Pages

Rabu, Oktober 01, 2014

F35A Australia Terbang Perdana

TEXAS-(IDB) : Pesawat tempur Lockheed Martin F-35A Lightning II Joint Strike Fighter pertama Australia memulai penerbangan perdananya pada 29 September 2014, dilaporkan laman Global Aviation Report. Ini sebagai tonggak bersejarah program F-35 Angkatan Udara Australia.


Kepala pilot tes F-35 Lockheed Martin, Alan Norman, menerbangkan pesawat tersebut dalam penerbangan sortie selama dua jam untuk memeriksa fungsi pesawat.



F-35 pertama Australia yang diberi kode sebagai AU-1 ini dijadwalkan akan dikirimkan ke Angkatan Udara Australia pada akhir tahun ini untuk ditugaskan di Pangkalan Angkatan Udara Luke di Arizona. Sebagaimana negara-negara mitra program F-35 lainnya, Australia juga akan menggunakan F-35A pertama ini sebagai pesawat pelatihan pilot.



F-35 Lightning II akan secara signifikan meningkatkan kemampuan tempur udara Angkatan Udara Australia, sekaligus memberikan manfaat besar bagi industri kedirgantaraan Australia. Yang mana diketahui, dalam program F-35 ini, industri kedirgantaraan Australia telah mendapatkan kontrak lebih dari USD 412 juta untuk menyuplai beberapa komponen F-35.


F-35 Lightning II dinilai sebagai pesawat tempur paling cerdas di planet ini, yang dirancang untuk menyerang musuh di udara dan di tanah tanpa terdeteksi oleh radar. Amerika Serikat dan sekutunya telah berinvestasi dan bekerjasama untuk mengembangkan pesawat tempur generasi kelima ini. Menurut AS, F-35 akan menjadi pesawat multiperan internasional sebagai landasan keamanan global di abad ke 21.


Seperti yang diketahui, Australia telah memesan 72 F-35A (varian konvensional) disamping rencana pesanan tambahan 28 unit lagi. Pesawat-pesawat siluman ini rencananya akan mulai dioperasikan secara penuh oleh Angkatan Udara Australia pada tahun 2020, menggantikan F/A-18 Super Hornet. 



Selain itu, pada Mei lalu, Perdana Menteri Tony Abbott juga menyatakan tengah mempertimbangkan pembelian F-35B yaitu varian lepas landas pendek dan mendarat vertikal. Jika jadi, F-35B yang harganya lebih mahal 20% dari F-35A ini akan dioperasikan oleh Angkatan Laut Australia pada kapal LHD Kelas Canberra yang akan bertugas pada 2016 nanti.



Sumber : Artileri

Puluhan Pesawat Tempur Gelar Latihan Di Bandara Juanda

SURABAYA-(IDB) : Jadwal penerbangan di Bandara Internasional Juanda, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, mengalami gangguan sejak Rabu (1/10/2014) pagi hingga siang. Hal ini disebabkan blocking air space yang dilakukan TNI untuk persiapan peringatan puncak HUT TNI ke-69 pada 7 Oktober 2014.

Setidaknya 55 unit pesawat TNI AU dilibatkan dalam latihan di Bandara Juanda. Pesawat-pesawat tersebut akan lepas landas di sela-sela jam pemberangkatan dan kedatangan pesawat sipil.


Hingga menjelang siang, ada tujuh pesawat dan helikopter TNI AU yang lepas landas untuk mengikuti latihan militer bersama pesawat tempur lain yang berangkat dari Lanud Iswahyudi Madiun dan Lanud Abdurrachman Saleh Malang.


Menurut sumber dari PT Angkasa Pura 1 Surabaya, ada sekira 30 penerbangan sipil yang mengalami keterlambatan keberangkatan dan kedatangan di Bandara Juanda. Keterlambatan tersebut merupakan imbas dari latihan pesawat militer yang berlangsung sekira dua jam, yakni antara pukul 10.00 dan 12.00 WIB.


Sementara itu melalui siaran persnya, pihak Danlanud Surabaya Kolonel (Pnb) Mujianto menegaskan, seluruh aktivitas latihan militer menjelang puncak HUT TNI di Bandara Juanda sudah dikoordinasikan dengan pengelola bandara, sehingga tidak terlalu mengganggu jadwal penerbangan sipil secara signifikan.


Dia juga mengimbau kepada masyarakat untuk mendukung kegiatan puncak HUT TNI ke-69 di Surabaya pada 7 Oktober. Acara HUT TNI tahun ini akan digelar secara besar-besaran dengan menampilkan ratusan alat utama sistem persenjataan (alutsista) milik TNI.

Sukhoi Tampil Sebagai Pembuka

Mengawali gladi upacara Peringatan ke-69 HUT TNI yang di pusatkan di Dermaga Madura Mako Koarmatim Surabaya, Senin (29/9). Lima pesawat SU-27/30 Sukhoi melintas dengan mengeluarkan asap putih dan melakukan boomburst dan satu Sukhoi dibelakangnya melintas dengan mengeluarkan flare.

Pada peringatan ke-69 HUT TNI kali ini, TNI memamerkan seluruh kekuatan tempur yang dimilikinya, baik peralatan tempur yang dimiliki oleh TNI AD, TNI AL dan TNI AU.

TNI Angkatan Udara memamerkan seluruh kekuatan udaranya yang terdiri dari pesawat helikopter, pesawat angkut, pesawat latih maupun pesawat tempur serta unsur Kohanudnas dan Paskhas.

Pesawat helikopter terdiri dari pesawat Bell G-47 Solloy, EC 120 Colibri, SA-330 Puma dan NAS-332 Super Puma. Pesawat angkut terdiri dari Cassa-212, CN-235, CN-235 Maritime Patrol, CN-295, C-130 Hercules, Boeing 737-200 Maritime Patrol, Boeing 737-200 VIP, dan Being 737-400 VIP.

Sedangkan pesawat latih terdiri dari C-34 Charly, Grob G-120 TP-A, dan KT-1B Wong Bee. Sedangkan unsur pesawat tempur terdiri dari EMB-314 Super Tucano, F-5 Tiger II, Hawk 109/209, F-16 A/B, F-16 C/D, T-50 Golden Eagle dan SU-27/30 Sukhoi.

Sementara Kohanudnas menampilkan Radar C-MOG, radar cuaca mobil, dan ATC mobil, serta Korpaskhas menampilkan Satuan anti terror Den Bravo’90, Rudal Hunter, Rudal QW serta senjata teranyar Skyshield Misille Gun 35 mm MK-2.




Sumber : Okezone

Peluncuran JS Izumo

TOKYO-(IDB) : Angkatan Bela Diri Maritim Jepang (JMSDF) telah mulai sea trial kapal pembawa helikopter JS Izumo (DDH 183), menurut seorang pejabat JMSDF pada 29 September.

Kapal dengan panjang 248 m, dengan beban penuh 24.000 ton, adalah kapal perang terbesar militer Jepang yang dibangun sejak Perang Dunia Kedua dan dapat membawa sampai 14 helikopter. Izumo dan sister ship yang belum disebutkan namanya (DDH 184) akan menggantikan dua kapal perusak Shirane-kelas JMSDF itu, JS Shirane (DDH 143) dan JS Kurama (DDH 144).

Menurut pejabat JMSDF, "Uji coba sudah dimulai dan akan berlangsung selama sekitar enam bulan sebelum kita komisi itu pada tahun 2015", Letnan Komandan Yasushi Kojima Maritim Kantor Staf mengatakan kepada IHS Jane. Namun Lt Cdr Kojima tidak mengungkapkan tanggal percobaan kapal tersebut, hanya menambahkan bahwa mereka "baru saja dimulai".

Rekaman YouTube tanggal 23 September menunjukkan kapal tunda mengawal Izumo dari Tokyo Bay.

Menurut IHS Jane, Izumo akan dilengkapi dengan OQQ-22 bow-mounted sonar untuk mendeteksi kapal selam, dan pertahanan terhadap rudal anti-kapal akan disediakan oleh dua peluncur Raytheon RIM-116 Rolling Airframe Missile SeaRAM.

Menepis kekhawatiran tetangga, menurut pejabat JMSDF bahwa kapal akan digunakan untuk pengawasan perbatasan, misi bantuan kemanusiaan dan bantuan bencana alam (HADR).

Selain dapat memuat helikopter seperti Sikorsky / Mitsubishi SH-60K Seahawk [helikopter anti-kapal selam] dan AgustaWestland / Kawasaki MCH-101S, Izumo dapat menampung 970 personel, termasuk awak kapal dan pasukan bela diri Jepang.

JS Izumo dijadwalkan untuk diresmikan pada Maret 2015 sementara DDH 184 dijadwalkan akan diluncurkan pada bulan Agustus tahun yang sama oleh pembuat kapal Yokohama berbasis di IHI Marinir United.



Sumber : Jane's

Membentuk Pola Kemandirian Alutsista Indonesia

JKGR-(IDB) : Untuk pembangunan alutsista Angkatan Laut, kita sebenarnya lebih unggul. Kenapa saya katakan demikian, karena teknologi yang kita miliki bukan sekedar prototipe dan perawatan, melainkan sudah mampu membuat dan memproduksinya.


Hal itu bukan given, tetapi berdasarkan visi yang dituangkan dalam pola kerja. Kala itu, atas perintah Presiden Pembangunan kita, Pak Soeharto, dipilihlah pemuda pemuda cerdas untuk peningkatan kemajuan pembuatan alutsista dalam kemandirian pertahanan. Salah satunya Pak Habibie. Selain kita menghasilkan N250 dari Jerman, kita juga mendapat ilmu dalam dunia pembuatan kapal terutama untuk tempur, maka dihasilkanlah Fast PatroL Boat 57meter (FPB57M).


Inilah cikal bakal KCR 40 meter hingga 60 meter. Seiring kemajuan teknologi dan tekanan teknologi dari negara lain, kita berusaha bekerja sama dengan negara lain, karena untuk maju kita tidak bisa menggunakan teknologi yang itu-itu saja. Kita kerjasama dengan Korea Selatan dalam pembuatan LPD yaitu kapal pendukung strategis yang mampu membawa ratusan tentara, 13 tank dan pendudkung lainnya. Inilah cikal bakal kita dalam membuat LST, LHD (yang juga ilmu pembuatannya diterapkan dalam FPB dan kapal tangker STAR50).


Berangkat dari ilmu pembuatan kapal tipe tersebut kita coba lebih maju lagi dalam pembuatan kelas frigate degan memperluas kerjasama yaitu dengan negara Belanda (begitu juga proyek refurbished KRI USMAN HARUN dari inggris) dari hasil kerja sama ini kita akan membuat cikal bakal frigate rasa nusantara atau biasa dikenal dengan PKR. Tapi selama ini kita hanya fokus di alutsista laut yang di atas permukaan.


Betul, kita menghadapi dilema untuk ilmu pembuatan kapal selam ini. Kita baru bisa menguasai kapal selam mini atau kecil (midget). Untuk yang lebih besar kelasnya kita belum sanggup. Oleh karena itu kita melanjutkan kerjasama dengan Korea Selatan setelah berhasil dalam pembuatan LPD. Yang paling membingungkan dari alutsista ini, selain dari ilmunya, untuk keberadaan kuantitas dari kapal selam yang dimiliki Indonesia juga sangat misteri. Karena jumlahnya yang diketahui cuma dua. Sungguh hal yang fenomenal bila dalam kerjasama ini kita bisa menghasilkan kapal selam yang deterannya lumayan diperhitungkan.


Dari ulasan dan paparan saya di atas, kita bisa ambil kesimpulan, setidaknya kita bisa menguasai ilmu dan membuat rangka sampai body (HULL), tetapi kita belum bisa membuat mesin dan persenjataannya, padahal itu lah jiwa dan pendukung utama dalam pembuatan kapal perang. Meski demikian gap itu bisa kita atasi sementara dengan menggunakan solusi Menteri Pertahanan yang membeli sambil mengupayakan agar ilmu pembuatan persenjataan kapal perang dapat kita kuasai seperti ketika kita mendapat kerjasama dengan Perusahaan CMI Belgia dalam membuat senjata api, mulai dari pistol, senapan serbu (SS1, SS2 dan SS3) hingga sekarang kita telah sepakat membuat Canon atau Turret Tank.


Untuk bisa membuat persenjataan kapal perang, ilmunya tidaklah mudah didapat, karena ilmu pengolahan logamnya tidak semudah seperti pembuatan bodi kapal perang dan panser. Belum lagi ilmu mekanis dalam pengisian rudal-rudal ke dalam canon atau turet kapal perang dan ilmu elektronika komponen dalam membidik target secara manual maupun otomatis. Oleh karena itu, saran saya ilmu ini kita cari dengan cara kerjasama dengan salah satu primary enemy, yaitu China.


Selain sebagai bentuk meredam memanasnya situsi di kawasan, kita juga mendapatkan ilmu dalam persenjataan dari blok timur. Ya, kalau blok barat kita sudah bekerja sama dengan Belgia yang telah lama bekerjasama dan memiliki hubungan emosional dalam pebuatan senjata api. Kini telah berkembang menuju ke canon atau turret yang akan dipakai untuk tank yang sedang kita produksi. Kerjasama pembuatan senjata dengan Belgia masih dalam skala medium dan belum mencapai skala besar, seperti pembuatan persenjataan taktis berat. Indonesia harus menjaga hubungan yang baik dengan Belgia dan semoga ke depannya CMI Belgia mau membuat MOU untuk senjata yang lebih advance. Bagaimana saran PARA SESEPUH mau ditambahkan, silakan.



Sumber : JKGR