skuadron Sukhoi Su-30 yang sebuahnya sekitar Rp 450 miliar dengan senjata lengkap saja kita sudah terengah-engah.

Namun, di tengah kendala yang ada, kita tetap harus serius memikirkan masalah ini karena meski ada tesis bahwa perang menjadi semakin mahal dan tak terjangkau oleh kebanyakan negara, irasionalitas bisa muncul sewaktu-waktu. 

Pesawat siluman KF-X kerjasama Indonesia-Korsel
Dan, manakala hal semacam itu terjadi, kekuatan udara diyakini akan memainkan peran menentukan.
Kini, meski masih diliputi pro-kontra, kita juga punya program mengembangkan sendiri kemampuan membuat pesawat tempur bersama dengan Korea Selatan. Kita menempuh langkah itu, mengingat di dunia praktis tidak ada negara—di luar negara-negara yang bersekutu—yang bersedia berbagi teknologi kedirgantaraan militer yang dikembangkan dengan biaya mahal.

Sumber: Kompas

PACS Menghasilkan Kerjasama antara NCB Indonesia dan NCB Inggris

JAKARTA-(IDB) : Kepala Pusat Kodifikasi Badan Sarana Pertahan Kementerian Pertahanan  RI (Kapuskod Baranahan Kemhan), Marsekal Pertama, M.Yunus, kamis (28/4), menutup Pacific Area Cataloguing Seminar ke 13 yang telah dilaksanakan selam 3 hari di Jakarta.
 
Seminar yang dihadiri oleh 43 delegasi  dari 22 negara peserta ini menghasilkan  satu kesepakatan kerjasama antara National Codification Bureau (NCB) Indonesia dengan NCB Inggris.

"Kerjasama dengan NCB Inggris ini dilakukan mengingat banyak peralatan militer produk Inggris yang kita gunakan, dengan adanya kerjasama ini diharapkan kita dapat mengakses data dan melakukan  pertukaran informasi sehingga  dapat memudahkan dalam sistem pembinaan material yang digunakan khususnya di jajara TNI," ungkap Kapuskod.
Sumber: DMC

Tantangan Operasi Militer Di Somalia

JAKARTA-(IDB) : Sejak MV Sinar Kudus disandera pembajak Somalia 16 Maret lalu, berkembang keinginan di Tanah Air untuk menggunakan kekuatan TNI dalam membebaskan ABK freighter yang dioperasikan maskapai pelayaran PT Samudera Indonesia (Samin).

Sepertinya, desakan itu besar kemungkinannya dapat direalisasikan mengingat proses negosiasi antara manajemen perusahaan yang didirikan oleh tokoh pejuang Almarhum Soedarpo Sastrosatomo dan para lanun Somalia dinilai bertele-tele.

Di samping itu, dukungan terhadap opsi operasi militer telah mengalir dari Malaysia dan Singapura. Sebelumnya, sebagaimana diungkapkan oleh Panglima TNI Agus Suhartono kepada media  massa, India sudah menawarkan bantuan untuk melakukan operasi penyelamatan bersama.

Pertanyaannya kini, apakah opsi operasi militer merupakan upaya terbaik dalam pembebasan ABK dari cengkeraman para perompak? Kira-kira, apa saja tantangan yang akan menghadang TNI dalam menggelar pasukan di Somalia?

Perompakan Somalia, seperti perompakan di Selat Malaka, Jamaika dan berbagai tempat lainnya di dunia, sejatinya merupakan sebuah bisnis; perusahaan pelayaran dan pembajak sama-sama mendapat untung. Yang buntung hanya pelautnya.

Menurut International Maritime Organization (IMO), jika dihitung sejak 1995, saat ketika statistik perompakan mulai dikumpulkan untuk pertama kalinya oleh International Maritime Bureau/IMB, lebih dari 350 pelaut telah meregang nyawa akibat perompakan. Ini berarti lebih-kurang 30 pelaut meninggal tiap tahunnya karena aksi ini.

Pendataan perompakan di dunia memang paling banyak dilakukan oleh organisasi nirlaba tersebut melalui Piracy Reporting Center (PRC) di Kuala Lumpur. IMO hanya tinggal mengutipnya saja. Selain IMB, pendataan, paling tidak untuk kawasan Asia, juga dilakukan oleh Information Sharing Center atau ISC yang berbasis di Singapura.

Lembaga ini merupakan ”anak” dari Regional Cooperation Agreement on Combating Piracy and Armed Robery  against Ships in Asia, dikenal dengan singkatan ReCAAP yang digagas pada 2001 oleh PM Junichiro Koizumi dari Jepang. Selain negara anggota Asean, India, Bangladesh, Cina, Sri Lanka dan Korea Selatan juga merupakan anggota dari perjanjian tersebut. Sayang, Indonesia tidak masuk dalam klab ini.

Sebagaimana diketahui, pemilik atau operator kapal-kapal yang berlayar di laut lepas (high seas) melindungi aset mereka dengan berbagai skim asuransi, di antaranya hull and machineries dan P&I atau protection and indemnity.

Jika kapal-kapal itu berlayar di kawasan berbahaya seperti Somalia atau Selat Malaka, perlindungan pun ditambah dengan asuransi war-risk surcharge. Pemilik barang pun juga tidak ketinggalan dalam mengasuransikan kargo yang mereka kirim. Bagaimana dengan pelaut? Mereka hanya mendapat perlindungan asuransi standar seperti kecelakaan dan kesehatan. Tidak atau belum ada skim asuransi untuk mereka ketika melintasi kawasan rawan.

Ketika sebuah kapal dibajak, skim asuransi yang melindungi kapal maupun barang tadi bisa diklaim oleh pemilik atau operator kapal dan pemilik barang. Seandainya tidak dirompak, premi yang sudah bayarkan kepada perusahaan asuransi besar kemungkinannya akan hangus. Di sini para bajak laut telah membantu maskapai pelayaran dan pemilik barang dalam menarik kembali dana yang sudah dikeluarkan. Karena itu, negosiasi merupakan pilihan yang paling bijak dalam melepaskan kapal dan awaknya.

Operasi militer
Dalam konteks seperti itu, opsi penggunaan kekuatan senjata, mulai dari mempersenjatai ABK, menyiagakan pasukan keamanan swasta di atas kapal hingga operasi militer sesungguhnya dapat merusak simbiosis mutualisme yang ada antara perompak dan perusahaan pelayaran. Bahkan, melaporkan bahwa kapal telah dibajak kepada instansi keamanan dapat menimbulkan dampak terhadap ”kerja sama” tadi.

Jika pemerintah jadi mengirimkan pasukan untuk membebaskan ABK MV Sinar Kudus, menurut sejumlah media massa malah sudah dikerahkan, ada sejumlah permasalahan yang akan menghadang. Pertama, mengingat kapal tersebut sudah berada di dalam perairan teritorial Somalia, pengiriman pasukan TNI dapat dinilai sebagai bentuk invasi oleh negara itu. Operasi pasukan komando AL Korea Selatan dalam menyelamatkan MV Samho Jewelry menjadi cerita sukses karena kapalnya masih berada di perairan internasional (hot pursuit).

Kedua, pengerahan pasukan TNI akan memakan waktu karena titik berangkatnya dari Jakarta. Pada kasus Prancis, dan juga Korea Selatan, manuver pasukan relatif lebih cepat karena AL kedua negara telah hadir di Teluk Aden sejak awal. Indonesia memang memiliki satu kapal perang, yakni KRI Diponegoro, di perairan internasional tapi posisinya berada di sekitar Libanon. Karena kedatangan pasukan TNI terhitung lambat nantinya, unsur pendadakan sudah tidak ada sehingga jika terjadi kontak senjata dengan perompak bisa-bisa kelimpungan.

Ada baiknya negosiasi dengan perompak Somalia tetap dikedepankan diiringi dengan kesabaran yang tinggi. Apa lagi memang sudah ada kesepakatan antara Samin dan perompak Somalia. 

Sumber: Antara

Latihan Paspampres Pra-Tugas KTT ASEAN SUMMIT 2011

JAKARTA-(IDB) :  Sejumlah personel Paspampres turun dari heli dalam latihan penanggulangan pengamanan VVIP dalam rangka pra-tugas KTT ASEAN SUMMIT di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (28/4). Dalam latihan ini ditampilkan pula simulasi tim Jihandak Paspampres dalam mengevakuasi bahan peledak. Latihan tersebut bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan Satgas Pam VVIP dalam melaksanakan pengamanan VVIP dalam rangka kesiapan pengamanan para kepala Negara dan Kepala Pemerintahan peserta KTT ASEAN ke 18 Tahun 2011.







Sumber: Antara

Pindad Luncurkan Prototipe Senjata Pembunuh Tank

BANDUNG-(IDB) : Perkembangan Alutsista militer di dunia semakin maju, berbagai produk Alutsista dibuat semakin modern sehingga efektif untuk memenangkan pertempuran. PT. Pindad (Persero) merupakan salah satu industri dalam negeri milik Pemerintah Republik Indonesia yang memproduksi bermacam senjata termasuk kendaraan tempur Panser. 

Keberadaan PT. Pindad (Persero) sangat potensial berkembang sepadan dengan industri negara maju apabila dapat menyerap teknologi negara maju. Litbang Pussenif sebagai Staf Danpussenif Kodiklat TNI AD mempunyai andil dalam pengembangan kualitas produk PT. Pindad agar sejajar dengan produk negara maju. Kunjungan Danpusenif Kodiklat TNI AD ke PT. Pindad (Persero).

Pada hari Kamis, 7 April 2011 Danpussenif Kodiklat TNI AD dan Wadan Pussenif serta Sekretaris Pussenif, Danpusdikif, para Direktur Pussenif dan para Pamen Ahli Pussenif melakukan kunjungan kerja ke PT. Pindad (Persero) Bandung.  

Sambutan Danpussenif Kodiklat TNI AD. Danpussenif Kodiklat TNI AD Mayor Jenderal TNI Siswondo, S. IP dan rombongan disambut Dirsista PT. Pindad (Persero) Bapak Ir. M. Irianto. Pada kesempatan tersebut Mayor Jenderal TNI Siswondo, S. IP dalam sambutanya mengatakan :Pussenif dan PT. Pindad mempunyai peran dalam mengembangkan kemajuan bersama. 

PT Pindad sebagai produsen Alutsista perlu mendapat dukungan dalam peningkatan kualitas sedangkan Pussenif adalah Induk Satuan Infanteri TNI AD. Saat ini Satuan Infanteri sebagian senjatanya diproduksi PT. Pindad (Persero).  Pemenuhan kebutuhan senjata Satuan Infanteri diharapkan mampu mewujudkan satuan yang tangguh dan modern guna mendukung pelaksanaan tugas. 

Sesuai amanat Presiden RI pada upacara Hari Jadi TNI ke 65 tahun 2010 disebutkan bahwa pemenuhan kebutuhan TNI diprioritaskan enggunakan produksi dalam negeri. Menyikapi amanat tersebut PT. Pindad (Persero) sebagai industri dalam negeri yang memproduksi materiil/senjata TNI AD khususnya Satuan Infanteri maka dihadapkan pada perkembangan teknologi senjata militer keberadaan PT. Pindad (Persero) adalah mitra kerja Pussenif. 

Kegiatan antara Pussenif dan PT. Pindad yang telah terjalin diantaranya static show senjata Infanteri produk Pindad pada event Rabiniscabif, Lomba Tembak Piala Kasad serta Apel Dansat. Kegiatan lainnya yaitu uji coba panser dan yang baru saja dilaksanakan adalah pengujian operasional senjata senapan serbu (SS2). 

Berkaitan hal teknis dan taktis penggunaan senjata Infanteri di lapangan atau di medan tugas, maka komunikasi antara PT. Pindad dengan Pussenif perlu dipererat guna optimalisasi kualitas produk.  

Penyerahan model rancang bangun SLT Latih Kaliber 64 mm. Pada acara kunjungan kerja dilaksanakan penyerahan model senjata rancang bangun SLT latih kaliber 64 mm sebagai hasil kerjasama program Litbanghan TA. 2010 antara Litbang Pussenif dengan PT. Pindad. 

Pada TA. 2011 program kegiatan rancang bangun type senjata lawan tank latih merupakan kelanjutan dari rancang bangun model SLT latih. Program ini dalam rangka mendukung pembuatan sarana latihan menembak prajurit di satuan. 

Program rancang bangun type senjata lawan tank bermanfaat bagi prajurit karena tidak memerlukan latihan khusus dan dapat digunakan di sekitar pangkalan.

Sumber: Pussenif

TNI Siagakan Pertahanan Udara Untuk Pengamanan KTT ASEAN 2011

JAKARTA-(IDB) : TNI meningkatkan kesiapsiagaan Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) untuk mendukung pengamanan penyelenggaraan KTT ke-18 ASEAN 2011 di Jakarta, 4-8 Mei 2011.

Kohanudnas beserta perkuatannya akan tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Wilayah Udara (Satgaspamwilud) dengan Panglima Kohanudnas sebagai Komandan Satgaspamwilud.

Kesiapsiagaan itu ditinjau langsung Kepala Staf Umum TNI Letjen TNI Suryo Prabowo selaku Ketua Koordinator Bidang Pengamanan/ Komandan Komando Operasi Pengamanan (Koopspam) TNI KTT ke-18 ASEAN, di Markas Kohanudnas, Kamis.

"Satgaspamwilud dalam pelaksanaannya akan menyiagakan pesawat tempur sergap dan helikopter serta satuan radar untuk mendeteksi seawal mungkin kemungkinan ancaman dan gangguan di wilayah udara nasional selama pelaksanaan KTT ke-18 ASEAN," kata Letjen Suryo.

Dalam peninjauan itu, Kasum TNI meninjau Pusat Operasi Pertahanan Udara Nasional (Popunas) untuk melihat langsung kegiatan pemantauan wilayah udara nasional melalui peralatan canggih yang ada di Popunas.

Kasum TNI mendapat penjelasan secara detail mengenai fungsi, tugas dan tanggung jawab Kohanudnas dalam menjaga dan mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pada kesempatan tersebut Kasum TNI mengadakan komunikasi secara langsung dengan para panglima empat Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional yang memantau wilayah udara nasional.

Selesai peninjauan dan dialogi di Popunas, Kasum TNI menyaksikan demo peralatan CMOV (Communication and Monitoring Observation Vehicle) and COMOB (Communication Mobile) dan Jammer Mobile yang dimiliki Kohanudnas.

Kohanudnas sendiri merupakan kesatuan pertama di jajaran TNI AU yang memiliki peralatan CMOV/COMOB. CMOV/COMOB berfungsi sebagai komando pengendali utama Pangkohanudnas dalam setiap operasi dan latihan yang dilaksanakan Kohanudnas.

Dalam operasionalnya peralatan tersebut berfungsi sebagai alat memonitor data radar dan komunikasi dengan pesawat dalam latihan, selain itu peralatan ini juga dilengkapi dengan sarana "interconnect" yang dapat digunakan untuk berkomunikasi antara Kohanudnas dengan satuan jajaran.

Usai kunjungannya, Kasum TNI menginstruksikan agar tugas pengamanan KTT ke-18 ASEAN khususnya sektor pertahanan udara dapat dilakukan sebaik-baiknya.

"Biasakan untuk melakukan segala sesuatu dengan sebenar-benarnya, dan sebaik-baiknya, bukan membenarkan segala sesuatu yang biasa," kata Suryo Prabowo.

Sumber: Antara

Setelah KCR 40 Indonesia Siap Bangun PKR Dan Kapal Selam

BATAM-(IDB) :  Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro telah meluncurkan "KRI Clurit" merupakan kapal sepanjang 40 meter yang asli buatan Indonesia dan akan digunakan untuk pengamanan perairan Indonesia bagian barat.

"Saya dengan ini secara resmi meluncurkan KRI Clurit", Kata Menhan pada hari senin di pelabuhan kargo Batu Ampar di Batam, provinsi Kepulauan Riau.

Purnomo mengatakan KRI Clurit merupakan sebuah kapal cepat yang dilengkapi dengan rudal yang dirancang dan dibangun sepenuhnya buatan PT Palindo Marine Indonesia.

"Dengan ini, Indonesia telah mulai memiliki kemampuan untuk melindungi laut dengan kapal perang buatan sendiri, tanpa tergantung dari luar negeri", katanya.

Peluncuran KRI Clurit (KCR-40) merupakan jawaban atas tanggung jawab untuk melindungi perairan teritorial NKRI yang kaya akan sumber daya alam.

Dia juga mengatakan banyak wilayah perairan teritorial Indonesia merupakan jalur perdagangan internasional.

"Peluncuran ini merupakan tonggak sejarah perjalan industri pertahanan dalam negeri", katanya.
Dia mengatakan produksi alutsista tidak akan berhenti dengan pembuatan KRI Clurit, dan pemerintah akan terus melakukan pengadaan kapal perang untuk TNI.

Purnomo juga mengatakan Indonesia akan membuat kapal perang (Destroyer) dan kapal selam untuk memperkuat armada kapal perang TNI AL.

Yusgiantoro juga mengatakan TNI AL membutuhkan kapal perang yang kuat agat dapat mengamankan perairan teritorial di daerah terpencil.

Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengatakan bahwa TNI AL telah menerima 2 KCR-40 dan akan memesan lebih dari 20 kapal sejenis dengan tipe yang berbeda.

KCR-40 akan beroperasi di wilayah perairan bagian barat karena secara geografis terdapat pulau - pulau kecil yang terdapat di selat.

KRI Clurit sendiri merupakan nama dari beliti dari Madura.

Clurit diyakini mencerminkan karakter orang Madura yang tak akan puas dengan apa yang mereka miliki dan keuletan mereka.


Sumber: Brahmand

Tim Garuda Taklukkan Malaysia di Lebanon

Tim Kontingen Garuda (Konga).
SURABAYA-(IDB) : Tim Kontingen Garuda (Konga) atau Indonesia Battalion (Indobatt) menaklukkan tim Malaysia dalam kejuaraan olahraga antarkontingen se-UNIFIL yang digelar di Batalyon Nepal UN POSN 8-30, Meiss Al Jabal, Lebanon Selatan.

Perwira Penerangan (Papen) INDOBATT Mayor Pasukan Banu Kusworo melalui surat elektronik dari Lebanon, Kamis, melaporkan tim Garuda dalam pertandingan voli pada Selasa (26/4) itu menurunkan dua tim.

Kedua tim Garuda adalah Tim Indonesia 1 yang merupakan gabungan dari Satgas Force Protecting Company (FPC) dengan Satgas Force Head Quarter Support Unit (FHQSU), lalu Tim Indonesia 2 yang merupakan gabungan antara Satgas Yonmek Konga XXIII-E/UNIFIL (INDOBATT) dan Satgas Seceast Military Police Unit (SEMPU).

Menurut koordinator tim bola voli, Kasiops Satgas Mayor Inf. Hendriawan Senjaya, kejuaraan Bola Voli antar-Kontingen se-UNIFIL itu diikuti sembilan tim dari tujuh kontingen di jajaran UNIFIL, yaitu Indonesia 1, Indonesia 2, Ghana, Nepal, Srilanka, Kamboja, Turki, Malaysia Batalyon (Malbatt), dan Malaysia Company (Malcoy).

"Pertandingan berlangsung selama empat hari mulai tanggal 26 hingga 29 April," katanya, didampingi wakil koordinator Kapten Mar Eko Budi Prasetyo dan Lettu Pnb Ageng Wahyudi.

Ia menjelaskan pertandingan menggunakan sistem pool yang terbagi dalam tiga pool dan setiap poll terdiri dari tiga tim. Tim Indonesia berada pada pool yang berbeda yaitu Indonesia 1 di pool 1 dan Indonesia 2 berada di pool 2.

Pada hari pertama digelar empat pertandingan sekaligus yaitu antara Indonesia 1 melawan Ghana, Indonesia 2 melawan Malbatt, Ghana melawan Srilanka, Indonesia 1 melawan Srilanka, dan Indonesia 2 melawan Kamboja.

Tim Indonesia 1 berhasil mengalahkan lawan-lawannya yaitu Ghana dan Srilanka, sedangkan Tim Indonesia 2 juga berhasil mengalahkan lawan-lawannya yaitu Malaysia dan Kamboja dengan skor telak 2-0.

"Dengan hasil dua kemenangan itu, kedua Tim Indonesia maju ke babak semifinal pada 28 April. Indonesia 2 akan menghadapi runner up pool 2 yaitu Ghana, sedangkan Indonesia 1 akan bertemu dengan pemenang antara Nepal dan Turki," katanya.

Sumber: Antara

Pesawat Capung Glider Jatuh, Dua Tewas

SLEMAN-(IDB) : Salah satu dari dua korban tewas dalam jatuhnya pesawat capung Glider TNI AU di area kebun tebu Dusun Wotgaleh, Berbah, Kabupaten Sleman, Jawa Tengah, Kamis (28/4/2011) siang, kemungkinan besar adalah karbol atau taruna Akademi Angkatan Udara (AAU).
"Memang benar telah terjadi kecelakaan pesawat latih jenis Glider. Identitas kedua korban sampai saat ini belum kami ketahui, masih akan kami konfirmasikan lebih lanjut. Namun kemungkinan satu diantaranya karbol AAU," kata Kepala Penerangan dan Perpustakaan Lanud Adisutjipto, Yogyakarta, Mayor Sus Yuto Nugroho.

Menurut dia, saat ini kedua korban telah dibawa ke Rumah Sakit TNI AU Harjo Lukito, Yogyakarta. "Untuk informasi lainnya, termasuk data korban dan jenis pasti pesawat, masih kami konfirmasikan lagi," katanya.

Kepala Polsek Berbah, Sleman, Ajun Komisaris I Made Muliawan juga membenarkan terjadinya kecelakaan pesawat yang menyebabkan dua orang tewas. "Kedunya telah dievakuasi dan langsung dibawa ke Rumah Sakit TNI AU Harjo Lukito," katanya.

Sementara itu, di lokasi kejadian dan di rumah sakit saat ini mendapat penjagaan ketat dari petugas TNI AU dan belum ada keterangan resmi dari pihak rumah sakit.

Berdasarkan informasi, pesawat jatuh sekitar pukul 15.45. Nama kedua korban adalah Habiburahman, karbol, dan Ninag, instrukturnya. Lokasi persis jatuhnya pesawat capung Glider tersebut dekat makam Pangeran Purboyo. 

Sumber: Kompas

Libya akan Bernasib Seperti Irak

LIBYA-(IDB) : Nasib Libya akan sama dengan Irak. Hal itu dikatakan Abaynomi Azikiwe, ketua redaksi Pan African News Wire hari Kamis. Dalam wawancara dengan Press TV Azikiwe mengatakan, serangan militer yang dilakukan AS ke Libya ditujukan untuk menguasai sumber minyak di negara ini yang pada babak selanjutnya akan berakhir dengan pendudukan seperti yang terjadi di Irak.
 
Menurutnya, modus serangan yang dilakukan militer AS sama dengan yang dilakukan di Afghanistan dan Pakistan dengan mengerahkan pesawat tanpa awak. 

Lebih lanjut aktivis perdamaian ini mengimbau rakyat Libya untuk tidak mengharapkan bantuan dari AS dan NATO. 

Sementara itu, pasukan loyalis diktator Libya Muammar Gaddafi dilaporkan terus menggempur kota Misrata dan Al-Zintan dengan roket. Berita terkini menyebutkan pasukan Gaddafi berhasil menguasai al-Wazin, pintu perbatasan dengan Tunisia setelah memaksa para pejuang revolusi mundur. Sejak meletusnya gerakan revolusi Libya, sebanyak 10 ribu warga lebih tewas di tangan rezim Gaddafi. 

Sumber: Irib

Amerika Terus Bujuk Turki

ANKARA-(IDB) : Walau sudah terbukti tak ampuh lagi dan banyak mendapat penentangan, namun sampai kini AS masih saja getol membujuk negara-negara lain untuk menerapkan sanksi ekonomi terhadap Iran. Kali ini, sasaran bujukan Washington adalah Turki. Negeri tetangga Iran itu sangat diwanti-wanti Gedung Putih untuk tak lagi memperluas hubungan ekonominya dengan Tehran. 
 
David Cohen, deputi menteri keuangan AS urusan pemberantasan terorisme dalam konferensi pers di sela-sela lawatannya ke Ankara, kemarin (Rabu, 27/4) menegaskan bahwa pihaknya telah meminta pemerintah Turki untuk menghindari perluasan hubungan perdagangan dengan Iran. Sembari mengulang kembali tudingan lawas Washington soal ancaman nuklir Iran, Cohen mendesak kalangan perbankan Turki untuk mendukung upaya AS mengucilkan perbankan Iran. 

Tentu saja gertakan AS kali ini tak lebih dari sekedar perang urat syaraf dan lempar isu. Sudah sejak lama Washington meyakini bahwa pemberlakuan sanksi bisa menghambat kemajuan dan mematahkan tekad bangsa Iran. Padahal realitas yang ada malah berbicara lain. Keyakinan Washington tersebut justru menjadi senjata makan tuan dan merugikan dirinya sendiri. 

Di sisi lain, kehadiran Turki sebagai salah satu mitra dagang utama Iran, membuat AS semakin gusar. Apalagi hubungan dua negara tetangga sama-sama muslim itu semakin mesra saja belakangan ini. Tak aneh jika Washington sangat rajin merayu Ankara supaya menyokong kebijakan sanksi anti-Iran. Namun apa daya, Turki justru menargetkan untuk meningkatkan nilai ekspor ke Iran hingga 300 persen dalam jangka waktu lima tahun ke depan. Karuan saja, para petinggi Gedung Putih pun semakin panas telinganya mendengar ancang-ancang Turki tersebut. 

Di kancah regional, Iran dan Turki merupakan dua mata rantai penting distribusi energi di kawasan. Keduanya juga menjalin hubungan kemitraan ekonomi yang cukup solid. Bahkan belakangan ini, Tehran dan Ankara sepakat untuk meningkatkan volume perdagangan kedua negara hingga 30 miliar dolar selama lima tahun mendatang. 

Manuver Iran yang begitu gesit dalam memperluas hubungan regional dan internasionalnya, menjadikan negara ini semakin diperhitungkan dan memainkan andil yang sangat penting di kawasan. Karena itu, wajar saja jika kebijakan sanksi anti-Iran yang dipromosikan AS sekarang ini seperti harimau yang kehilangan taring. Sambutan luas negara-negara dunia terhadap Pameran Internasional Minyak, Gas, Pengilangan dan Petrokimia Iran di Tehran baru-baru ini merupakan indikator nyata bahwa di era globalisasi, sanksi tak lagi relevan. Lebih dari 600 perusahaan dari 40 negara terkemuka di industri migas dan petrokimia seakan tak ambil peduli dengan ancaman sanksi AS dan tetap melenggang mengikuti pameran tersebut. 

Singkat kata, sanksi anti-Iran yang dikampanyekan AS sejatinya bertentangan dengan prinsip-prinsip perdagangan internasional. Pemberlakuan kebijakan yang sarat tendensi politik seperti itu hanya akan mengganggu roda perekonomian dunia. Karena itu, tak heran jika banyak negara termasuk sekutu AS sendiri seperti Uni Eropa lebih memilih untuk memperluas hubungan ekonomi dengan Iran ketimbang mengekor pada Washington yang justru merugikan. 

Sumber: Irib

Washington Ancam Putus Bantuan Finansial Pasca Kesepakatan Fatah-Hamas

WASHINGTON-(IDB) : Sejumlah anggota Kongres Amerika Serikat geram menyikapi kesepakatan damai antara Fatah dan Hamas dan mengancam bahwa hal itu akan berdampak buruk pada bantuan finansial Amerika kepada Otorita Ramallah. 
 
Koran Haaretz terbitan Israel hari ini (28/4) menulis, Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri Kongres Amerika Serikat, Ileana Ros-Lehtinen, dalam konferensi persnya mengatakan, "Arti dari penandatanganan kesepakatan antara Fatah dan Hamas adalah bahwa gerakan muqawama (Hamas) akan menjadi bagian dari pemerintah Otorita Ramallah. Dan oleh karena itu, pajak dari warga Amerika Serikat tidak boleh dikucurkan untuk membantu pihak yang mengancam keamanan Amerika Serikat kepentingannya, serta keamanan Israel dan juga para sekutu Amerika." 

Ditambahkannya, para pejabat Palestina khususnya Mahmoud Abbas sekali membuktikan bahwa mereka tidak mendukung "proses perdamaian" dan berpihak kepada kelompok yang menginginkan kehancuran Israel.

Di lain pihak, Gary Ackerman, anggota Kongres dari partai Demokrat, menilai kesepakatan Fatah dan Hamas itu sebagai sebuah tragedi yang mungkin akan berujung pada tewasnya orang-orang Zionis "tak berdosa". 

Sejak pertengahan dekade 90, Amerika Serikat secara rutin menyalurkan bantuan sebesar 3,5 milyar dolar kepada Otorita Palestina pimpinan Mahmoud Abbas.

Kesepakatan damai antara Fatah dan Hamas di Mesir (27/4) merupakan mimpi buruk bagi para pejabat Israel dan Amerika Serikat yang selama ini berusaha memecah belah gerakan muqawama Palestina. Kesepakatan tersebut akan mengakhiri seluruh konflik internal Fatah-Hamas dan akan membuka jalan bagi pembentukan pemerintahan independen Palestina.

Sumber: Irib