MANILA-(IDB) : Amerika Serikat berjanji akan meningkatkan kemampuan intelijen Filipina di Laut China Selatan, tempat ketegangan dengan China meningkat menyangkut klaim wilayah yang disengketakan itu, kata pejabat pemerintah Filipina, Sabtu.
Janji itu diungkapkan setelah Amerika Serikat, yang cemas dengan situasi di Laut China Selatan, Kamis mengatakan pihaknya siap memberikan perangkat keras untuk memodernisasi militer sekutu dekatnya tetapi miskin itu.
Direktur Intelijen Nasional AS (NDI) James Clapper mengemukakan janji itu dalam satu pertemuan dengan Menteri Luar negeri Filipina Albert del Rosario di Washington, lapor AFP.
Del Rosario berada di AS untuk meminta bantuan bagi militer Filipina yang peralatan militernya tidak memadai.
"Pejabat AS itu berjanji akan meningkatkan pemberian laporan intelijen NDI kepada Filipina untuk meningkatkan kesiagaan maritim Manila di Laut Filipina Barat,"kata sebuah pernyataan Departemen Luar Negeri Filipina.
Clapper mengatakan "kami akan melakukan segala usaha yang dapat dapat kami lakukan untuk membantu" sementara dia menyatakan cemas atas kejadian baru-baru ini di Laut China Selatan.
"Laut Filipina Barat" adalah nama yang diberikan pemerintah Filipina untuk Laut China Selatan untuk menekankan lebih jauh klaimnya pada sebagian daerah itu.
Del Rosario mengatakan ia telah "menjajaki satu opsi" yang akan memungkinkan Filipina memperoleh peralatan militer yang lebih baru dengan harga rendah.
Akan tetapi ia tidak mengatakan tentang opsi ini.
Setelah pertemuannya Kamis, Menlu AS Hillary Clinton mengemukakan kepada del Rosario bahwa pemerintahnya akan mempercepat bantuan militer untuk meningkatkan kemampuan Filipina.
"Kami memutuskan dan berjanji akan mendukung pertahanan Filipina," kata Hillary dalam jumpa wartawan bersama.
Filipina telah berusaha memodernisasi militernya setelah serangkaian insiden dengan China di Laut China Selatan, terutama di Spratly, satu gugusan pulau yang diduga kaya akan sumber-sumber mineral.
Akan tetapi seorang juru bicara Presiden Filipina Benigno Aquino mengatakan hubungan antara AS dan Filipina jangan mengagitasi China.
"Kami memperbarui komitmen kedua negara bagi lingkungan yang damai dan menegaskan kembali keinginan kami bagi satu pendekatan multilateral untuk menyelesaikan masalah-masalah," kata juru bicara Abuigail Valte di Manila.
"Itu adalah hanya satu penegasan komitmen kami bagi perdamaian dan stabilitas di kawasan itu."
Selain dari China dan Filipina juga mengklaim seluruh atau sebagian Laut China Selatan yang termasuk kepulauan Spratly di Laut China Selatan itu adalah Brunei Darussalam, Malaysia, Taiwan dan Vietnam.
Janji itu diungkapkan setelah Amerika Serikat, yang cemas dengan situasi di Laut China Selatan, Kamis mengatakan pihaknya siap memberikan perangkat keras untuk memodernisasi militer sekutu dekatnya tetapi miskin itu.
Direktur Intelijen Nasional AS (NDI) James Clapper mengemukakan janji itu dalam satu pertemuan dengan Menteri Luar negeri Filipina Albert del Rosario di Washington, lapor AFP.
Del Rosario berada di AS untuk meminta bantuan bagi militer Filipina yang peralatan militernya tidak memadai.
"Pejabat AS itu berjanji akan meningkatkan pemberian laporan intelijen NDI kepada Filipina untuk meningkatkan kesiagaan maritim Manila di Laut Filipina Barat,"kata sebuah pernyataan Departemen Luar Negeri Filipina.
Clapper mengatakan "kami akan melakukan segala usaha yang dapat dapat kami lakukan untuk membantu" sementara dia menyatakan cemas atas kejadian baru-baru ini di Laut China Selatan.
"Laut Filipina Barat" adalah nama yang diberikan pemerintah Filipina untuk Laut China Selatan untuk menekankan lebih jauh klaimnya pada sebagian daerah itu.
Del Rosario mengatakan ia telah "menjajaki satu opsi" yang akan memungkinkan Filipina memperoleh peralatan militer yang lebih baru dengan harga rendah.
Akan tetapi ia tidak mengatakan tentang opsi ini.
Setelah pertemuannya Kamis, Menlu AS Hillary Clinton mengemukakan kepada del Rosario bahwa pemerintahnya akan mempercepat bantuan militer untuk meningkatkan kemampuan Filipina.
"Kami memutuskan dan berjanji akan mendukung pertahanan Filipina," kata Hillary dalam jumpa wartawan bersama.
Filipina telah berusaha memodernisasi militernya setelah serangkaian insiden dengan China di Laut China Selatan, terutama di Spratly, satu gugusan pulau yang diduga kaya akan sumber-sumber mineral.
Akan tetapi seorang juru bicara Presiden Filipina Benigno Aquino mengatakan hubungan antara AS dan Filipina jangan mengagitasi China.
"Kami memperbarui komitmen kedua negara bagi lingkungan yang damai dan menegaskan kembali keinginan kami bagi satu pendekatan multilateral untuk menyelesaikan masalah-masalah," kata juru bicara Abuigail Valte di Manila.
"Itu adalah hanya satu penegasan komitmen kami bagi perdamaian dan stabilitas di kawasan itu."
Selain dari China dan Filipina juga mengklaim seluruh atau sebagian Laut China Selatan yang termasuk kepulauan Spratly di Laut China Selatan itu adalah Brunei Darussalam, Malaysia, Taiwan dan Vietnam.
Sumber: Antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar