KAIRO-(IDB) :Kontingen Garuda Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang tergabung dalam misi Pengaja Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ditempatkan di kawasan rawan konflik Lebanon-Israel.
"Kawasan Panorama yang dijaga ketat oleh tentara Indonesia ini tetap menjadi kawasan titik panas alias the hottest spot di sepanjang perbatasan yang memang sangat labil," ujar Komandan Indonesian Battalion (Indobatt), Letkol Infanteri Hendy Antariksa, seperti dikutip siaran pers Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Lebanon yang diterima ANTARA Kairo, Sabtu.
Pernyataan Letkol Hendy itu disampaikan saat kunjungan Duta Besar RI untuk Lebanon, Dimas Samodra Rum, ke markas Kontingen Garuda TNI di Lebanon Selatan pada Rabu (27/4).
Kawasan Panorama berada di bawah kendali operasi Indobatt yang pada Agustus tahun 2010 terjadi pertempuran kecil antara tentara Lebanon dan Israel.
Saat ini terdapat 1.441 tentara Indonesia yang berpartisipasi bersama belasan ribu tentara internasional lainnya dalam misi Penjaga Perdamaian PBB (UNIFIL).
Pasukan TNI tersebut tersebar di beberapa Batalion, Kompi dan Kapal Perang RI Frans Kaisepo serta staf pada kantor UNIFIL.
Peran tentara Indonesia dalam menengahi pertempuran tersebut mendapat perhatian luas dan penghargaan dari Panglima Tertinggi UNIFIL, Mayor Jenderal Alberto Asarta Cuevas.
Dimas serta jajaran staf KBRI Lebanon melakukan kunjungan dan pertemuan langsung dengan para pimpinan dan anggota Kontingen Garuda TNI di kawasan konflik tersebut.
Komandan Kontingen Garuda, Kolonel (Penerbang) Yulianta, beserta para Komandan Satuan Tugas (Satgas) lainnya menyambut kunjungan Duta Besar RI itu dan delegasi.
Suasana meriah yang kental dengan nuansa Indonesia sangat terasa terutama pada saat Tari Badinding yang dibawakan para prajurit Kompi B - Batalion Indonesia (Indobatt) ikut menyambut Dubes RI dan rombongan.
Layaknya seorang ayah yang sedang mengunjungi anak-anaknya, Dubes RI bertatap muka dengan para komandan dan tentara Indonesia yang sedang bertugas seraya membahas berbagai perkembangan dan kendala yang dihadapi.
"Kunjungan kami diharapkan ikut memberikan semangat kepada anak-anak bangsa yang bertugas jauh dari tanah air," ujarnya.
Dimas menjelaskan, salah satu tugas KBRI adalah memfasilitasi dan mempermudah Kontingen Indonesia dalam menjalankan misi bangsa di Lebanon.
Kunjungannya kali ini difokuskan ke beberapa area di Sektor Timur antara lain Kompi A dan B Indobatt, markas Polisi Militer Indonesia di UNIFIL (Indo MP) dan beberapa titik lainnya di sepanjang wilayah perbatasan, termasuk kawasan Panorama.
Di markas Polisi Militer Indonesia (Indo MP) Sempu, Dubes RI dan rombongan menyimak penjelasan salah seorang anggota Kontingen Garuda tentang peralatan yang digunakan dalam bertugas mulai dari alcohol test device, pakaian anti-huru-hara, teropong malam dan siang.
Sebelum meninggalkan markas Indonesian MP, Dubes RI dan para komandan juga didaulat melakukan penanaman pohon di halaman depan kantor.
Di sela-sela kunjungan, Dubes RI juga diterima oleh Komandan Sektor Timur UNIFIL, Brigadir Jenderal Teodoro Banos, dari Spanyol.
Pertemuan dihadiri oleh sejumlah perwira dan pimpinan di Sektor Timur, termasuk Kolonel Laut (E) Joko Edie Supriyanto, asal Indonesia yang saat ini menjabat Wakil Komandan Sektor Timur.
Pertemuan ini membahas kiprah tentara Indonesia di UNIFIL yang dinilai cemerlang dalam merebut hati masyarakat setempat dan di saat yang sama mampu mengedepankan profesionalitas dan prinsip "tidak memihak".
Kepada Komandan Sektor Timur, Dubes RI menyampaikan dukungan Indonesia terhadap pelaksanaan misi perdamaian PBB di Lebanon.
"Kami mengerti peran strategis pasukan PBB dalam menciptakan perdamaian dan memberikan keuntungan sosial-ekonomi yang signifikan kepada masyarakat setempat. Karenanya, kami menganggap pelaksanaan tugas tersebut perlu didukung oleh semua pihak," ujar Dimas kepada Jenderal Banos.
Dubes RI dan rombongan juga menyempatkan diri berziarah ke makam Sheikh Abbas, sebuah makam yang setengah bagiannya berada di wilayah yang diklaim Israel (sebelah utara garis batas Lebanon - Israel), dan setengah lainnya masuk ke wilayah Lebanon (sebelah selatan perbatasan).
"Kawasan Panorama yang dijaga ketat oleh tentara Indonesia ini tetap menjadi kawasan titik panas alias the hottest spot di sepanjang perbatasan yang memang sangat labil," ujar Komandan Indonesian Battalion (Indobatt), Letkol Infanteri Hendy Antariksa, seperti dikutip siaran pers Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Lebanon yang diterima ANTARA Kairo, Sabtu.
Pernyataan Letkol Hendy itu disampaikan saat kunjungan Duta Besar RI untuk Lebanon, Dimas Samodra Rum, ke markas Kontingen Garuda TNI di Lebanon Selatan pada Rabu (27/4).
Kawasan Panorama berada di bawah kendali operasi Indobatt yang pada Agustus tahun 2010 terjadi pertempuran kecil antara tentara Lebanon dan Israel.
Saat ini terdapat 1.441 tentara Indonesia yang berpartisipasi bersama belasan ribu tentara internasional lainnya dalam misi Penjaga Perdamaian PBB (UNIFIL).
Pasukan TNI tersebut tersebar di beberapa Batalion, Kompi dan Kapal Perang RI Frans Kaisepo serta staf pada kantor UNIFIL.
Peran tentara Indonesia dalam menengahi pertempuran tersebut mendapat perhatian luas dan penghargaan dari Panglima Tertinggi UNIFIL, Mayor Jenderal Alberto Asarta Cuevas.
Dimas serta jajaran staf KBRI Lebanon melakukan kunjungan dan pertemuan langsung dengan para pimpinan dan anggota Kontingen Garuda TNI di kawasan konflik tersebut.
Komandan Kontingen Garuda, Kolonel (Penerbang) Yulianta, beserta para Komandan Satuan Tugas (Satgas) lainnya menyambut kunjungan Duta Besar RI itu dan delegasi.
Suasana meriah yang kental dengan nuansa Indonesia sangat terasa terutama pada saat Tari Badinding yang dibawakan para prajurit Kompi B - Batalion Indonesia (Indobatt) ikut menyambut Dubes RI dan rombongan.
Layaknya seorang ayah yang sedang mengunjungi anak-anaknya, Dubes RI bertatap muka dengan para komandan dan tentara Indonesia yang sedang bertugas seraya membahas berbagai perkembangan dan kendala yang dihadapi.
"Kunjungan kami diharapkan ikut memberikan semangat kepada anak-anak bangsa yang bertugas jauh dari tanah air," ujarnya.
Dimas menjelaskan, salah satu tugas KBRI adalah memfasilitasi dan mempermudah Kontingen Indonesia dalam menjalankan misi bangsa di Lebanon.
Kunjungannya kali ini difokuskan ke beberapa area di Sektor Timur antara lain Kompi A dan B Indobatt, markas Polisi Militer Indonesia di UNIFIL (Indo MP) dan beberapa titik lainnya di sepanjang wilayah perbatasan, termasuk kawasan Panorama.
Di markas Polisi Militer Indonesia (Indo MP) Sempu, Dubes RI dan rombongan menyimak penjelasan salah seorang anggota Kontingen Garuda tentang peralatan yang digunakan dalam bertugas mulai dari alcohol test device, pakaian anti-huru-hara, teropong malam dan siang.
Sebelum meninggalkan markas Indonesian MP, Dubes RI dan para komandan juga didaulat melakukan penanaman pohon di halaman depan kantor.
Di sela-sela kunjungan, Dubes RI juga diterima oleh Komandan Sektor Timur UNIFIL, Brigadir Jenderal Teodoro Banos, dari Spanyol.
Pertemuan dihadiri oleh sejumlah perwira dan pimpinan di Sektor Timur, termasuk Kolonel Laut (E) Joko Edie Supriyanto, asal Indonesia yang saat ini menjabat Wakil Komandan Sektor Timur.
Pertemuan ini membahas kiprah tentara Indonesia di UNIFIL yang dinilai cemerlang dalam merebut hati masyarakat setempat dan di saat yang sama mampu mengedepankan profesionalitas dan prinsip "tidak memihak".
Kepada Komandan Sektor Timur, Dubes RI menyampaikan dukungan Indonesia terhadap pelaksanaan misi perdamaian PBB di Lebanon.
"Kami mengerti peran strategis pasukan PBB dalam menciptakan perdamaian dan memberikan keuntungan sosial-ekonomi yang signifikan kepada masyarakat setempat. Karenanya, kami menganggap pelaksanaan tugas tersebut perlu didukung oleh semua pihak," ujar Dimas kepada Jenderal Banos.
Dubes RI dan rombongan juga menyempatkan diri berziarah ke makam Sheikh Abbas, sebuah makam yang setengah bagiannya berada di wilayah yang diklaim Israel (sebelah utara garis batas Lebanon - Israel), dan setengah lainnya masuk ke wilayah Lebanon (sebelah selatan perbatasan).
Sumber: Antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar