MAGELANG-(IDB) : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak jajaran Tentara Nasional Indonesia untuk terus menyesuaikan diri dengan perkembangan sistem pola pertahanan sehingga selalu siap menghadapi ancaman terhadap kedaulatan RI.
Hal tersebut disampaikan Presiden dalam pembekalan kepada perwira tinggi TNI dan perwira menengah setingkat Kolonel di Gedung Abdul Haris Nasution, Kompleks Akademi Militer Magelang, Rabu, siang.
"Doktrin TNI dan pelaksanaan di jajaran angkatan laut, angkatan udara dan angkatan darat meski terus dikembangkan, namun dengan perkembangan di masa kini, keseluruhan perangkat doktrin perlu dimutakhirkan, agar bisa ikuti perkembangan jaman, sehingga TNI siap jawab dan hadapi ancaman," tegas Presiden.
Kepala Negara yang didampingi oleh Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengatakan perlunya pembahasan bersama tentang doktrin pertahanan termasuk juga implementasinya di lapangan seperti pemahaman anggota TNI, pola latihan dan juga alutsista yang tersedia.
"Mutakhirkan dan rumuskan kembali doktrin dari sisi "how to defend" dan "how to fight". Implementasi harus kita pikirkan bersma-sama," katanya.
Ia menambahkan,"jadikan rujukan dalam pengembangan organisasi, gelar kekuatan, modernisasi alutsista, pendidikan dan pelatihan serta kesiagaan."
Kepala Negara menilai pentingnya doktrin karena kaitannya dengan strategi militer khususnya dalam mempertahankan dan mengamankan kedaulatan negara.
"Doktrin TNI dan angkatan semua penting karena masih menjadi rujukan dalam "military campaign" dan "military operation"," kata Presiden Yudhoyono.
Presiden menambahkan,"apa yang saya lihat, rasakan, ketahui, hampir tujuh tahun menjalankan program pemerintahan, pembangunan kekuatan dan modernisasi alutsista yang kita lakukan sering tidak terkoordinasi dengan baik dan kurang mengalir dari strategi pertahanan dan doktrin yang dianut, ini yang saya harapkan kita bisa perbaiki bersama."
Dalam pengarahan yang berlangsung mulai pukul 10:00 WIB dihadiri juga oleh Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno, Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Syufaat, Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo.
Sementara dari jajaran menteri kabinet Indonesia Bersatu II hadir Menko Polhulam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menkeu Agus DW Martowardojo, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana, Menristek Suharna Surapranata, Menteri BUMN Mustafa Abubakar, Menperin MS Hidayat, Mensesneg Sudi Silalahi, Menhan Purnomo Yusgiantoro dan Seskab Dipo Alam serta Kapolri Jenderal (Pol) Timur Pradopo.
Pertemuan dengan para perwira tinggi, dan perwira menengah berpangkat kolonel kemudian berlangsung tertutup dari liputan media.
Presiden pada Kamis (14/7) dijadwalkan melantik dan mengambil sumpah 635 calon perwira remaja TNI angkatan 2011 di Kompleks Akademi Angkatan Udara Yogyakarta.
Hal tersebut disampaikan Presiden dalam pembekalan kepada perwira tinggi TNI dan perwira menengah setingkat Kolonel di Gedung Abdul Haris Nasution, Kompleks Akademi Militer Magelang, Rabu, siang.
"Doktrin TNI dan pelaksanaan di jajaran angkatan laut, angkatan udara dan angkatan darat meski terus dikembangkan, namun dengan perkembangan di masa kini, keseluruhan perangkat doktrin perlu dimutakhirkan, agar bisa ikuti perkembangan jaman, sehingga TNI siap jawab dan hadapi ancaman," tegas Presiden.
Kepala Negara yang didampingi oleh Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengatakan perlunya pembahasan bersama tentang doktrin pertahanan termasuk juga implementasinya di lapangan seperti pemahaman anggota TNI, pola latihan dan juga alutsista yang tersedia.
"Mutakhirkan dan rumuskan kembali doktrin dari sisi "how to defend" dan "how to fight". Implementasi harus kita pikirkan bersma-sama," katanya.
Ia menambahkan,"jadikan rujukan dalam pengembangan organisasi, gelar kekuatan, modernisasi alutsista, pendidikan dan pelatihan serta kesiagaan."
Kepala Negara menilai pentingnya doktrin karena kaitannya dengan strategi militer khususnya dalam mempertahankan dan mengamankan kedaulatan negara.
"Doktrin TNI dan angkatan semua penting karena masih menjadi rujukan dalam "military campaign" dan "military operation"," kata Presiden Yudhoyono.
Presiden menambahkan,"apa yang saya lihat, rasakan, ketahui, hampir tujuh tahun menjalankan program pemerintahan, pembangunan kekuatan dan modernisasi alutsista yang kita lakukan sering tidak terkoordinasi dengan baik dan kurang mengalir dari strategi pertahanan dan doktrin yang dianut, ini yang saya harapkan kita bisa perbaiki bersama."
Dalam pengarahan yang berlangsung mulai pukul 10:00 WIB dihadiri juga oleh Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno, Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Syufaat, Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo.
Sementara dari jajaran menteri kabinet Indonesia Bersatu II hadir Menko Polhulam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menkeu Agus DW Martowardojo, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana, Menristek Suharna Surapranata, Menteri BUMN Mustafa Abubakar, Menperin MS Hidayat, Mensesneg Sudi Silalahi, Menhan Purnomo Yusgiantoro dan Seskab Dipo Alam serta Kapolri Jenderal (Pol) Timur Pradopo.
Pertemuan dengan para perwira tinggi, dan perwira menengah berpangkat kolonel kemudian berlangsung tertutup dari liputan media.
Presiden pada Kamis (14/7) dijadwalkan melantik dan mengambil sumpah 635 calon perwira remaja TNI angkatan 2011 di Kompleks Akademi Angkatan Udara Yogyakarta.
Sumber: Antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar