Pages

Jumat, Juli 18, 2014

Tata LPTA 715 4x4 Digunakan Brimob

JAKARTA-(IDB) : Perusahaan otomotif asal India, Tata Motors, mulai memasok kendaraan medan berat LPTA 715.

"Ada empat atau lima unit yang digunakan Brimob," kata Presiden Direktur PT Tata Motors Distribusi Indonesia, Biswadev Sengupta.

Biswadev mengemukakan hal tersebut di sela acara buka puasa bersama pada Selasa sore di Jakarta.

Menurut Biswadev, penyerahan kendaraan kepada satuan elit kepolisian tersebut dilakukan sekitar bulan Maret-April.

Kendaraan tersebut digunakan untuk fungsi SAR.

LPTA 715 (3,5 ton 4x4) menggunakan mesin Cummins 68TAA 5.9 TC 6-in-line 5.883cc diesel.

Tenaga maksimumnya 108kW pada 2.500 rpm sedangkan torsi maksimumnya 500 Nm pada @1.500 rpm.

Gross vehicle mass adalah 7.650 kg, sedangkan gross combination mass 10.250 kg.

Gearbox yang digunakan Tata G600 dengan 6 speed transfer case manual.

Kapasitas tangki BBM-nya 200 liter.

"Kami juga mengadakan pembicaraan dengan berbagai pihak termasuk Departemen Keamanan karena kami memiliki banyak model," kata Biswadev.



Sumber : Antara

Pengorbitan Satelit Lapan A-2 Tunggu Kesiapan India

JAKARTA-(IDB) : Pengorbitan satelit Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) A-2 masih menunggu kesiapan dari Indian Space Research Organization dari India selaku mitra kerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional untuk jadwal peluncuran.

"Penundaan peluncuran satelit kini sudah masuk tahun ketiga, karena seharusnya tahun 2012 satelit A-2 ini sudah mengorbit ," kata Kepala Pusat Teknologi Satelit Lapan Suhermanto saat dihubungi di Jakarta, Kamis (17/7).

Ia menjelaskan penundaan peluncuran satelit yang pembuatannya di Indonesia tersebut karena India belum menyelesaikan pembangunan satelit Astrosat yang merupakan muatan utama dari Roket PSLV-C23 milik India.

Suhermanto juga mengatakan rencana peluncuran satelit yang menghabiskan dana sekitar Rp40 miliar itu harus menunggu Indian Space Research Organization (ISRO) melakukan penyempurnaan satelitnya.

"Kita masih menunggu ISRO menyempurnakan Astrostat karena Satelit A-2 kita akan menumpang di situ," katanya.

Ketika ditanya mengenai kemungkinan pindah rekanan ke negara lain, Suhermanto mengatakan kecil kemungkinannya untuk pindah rekanan karena selain menghargai kontrak kerja sama, ISRO dipandang sebagai rekan yang pas.

"Selain terikat kontrak, biaya yang dibutuhkan juga besar dan waktu yang diperlukan lebih banyak. Selain itu rencana Aerostat yang akan mengorbit secara ekuatorial juga jadi pertimbangan sendiri," katanya.

Selain itu, hal lainnya yang jadi pertimbangan karena keinginan dari Lapan adalah untuk meluncurkan satelit di orbit ekuator yang memungkinkan A2 melintas sebanyak 14 kali.

Ditemui di tempat berbeda, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Jasyanto mengatakan ada kemungkinan satelit A-2 bisa mengorbit di pertengahan 2015 ini.

"Kabar terakhir dari ISRO peluncuran telah dijadwalkan di pertengahan 2015 ini bulan Juni dan Juli," kata Jasyanto.



Sumber : Republika

TNI Bertanggung Jawab Keamanan Di Indonesia

JAKARTA-(IDB) : Jelang penetapan hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko didampingi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), beserta pejabat teras TNI, meninjau Latihan Pembebasan Sandera (Basra) Penanggulangan Teroris Pasukan Khusus TNI tahun 2014.

Peninjauan Basra ini dilakukan di Guest house Mabes TNI AD yang berada di dalam lingkungan Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur.


Moeldoko mengatakan, latihan yang diikuti pasukan khusus TNI ini sebagai bentuk tanggung jawab TNI terhadap masyarakat Indonesia, dalam mengawal proses demokrasi agar berjalan tertib, aman, serta kondusif.


“Ini adalah bentuk tanggung jawab kami terhadap masyarakat Indonesia. Bahwa TNI betul-betul ingin mengawal jalannya Pemilihan Umum agar  berjalan dengan baik, aman, dan tertib,” ujr Moeldoko di Mabes TNI Cilangkap, Jumat (18/7/2014).


Ia menegaskan, pihaknya selalu bersungguh-sungguh dalam menjaga keamanan negara. Dirinya tidak ingin TNI tergagap dalam menghadapi ancaman dari luar sehingga harus selalu waspada.


Moeldoko mengimbau masyarakat, agar tenang dalam menghadapi tanggal 22 Juli dan memercayakannya kepada TNI. “Untuk itu sekali lagi mengimbau mayarakat untuk tenang, serahkan semuanya pada kami. Yakinlah kami akan bisa menangani semua,” ujarnya.


“Kami sunguh-sungguh ingin mengerahkan segala kemampuan yang kami miliki. Jadi kesiapan kami ini kesiapan yang tertinggi, kami tidak underestimate. Semuanya untuk kepentingan melindungi masyarakat Indonesia,” tuntas Moeldoko.



Sumber : Sindo

Pasukan Khusus TNI Gelar Latihan Pengamanan Pilpres

JAKARTA-(IDB) : Sebanyak 64 personel pasukan khusus TNI dari satuan penanggulangan teroris melakukan latihan pengamanan jelang rekapitulasi suara secara nasional pada 22 Juli 2014. Latihan terdiri atas Kostrad dan Kopassus TNI Angkatan Darat, Marinir TNI Angkatan Laut serta Paskhas TNI Angkatan Udara.

“Sebanyak 12 pesawat helikopter diterjunkan dalam latihan itu,” kata Panglima Divisi I Kostrad yang sekaligus sebagai Komandan Latihan, Fransen D Siahaan di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (18/7).

Latihan, kata dia, menggunakan tiga Heli Bell 412 TNI AL, dua pesawat Heli Bell 412 TNI AD, tiga pesawat Heli Super Puma Nas 332 TNI AU dan empat pesawat MI-17 TNI AD.

Latihan tersebut bertujuan untuk menunjukkan kesiapsiagaan TNI dalam menghadapi segala kemungkinan bentuk ancaman dan gangguan pada pilpres 2014. Tujuannya, mewujudkan stabilitas keamanan di seluruh wilayah NKRI serta memberikan rasa aman dan nyaman kepada seluruh masyarakat Indonesia.

Sasaran latihan adalah agar para prajurit Pasukan Khusus TNI memiliki ketrampilan dan kemampuan dalam melaksanakan tehnik mobilisasi udara (Mobud) dengan baik. Dengan latihan ini para prajurit TNI memiliki kecepatan bergerak. Mulai dari pemuatan heli, pemindahan udara, keluar dari heli dan dilanjutkan aksi di daerah sasaran.

Selain itu, juga untuk melatih kecepatan bergerak prajurit secara professional, gesit, lincah dan penuh dengan kewaspadaan.

Dalam latihan, diskenariokan kalau negara tengah terjadi chaos dan kantor Komisi Pemilihan Umum menjadi amukan massa. Kemudian, presiden memerintahkan Panglima TNI untuk menerjunkan pasukan khusus TNI dalam mengamankan personil KPU, materiil dan data KPU.

“Kemudian, kita terjunkan personel pasukan khusus untuk melakukan fastroping (turun cepat gunakan tali) dari helikopter. Mereka kemudian, melakukan pengamanan personel KPU dan data-data KPU,” kata Fransen.

Berikut liputan aksi Gultor TNI : 

Aksi prajurit Kostrad saat melakukan latihan Fastroping dalam rangka pengamanan menjelang rekapitulasi suara Pilpres 22 Juli 2014 di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (18/7).
 Latihan ini melibatkan 64 personel pasukan khusus TNI dari satuan penanggulangan teroris yang terdiri atas Kostrad, Kopassus TNI AD, Marinir TNI AL dan Paskhas TNI AU.
Aksi Heli bell 412 TNI AL dan Heli Bell 412 TNI AD bermanuver di udara di halaman Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (18/7).
Aksi Helikopter TNI AL dan TNI AD bermanuver di udara di halaman Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (18/7). 

 Aksi penurunan Pasukan Gultor TNI di Cilangkap
 Heli Bell 412 TNI AD saat menurunkan prajurit militer di atas sebuah gedung

 

Sumber : Republika

4 Sistem Rudal Permukaan Ke Udara Rusia Yang Bisa Menembak MH17

ARTILERI-(IDB) : Pesawat penumpang MH17 Malaysia ditembak jatuh di Ukraina timur Kamis pagi, menewaskan 295 orang. Laporan-laporan menyebutkan bahwa separatis pro-Rusia di Ukraina timur, atau militer Rusia yang ditempatkan di perbatasan Rusia-Ukraina yang menembak jatuh pesawat sipil itu. Pihak Ukraina, Rusia dan separatis pro-Rusia di Ukraina timur membantah terlibat dalam insiden itu.
 

MH17 terbang dengan kecepatan sekitar 805 km per jam di ketinggian 10.000 meter. Untuk menembak jatuh pesawat di ketinggian ini, diperlukan rudal permukaan ke udara atau rudal udara ke udara. Indikasi terkuat adalah MH17 ditembak jatuh oleh rudal permukaan ke udara (SAM).
 

Di bawah ini adalah empat sistem SAM Rusia yang bisa menembak jatuh pesawat yang terbang di ketinggian 10.000 meter:


Sistem Rudal BUK (Kode NATO: SA-11/SA-17)


BUK-M2E
BUK-M2
Ukraina mengklaim bahwa separatis pro-Rusia di Ukraina timur memiliki sistem rudal BUK. NATO menyebut sistem rudal ini sebagai SA-11 GADFLY dan versi yang lebih modern (BUK-M) disebut sebagai SA-17 GRIZZLY. Sistem rudal ini dikembangkan oleh Uni Soviet untuk menggantikan sistem rudal 2K12 Kub.
 

BUK adalah sistem rudal mobile yang terdiri dari truk komando, truk TAR (target acquisition radar), truk TELAR (transporter erector launcher and radar) dan truk TEL (transporter erector launcher). Standar batalyon BUK terdiri dari truk komando, truk TAR, enam truk TELAR dan tiga truk TEL. Baterai BUK terdiri dari dua truk TELAR dan satu TEL.
 

Sistem rudal SAM jarak menengah ini telah diupgrade beberapa kali sejak diperkenalkan pada tahun 1979. Jangkauan dan kemampuannya tergantung dari jenis rudal yang digunakan. SA-11 diperkenalkan pada tahun 1979 dengan menggunakan rudal 9M38 yang memiliki jangkauan keterlibatan 5-30 km dan ketinggian 30-14.000 meter. Pada tahun 1984, SA-11 memperoleh rudal upgrade 9M38M1 yang meningkatkan jangkauannya menjadi 35 km dan ketinggian hingga 22.000 meter.
 

Sistem BUK-M yang lebih canggih disebut NATO sebagai SA-17, bersamaan ketika rudal 9M317 diperkenalkan pada tahun 1998. Rudal ini memiliki jangkauan keterlibatan 4-50 km dan ketinggian 30-25.000 meter. SA-17 juga mendapatkan upgrade pada TAR, yang membuatnya bisa terlibat dengan 24 target secara simultan.


S-400 Triumf (Kode NATO: SA-21 Growler)


S-400 Triumf
S-400
Ini adalah sistem rudal permukaan ke udara yang dianggap paling canggih di dunia yang diperkenalkan Rusia pada tahun 2004. Sistem rudal jarak menengah-jauh ini memiliki tiga rudal berbeda, rudal 48N6 dan 40N6 untuk jarak jauh dan rudal 9M96 untuk jarak menengah. Bila menggunakan rudal 40N6, jangkauan keterlibatannya bisa mencapai 400 km dan ketinggian 30.000 meter.
 

Apa yang membuat sistem rudal ini berbeda adalah banyaknya target yang bisa dilacaknya secara bersamaan. Radar akuisisi target S-400 mampu melacak 36 target aerodinamis dan 72 rudal. Sebagai perbandingan, sistem rudal BUK hanya mampu melacak 24 target. Saat ini, hanya Rusia yang mengoperasikan S-400 meskipun ada kemungkinan diekspor ke negara lain.


2K12 Kub (Kode NATO: SA-6 GAINFUL)


2K12 Kub
2K12 Kub
Sistem rudal permukaan ke udara jarak menengah Rusia ini merupakan pendahulu dari sistem rudal BUK. 

Dirancang pada tahun oleh Uni Soviet pada tahun 1959 dan diproduksi antara 1964-1985. 

Sebagai pendahulu, 2K12 tidak lebih sebagai versi sederhana dari BUK yang memiliki jangkauan keterlibatan antara 3-25 km dan ketinggian 11.000 meter. 

Rusia diketahui masih mengoperasikan beberapa sistem 2K12 Kub diwilayahnya.

S-75A Dvina (Kode NATO: SA-2 GUIDELINE)


S-75A Dvina
S-75A Dvina
Sistem rudal high altitude permukaan ke udara ini dirancang Uni Soviet untuk mencegat pesawat pembom dan mata-mata Amerika Serikat. Sistem rudal ini menjadi terkenal setelah berhasil menembak jatuh pesawat U-2 Amerika Serikat di era Perang Dingin. S-75 juga berhasil menembak jatuh pilot AS saat Perang Vietnam.



Sistem S-75A Dvina dilengkapi dengan radar dan rudal yang dapat mencegat target yang terbang di ketinggian 35.000 meter dan jarak 66 km (tergantung versi). Rusia telah mengekspor sistem rudal ini ke Asia (termasuk Indonesia di era Soekarno) dan Afrika. Rusia tidak lagi menggunakan sistem ini. Beberapa negara yang masih menggunakan sistem ini adalah Libya, Korea Utara dan Suriah.



Sumber : Artileri

Rusia Kembangkan Sistem Peluncur Rudal Baru

MOSCOW-(IDB) : Sistem peluncur rudal Pansir S-1 yang masuk dalam persenjataan berbagai negara, termasuk angkatan bersenjata Rusia sendiri, dalam waktu dekat akan mengalami modifikasi yang signifikan. Menjelang 2017, peluncur ini akan dilengkapi dengan roket hipersonik baru. Uji coba skala penuh berupa demonstrasi peluncuran sudah dilaksanakan di poligon Ashuluk, Astrakhanskaya Oblast. Hal tersebut diumumkan oleh Direktur Perusahaan NPO Bysokotochniye Kompleksy, Aleksander Denisov.



Rusia Kembangkan Sistem Peluncur Rudal Baru

Selain roket hipersonik, Pansir-SM memiliki kelebihan lain bila dibandingkan dengan Pansir S-1,yakni melumpuhkan serangan obyek di udara yang memiliki kecepatan hingga beberapa ribu meter per detik. Foto: RIA Novosti


Pansir S-1, sistem peluncur rudal jarak dekat-menengah ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari arteleri antipesawat Rusia, meski peluncur ini baru diterima belum lama ini, yaitu pada 2008. Peluncur ini terdiri dari menara seberat 12 ton yang dipasang pada casis mobil atau kendaraan roda rantai. Menara tersebut dilengkapi dengan radar pelacak dan sistem peluncur rudal 57?6-? dengan 12 buah rudal, serta senapan kembar otomatis kaliber 30 mm.


Tugas sistem peluncur ini adalah melindungi obyek berukuran kecil atau sedang dari serangan udara, termasuk perlindungan sistem peluncur rudal lain, S-300 dan S-400. Arteleri anti-pesawat S-300 dan S-400 yang memiliki dua komplek berisi empat rudal ini rawan terhadap serangan udara dan peluru kendali jelajah ketika melakukan perubahan posisi atau saat persiapan peluncuran rudal. Oleh karena itu, Pansir menyertai S-300 atau S-400 dalam menjalankan operasi militer, untuk melindungi mereka dari serangan darat dan udara. Pansir diciptakan untuk beroperasi pada siang maupun malam hari, dan dalam iklim apa pun sepanjang tahun.


Lebih Tepat Sasaran


Modernisasi radikal sistem peluncur rudal jarak dekat sedang dilakukan. Sistem tersebut dinamai Pansir-SM. Peluncur rudal versi baru ini akan dilengkapi persenjataan roket yang muktahir dan jangkauan tembaknya pun bertambah secara signifikan.


Para ilmuwan Rusia sedang mengembangkan roket supersonik selama beberapa dekade terakhir. Sistem peluncur rudal ini kelak akan menggunakan roket supersonik dengan kecepatan maksimum 3-4 kali kecepatan suara. Saat ini pengembangan terbaru diarahkan untuk meningkatkan kecepatan roket menjadi 5-7 kali kecepatan suara.


Roket baru ini mampu mengenai sasaran yang dapat melumpuhkan Pansir S-1. Senjata baru ini dapat menambah jangkauan tembak 20-35 kilometer lebih jauh dari jarak tembak yang sekarang. Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Direktur Operasional KB Priborostroeniya Yuri Savenkov.


Savenkov mengatakan persenjataan baru ini tidak hanya akan dipasang pada kendaraan perang keluaran terbaru saja, tetapi juga kendaraan yang ada sekarang. Tidak menutup kemungkinan senjata ini juga akan diekspor. Saat ini, Pansir S-1 sudah memiliki kontrak pembelian dengan beberapa negara Asia Tengah seperti Uni Emirat Arab, Suriah, dan Irak, serta negara Afrika yakni Aljazair dan Maroko. Jumlah ekspor Pansir tersebut mencapai setengah jumlah ekspor keseluruhan NPO Vysokotochniye Kompleksy.


Semakin Canggih


Meski Pansir adalah senjata yang masih tergolong muda, modernisasi sistem peluncur ini terus dilakukan. Selain roket hipersonik, Pansir-SM memiliki kelebihan lain bila dibandingkan dengan Pansir S-1, yakni melumpuhkan serangan obyek di udara yang memiliki kecepatan hingga beberapa ribu meter per detik. Saat ini kemampuan Pansir hanya dapat melumpuhkan sasaran dengan kecepatan gerak maksimum seribu meter per detik, “Perbedaan yang paling mencolok dengan sistem peluncur rudal masa kini adalah kemampuan untuk melumpuhkan rudal-rudal balistik,” kata Denisov.

Pansir SM masih dalam bentuk virtual dalam model 3D, tetapi para pengembang sudah memperkirakan waktu pengiriman Pansir untuk angkatan bersenjata Rusia. Denisov mengumumkan militer Rusia sudah bisa mendapatkan sistem peluncur rudal versi terbaru ini menjelang awal 2017 mendatang.




Sumber : JKGR

Teka Teki Pelaku Penembakan MH-17

KIEV-(IDB) : Ukraina, Rusia, dan separatis pro-Rusia di Ukraina timur adalah tiga pihak yang bisa menjadi tersangka dalam kasus jatuhnya pesawat Malaysia Airlines Flight MH17, namun bukti kuat menunjukkan bahwa pelakunya adalah pihak yang terakhir.
P

esawat sipil Malaysia Airlines Flight MH17 jatuh di dekat kota Shakhtyorsk, provinsi Donetsk, Ukraina. Pesawat itu terbang di ketinggian 10.000 meter dalam penerbangannya dari Amsterdam ke Kuala Lumpur. Pesawat itu jatuh sekitar 32 km dari perbatasan Rusia.
 

Hampir bisa dipastikan bahwa pesawat itu jatuh ditembak, bukan jatuh sendiri karena kegagalan mekanis atau kelalaian pilot. Dan juga hampir bisa dipastikan bahwa pesawat itu adalah korban salah tembak, karena ketiga belah pihak masing-masing tidak memiliki motif apapun untuk sengaja menjatuhkan pesawat sipil itu.



Investigasi lebih lanjut sangat penting dilakukan guna mengetahui siapa pelakunya. Ada tiga pihak yang kemungkinan bertanggung jawab atas insiden MH17 ini:
 

Yang pertama Ukraina. Bisa saja Ukraina menembak jatuh pesawat nahas itu karena mengira itu adalah pesawat militer Rusia yang terbang di langit Ukraina. Beberapa menyatakan bahwa pemerintah Ukraina telah menetapkan wilayah udara di bagian timur Ukraina adalah zona "operasi anti teroris" dan menuntut semua pesawat sipil yang terbang di atas wilayah itu terbang dengan ketinggian lebih dari 7.900 meter. Kebenaran mengenai hal ini masih tidak jelas. MH17 sendiri terbang jauh diatas ketinggian yang ditentukan dan bisa saja personel militer Ukraina salah dalam membaca ketinggian MH17.
 

Tapi tuduhan ke Ukraina tampaknya tidak mungkin. Seperti yang disebutkan, MH17 akan terbang ke arah Rusia, sehingga kecil kemungkinan militer atau pemerintah Ukraina memerintahkan untuk menembaknya jatuh. Terlebih lagi hingga saat ini Ukraina belum satupun menembak jatuh pesawat selama konflik berlangsung. Ukraina juga menyerukan penyelidikan internasional atas insiden itu.


Yang kedua adalah Rusia. Seperti diketahui, dalam beberapa hari terakhir Rusia telah mengumpulkan tentara di perbatasan dengan Ukraina. Ukraina juga telah mengklaim bahwa rudal udara ke udara Rusia telah menembak salah satu Sukhoi Su-25 nya pada hari Rabu, dan rudal permukaan ke udara juga telah ditembakkan ke Su-25 lainnya dari wilayah Rusia di hari yang sama. Pada Senin lalu, Kiev juga mengklaim bahwa rudal permukaan ke udara yang ditembakkan dari wilayah Rusia telah menjatuhkan sebuah pesawat angkut militer. Fakta bahwa MH17 terbang dari Ukraina menuju Rusia juga berarti bahwa Moskow bisa saja keliru, mengira pesawat sipil itu adalah pesawat musuh.

Namun, Rusia diyakini memiliki kemampuan ISR (intelijen, pengawasan, dan pengintaian) yang baik, dengan demikian kecil kemungkinannya Rusia salah menilai MH17 adalah pesawat musuh. Selain itu, Moskow juga telah membantah semua tuduhan Ukraina terkait insiden dua Su-25 dan pesawat angkut militer, dan bahkan muncul pemberitaan yang menyatakan separatis Ukraina lah yang telah mengaku bertanggung jawab atas insiden ketiga (pesawat angkut militer).

Yang ketiga adalah separatis pro-Rusia di Ukraina timur. Beberapa pejabat pemerintah Ukraina menuduh separatis pro-Rusia di Ukraina Timur yang telah menembak jatuh MH17. Dinilai dari insiden-insiden selama konflik, mereka memang pihak yang paling mungkin berada di balik insiden itu. Para pemberontak sudah biasa menargetkan pesawat militer Ukraina yang terbang di atas wilayah yang mereka kuasai tersebut. Selain itu, mengingat kemampuan ISR mereka yang terbatas, merekalah yang paling mungkin salah mengira MH17 adalah pesawat angkut militer Ukraina. Juga mengingat pesawat ini terbang dari barat ke timur, atau dengan kata lain terbang dari wilayah udara Ukraina menuju timur Ukraina.


Ada pula bukti lain yang menguatkan pemberontak terlibat dalam insiden jatuhnya MH17. Muncul Tweet yang menampilkan screenshoot dari laporan sebelumnya di mana para pemberontak di timur Ukraina mengklaim telah menembak jatuh sebuah pesawat angkut militer Ukraina. Laporan ini sudah dihapus, namun cukup menguatkan bukti bahwa pemberontak Ukraina lah yang menembak jatuh MH17 karena mereka mengira itu pesawat angkut militer Ukraina seperti Antonov An-26.


Namun ada pertanyaan besar terkait keterlibatan separatis Ukraina dalam insiden MH17, adalah apakah senjata yang mereka miliki memang mampu menembak jatuh pesawat itu. Sebuah catatan dari Stratfor, "Berdasarkan ketinggian pesawat, hanya rudal permukaan ke udara jarak menengah-jauh yang bisa menembak jatuh pesawat itu." Kelompok separatis Ukraina dikabarkan juga telah membantah menembak jatuh MH17, alasannya mereka hanya memiliki sistem pertahanan udara portabel (man) yang tidak dapat ditargetkan untuk pesawat yang terbang di ketinggian 10.000 meter.

 

Pemerintah Ukraina sendiri mengatakan bahwa BUK-M1 (SA-11), sistem rudal permukaan ke udara lah yang menembak jatuh MH17, dan disebutkan juga Rusia telah menyediakan sistem rudal ini untuk separatis pro-Rusia di timur Ukraina. Seorang wartawan Associated Press di Ukraina Timur juga mengaku telah melihat para pemberontak menggunakan sistem rudal BUK di wilayah tersebut, yang dapat menembak jatuh target yang terbang di ketinggian 22.000 meter.



Sumber intelijen Amerika Serikat seperti dilansir IHS Jane mengonfirmasi bahwa MH17 ditembak oleh rudal permukaan ke udara, dan seorang mantan ahli pertahanan udara Soviet dan Ukraina di Kiev mengatakan kepada IHS Jane bahwa rudal ini adalah BUK yang dikendalikan oleh pemberontak pro-Rusia di timur Ukraina
.
Menurut seorang spesialis intelijen NATO, kelompok separatis meyakini bahwa mereka telah menembak jatuh sebuah pesawat angkut militer Ukraina. Namun ketika mereka mengetahui bahwa itu adalah pesawat sipil Malaysia mereka panik, lalu menghapus semua posting di sosial media terkait insiden itu, kata sumber NATO.

Dengan demikian, skenario yang paling mungkin adalah separatis pro-Rusia di Ukraina timur lah yang menembak jatuh MH17 dengan menggunakan senjata anti pesawat Rusia. Insiden ini bisa menjadi alamat buruk bagi Rusia, dan lebih buruk lagi bagi para pendukungnya di Ukraina timur. Insiden ini akan menggembleng masyarakat internasional untuk bersama-sama memberikan dukungan bagi pemerintah Ukraina untuk mengalahkan pemberontak, serta meningkatkan tekanan kepada Rusia agar berhenti memberikan dukungan kepada pemberontak di Ukraina timur. 

Rudal 'BUK' Dioperasikan Ponsel Diduga Telah Menembak Jatuh MH17

Apa sebenarnya penyebab jatuhnya pesawat Boeing 777-200 milik Malaysia Airlines MH17 hingga kini belum diketahui pasti.

Namun laporan-laporan media telah berputar-putar di sekitar sistem rudal era Soviet yang dibuat pada era 1970-an.


Pesawat yang biasanya terbang di ketinggian sekitar 30.000 kaki (9.1km) seperti Malaysia Airlines MH17 diperlukan sistem rudal canggih untuk menjatuhkannya.


The Washington Post juga melaporkan bahwa tidak mungkin sistem pertahanan udara portabel manusia yang dikenal sebagai ‘MANPADS’ bisa bertanggung jawab atas jatuhnya Malaysia Airlines MH17. Itu mengutip seorang mantan anggota Marinir Operasi Khusus yang terlatih dalam sistem pertahanan udara yang mengatakan
 
“Tujuan awal ‘MANPADS’ untuk pesawat yang terbang rendah dengan sensor panas tinggi,” ujarnya.


Ahli militer IHS Jane Rudal and Rockets Editor Doug Richardson juga menepis ‘MANPADS’ biang keladi jatuhnya MH17. Ia menambahkan bahwa jelajah ketinggian pesawat itu akan jauh di atas jangkauan sistem rudal man portable yang biasanya dapat terlibat target terbang sampai dengan sekitar 10.000 kaki.


Richardson mencatat bahwa dua sistem rudal permukaan ke udara yang dioperasikan dengan ponsel digunakan di Ukraina serta memiliki kapasitas untuk menembak jatuh sebuah pesawat. Mereka adalah Kub, juga dikenal Barat sebagai SA-6 yang menguntungkan atau Buk, juga disebut dikenal SA-11 atau penganggu.


Dia mengatakan: ‘Kub’ atau ‘Buk’ dapat mengatasi target terbang sampai dengan 26.000 ft (8.000 m), sehingga tidak dapat mencapai ketinggian Malaysia Airlines MH17 yang mencapai 72.000 ft (22.000m).


Sejak 1970 an, sistem Buk telah ditingkatkan. Versi saat ini adalah SA-17 Buk 2, juga dikenal negara-negara NATO sebagai Grizzly. Sementara angkatan bersenjata di wilayah Ukraina mungkin tidak memiliki versi terbaru, ada laporan dari SA-11 sistem terlihat di daerah.


Dilengkapi dengan radar dan empat rudal peluncur, dapat menembakkan rudal yang mencapai hingga 22 km. MH17 dilaporkan menjelajah pada ketinggian 10 kilometer, baik dalam jangkauan sistem.


Baterai Buk termasuk radar, sebuah pos komando kendaraan serta peluncur yang masing-masing dipersenjatai dengan empat rudal radar. Ada insiden dalam sepekan terakhir dengan dua pesawat Ukraina yang jatuh oleh rudal, termasuk salah satu yang terkena rudal darat-diluncurkan




Sumber : Artileri

Filipina Pesan LPD Indonesia

LPD & SSV

MANILA-(IDB) : Galangan Kapal PT PAL Indonesia telah menandatangani kontrak untuk memasok dua kapal sealift strategis (SSVs) ke Angkatan Laut Filipina (Philippines Navy). Eksekutif PT PAL Edy Andarto seperti dikonfirmasi IHS Jane pada 17 Juli mengatakan bahwa kontrak senilai USD 92 juta, telah ditandatangani dengan Angkatan Laut Filipina pada bulan Juni dan kapal yang akan diserahkan pada tahun 2016 dan 2017.


LPD/ SSV Makassar Class
LPD Makassar Class

Kontrak tersebut juga menetapkan persyaratan bagi PT PAL untuk memberikan paket dukungan terpadu yang memungkinkan industri Filipina melakukan pemeliharaan terhadap Kapal SSV Angkatan Laut Filipina.


Gambaran bagian dalam kapal LPD/ SSV
Gambaran bagian dalam kapal LPD/ SSV

Diskusi atas kontrak SSV berlangsung sejak Januari dan PT PAL muncul sebagai satu-satunya penawar dalam program tersebut.



Sumber : Jane's

Pasmar-2 Gelar Latihan Pengendalian Demonstrasi




JAKARTA-(IDB) : Dalam rangka memelihara kesiapsiagaan pasukan yang akan diterjunkan dalam proses pengamanan pemilihan presiden (Pilpres) yang pada 22 Juli mendatang memasuki tahap rekapitulasi suara di KPU, satu Satuan Setingkat Batalyon (SSY) pasukan siaga Pam Pilpers Pasmar-2 Marinir menggelar Latihan penanggulangan demonstrasi massa anarkis di ksatrian Marinir Kwini Jakpus, Jum’at ( 18/7/2014).

 


Dalam latihan yang dipimpin Komandan Kompi B Yonif-2 Marinir Kapten Marinir Ringga Widyatama itu disimulasikan massa demonstran tidak bisa dibendung emosinya pada saat menyampaikan orasi dan melaksanakan tindakan anarkis yang membahayakan sehinggan bentrokan dengan pasukan marinir tidak bisa dihindarkan. Menghadapi situasi massa yang anarkis dan brutal ini, prajurit Marinir tetap melaksanakan penanganan dan pengendalian massa sesuai prosedur penanggulangan demonstrasi dan selalu persuasif meminta kepada massa agar tidak melaksanakan tindakan anarkis dan brutal.

 


Latihan ini bertujuan agar para prajurit Marinir dari Pasmar-2 Jakarta selalu siap dalam menghadapi dinamika perkembangan situasi ibukota menjelang dilaksanakannya tahap penghitungan suara di KPU.



Sumber : Kormar

Tragedi MH-17

MH-17 Dikabarkan Jatuh Diperbatasan Ukraina

KIEV-(IDB) : Sebuah pesawat terbang milik Malaysia Airlines dikabarkan jatuh di Ukraina. Demikian sejumlah sumber penerbangan yang dikutip kantor berita Rusia, Interfax, Kamis (17/7/2014).

Pesawat tersebut, yang tengah menjalani rute dari Amsterdam menuju Kuala Lumpur, mengangkut 295 orang di dalamnya, diperkirakan jatuh di dekat perbatasan Ukraina dan Rusia.

Seorang juru bicara Malaysia Airlines membenarkan telah terjadi "sebuah insiden" terhadap salah satu pesawatnya dan akan mengeluarkan pernyataan resmi dalam waktu singkat.

Pesawat terbang yang jatuh itu diyakini sebuah Boeing 777 dengan nomor penerbangan MH17, yang meninggalkan Amsterdam, Belanda pada pukul 12.14 waktu setempat atau kira-kira pukul 19.14 WIB.

Pesawat itu sedang terbang dekat kota Shaktarsk di wilayah Donetsk yang dikuasi pemberontak pro-Rusia, ketika hilang dari radar dan tim penolong sedang menuju ke wilayah itu.

Sebelum Jatuh Didekati 2 Jet Tempur Ukraina

Ada kejanggalan terkait tragedi pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH17 di Ukraina timur kemarin. Kejanggalan itu adalah, adanya dua pesawat jet tempur yang mengikuti pesawat MH17 tiga menit sebelum pesawat MH17 jatuh.

Pesawat MH17 yang membawa 298 orang, termasuk 12 warga Indonesia diduga kuat jatuh karena ditembak. Laporan adanya dua pesawat jet tempur Ukraina yang mengikuti pesawat MH17 tiga menit sebelum pesawat MH17 jatuh dilaporkan stasiun televisi Rusia, Channel One, Jumat (18/7/2014).


Sumber laporan itu berasal dari tweet petugas Lalu Lintas Udara Spanyol, yang melaporkan dari Bandara Borispol, Kiev.


Menurut Layanan Lalu Lintas Udara Spanyol dua pesawat jet tempur Ukraina telah terlihat di dekat pesawat MH17, hanya tiga menit sebelum  pesawat MH17 menghilang dari pantauan radar.


Media Rusia itu juga mengutip keterangan saksi mata di wilayah Donetsk, yang mengaku melihat pesawat-pesawat tempur Ukraina berada dekat pesawat MH17. Para saksi mata mengatakan mereka mendengar suara ledakan kuat dan melihat pesawat perang Ukraina tak lama sebelum kecelakaan terjadi.


Sementara itu, Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak mengaku menerima informasi jika pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH17 ditembak jatuh di wilayah udara Donetsk, Ukraina timur, Kamis kemarin. Namun, Malaysia tidak dapat memverifikasi informasi itu.


”Kalau sudah jelas bahwa pesawat ditembak jatuh, maka pelaku harus diseret ke pengadilan!,” katanya dalam konferensi pers di Hotel Sama Sama, Sepang.

Presiden Ukraina : Malaysia Airlines MH17 Mungkin Ditembak

Presiden Ukraina Petro Poroshenko mengatakan, pesawat Malaysia Airlines MH17 mungkin ditembak, Kamis (17/7/2014).

Demikian warta singkat yang dilansir kantor berita AFP.


Belum ada komentar dari manajemen Malaysia Airlines terkait kemungkinan ini. Manajemen ini hanya mengatakan, pihaknya telah “kehilangan kontak” dengan salah satu pesawatnya yang diketahui tengah melintas di wilayah udara Ukraina.


“Malaysia Airlines kehilangan kontak dengan MH17 dari Amsterdam,” demikian Malaysia Airlines lewat akun Twitter-nya.


“Posisi terakhir pesawat itu adalah di wilayah udara Ukraina,” tambah Malaysia Airlines.


Sebelumnya kantor berita Rusia Interfax mengabarkan, sebuah pesawat terbang milik Malaysia Airlines dikabarkan jatuh di Ukraina.


Pesawat tersebut, yang tengah menjalani rute dari Amsterdam menuju Kuala Lumpur, mengangkut 295 orang di dalamnya, diperkirakan jatuh di dekat perbatasan Ukraina dan Rusia.


Pesawat terbang yang jatuh itu diyakini sebuah Boeing 777 dengan nomor penerbangan MH17, yang meninggalkan Amsterdam, Belanda, pada pukul 12.14 waktu setempat atau kira-kira pukul 19.14 WIB.


Video tayangan yang diduga pesawat Malaysia Airlines MH17 yang jatuh di Ukraina beredar di YouTube. Simak videonya di tautan ini.

PM Malaysia : Kalau MH17 Ditembak Jatuh, Seret Ke Pengadilan...!!!

Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak mengaku menerima informasi jika pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH17 ditembak jatuh di wilayah udara Donetsk, Ukraina timur, Kamis kemarin. Namun, Malaysia tidak dapat memverifikasi informasi itu.

”Kalau sudah jelas bahwa pesawat ditembak jatuh, maka pelaku harus diseret ke pengadilan!,” katanya dalam konferensi pers di Hotel Sama Sama, Sepang.


Najib mengatakan, bahwa ia telah berbicara dengan Presiden Ukraina, Petro Poroshenko yang berjanji untuk melakukan penyelidikan penuh atas trgedi pesawat MH17.


Najib juga menegaskan bahwa ia telah berbicara dengan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama. Keduanya sepakat, akan membentuk sebuah tim internasional untuk melakukan penyelidikan ke lokasi kecelakaan.


”Ini adalah hari yang tragis dalam apa yang telah menjadi tahun yang tragis bagi Malaysia. Penumpang di pesawat itu berasal dari banyak negara, tetapi kita semua bersatu dalam kesedihan,” kata Najib, seperti dikutip The Star, Jumat (18/7/2014).


Hingga kini, MAS memang belum merilis daftar penumpang yang turut dalam penerbangan MH17. Namun, menurut daftar tidak resmi yang beredar, penumpang pesawat itu berasal dari beberapa negara, termasuk Indonesia.


Ada 11 penumpang asal Indonesia yang menjadi korban jatuhnya pesawat jenis Boeing 777 tersebut. Selain Indonesia, 20 warga negara Malaysia juga menjadi korban. Sedangkan jumlah penumpang terbanyak berasal dari Belanda, yakni 143 penumpang dan Australia 27 penumpang.


Dilaporkan pula ada enam warga negara Inggris, empat warga Prancis, empat warga Jerman, tiga warga Belgia, dan seorang warga negara Kanada dalam pesawat itu. Sedangkan 58 penumpang lainnya tidak diketahui berasal dari negara mana.

Senjata Yang Mungkin Jatuhkan Pesawat MH17

Jatuhnya Pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH17 jatuh diduga akibat tembakan rudal di langit Ukraina. 



Dugaan pesawat yang membawa 295 penumpang itu membuat banyak pertanyaan, sebab saat itu pesawat tengah mengangkasa pada ketinggian 33 ribu kaki.  



Salah satu teka-teki yaitu senjata apa yang bisa menembak jatuh pesawat pada ketinggian tersebut. 



Pejabat senior Amerika Serikat, kepada CNN, dilansir Jumat 18 Juli 2014 mengatakan Amerika Serikat tengah menganalisa lintasan rudal untuk menentukan dari mana serangan itu tepatnya berasal. 



Jika pesawat ditembak oleh rudal dari darat ke udara, sistem radar akan melihat penembakan rudal itu dan melacak posisi tepat pesawat sebelum pesawat jatuh. Sistem radar juga juga akan melihat tanda panas saat pesawat menabrak rudal tersebut. 



Para ahli mengatakan serangan rudal tidak mungkin berasal dari rudal bahu yang diluncurkan oleh seorang tentara. Sebab jelajah rudal itu tak akan sampai pada ketinggian pesawat MH17. 



"Pada ketinggian jelajah normal pesawar sipil, keluar dari jangkauan sistem rudal berawak, yang telah dikembangkan di tangan pemberontak di Ukraina timur," ujar Nick de Larrinaga, dari laman IHS Jane Defence kepada CNN. 



Analis militer yang juga mantan personel Angkatan Udara AS, Rick Francona, mengatakan rudal bahu itu menurutnya hanya mampu menjangkau ketinggian 15 ribu kaki. 



Untuk itu, Francona menduga kuat senjata yang menjatuhkan pesawat MH17 adalah rudal permukaan ke udara atau rudal udara ke udara, 
"Saya pikir itu adalah kemungkinan terkuat saat ini," kata dia. 


Salah satu jenis rudal yang masuk kategori itu yaitu sistem rudal kendali atau rudal Buk, yang telah dikembangkan pada era Uni Soviet dan dioperasikan oleh pasukan Rusia dan Ukrania. Sistem rudal ini disebutkan sudah banyak digunakan di perbatasan Rusia dan Ukrania.



Direktur Proyek Pertahanan dan Intelijen Belfer Center for Science and International Affairs Univeristas Harvard mengatakan sistem rudal Buk yang dikenal sebagai SA-11 telah dioperasikan pasukan Rusia dan Ukrania. 



Dan menurutnya sistem rudal itulah yang memungkinkan untuk menjatuhkan pesawat dengan ketinggian 33 ribu kaki. 



Jenis rudal lain yang mungkin menjatuhkan pesawat MH17 yaitu rudal S-200 buatan Rusia yang dioperasikan militer Ukrania, rudal S-300 dan S-400 yang dioperasikan Rusia. Senjata terakhir itu setara dengan rudal pertahanan milik Amerika Serikat.



Ryan mengatakan kemungkinan pemberontak pro-Rusia menggunakan sistem rudal jarak jauh itu tidak mungkin. Sebab dibutuhkan kemampuan dan pengetahuan yang tinggi untuk menguasai sistem canggih itu.



"Dibutuhkan banyak pelatihan dan banyak koordinasi untuk menembakkan salah satu rudal itu untuk menemukan sasaran," jelas Ryan. 



Untuk itu ia menyimpulkan jika benar pesawat jatuh karena serangan rudal, pihak yang paling mungkin bisa melakukan itu adalah kekuatan militer. 

Kotak Hitam MH17 Dibawa Ke Rusia

Pemberontak Ukraina dilaporkan telah menemukan kotak hitam pesawat Boeing 777 milik Malaysia Airlines MH17 yang jatuh di Ukraina.
Menurut kantor berita berbasis di Mokswa, Rusia, Interfax, kotak hitam itu kini berada di tangan para pemberontak. Mereka juga bersedia menyerahkannya ke otoritas keselamatan penerbangan Rusia.

Laporan serupa disampaikan radio Rusia, Kommersant FM, seperti dikutip The Daily Beast. Menurut radio itu, kotak hitam MH17 kini dalam perjalanan ke Moskwa untuk “penyelidikan”.

Sangat penting untuk mengetahui siapa yang memegang kotak hitam tersebut karena pihak tersebut akan memegang kendali dalam merilis rekaman data dan informasi dari pesawat sebelum jatuh.

Otoritas Rusia mampu membaca data dari kotak hitam, baik rekaman suara dari kokpit maupun rekaman data penerbangan. Hal itu dikatakan mantan penyelidik dari Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS, Tom Haueter, kepada ABCNews.

Para pemberontak, yang disebut merupakan kelompok seperatis pro-Rusia—menamakan dirinya Rakyat Republik Donetsk—menyatakan secara resmi bahwa mereka akan berkerja sama dengan pihak berwenang untuk menyelidiki kecelakaan tersebut.

“Tentu sajak kami akan menyerahkan (kotak hitam) kepada Komisi Penerbangan Antar-Negara Bagian (IAC) ke Moskwa. Para pakar tingkat tinggi, yang mampu memastikan penyebab bencana tersebut, bekerja di sana, meskipun itu sudah jelas,” kata Anderi Purgin, juru bicara kelompok pemberontak tersebut.

Seperti diberitakan, pesawat MH17 ditembak jatuh di luar kota tambang Shahtersk, wilayah timur Ukraina, yang dikuasai kaum pemberontak, Kamis (17/7/2014). Kecelakaan ini menewaskan 298 orang.

Daftar 11 Penumpang Asal Indonesia

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan Julius Adravida Barata mengatakan, 11 orang asal Indonesia tercatat sebagai penumpang pesawat Malaysia Airlines MH17 yang jatuh ditembak di Ukraina bagian timur, Kamis (17/7/2014) sore waktu setempat. Dari 11 orang itu, seorang di antaranya adalah bayi bernama Clarice Yelena Huizen.
Berikut nama-nama penumpang Indonesia dalam pesawat naas tersebut sebagaimana disampaikan oleh Malaysia Airlines ke Kementerian Perhubungan RI:
  1. Hadiono Gunawan
  2. Yodricunda Theistiasih
  3. Ketut Wiartini
  4. Yuli Hastini
  5. Vickline Kurniati Kardia
  6. Supartini
  7. Hendry
  8. Gerda Leliana Lahendra
  9. Wether Smallenburg
  10. Jane M Adi Soetjipto
  11. Wayan Sujana
  12. Clarice Yelena Huizen (bayi)



Sumber : Kompas