JAKARTA-(IDB) : Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menyatakan harapan agar pertemuan Menlu ASEAN ke- 44 dan pertemuan Forum Regional ASEAN ke-18 di Bali pada 16-23 Juli di Bali dapat memberi kontribusi positif terhadap penyelesaian konflik Laut China Selatan.
Sebelumnya diberitakan beberapa negara anggota ASEAN, yakni Filipina, Vietnam, Brunei Darussalam, dan Malaysia ditambah China mempersengketakan wilayah Laut China Selatan, termasuk gugus Kepulauan Spratly dan Kepulauan Paracel yang kaya kandungan migas.
"Dalam pertemuan dengan Menlu Brunei Darussalam Mohamed Bolkiah tadi pagi, kami mengatakan perlunya ditindaklanjuti pembahasan tentang panduan untuk implementasi Declaration of Conduct (DOC) yang sudah disepakati negara-negara terkait sejak 10 tahun lalu. Saya berharap dalam pertemuan di Bali kali ini pembuatan panduan untuk DoC bisa dicapai," kata Menlu setelah menghadiri pertemuan Komisi Bersama Kerjasama Indonesia-Brunei Darussalam pada Senin pagi.
Menlu mengingatkan pentingnya negara-negara terkait untuk segera mengimplementasi DoC sebagai langkah antisipasi konflik di kawasan Laut China Selatan ke depannya.
Ditanya mengenai langkah Filipina yang berencana melaporkan masalah laut China Selatan ke PBB, Marty mengatakan tidak mempermasalahkan hal tersebut.
"Memang ada beberapa mekanisme yang tersedia bagi semua negara untuk penyelesaian masalah internasional baik melalui jalur bilateral ataupun multilateral. Saya kira hal tersebut tidak masalah asalkan sifatnya saling komplementer," katanya.
Dia menambahkan yang terpenting bagi negara di kawasan saat ini adalah bagaiman menciptakan suasana kondusif bagi penyelesaian masalah Laut China Selatan.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal ASEAN Surin Pitsuwan yang ditemui di tempat terpisah mengatakan konflik Laut China Selatan selama sembilan tahun terakhir memicu kekahwatiran masyarakat internasional karena kawasan tersebut merupakan jalur perdagangan penting dunia.
Dia mengimbau negara-negara terkait untuk segera menyepakati panduan DoC dan mengimplementasikannya. "Saya yakin kita bisa menyelesaikan isu ini. Mari buktikan kepada dunia bahwa ASEAN dan China bisa menyelesaikan konflik secara damai," katanya
Sebelumnya diberitakan beberapa negara anggota ASEAN, yakni Filipina, Vietnam, Brunei Darussalam, dan Malaysia ditambah China mempersengketakan wilayah Laut China Selatan, termasuk gugus Kepulauan Spratly dan Kepulauan Paracel yang kaya kandungan migas.
"Dalam pertemuan dengan Menlu Brunei Darussalam Mohamed Bolkiah tadi pagi, kami mengatakan perlunya ditindaklanjuti pembahasan tentang panduan untuk implementasi Declaration of Conduct (DOC) yang sudah disepakati negara-negara terkait sejak 10 tahun lalu. Saya berharap dalam pertemuan di Bali kali ini pembuatan panduan untuk DoC bisa dicapai," kata Menlu setelah menghadiri pertemuan Komisi Bersama Kerjasama Indonesia-Brunei Darussalam pada Senin pagi.
Menlu mengingatkan pentingnya negara-negara terkait untuk segera mengimplementasi DoC sebagai langkah antisipasi konflik di kawasan Laut China Selatan ke depannya.
Ditanya mengenai langkah Filipina yang berencana melaporkan masalah laut China Selatan ke PBB, Marty mengatakan tidak mempermasalahkan hal tersebut.
"Memang ada beberapa mekanisme yang tersedia bagi semua negara untuk penyelesaian masalah internasional baik melalui jalur bilateral ataupun multilateral. Saya kira hal tersebut tidak masalah asalkan sifatnya saling komplementer," katanya.
Dia menambahkan yang terpenting bagi negara di kawasan saat ini adalah bagaiman menciptakan suasana kondusif bagi penyelesaian masalah Laut China Selatan.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal ASEAN Surin Pitsuwan yang ditemui di tempat terpisah mengatakan konflik Laut China Selatan selama sembilan tahun terakhir memicu kekahwatiran masyarakat internasional karena kawasan tersebut merupakan jalur perdagangan penting dunia.
Dia mengimbau negara-negara terkait untuk segera menyepakati panduan DoC dan mengimplementasikannya. "Saya yakin kita bisa menyelesaikan isu ini. Mari buktikan kepada dunia bahwa ASEAN dan China bisa menyelesaikan konflik secara damai," katanya
Sumber: Antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar