Pages

Jumat, Agustus 01, 2014

China Sukses Uji Rudal Anti-Satelit

image

BEIJING-(IDB) : China telah mengambil langkah maju untuk menantang supremasi AS di ruang angkasa setelah berhasil menguji rudal anti-satelit “non-destruktif” pada 23 Juli, seperti yang dilaporkan website Voice of Rusia berbahasa china yang merupakan siaran radio internasional pemerintah Rusia.


Menurut kantor berita resmi China Xinhua, Kementerian negara Pertahanan Nasional mengumumkan suksesnya uji coba rudal pencegat dalam “mencapai tujuan yang telah ditetapkan,” yang sumber Departemen Luar Negeri AS mengkonfirmasi dengan “keyakinan tinggi” bahwa itu adalah rudal anti-satelit yang bertujuan untuk menghancurkan target melalui tenaga tumbukan (impact) dan tidak menyebabkan ledakan.


“Kami menyerukan kepada China untuk menahan diri dari tindakan-destabilisasi, -seperti terus mevgembangkan dan dan menguji sistem perusak anti-satelit- yang mengancam keamanan jangka panjang dan keberlanjutan lingkungan luar angkasa, di mana tempat semua bangsa tergantung,” ujar Departemen Luar Negeri AS tanggal 25 Juli, lewat sebuah email ke SpaceNews. “Amerika Serikat akan terus memantau untuk memastikan sistem ruang yang aman dan tangguh terhadap ancaman ruang angkasa yang muncul.”


image

Sejak memangku jabatannya tahun lalu, Presiden China Xi Jinping dilaporkan telah meminta angkatan udara China untuk mempercepat integrasi kemampuan udara dan ruang angkasa. Selama kunjungan ke markas PLA Angkatan Udara pada bulan April, Xi berjanji pengembangan “kekuatan tempur tipe baru” yang dapat menangani keadaan darurat udara dan ruang angkasa dengan “cepat dan efektif.” 

Uji coba rudal anti-satelit minggu lalu adalah yang kedua di masa pemerintahan Xi, yang sebelumnya telah meluncurkan roket China sebagai bagian dari tes sistem anti-satelit pada Mei tahun lalu. Pada bulan Januari 2007, China sengaja menghancurkan salah satu dari satelit cuaca yang sudah tidak berfungsi (mati) menggunakan rudal balistik jarak menengah berhasis darat, suatu tindakan yang secara luas dikecam oleh masyarakat internasional karena meninggalkan awan yang puing-puingnya berpotensi meninggalkan bahaya dalam sabuk orbit Bumi.


image

Vladimir Evseev, direktur Pusat Ilmu Sosial Politik di Moskow, mengatakan dia tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa tes anti-satelit China menggunakan elektronik nirkabel atau laser, yang menurut para ahli adalah cara yang paling efektif untuk menonaktifkan satellite. China mengembangkan berbagai senjata yang dapat menghancurkan atau membutakan dalam berbagai cara, termasuk menghancurkan mikro-satelit, satelit yang dapat mengelilingi satelit musuh. Evseev mengatakan, Beijing tampaknya mempersiapkan perang ruang angkasa dengan beberapa kemungkinan.

Vladimir Dvorki, peneliti utama dari Institut Hubungan Ekonomi Dunia dan Internasional di Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia, mengatakan komentar AS tentang pengujian China mencerminkan ketakutan atas China yang membuat terobosan di sektor ruang angkasa, dan khususnya kemampuan China mengembangkan senjata anti-satelit yang dapat menghancurkan kemampuan AS untuk mengontrol militer dengan satelit.




Sumber : JKGR

NATO Tak Siap Hadapi Rusia

MOSCOW-(IDB) : Kesiagaan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) amat lemah ketika salah satu negara anggotanya diserang Rusia, kata laporan Komite Pertahanan parlemen Inggris.


Komite yang beranggotakan sejumlah anggota Majelis Rendah parlemen Inggris tersebut merujuk konflik di Ukraina sebagai bukti kekurangan NATO.


“Serangan non-konvensional Rusia, yang menggunakan taktik asimetris atau peperangan ambigu—dirancang untuk menyelusup di bawah kesiagaan NATO. Hal ini sulit untuk dibalas. Kejadian seperti di Ukraina tahun ini, lalu sebelumnya serangan siber di Estonia pada 2007, serta invasi Georgia pada 2008 adalah panggilan kepada NATO agar bangun dari tidur,” demikian petikan laporan itu.


Guna mengantisipasi serangan semacam itu di masa mendatang, laporan tersebut merekomendasikan penambahan pasukan NATO di negara-negara Balkan yang rentan, termasuk Estonia, Latvia, dan Lithuania.


Lalu, NATO disarankan menyiapkan pasukan khusus guna menghadapi serangan non-konvensional, termasuk serangan siber. NATO juga diminta mengadakan latihan dalam skala besar serta meningkatkan jumlah pasukan reaksi cepat secara signifikan.


“Risiko serangan Rusia ke salah satu negara anggota NATO, walaupun kecil, namun signifikan. Kami tidak yakin NATO siap atas ancaman ini. NATO terlalu santai menghadapi ancaman Rusia,” kata Rory Stewart, Ketua Komite Pertahanan dari Partai Konservatif.


Padahal, sambungnya, taktik Rusia berubah cepat, termasuk serangan siber, mendukung kelompok separatis, dan mengombinasikan warga sipil bersenjata dengan pasukan khusus tanpa emblem kesatuan.


Dikaji
 

Juru bicara NATO, Oana Lungescu, mengaku belum melihat laporan yang disusun Komite Pertahanan Majelis Rendah Inggris.


“Namun, kami akan mengkajinya secara seksama begitu laporan tersebut dipublikasikan. Pada Maret lalu, Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen menyatakan aksi militer Rusia di dan sekitar Ukraina merupakan panggilan bagi aliansi dan komunitas internasional.


Dia juga menekankan bahwa NATO harus beradaptasi dengan lingkungan keamanan yang berubah. NATO telah menempuh sejumlah langkah untuk menguatkan pertahanan kolektif, khususnya untuk sekutu kami di timur, dengan lebih banyak pesawat, kapal, dan latihan di darat,” ujar Lungescu.


NATO dibentuk pada 1949, empat tahun sesudah Perang Dunia Kedua berakhir. Berdasarkan Pasal 5 Traktat 1949, aliansi itu sepakat membantu pertahanan bila salah satu negara anggotanya diserang musuh.

Setelah Perang Dingin usai dan Uni Soviet bubar, NATO melebarkan sayap ke Eropa Timur. Anggota NATO kini mencakup Latvia, Lithuania, dan Estonia yang dulu menjadi bagian Uni Soviet dan Pakta Warsawa.



Sumber : JKGR

Presiden Minta Australia Jelaskan Info Wikileaks

JAKARTA-(IDB) : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta, agar pemerintah Australia memberikan penjelasan mengenai informasi yang dikeluarkan Wikileaks terkait sinyalemen adanya perintah mencegah penyidikan atas dugaan korupsi sejumlah pejabat di negara Asia.

"Berita yang dikeluarkan oleh Wikileaks sesuatu yang menyakitkan, saya mengikuti apa yang dilaksanakan Australia, Menlu laporkan pada saya setelah komunikasi dengan Duta Besar RI di Canberra dan Duta besar Australia," kata Presiden dalam keterangan pers di kediaman pribadi Puri Cikeas, Bogor, Kamis.

Kepala Negara mengatakan, penjelasan itu penting karena dari informasi yang dikeluarkan oleh Wikileaks dan kemudian diberitakan oleh salah satu situs berita di Indonesia disebutkan ada 17 nama pejabat senior di negara Asia yang dikatakan dilindungi oleh sebuah perintah khusus dari pemerintah Australia agar jangan ada penyelidikan yang dikhawatirkan bisa menganggu hubungan Australia dengan negara-negara tersebut.

"Dari beberapa tokoh itu nama SBY dan Megawati ikut disebut Wikileaks pada berita 29 juli 2014, ada kasus dugaan korupsi multi-juta dolar, termasuk melibatkan keluarga dan pejabat senior masing-masing negara," kata Presiden.

Ditambahkannya, "Perintah super untuk mencegah pelaporan kasus ini oleh siapa saja untuk cegah kerusakan hubungan dengan Australia. Ada 17 individu."

Presiden merasa perlu untuk segera melakukan klarifikasi atas berita tersebut dan mengumpulkan sejumlah keterangan mengenai hal tersebut dari pejabat terkait.

"Berita seperti ini cepat beredar dan kemudian karena sangat sensitif, karena menyangkut kehormatan dan harga diri baik Ibu Megawati, dan saya sendiri, maka saya ambil keputusan untuk melakukan sesuatu bertindak dan mengeluarkan pernyataan ini. Karena yang jelas pemberitaan ini, saya nilai mencemarkan dan merugikan nama baik Ibu Megawati dan saya sendiri, menimbulkan spekulasi dan kecurigaan," kata Presiden.

Dari keterangan Gubernur Bank Indonesia dan Menteri Keuangan, maka presiden mendapatkan sejumlah penjelasan.

"Memang benar Indonesia pernah cetak uang di Australia pada 1999 yang mencetak NPA, organisasi itu berada di bawah Bank sentral Australia, yang dicetak adala 550 juta lembar dengan pecahan Rp 100.000," kata Presiden.

Namun demikian, kata Presiden, kewenangan untuk memutuskan pencetakan uang dan tempat pencetakan uang berada di tangan Bank Indonesia (BI).

"Hal itu menjadi kewenangan Bank Indonesia, atas dasar atau sesuai Undang-Undang Bank Indonesia dan peraturan yang berlaku. Sebenarnya, baik Ibu Mega dan saya sendiri 1999 belum menjadi presiden. Poin saya adalah memang itu kewenangan BI, siapapun presidennya, tidak terlibat dalam arti mengambil keputusan menetapkan kebijakan dan mengeluarkan perintah presiden," tegasnya.

Bila otoritas Australia melakukan penyelidikan mengenai informasi yang diberitakan Wikileaks, Presiden meminta, agar proses penyelidikan dilakukan secara terbuka dan transparan. Apabila ada WNI yang diduga terlibat, maka hendaknya melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI.

"Atas penjelasan saya itu, proses penegakan hukum yang sedang berlangsung di Australia, saya meminta membuka dan mengungkap seterang mungkin, jangan ditutupi. Kalau ada elemen di Indonesia, saya minta tolong diungkap dan kemudian ditunjuk siapa orang itu, apa kasus dan pelanggaran hukumnya, kalau memang ada bekerjasama dengan KPK Indonesia," kata Presiden.

Kepala Pemerintahan menambahkan, "Jangan justru pemerintah Australia keluarkan kebijakan dan statemen yang menimbulkan kecurigaan dan tuduhan terhadap pihak-pihak di luar Australia, misal mantan Presiden Megawati dan saya sendiri. itu menimbulkan kecurigaan."

Presiden minta Australia segera keluarkan pernyataan yang terang agar nama baik Ibu Mega dan saya tidak dicemarkan, saya ingin dengar langsung dari Australia.

"Jika ada WNI yang terlibat, mari tegakkan hukum bersama Indonesia dan Australia adalah negara hukum. Indonesia saat ini tengah lakukan kampanye anti-korupsi yang agresif. Kalau memang Australia mengatakan, apa yang diberitakan Wikileas tidak benar, maka Australia harus berbicara karena kalau diam, maka akan timbulkan spekulasi baru di Indonesia," kata Presiden.

Presiden Yudhoono juga menyayangkan situs berita yang memuat berita dari Wikileaks tersebut tanpa klarifikasi dari pihaknya.



Sumber : Antara

Israel Akui Kesulitan Hadapi Hamas

Hamas Menang, Itulah Faktanya

TEL AVIV-(IDB) : Seorang pengamat militer Zionis di koran Maarev, Ben Kasbet, menyerukan pemerintah Benjamin Netanyahu untuk segera mengakui kemenangan Hamas. Ini sangat penting menyusul kemenangan demi kemenangan Hamas dalam pertempuran selama 24 hari terakhir ini.

''Inilah kebenaran. Pemerintah Netanyahu dan Israel berada pada posisi yang sangat sulit beberapa hari ke depan,'' kata Kasbet pada surat kabar Maarev seperti dikutip Infopalestina.

Kasbet mengatakan serbuan Israel mendapat perlawanan signifikan. Gempuran demi gempuran menghantam Israel. ''Israel lari dari kondisi buruk kepada situasi yang lebih buruk lagi,'' katanya.

Sejak sebulan lalu, Israel tidak bisa memberikan kejutan. Bahkan, serangan demi serangan semakin menunjukkan keterpurukan Israel dan menjadikan negara tersebut semakin bobrok.

Oleh karena itu, kata Kasbet, Netanyahu harus mengakui kesalahannya telah melakukan agresi tanpa bisa memberikan solusi atau alternatifnya.

''Jika Israel tidak bisa membendung Hamas, maka inilah akhir dari Israel. Ia juga tidak akan bisa membendung Iran maupun Hizbullah di utara dan akan tampaklah kelemahan Zionis. Ia harus membayar mahal atas kenyataan ini,'' katanya.

Pengamat Zionis kemudian mengakhiri tulisanya,''kita jangan menipu diri sendiri. Jika kita tak punya kemampuan untuk menggempur Hamas hari ini, maka ke depan akan lebih sulit lagi dan akan jauh lebih berat lagi.'' 


Jet Tempur Kami Dihadang Roket Hamas Di Langit Gaza  

Seorang perwira tinggi di jajaran militer Israel dalam pembicaraanya dengan situs Walla Ibrani, Rabu (30/7), mengatakan, pesawat-pesawat tempur mereka dihadang serangan roket anti pesawat secara masif di langit Gaza.

Menurut perwira yang tidak mau disebutkan identitasnya ini, ada sejumlah roket perlawanan Hamas menerjang pesawat-pesawat Israel.

''Roket-roket tersebut muncul dari arah timur Gaza,'' katanya kepada Walla Ibrani seperti dikutip Infopalestina.

Ia melansir ada sekitar 19 operasi penembakan roket anti pesawat dalam perang Clauds Colom pada tahun 2012 lalu yang berlangsung hanya delapan hari saja.

Sementara pada tahun ini, pihaknya melancarkan operasi penembakan terhadap target-target di Gaza lebih dari 4000 roket sejak awal operasi militer ke Jalur Gaza. 


Netanyahu Tak Sadar Akui Kekalahan Israel

Juru bicara Hamas, Sami Abu Zuhri, mengatakan bahwa pernyataan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mencerminkan kekalahan pasukan Zionis dari Hamas.

Dalam konferensi pers dengan menteri pertahanan dan Kepala Staf Angkatan Darat, Netanyahu mengakui bahwa negaranya telah kehilangan perwira dan prajurit terbaik dalam pertempuran dengan sayap militer Hamas, Al Qassam, di Jalur Gaza baru-baru ini.

“Kami tahu akan menghadapi hari-hari sulit kedepan dan sekarang adalah salah satu buktinya,” kata Netanyahu dalam konferensi pers bersama pada Senin malam.

Ia mengungkapkan penyesalannya atas kematian tentara Israel. Netanyahu mengakui bahwa tentaranya menghadapi pertempuran sengit di Gaza dan mengatakan tidak ada perang tanpa korban.

Netanyahu, sebagaimana yang diberitakan middleeastmonitor dan dikutip Mi’rajnews, Rabu menyerukan kepada pasukan Israel untuk mempersiapkan pertempuran panjang.

Sami mengatakan Netanyahu secara tidak langsung mengakui kekalahan Israel atas Palestina. Dia juga menegaskan apa yang dilakukan Israel terhadap Palestina tidak akan membuat takut Hamas atau Palestina.

Dalam pernyataan tertulis yang dikutip oleh Anadolu pada Senin, Sami mengatakan bahwa pasukan pendudukan Israel akan membayar perlakuan Israel yang telah membunuh anak-anak dan warga sipil.


Israel Tambah 16 Ribu Tentara Cadangan  

Israel memobilisasi 16 ribu tambahan tentara cadangan. Dengan penambahan tersebut, Israel sedikitnya mengerahkan 86 ribu tentara untuk melakukan operasi militer di jalur gaza.

"Militer telah mengeluarkan perintah mobilisasi 16 ribu tentara tambahan untuk memungkinkan pasukan di lapangan beristirahat, sehingga jumlah cadangan menjadi 86.000," kata juru bicara militer Israel, Kamis (31/7).

Kabinet keamanan Israel, yang bertemu selama lima jam pada Rabu (30/7) dengan suara bulat memutuskan untuk membalas serangan hamas dan operasi lainnya serta menghancurkan jaringan terowongan yang digunakan oleh gerakan Islam itu antara Gaza dan Israel.

Radio publik mengutip Mayor Jenderal Sami Turgeman, petugas senior untuk Wilayah Gaza, mengatakan bahwa penghancuran terowongan gerilyawan yang tersisa ke Israel bisa lengkap seluruhnya dalam beberapa hari ke depan. 


Israel Gunakan Anjing dan Robot Lacak Terowongan di Gaza  

Kolonel Israel Tomer melacak terowongan di bawah satu desa Palestina ketika tanah yang digali oleh tank memperlihatkan apa yang dicarinya. Dua puluh empat jam kemudian pada Rabu (30/7), pasukannya telah membersihkan bangunan yang telah menutupi celah sedalam tiga meter yang memperlihatkan terowongan yang diperkuat beton dan bisa digunakan lewat oleh satu orang yang mengenakan peralatan perang.

Diperlukan waktu beberapa hari untuk memetakan jalan masuk sebanyak setengah lusin terowongan, yang salahsatunya tersembunyi oleh satu rumah di dekatnya, kata perwira itu kepada Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis pagi. Namun lokasi pasti terowongan tersebut tak bisa dilaporkan berdasarkan peraturan militer.

Lalu bahan peledak dijatuhkan dan jaringan terowongan itu hancur. Anak buah Tomer, campuran awak tank dan personel zeni, mengawasi jalur gelap itu sambil memegang senapan, untuk berjaga-jaga kalau-kalau ada pria bersenjata yang mungkin menyerbu ke luar.

Di tempat berbeda di bagian selatan Jalur Gaza, tiga prajurit Israel tewas pada Rabu, ketika satu terowongan yang dipasangi perangkap yang telah mereka temukan meledak, kata militer Israel. Tomer, yang merujuk kepada korban jiwa tersebut, mengatakan pasukannya menjaga jarak aman.

Malah, katanya, militer Israel mengirim anjing untuk melacak peledak dan robot yang mengirim kembali gambar video. Malalui gambar itu, jalur tersebut dapat diketahui.


PM Israel Minta Bantuan AS Untuk Gencatan Senjata

Pemerintah Israel melalui Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah memintah bantuan ke Amerika Serikat untuk mengupayakan gencatan senjata di Gaza. Hal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri AS John Kerry saat berkunjung ke Israel.

"Tadi malam kami berbicara, dan perdana menteri berbicara kepada saya tentang ide dan kemungkinan gencatan senjata," kata Kerry seperti dilansir AFP, Selasa (29/7/2014).

"Ini bukan tentang saya, ini tentang Israel dan hak untuk membela diri," ujar Kerry setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Ukraina Pavlo Klimkin.

Menurut Kerry, pihaknya sangat hati-hati untuk menemukan solusi atas serangan militer di jalur Gaza. Hal ini, bagi Kerry, sangat penting untuk mengurangi korban sipil.

"Kami bekerja sangat hati-hati dengan teman-teman Israel kita, agar dapat menemukan cara untuk mengurangi korban sipil. Kedua belah pihak mengalami kesulitan menemukan solusi ke depan," ujar Kerry.

Sementara itu, Israel semakin gencar melakukan serangan ke Gaza di hari ke-22 invasi militer tersebut. Korban sudah mencapai 1.000 orang lebih, dan sebagian besar adalah wanita serta anak-anak yang tinggal di Gaza.

Beberapa kali gencatan senjata disepakati, namun tak berlangsung lama. Hingga saat ini, gerilyawan Hamas menolak gencatan senjata kembali dengan Israel.

"Hal ini lebih tepat untuk mencoba menyelesaikan masalah mendasar di meja perundingan, daripada melanjutkan perang kekerasan, yang akan jauh lebih sulit untuk dipulihkan kembali," kata Kerry.

Ikuti sejumlah peristiwa menarik yang terjadi sepanjang hari ini hanya di "Reportase" TRANS TV Senin - Jumat pukul 12.45 WIB.



Sumber :  Republika

Syarat Indonesia Menjadi Poros Maritim

JAKARTA-(IDB) : Sebagai Negara Kepulauan terbesar, menjadi Negara Maritim di ruang Nusantara adalah pilihan tak terelakkan. Menjadi kekuatan maritim besar mutlak memerlukan kekuatan TNI AL dan aparat keamanan laut yang kuat.

“Pengamanan kekayaan laut mensyaratkan pengamanan ruang laut terlebih dahulu. Hal ini menuntut TNI AL dan penguatan Sea and Coast Guard berkelas dunia,” ujar pakar maritim dari ITS Surabaya, Prof Daniel M. Rosyid, kepada JMOL.

Untuk itu, ide mengenai Indonesia menjadi poros maritim dunia sejalan dengan pembangunan kekuatan Indonesia sebagai Negara Maritim.

“Ide Indonesia menjadi poros maritim dunia adalah visi yang layak diperjuangkan,” tambahnya.

Doktrin Indonesia sebagai poros maritim merupakan ide yang dilontarkan Presiden terpilih, Joko Widodo, dalam beberapa kesempatan, dan menjadi bagian integral dari visi misi pemerintahan.

Ide tentang poros maritim dunia berangkat dari pemahaman geostrategis Indonesia dengan mayoritas wilayah lautan dan berada di alur laut pelayaran dunia yang sangat strategis. Sayangnya, selama ini potensi itu belum dimanfaatkan secara maksimal.

Selain itu, sebagai kekuatan poros maritim juga membutuhkan pengembangan pelayaran sebagai upaya peningkatan kinerja logistik nasional sekaligus menunjang pemerataan pembangunan. Dalam pengembangan ini bukan saja angkutan laut untuk barang tapi juga untuk penumpang, terutama untuk penyeberangan.

Semua itu, menurut Daniel, membutuhkan prasyarat. Pertama, orientasi pertumbuhan harus diubah ke orientasi pemerataan. Kedua, subsidi BBM harus diakhiri agar kita keluar dari jebakan moda jalan pribadi. Ketiga, harus ada perhatian dan anggaran untuk penguatan angkutan laut, sungai, dan penyeberangan, serta menjadikan TNI AL sebagai World-Class Navy.

“Rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda tidak sesuai dengan visi Poros Maritim Dunia. Menjadi poros maritim dunia juga berarti membangun pelayaran kelas dunia (world-class shipping),” sebut Daniel.

Terakhir, perlu dibentuk Menteri Koordinator Maritim untuk segera mensinergikan kementerian dan instansi terkait lain yang memiliki kewenangan di laut.

“Menko Maritim perlu menegaskan bahwa angkutan laut adalah infrastruktur Negara Kepulauan, bukan Jalan Tol,” tegas Daniel.

Daniel menambahkan, pembentukan lembaga pengawal laut dan pantai atau Sea and Coast Guard perlu segera direalisasikan. Hal ini sesuai amanah UU Pelayaran Nasional. Menurutnya, selama ini pembentukan lembaga ini selalu terganjal oleh ego sektoral.

“Lembaga ini akan menjadi bukti kehadiran Pemerintah di laut secara efektif sekaligus penangkal berbagai kegiatan illegal di laut, serta meningkatkan jaminan atas keselamatan pelayaran,” pungkasnya.



Sumber : JurnalMaritim

Hacker Serang Sistem Pertahanan Israel

TEL AVIV-(IDB) : Pakar kemanan Amerika Serikat (AS), Brian Krebs, menyatakan, saat ini sistem pertahanan rudal Israel sudah berhasil disusupi oleh Hacker. Namun, Krebs menjelaskan, serangan itu tidak langsung menyerang pihak militer Israel. Serangan tersebut menyerang tiga kontraktor pembuat iron dome, sistem pertahanan rudal Israel.

Melansir V3, Selasa (29/7/2014), menurut laporan Krebs, serangan itu sendiri terjadi antara tahun 2011 hingga tahun 2012 lalu. “Para hacker berhasil mengambil sejumlah besar data penting dari ketiga kontraktor iron dome,” ucap Krebs.

“Gangguan yang tidak pernah diumumkan sebelumnya ini menggambarkan tantangan yang harus dihadapi para kontraktor itu. Para kontraktor harus membuat sebuah pertahanan cyber guna membendung serangan para hacker,” Krebs menambahkan.

Serangan tersebut diduga dilakukan oleh seorang hakcer yang bersal dari negara Tirai Bambu, China. Ketiga perusahaan yang berhasil dicuri datanya itu adalah Elisra Group, Israel Aerospace Industries, dan Rafael Advanced Defense Systems.

Salah satu kontraktor, Israel Aerospace Industries (IAI), membantah laporan yang diutarakan Kreb. Dalam sebuah pernyataan mereka menjelaskan, bahwa masalah ini sudah berhasil ditangani oleh pihak mereka, tak lama setelah serangan terjadi.(esn)

 Peretas China Curi Cetak Biru "Iron Dome" Israel 


Cetak biru sistem pertahanan Iron Dome milik Israel dikabarkan telah dicuri para peretas China. Demikian klaim perusahaan Cyber Engineering Services (CES), Selasa (29/7/2014).

CES mengatakan, dokumen dan data terkait sistem pertahanan udara Israel ini dicurli dari tiga perusahaan pertahanan Israel selama 22 bulan terakhir.

CES menambahkan peretasan itu dilakukan kelompok peretas yang menamakan diri mereka "Comment Crew" yang diduga kuat disokong pemerintah China. Peretasan itu terjadi antara Oktober 2011 hingga Agustus 2012, namun baru kini disampaikan ke publik.

Para peretas itu dikabarkan mengincar Elisra Group, Israel Aerospace Industries dan Rafael Advanced Defense Systems.

CES berhasil menyadap infrastruktur komunikasi rahasia yang dirancang para peretas dan menememukan sejumlah besar data yang dimiliki ketiga perusahaan besar itu sudah berhasil ditembus. "Dan nampaknya sistem pertahanan udara Iron Dome yang mereka incar," kata Direktur Eksekutif CES, Joseph Drissel.

Sistem pertahanan udara Iron Dome yang berharga 1 miliar dolar AS atau lebih dari Rp 12 triliun itu, bertugas mencegat roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza dan pembiayaannya disubsidi AS.

Awal tahun ini, pemerintah AS mendakwa lima anggota tim peretas Comment Crew terkait keterlibatan mereka dalam upaya spionasi siber selama tujuh tahun terhadap lebih dari 100 perusahaan besar AS.




Sumber : Sindo

Seputar Suap Oleh Produsen Senjata AS

Suap Pejabat Indonesia, Produsen AS Di Denda

JAKARTA-(IDB) : Perusahaan senjata api dari Amerika Serikat, Smith & Wesson, didenda US$ 2 juta karena telah menyuap aparat di beberapa negara, seperti Indonesia dan Pakistan, untuk meloloskan produknya. US Securities and Exchange Commission (SEC) menghukum perusahaan yang senjatanya biasa digunakan aparat penegak hukum dan militer itu karena memfasilitasi suap berupa uang tunai US$ 11 ribu dan senjata gratis untuk polisi Pakistan pada 2008 guna mendapatkan kontrak pasokan.

Pada 2009, kata SEC, Smith & Wesson membuat kesepakatan dengan kepolisian di Indonesia agar perusahaan itu memenangi kontrak dari kepolisian setempat. Namun akhirnya kontrak dibatalkan.

“Upaya lain untuk mendekati pejabat yakni melalui pihak ketiga, seperti di Turki, Nepal, dan Bangladesh,” kata SEC. Secara keseluruhan, penyuapan ini dilakukan Smith & Wesson antara tahun 2007 dan 2010.

SEC menyimpulkan upaya perusahaan dalam menjalankan bisnis, baik berhasil maupun gagal, telah melanggar US Foreign Corrupt Practices Act (FCPA/undang-undang yang mengatur pengusaha Amerika Serikat agar berpraktek secara bersih di negara tempat ia berbisnis). Undang-undang ini dibuat untuk menghilangkan penyuapan dan korupsi sebagai faktor penting dalam persaingan bisnis internasional.

Smith & Wesson tidak membenarkan ataupun menyangkal tuduhan SEC. Namun mereka setuju membayar denda US$ 2 juta untuk menyelesaikan kasus tersebut.

SEC mengatakan Smith & Wesson juga telah menghentikan transaksi penjualan yang tertunda ketika mengetahui karyawannya melakukan penyuapan. “Ini adalah peringatan bagi usaha kecil dan menengah yang ingin masuk ke pasar berisiko tinggi dan berekspansi ke jaringan internasional,” kata Kara Brockmeyer, Kepala Penegakan FCPA.

Menurut SEC, perusahaan yang menjual produknya di luar negeri harus memastikan pengawasan dan sistem operasinya.


Respons CEO Smith & Wesson Atas Suap Ke Pejabat RI 

President-CEO Smith & Wesson James Debney menerima putusan Securities and Exchange Commission (SEC) Amerika Serikat menghukum perusahaannya membayar denda US$ 2 juta. Smith & Wesson, perusahaan yang memproduksi dan mendesain senjata api, dinyatakan melakukan korupsi di beberapa negara tempat ia berbisnis, di antaranya Pakistan dan Indonesia.

"Kami gembira telah menyelesaikan masalah ini dengan SEC. Penyelesaian ini telah kami setujui dan kami percaya inilah keinginan Smith & Wesson dan pemegang sahamnya," kata James Debney dalam pernyataan persnya yang diunggah di situs Smith & Wesson, Senin, 28 Juli 2014.

SEC memutuskan Smith & Wesson memfasilitasi suap berupa uang tunai US$ 11 ribu dan senjata gratis bagi polisi Pakistan pada 2008 untuk mendapatkan kontrak memasok senjata. Setahun kemudian, kata SEC, karyawan Smith & Wesson membuat kesepakatan dengan kepolisian di Indonesia untuk mendapat kontrak dari kepolisian tersebut. Namun akhirnya kontrak dibatalkan.

Menurut James Debney, pengumuman tentang putusan hukum terhadap perusahaannya atas kasus yang terjadi empat tahun lalu ini menggembirakan. "Kami gembira karena kasus ini sekarang selesai dan kami meninggalkannya," ujarnya.

James Debney menjelaskan, kasus ini merupakan kelanjutan penyelidikan yang dilakukan oleh Kementerian Hukum Amerika pada 2010 yang kemudian kasusnya digugurkan oleh kementerian tersebut.

Perusahaan yang memproduksi dan mendesain senjata api ini menyetujui penyelesaian perkara tanpa mengakui ataupun menyangkal temuan dalam penyelidikan itu. Adapun biaya penyelesaian kasus ini sudah ditambahkan oleh perusahaan pada kuartal keempat tahun fiskal pada 30 April 2014. 


ICW Imbau Suap Smith Wesson Tak Diabaikan 

Koordinator Divisi Hukum dan Peradilan Monitoring Indonesia Corruption Watch Tama Satrya Langkun mengimbau Indonesia tak abai terhadap kasus suap Smith & Wesson ihwal pengadaan senjata api. Produsen senjata api asal Amerika Serikat itu dihukum lantaran terbukti melanggar Undang-Undang Anti-Korupsi Luar Negeri (FCPA) yang dikeluarkan pemerintah Negeri Abang Sam dengan menyuap sedikitnya lima negara.

"Apabila (Smith & Wesson) di Amerika sudah dijatuhkan hukuman dan terbukti melakukan kesalahan, maka harus jadi perhatian Indonesia," kata Tama kepada Tempo, Selasa, 29 Juli 2014.

Ia mengaku tak tahu-menahu ihwal kasus yang melibatkan produsen senjata api terbesar di Amerika Serikat tersebut. "Saya baru tahu ini malah," ujar Tama. Menurut Tama, apabila terbukti melakukan tindakan suap di Amerika, perusahaan itu tak serta-merta dapat diproses di Indonesia karena ada perbedaan persepsi perihal jenis-jenis suap antara Indonesia dan Amerika. Namun ia menilai positif FCPA yang mempermudah penuntasan kasus korupsi di Indonesia.

Perusahaan Smith & Wesson didenda US$ 2 juta karena terbukti melakukan penyuapan di Pakistan, Indonesia, Turki, Nepal, dan Bangladesh. Selama 2007-2010, perusahaan yang bermarkas di Springfiled, Massachusetts, ini melakukan lobi ilegal terhadap otoritas lima negara tersebut agar dapat memenangi tender pengadaan senjata api, seperti dikutip dari Reuters. Aktivitasnya diketahui oleh US Securities and Exchange Commission, otoritas Amerika Serikat yang mengatur pasar modal, dan kasusnya diserahkan ke pengadilan.

Produsen senjata api yang terkenal di kalangan kepolisian dan militer ini pada 2008 diduga menyogok otoritas Pakistan senilai US$ 11 ribu dalam bentuk tunai dan pistol dinas bagi pejabat kepolisian setempat. Pada 2009, perusahaan itu diduga menyetujui penyuapan kepada kepolisian Indonesia untuk memenangi kontrak pengadaan senjata api, namun kerja sama akhirnya dibatalkan. Pada tahun-tahun berikutnya, perusahaan ini kembali melakukan negosiasi kotor dengan menggunakan jasa pihak ketiga di Turki, Nepal, dan Bangladesh. 


Beli Senjata Api, Polisi Tak Kerja Sendiri  

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Metro Jakarta Komisaris Besar Polisi Rikwanto menjelaskan pengadaan senjata api organik di Indonesia. Pengadaan senjata api melibatkan banyak instansi pemerintah, tak hanya kepolisian.

"Pengadaan senjata api melibatkan berbagai kementerian, karena pengadaan senjata api bersifat government to government," ujar Rikwanto kepada Tempo, Selasa, 29 Juli 2014. Penjelasan ini ia sampaikan untuk menanggapi kasus tuduhan penyuapan produsen senjata api terhadap pejabat di beberapa negara, termasuk Indonesia.

Perusahaan Smith & Wesson didenda US$ 2 juta karena terbukti melakukan suap di Pakistan, Indonesia, Turki, Nepal, dan Bangladesh. Selama 2007-2010, perusahaan yang bermarkas di Springfiled, Massachusetts, Amerika Serikat, ini melakukan lobi ilegal terhadap otoritas lima negara tersebut agar dapat memenangi tender pengadaan senjata api, seperti dikutip dari Reuters. Aktivitasnya diketahui oleh US Securities and Exchange Commission, otoritas Amerika Serikat yang mengatur pasar modal, dan kasusnya diserahkan ke pengadilan.

Rikwanto menjelaskan, pengadaan senjata api organik (senjata api dinas yang digunakan khusus untuk kepolisian dan militer) diatur dalam undang-undang. Pengadaannya melibatkan Kementerian Luar Negeri, Kementerian Keuangan, Kementerian Pertahanan, dan kementerian lain yang berwenang. Dari beragam instansi yang terlibat, akan ada pembagian kerja khusus untuk menangani pengadaan.

Pengadaan senjata api, kata Rikwanto, dilakukan dengan menggunakan sistem tender. "Jadi dilelang perusahaan mana yang memenuhi standar dan kualifikasi yang diajukan oleh pemerintah," ujar Rikwanto.

Tak hanya itu, kelancaran pengadaan tergantung pada negara asal produsen pemasok senjata api organik. Apabila negara asal produsen menolak memasok, negosiasi dipastikan tak akan berjalan baik.

Pengadaan senjata api diakui oleh Rikwanto tak semudah urusan ekspor-impor biasa. Berbicara mengenai pengadaan senjata api, kata Rikwanto, akan menyinggung anggaran pendapatan dan belanja negara. Sebab, pengadaan senjata api digunakan untuk melindungi dan menjaga keamanan seluruh masyarakat Indonesia.

Pengadaan senjata api diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010. Perpres itu mengatur tak hanya proses pengadaan, namun juga penunjukan jasa konsultan yang dapat digunakan oleh kepolisian dalam hal menyangkut pertahanan negara. Dalam berbagai pasal disebutkan Kementerian Pertahanan sebagai pihak yang memiliki otoritas dalam pengadaan barang dan jasa untuk kepolisan dan TNI, termasuk alat material khusus kepolisian. 


Amerika Diminta Ungkap Suap Senjata ke Indonesia  

Komisi Kepolisian Nasional meminta pemerintah Amerika Serikat mengungkap dugaan suap kepada kepolisian atau instansi lain terkait dengan proyek pengadaan senjata. Anggota Komisi Kepolisian Nasional, M. Nasser, mengatakan pengungkapan ini penting agar tidak timbul suasana kerja yang tak nyaman di kepolisian.

"Kalau tak diungkap, nanti justru menjadi saling curiga," ujar Nasser saat dihubungi, Rabu, 30 Juli 2014.

Nasser menuturkan Amerika Serikat merupakan negara yang menjunjung demokrasi dan transparansi. Karena sudah terbukti ada suap, kata dia, seharusnya mereka mengumumkan secara terbuka kepada siapa suap itu diberikan di Indonesia. Dia menegaskan bahwa keterbukaan ini juga menjadi upaya pemerintah Barack Obama untuk menjunjung akuntabilitas.

Sebelumnya, perusahaan senjata asal Amerika Serikat, Smith & Wesson, didenda US$ 2 juta karena telah menyuap aparat di beberapa negara, seperti Indonesia dan Pakistan, untuk meloloskan produknya. US Securities and Exchange Commission (SEC) menuduh perusahaan yang senjatanya biasa digunakan aparat penegak hukum dan militer itu memfasilitasi suap berupa uang tunai US$ 11 ribu dan senjata gratis untuk polisi Pakistan pada 2008 sebagai imbalan untuk mendapatkan kontrak pasokan.

Setahun kemudian, ujar SEC, karyawan Smith & Wesson membuat kesepakatan dengan kepolisian di Indonesia untuk memenangkan kontrak serupa. Meski akhirnya kontrak dibatalkan.

"Upaya lainnya untuk mendekati pejabat melalui pihak ketiga, seperti di Turki, Nepal, dan Bangladesh," tutur SEC. Secara keseluruhan, tindakan penyuapan ini dilakukan Smith & Wesson pada 2007 hingga 2010.

SEC menemukan upaya perusahaan, berhasil atau tidak dalam memperoleh bisnis, telah melanggar US Foreign Corrupt Practices Act. Aturan itu bertujuan menghilangkan suap dan korupsi sebagai faktor penting dalam persaingan bisnis internasional. Smith & Wesson tidak membenarkan atau menyangkal tuduhan SEC. Namun mereka menyetujui membayar denda US$ 2 juta untuk menyelesaikan tuduhan.




Sumber : Tempo

OPM Serang Anggota Polisi Di Papua

PAPUA-(IDB)  : Kelompok Separatis Bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) terus melancarkan serangan yang memakan korban jiwa pada Senin, 28 Juli 2014, sekitar pukul 12.10 WIT di daerah Indawa Lany Jaya Papua. Mereka menembaki empat anggota polisi yang sedang melaksanakan tugas, dua diantaranya tewas.

Juru Bicara Polda Papua, Komisaris Polisi Pudjo Sulistyo mengatakan, aksi penyerangan dan penembakan terhadap empat anggota polisi itu terjadi saat bertugas menyambangi Desa Indawa dalam rangka bimbingan masyarakat.

"Keempat anggota ditembak saat melaksanakan kegiatan sambang desa dalam rangka Bimas Pioneer, pelaku adalah kelompok kriminal bersenjata," kata Pudjo.

Kelompok kriminal bersenjata itu menyerang secara seporadis, sehingga keempat anggota Polisi tidak sempat melakukan perlawanan. "Setelah menyerang kelompok bersenjata itu melarikan diri dan kembali masuk hutan," ujarnya.

Keempat anggota yang tertembak adalah Bripda Yoga Ginugy dengan luka tembak di perut, tewas di tempat, Bripda Zulkifli luka tembak di kepala dan juga tewas di tempat.

"Sedangkan Bripda Alex Numbery dan Bripda Helsky Bonyadone mengalami luka-luka," terangnya.

Polda Papua lanjut Pudjo, akan melakukan pengejaran terhadap para pelaku dengan berkoordinasi dengan Asintel Kodam untuk backup dari kesatuan TNI yang terdekat serta koordinasi dengan Kapolres Lany Jaya guna membantu mengevaluasi korban.

Pudjo Sulistyo mengutuk aksi serangan brutal kelompok kriminal bersenjata terhadap aparat kepolisia yang sedang bertugas. "Perbuatan itu harus kita kutuk dengan sekeras kerasnya, dimana polisi yang sedang melakukan kegiatan pembangunan sumber daya manusia yaitu dalam bentuk kegiatan Bimmas Sambang Desa, agar desa-desa di wilayah Papua menjadi desa sadar hukum, memiliki masyarakat yang lebih cerdas dan mampu menghadapi perubahan Zaman," paparnya.

Dia mengimbau masyarakat tetap tenang dan yakin bahwa kelompok kriminal tersebut harus mempertanggung jawab kan perbuatannya.

OPM Rampas Empat Pucuk Senjata Api

Empat pucuk senjata api berjenis senapan laras panjang dan pistol telah dirampas oleh kelompok bersenjata yang telah menewaskan dua anggota Polres Persiapan Lanny Jaya, Bripda Zulkifli dan Bripda Yoga.

Keempat pucuk senjata yang dirampas kelompok bersenjata itu yaitu satu pucuk mouser, satu pucuk V5 sabara, satu pucuk V2 dan satu revolver.

Akibat penghadangan kelompok bersenjata pada Senin 28 Juli 2014 tersebut selain mengakibatkan dua korban tewas juga menyebabkan dua anggota polisi lainnya mengalami luka kritis akibat ditembak.

Wakapolda Papua Brigjen Pol Paulus Waterpau mengatakan, pihaknya akan melakukan upaya evakuasi terhadap para korban terlebih dahulu. Kemudian baru akan melakukan langkah selanjutnya guna mengejar para pelaku penembakan.

Menurut Wakapolda, jenazah Bripda Yoga Aksel Jetru Ginuni yang baru dievakuasi telah tiba di Bandara Wamena sekitar pukul 10.00 WIT.

Jenazah kemudian dibawa ke Rumah Sakit Wamena untuk divisum dan selanjutnya akan diterbangkan ke Jayapura. Jenazah Bripda Yoga langsung divisum di ugd rsud Wamena. Proses visum diiringi isak tangis keluarga yang berdatangan dan menyaksikan jenazahnya.

Kedua jenazah korban tewas selanjutnya disemayamkan sementara di Mapolres Jayawijaya untuk dilakukan upacara pelepasan kedua jenazah. “Dari Jayapura jenazah Bripda Yoga akan diterbangkan ke rumah duka di Semarang,“ kata Paulus.

Sedangkan jenazah Bripda Zulkifli dimakamkan di Jayapura. “Hingga saat ini Polda Papua terus melakukan upaya pengejaran terhadap kelompok bersenjata tersebut di Kabupaten Lanny Jaya,” ungkap Wakapolda.

Menko Polhukam : Pelaku Penembakan Polisi Di Papua Harus Ditindak

Kontak tembak antara polisi dan kelompok bersenjata terjadi di kawasan Tiom, Kabupaten Lanny Jaya, Papua mengakibatkan dua anggota polisi tewas tertembak. Hal ini mendapat perhatian dari pemerintah.

"Kami menyesalkan terjadinya penembakan oleh kelompok bersenjata di Papua terhadap anggota Polri yang sedang melaksanakan tugas di Kabupaten Lanny Jaya Papua," kata Menko Polhukam Djoko Suyanto dalam pesan singkatnya, Selasa (29/7/2014).

Padahal, lanjutnya, upaya untuk melakukan pendekatan persuasif dan dialogis sudah dan selalu dilakukan baik oleh pemerintah pusat, pemda, tokoh-tokoh Papua damai dan lainnya.

Untuk itu, Menko Polhukam menegaskan agar para pelakunya harus ditindak sesuai hukum yang berlaku di Indonesia. "Siapa pun pelakunya harus ditindak tegas sesuai hukum yang berlaku," tegasnya.

Dalam penembakan yang terjadi Senin 28 Juli 2014, tiga polisi menjadi korban penembakan, dua diantaranya meninggal masing-masing Bripda Zulkfili dan Bripda Yoga Axel Jetro. Sementara, satu anggota polisi dilaporkan kritis.     



Sumber : Vivanews

OPM Serang Pos Penjagaan TNI

PAPUA-(IDB) : Aksi penyerangan dan penembakan kembali terjadi di Distrik Tingginambut Puncak Jaya Papua, Senin 28 Juli sekitar 09.15 WIT. Kali ini yang diserang dan ditembaki adalah Pos penjagaan Tentara Nasional Indonesia. Akibatnya, 3 orang anggota TNI tertembak.

Dari data yang berhasil dihimpun, penyerangan dan penembakan terjadi, saat sejumlah personel yang bertugas di Pos TNI di Tingginambut, berpatroli di sekitar pos. Lantas, sekelompok bersenjata yang jumlahnya lebih dari 3 orang, menyerang dengan menembaki pos.

Personel TNI berupaya bertahan dengan mengeluarkan tembakan balasan. Kelompok bersenjata lalu berhasil dipukul mundur dan kembali masuk hutan.

Namun, ternyata dalam aksi itu 3 personel TNI masing-masing atas nama Sersan Dua Dedi terkena serpihan di dada, Prajurit Kepala Agus terkena serpihan peleuru di bagian perut selebar 2 centimeter dan Prajurit Dua Firman terkena peluru di pelipis.

Kondisi ketiga prajurit itu masih stabil. Prajurit TNI lainnya dari Mulia, Ibukota Puncak Jaya saat ini sedang mengevakuasi mereka dari lokasi, untuk kemudian diterbangkan ke Jayapura guna mendapat perawatan.

Juru Bicara Kodam XVII Cenderawasih Letnan Kolonel Rikas Hidayatullah saat dikonfirmasi, belum bersedia memberikan keterangan.

Pangdam XVII Cenderawasih : Tidak Ada Anggota TNI Yang Tertembak

Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Christian Zebua membantah ada anggota TNI tertembak kelompok bersenjata di Tingginambut (28/7).

"Tidak ada anggota TNI yang tertembak di Tingginambut," tegas Mayjen TNI Zebua di Jayapura, Rabu.

Dia mengatakan, insiden yang terjadi di Tingginambut, Senin (28/7) semata-mata murni kesalahan anggota hingga menyebabkan senjata yang dipegangnya meledak dan mencederai tiga anggota TNI.

Sebelum insiden itu terjadi, kata Mayjen TNI Zebua, anggota sempat mendengar suara tembakan sehingga menyiapkan peralatan pelontar granat, namun ternyata alat tersebut mengalami gangguan sehingga meledak dan mengenai tiga anggota TNI.

"Jadi, tidak benar anggota yang saat ini sudah dievakuasi dan mendapat perawatan di RS Tentara Marthen Indey ditembak kelompok bersenjata," tegas Mayjen TNI Zebua.

Menurut Pangdam, kondisi ketiga anggota TNI itu stabil dan pihaknya berharap dapat segera sembuh.

Untuk menghindari terulangnya insiden serupa, lanjutnya, pihaknya sudah memerintahkan agar senjata yang ada senantiasa dicek sehingga saat digunakan tidak macet.

Selain itu, anggota yang bertugas senantiasa diingatkan untuk waspada karena kelompok bersenjata senantiasa menganggu saat lenggah, harap Pangdam.  




Sumber : Vivanews