SEOUL-(IDB) : Presiden Vietnam, Truong Tan Sang sepakat menjalin kerja sama dengan Korea Selatan untuk membangun konstruksi pembangkit listrik tenaga nuklir, Selasa 8 November 2011. Kedua negara menyatakan, kerja sama itu dilakukan untuk meningkatkan pasokan listrik ke negara-negara di Asia Tenggara.
Presiden Vietnam Truong Tan Sang mencapai kesepakatan dengan Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak dalam pertemuan puncak di Seoul. Sang tiba sehari sebelumnya untuk kunjungan kenegaraan selama tiga hari. Selain kesepakatan soal pembangkit listrik tenaga nuklir, pertemuan itu bertujuan untuk membicarakan peningkatan hubungan bilateral dan kerjasama ekonomi kedua negara.
Kedua pemimpin sepakat meningkatkan terus pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir demi pembangunan ekonomi mereka. Kedua negara juga menyatakan, perlunya solusi untuk mengatasi perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan. Mereka juga menjamin, akan mencari cara penggunaan tenaga nuklir yang tepat ramah lingkungan.
"Kedua belah pihak mendapat catatan khusus dari proposal Korea Selatan untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir di Vietnam didasarkan pada teknologi Korea Selatan, yaitu memelihara sumber daya manusia, teknologi mentransfer dan kerjasama dalam bidang terkait lainnya," ujar pernyataan pers bersama keduanya.
Kedua negara juga menyetujui rencana peyusunan bersama konstruksi pembangkit listrik tenaga nuklir, dan sepakat menggunakan rencana tersebut sebagai dasar untuk proyek-proyek kerjasama di masa mendatang.
Kesepakatan koferensi tingkat tinggi ini memperbesar peluang Korea Selatan untuk memenangkan sebuah proyek dalam pembangunan sebuah pembangkit listrik teaga nuklir di Vietnam.
Vietnam mencoba untuk membangun serangkaian reaktor nuklir untuk pembangkit listrik, dengan Rusia. Pembangunan ini diharapkan dapat mencapai kesepakatan dalam pembangunan reaktor No 1-2. Sementara itu, Jepang juga berharap dapat memenangkan kontrak pada reaktor No 3-4. Korea Selatan telah berusaha untuk memenangkan sebuah proyek dalam pembangunan reaktor No 5-6.
Korea Selatan adalah salah satu negara besar dengan energi global yang 40 persen kebutuhan listriknya bergantung pada pembagkit listrik tenaga nuklir. Negara ini juga mencoba untuk mengekspor pembangkit listrik tenaga nuklir sejak perusahaan Korea memenangkan sebuah kontrak besar pada akhir tahun 2009 dalam pembangunan empat pembangkit listrik tenaga nuklir di Uni Emirat Arab.
Pekan lalu, Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan meminta partisipasi Korea Selatan dalam proyek tenaga nuklir di negara Eurasia itu. Kesepakatan soal pembangunan pembangkit tenaga nuklir itu terjadi selama pertemuan puncak dengan Presiden Lee di sela-sela KTT G20 di Prancis tahun ini.
Presiden Vietnam Truong Tan Sang mencapai kesepakatan dengan Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak dalam pertemuan puncak di Seoul. Sang tiba sehari sebelumnya untuk kunjungan kenegaraan selama tiga hari. Selain kesepakatan soal pembangkit listrik tenaga nuklir, pertemuan itu bertujuan untuk membicarakan peningkatan hubungan bilateral dan kerjasama ekonomi kedua negara.
Kedua pemimpin sepakat meningkatkan terus pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir demi pembangunan ekonomi mereka. Kedua negara juga menyatakan, perlunya solusi untuk mengatasi perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan. Mereka juga menjamin, akan mencari cara penggunaan tenaga nuklir yang tepat ramah lingkungan.
"Kedua belah pihak mendapat catatan khusus dari proposal Korea Selatan untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir di Vietnam didasarkan pada teknologi Korea Selatan, yaitu memelihara sumber daya manusia, teknologi mentransfer dan kerjasama dalam bidang terkait lainnya," ujar pernyataan pers bersama keduanya.
Kedua negara juga menyetujui rencana peyusunan bersama konstruksi pembangkit listrik tenaga nuklir, dan sepakat menggunakan rencana tersebut sebagai dasar untuk proyek-proyek kerjasama di masa mendatang.
Kesepakatan koferensi tingkat tinggi ini memperbesar peluang Korea Selatan untuk memenangkan sebuah proyek dalam pembangunan sebuah pembangkit listrik teaga nuklir di Vietnam.
Vietnam mencoba untuk membangun serangkaian reaktor nuklir untuk pembangkit listrik, dengan Rusia. Pembangunan ini diharapkan dapat mencapai kesepakatan dalam pembangunan reaktor No 1-2. Sementara itu, Jepang juga berharap dapat memenangkan kontrak pada reaktor No 3-4. Korea Selatan telah berusaha untuk memenangkan sebuah proyek dalam pembangunan reaktor No 5-6.
Korea Selatan adalah salah satu negara besar dengan energi global yang 40 persen kebutuhan listriknya bergantung pada pembagkit listrik tenaga nuklir. Negara ini juga mencoba untuk mengekspor pembangkit listrik tenaga nuklir sejak perusahaan Korea memenangkan sebuah kontrak besar pada akhir tahun 2009 dalam pembangunan empat pembangkit listrik tenaga nuklir di Uni Emirat Arab.
Pekan lalu, Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan meminta partisipasi Korea Selatan dalam proyek tenaga nuklir di negara Eurasia itu. Kesepakatan soal pembangunan pembangkit tenaga nuklir itu terjadi selama pertemuan puncak dengan Presiden Lee di sela-sela KTT G20 di Prancis tahun ini.
Sumber : Tempo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar