Pages

Kamis, Maret 27, 2014

MNEK 2014 : Dua Kontainer Medis Dukung MNEK 2014 Di Batam

BATAM-(IDB) : Komandan Gugus Tempur Laut Armada RI Kawasan Barat (Danguspurlaarmabar ) Laksamana Pertama TNI Amarulla Octavian, S.T. M.Sc., DESD selaku Direktur Latihan Latma Multilateral Komodo 2014 (Multilateral Exercise Komodo 2014) mengecek langsung kesiapan dan keberadaan kelengkapan dua buah peralatan kontainer medis yang terpasang diatas   geladak utama KRI Teluk Banten-516 yang tengah sandar di dermaga Batuampar, Batam  Rabu (26/3).

Kapal perang jenis LST (Landing Ship Tank) KRI Teluk Banten-516 yang dikomandani Letkol laut (P) Dados Raino ini dilengkapi dua buah kontainer fasilitas  alat medis yang terpasang di geladak utama. Kontainer tersebut  akan difungsikan  sebagai alat fasilitas Ruang Operasi dan ICU pasien, yang disimulasikan sebagai rujukan pasien dari korban simulasi bencana tsunami yang melanda daerah kepulauan kecil disekitar perairan kepulauan Natuna (P. Laut, P. Sedanu, P. Tiga, P. Buangan Besar /Ranai) dan Anambas.

Kapal perang berbobot mati  3770 ton ini membawa 115 personel awak KRI  dan 150 personel  tenaga medis serta dokter spesialis bedah.   Personel   medis ini berasal dari gabungan berbagai unsur satuan kesehatan yaitu  Marinir, Armatim, Armabar; Lantamal, RSAL, Kobangdikal, AAL, Pusnerbal dan Kolinlamil dibawah Komandan Satgas MEDCAP (Medical Civic Action Program) Kolonel Laut (K) dr. Nalendra SPB (K) TKV yang saat ini menjabat Karumkital Tanjung Pinang.

Multilateral Exercise Komodo 2014 akan berlangsung mulai tanggal 29 Maret hingga 3 April mendatang yang diikuti sekitar 12 negara-negara sahabat. Dalam latihan tersebut Indonesia melibatkan  19 KRI, 2 Pesud TNI AL dan 1 Pesud TNI AU.

Dalam pengarahan kepada Tim Medis, Direktur Latihan menyampaikan kepada para tim medis agar segera menyesuaikan diri dan dapat bekerja sama dengan tim tim yang lain yang tergabung dalam Latma Multilateral Komodo 2014.

Dalam kegiatan pelayanan kesehatan tersebut, KRI Teluk Banten-516 akan bekerja sama dengan  kapal rumah sakit KRI dr. Soeharso-990  dan kapal medis negara peserta Latma Multilateral komodo 2014 lainya, yang nantinya akan bersama-sama  beroperasi di kepulauan Anambas.




Sumber :  Koarmatim

MNEK 2014 : Tiga Kapal Perang Asing Tiba Di Batam

BATAM-(IDB) : Jelang pelaksanaan latihan bersama (Latma) Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) 2014, yang akan dilaksanakan di Batam, Natuna dan Anambas pada 29 Maret hingga 5 April 2014 mendatang, sebanyak tiga kapal perang asing sudah tiba di Batam.

Ketiga kapal perang asing itu, yakni kapal perang China 'Plan Mount Changbai' yang mengangkut sebanyak 420 personil angkatan laut China. Kapal dengan tipe Landing Platform Dock (LPD) ini sudah berlabuh di perairan Batam pada Kamis (27/3/2014) sekitar pukul 6.00 WIB.

Selanjutnya kapal perang 'BRP Ramon Alcaraz' milik Filipina yang tiba sekitar pukul 7.00 WIB, kapal jenis Frigate (Kapal Perusak) ini mengangkut sebanyak 120 personil angkatan laut Filipina.

Sedangkan kapal perang Brunei 'KDP Darulehsan' yang mengangkut 90 personil angkatan laut Brunei dijadwalkan tiba di perairan Batam pada pukul 12.00 WIB. Kapal perang ini bertipe Offshore Patrol Vessel.

Sementara Indoensia sebagai tuan rumah telah menyiapkan sebanyak 18 Kapal KRI dalam Latma Komodo 2014 ini. Adapun 18 KRI itu, antara lain KRI Tanjung Nusanive, KRI Tanjung Kambani, KRI Yos Sudarso, KRI Imam Bonjol, KRI Pati Unus, KRI Arun, KRI Makassar, KRI Teluk Cirebon, KRI Teluk Ading, KRI Teluk Parigi, KRI Sultan Hasanuddin, KRI Sultan Iskandar Muda, KRI Alamang KRI Nira, KRI Soputan, KRI Teluk Banten dan KRI Suharso (kapal rumah sakit).
 

"Khusus KRI Suharso ditempatkan di Anambas dalam Latma Komodo ini, kapal ini diterjunkan dalam simulasi penanggulangan bencana. Sedangakan KRI Teluk Banten sudah siap di Natuna," kata Kepala Dinas Penerangan Armabar, Letkol Agus Cahyono, Kamis (27/3/2014).

Negara peserta Multilateral Naval Exercise Komodo 2014 adalah angkatan laut negara-negara ASEAN, plus negara-negara sahabat yang memiliki keterkaitan kuat pada stabilitas kawasan, yaitu Indonesia sebagai tuan rumah, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, Filipina, Vietnam, Kamboja, Myanmar, Laos, India, Jepang, Korea Selatan, Selandia Baru, Amerika Serikat, Cina, dan Rusia.

Selain peserta, ada beberapa negara yang ambil bagian sebagai pengamat dalam Latma Komodo 2014 ini, yakni Belanda , Prancis, Uni Eropa, PBB dan Asean.

Multilateral Naval Exercise Komodo 2014 mengangkat tema "ASEAN Navy: Cooperation for Stability". Latihan ini juga digagas untuk menindaklanjuti ASEAN Agreement on Dissaster Management and Emergency Respons.

Secara umum, Multilateral Naval Exercise Komodo 2014 bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme dan kesiapsiagaan dalam bentuk kerja sama menangani bencana alam, sekaligus bertujuan untuk confidence building measure dalam rangka meningkatkan stabilitas keamanan maritim.

Selain itu, Multilateral Naval Exercise Komodo 2014 mempunyai dimensi kepentingan nasional sekaligus regional dan internasional, meningkatkan hubungan antarnegara ASEAN pada khususnya, dan negara non-ASEAN pada umumnya, meningkatkan stabilitas keamanan maritim kawasan, meningkatkan kemampuan (capacity building) tim penanggulangan bencana Indonesia, terutama TNI Angkatan Laut, dalam konteks operasi secara multilateral.




Sumber : BatamToday

Kasal Resmikan Wing Udara 2

TANJUNGPINANG-(IDB) : Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KASAL) Laksamana TNI Dr. Marsetio meresmikan gedung baru Markas Komando Wing Udara 2 dan mess perwira berlantai dua Tanjungpinang di KM 12. Rabu 26/03.

Dalam sambutannya, Kasal mengaku berbangga dan berbesar hati dengan meresmikan gedung baru tersebut. Tentunya, dikatakannya, ia berkomitmen dalam mengembangkan kekuatan, serta sarana dan prasarana guna mendukung tugas satuan TNI AL. Gedung tersebut merupakan bentuk dukungan untuk operasional Wing Udara 2. Sementara, gedung mes tentu peruntukannya untuk kelangsungan akomodasi perwira.

Saat itu, Kasal Laksamana Marsetio juga menjanjikan, ke depan Lanudal dan Wing 2 akan mengoperasikan satu unit pesawat patroli maritim jenis CN 235 patroli maritim. Pesawat itu merupakan pesawat intai yang canggih dirancang untuk misi operasi pemantauan keamanan dari udara.
 

Penglihatan ekstra sehingga mampu beroperasi pada malam hari. Tentunya kedepan Lanudal dan Wing udara 2 masih terus menuntaskan proyek pengembangan pangkalan yang baru, guna mendukung operasi dan tugas TNI AL.

Di sela sela peresmian gedung Mako Wing Udara 2, Marsetio juga melakukan penanaman pohon di depan halaman gedung baru. Dilanjutkan pemotongan pita tanda dibukanya pintu kantor baru dan gedung asrama baru. 


KASAL beserta rombongan dari Markas Besar TNI Angkatan Laut (MABESAL) langsung meninjau ruang ruangan di dalam mess serta kantor Wing Udara 2.

Saat itu, Danlanudal Letkol Laut (P) Sisyani serta komandan Wing Udara 2, Kolonel laut (P) Sujatmiko SE juga menjelaskan, model maket lahan untuk pengembangan pangkalan udara Angkatan Laut di Batu 12 tersebut kepada KASAL Laksamana TNI DR Marsetio. Lahan yang cukup luas tersebut akan dibangun hanggar untuk pesawat CN 235, yang akan di operasikan TNI AL khususnya wing Udara 2.


Di tahun 2014 ini Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) akan menyelenggarakan beberapa kegiatan, di antaranya Naval Exercise Komodo 2014 April mendatang.




Sumber : TNI AL

TNI Mulai Latih Calon Pilot Helikopter Apache

SEMARANG-(IDB) : TNI mulai melatih pilot yang akan menerbangkan helikopter serang Apache sebagai salah satu kesiapan sebelum kedatangan alat tempur asal Amerika Serikat itu pada 2017.

"Delapan Apache keseluruhannya baru akan tiba pada 2017," kata Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Budiman usai kunjungan di Pangkalan TNI Angkatan Darat Bandara Ahmad Yani Semarang, Kamis.

Tahun ini, lanjut dia, para pilot yang akan menerbangkan heli tempur tersebut akan dilatih bekerja sama dengan Amerika Serikat.

Untuk latihan tersebut, Indonesia akan memperoleh pinjaman heli. "Ini kan heli canggih, jadi harus dilatih dahulu," katanya.

Jika telah tiba di Indonesia, kata dia, heli tempur yang menjadi bagian dari penguatan alat utama sistem pertahanan tersebut akan ditempatkan sebagian di Natuna.

"Akan ditempatkan di Natuna, cadangannya di Jakarta," kata dia.

Untuk seluruh alutsista baru, Budiman mengatakan sebagian besar belum datang ke Indonesia. Dia memperkirakan sebagian alat tempur akan datang pada Oktober 2014.

"Diperkirakan pada Oktober 2014, mudah-mudahan lebih dari separuh sudah datang," katanya.




Sumber : Antara

2014 Pindad Targetkan Keuntungan Rp. 2 T

BANDUNG-(IDB) : Direktur Utama PT Pindad Tri Hardjono mengatakan, tahun ini, perusahaanya menargetkan pendapatan Rp 2 triliun. "Meski sempat tergerus rugi kurs akibat anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, Pindad masih bisa meraup pendapatan Rp 1,8 triliun pada 2013," katanya di Bandung, Rabu, 26 Maret 2014.
 

Menurut Tri, target rencana kerja pemerintah sekitar  Rp 1,8 triliun sudah tercapai. Untuk mencapai target  itu, Pindad mengandalkan penjualan alat utama sistem senjata pesanan pemerintah. "Tapi kami juga tidak mengurangi order nonmiliter, seperti bahan peledak komersial, transprotasi, dan sebagainya," ujarnya.
 

Tri  menyatakan, mulai tahun ini, Pindad akan melepaskan produk baru untuk sistem senjata dan amunisi  besar. Harapannya, kendaraan tempur produksi Pindak, Anoa, juga masih menjadi primadona TNI Angkatan Darat. "TNI AD masih membutuhkan cukup banyak alutsista untuk rencana pengembangan batalion infanteri mekanis," katanya.

Pindak, kata Tri, harus menjaga keseimbangan dari dua program utamanya, yakni sebagai BUMN harus cari untung dan sebagai industri pertahanan harus bisa mandiri. Jadi, dalam lima tahun ke depan, penguatan bisnis nonmiliter harus terus tumbuh. "Ini yang sedang kita kejar dan kembangkan ke depan," ujarnya

Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsudin optimistis target pengerjaan pesanan pemerintah untuk menggenapi target modernisasi alutsista 2010-2014 tuntas tahun ini. “Saya kira sudah masuk target, tinggal mengirimnya, mendistribusikan hasil dari produksi ini. Kami punya (waktu untuk) memfinalkan sampai 5 Oktober 2014," katanya saat berkunjung ke PT Pindad, Bandung. Dia datang ke Pindad mewakili High Level Committee untuk mengecek perkembangan proyek modernisasi alutsista milik TNI.

Menurut dia, target modernisasi alutsista pada Rencana Strategis 2010-2014 itu menjadi salah satu target kerja Kabinet Indonesia Bersatu jilid kedua. Komite tingkat tinggi  yang berasal dari unsur Kementerian Pertahanan, Bappenas, Kementerian Keuangan, dan BPKP bertugas mengecek pesanan alutsista pemerintah yang tengah digarap sejumlah BUMN Strategis Indonesia. “Kami mengecek kualitas pembiayaan, pengadaan, dan pengawasan, apa betul ini on the track atau under,” katanya.




Sumber : Tempo

Wamenhan Tinjau Kesiapan PT Pindad Dalam Modernisasi Alutsista

BANDUNG-(IDB) : Salah satu upaya Kemhan dalam mendukung pembangunan alutsista yaitu dengan menetapkan Grand Strategi Kemhan diantaranya mewujudkan teknologi pertahanan yang mutakhir. Hal tersebut tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra), master list dan road map yang memuat kebutuhan Kemhan dan TNI hingga tahun 2029 .

Untuk mewujudkan hal tersebut Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin selaku ketua HLC (High Level Committee), Rabu (26/3), melakukan kunjungan kerja ke PT Pindad (Persero) di Bandung Jawa Barat. Maksud kunjungan Wamenhan beserta rombongan ke PT Pindad dalam rangka untuk melihat kesiapan PT Pindad (Persero) dalam mendukung modernisasi alutsista. Selain itu kunjungan Wamenhan ke Pindad untuk melakukan evaluasi program dan memantau kemajuan program-program yang diberikan.


Dalam kunjungannya ke PT Pindad, Wamenhan menyatakan bahwa PT Pindad (Persero) sebagai perusahaan industri dan manufaktur yang bergerak dalam pembuatan produk militer mengeluarkan suatu prototype retrofit medium tank AMX-13.


Selain itu PT Pindad juga memproduksi kendaraan taktis (rantis) Anoa 6x6  dan komodo 4x4 yang merupakan pesanan Kemhan untuk selanjutnya diserahkan kepada TNI AD sebagai pengguna (user). “Untuk tahun 2014 ini, alutsista TNI sudah memasuki tahap delivery,” ujar Wamen.


Disela-sela kunjungan kerjanya ke PT Pindad, pada hari yang sama Wamenhan menerima Direktur Jenderal National Intelligence and Security (Dirjen NISS) Sudan Jenderal Mohammed Atta Elmoula Abbas beserta rombongan di PT Pindad Bandung, Jawa Barat.

Dalam kunjungan delegasi Sudan ke PT Pindad, Dirjen NISS berharap pertemuan ini dapat membawa suatu bentuk kerja sama yang lebih erat khususnya bagi negara Sudan.


Sejalan dengan Dirjen NISS, Wamenhan juga berharap ada pemikiran-pemikiran yang konstruktif dalam upaya membangun hubungan kerja sama antara Indonesia dan Sudan. Dalam pertemuan tersebut Wamenhan juga menjelaskan mengenai alutsista yang merupakan produk industri pertahanan PT Pindad. Saat ini PT Pindad pada tahap menuju kemandirian industri pertahanan dengan melakukan Transfer of Technology (ToT). Alih teknologi dilakukan melalui kerja sama antara PT Pindad dengan negara Amerika, Eropa dan Korea Selatan. Saat ini pemerintah melalui PT Pindad sedang melakukan penjajakan  untuk melakukan kerja sama di bidang Transfer of Technology dengan Rusia.


Mohammed Atta Elmoula Abbas diangkat sebagai Dirjen NISS terhitung sejak tahun 2009 hingga saat ini menggantikan HE. Salah Gosh (Penasehat Presiden Sudan Bidang Keamanan).




Sumber : DMC

Seoul Eyes Secure Satcom, KF-X Tech In F-35 Deal

SEOUL-(IDB) : With Seoul’s March 24 announcement of its long-held intent to purchase the F-35A, South Korea is likely securing an offset deal that will include a new military communications satellite and technical assistance in the country’s plans to develop an indigenous stealthy KF-X fighter.
 
Lockheed Martin, the sole producer of stealthy fighters globally, will provide more than 300 man-years worth of engineering expertise in assisting Seoul in designing its KF-X. The F-22 and F-35 builder will also offer more than 500,000 pages of technical documentation derived from the F-16, F-22 and F-35, says Michael Rein, a company spokesman.
 
South Korea is looking at multiple KF-X designs, but has recently found that a single-engine option may be as effective at an affordable price point as a twin engine. It is slated to become operational around 2025.
 
Also in the offset proposal is a secure satellite communications satellite; Lockheed is building the newest U.S. Air Force jam-proof satellite called the Advanced Extremely High Frequency spacecraft. It is built on the company’s A2100 bus and includes the latest security measures to avoid interference or jamming. The offset also includes “necessary control equipment and technical training,” Rein says. The deal could cover delivery of the new satellite, launch and turnover of the operational system.

Seoul announced its choice of the F-35A over the Eurofighter Typhoon and Boeing F-15 Silent Eagle, a Strike Eagle modified with stealthy weapons bays and leading edges, in December. Though Boeing’s offer was the only one to comply with South Korea’s budget limitations, the government overrode a recommendation to buy the Super Hornet. To stay in a budget of 8.3 billion won ($7.2 billion), the country is only purchasing 40 F-35As, far less than its intended buy of 60 aircraft in the F-X phase 3 program.
 
Lockheed Martin also included development of a virtual warfare center to be used for modeling and wargaming in its offer. However, since the deal was cut to 40 aircraft, there could be changes to the plan, one industry official says.
 
South Korea is the 10th country that has announced its intentions to buy the F-35. Israel and Japan committed in 2010 and 2011, respectively. Seoul’s sale will make use of the Pentagon’s foreign military sales program. It is widely assumed that the country will include an option of the additional 20 fighters in its program for purchase on a later date.
 
South Korea plans to take delivery of its first F-35As in 2018; they will be included in the Pentagon’s low-rate, initial production buy. Seoul plans to buy as many as 10 per year.
The final agreement on the buy is expected to be signed by year’s end, says Steve O’Bryan, vice president of program integration and business development at Lockheed.




Sumber : Aviationweek

Danpasmar 2 Beri Arahan Satgas Pamputer XVI Dan Ambalat XVIII



KORMAR-(IDB) : Komandan Pasmar-2 Brigadir Jenderal TNI (Mar) Denny  Kurniadi, S.Mn., memberikan arahan kepada Prajurit Pasmar-2 yang tergabung dalam Satgasmar Pam Puter XVI Wilayah Barat (Wilbar) dan Ambalat XVIII BKO Brigif–3 Marinir, di ruang prajurit “Edwin Masrul” Yonif–4 Marinir Cilandak,  Jakarta Selatan, Rabu (26/03/2014).


 
Dalam arahannya tersebut Komandan Pasmar–2 memberikan beberapa penekanan kepada personel Satgas, diantaranya, agar memedomani tugas pokok, menjaga citra serta nama baik TNI AL khususnya korps Marinir dengan bertindak sesuai norma yang ada terutama dalam bersosialisasi dengan masyarakat sekitar. 

Mengutamakan faktor keamanan personel dan material serta selalu pegang teguh Sapta Marga, Sumpah Prajurit, dan 8 wajib TNI dalam melaksanakan kegiatan. Melaksanakan koordinasi yang baik dengan sesama TNI, Polri, Pemda/Instansi sipil dan Tokoh masyarakat/agama dalam melaksanakan tugas. Melaksanakan kegiatan sesuai prosedur dan protap guna mencegah zero accident, serta meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta pelihara moril dan motivasi selama penugasan.


 
Personel Satgas Pam Puter dibawah pimpinan Dansatgas Lettu Marinir Adi Susanto yang sehari-hari menjabat sebagai Danton Mortir 81 Kima Yonif-4 Mari tersebut, merupakan gabungan dari personel Brigif–2 Mar, Menkav-2 Mar, Menart–2 Mar, Membanpur-2 Mar, dan Yontaifib–2 Mar yang akan melaksanakan penugasan di Pulau Rondo, Pulau Berhala dan Pulau Sekatung. Sedangkan Satgas Ambalat dibawah pimpinan Serka Marinir Sugeng dari Yontaifib–2 Mar akan bergabung dengan Brigif–3 Marinir di Lampung.

Hadir pada acara ini Kaspasmar-2 Kolonel Marinir Yuniar Lutfi, Para Asisten Kaspasmar–2, serta Para Dankolak / Datlak Pasmar-2.




Sumber : Kormar

Danpasmar 2 Tinjau Kesiapan Satgas Pamputer Dan Ambalat



JAKARTA-(IDB) : Komandan Pasmar–2 Brigadir Jenderal Denny Kurniadi, S.Mn., meninjau kesiapan Satuan Tugas Marinir (Satgasmar) Pengamanan Pulau Terluar (Pamputer) XVI Wilayah Barat (Wilbar) dan Ambalat XVIII BKO Brigif–3 Marinir, di lapangan apel Brigif–2 Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu (26/03/2014).


 
Dalam amanatnya Danpasmar–2 mengatakan, gelar kesiapan Satgasmar Pam Puter XVI Wilbar dan Satgasmar Ambalat XVIII BKO Brigif–3 Marinir ini sengaja dilaksanakan untuk melihat secara langsung sejauh mana kesiapan personel dan material yang akan mendukung Satuan Tugas tersebut. Selain itu, juga untuk mengukur kemampuan dan kekuatan yang telah disiapkan, dalam kegiatan pembinaan dan latihan selama ini.


 
Lebih lanjut, dikatakan, karena penugasan yang akan dilaksanakan ini merupakan kepercayaan dari Pimpinan, sedangkan kepercayaan adalah suatu kehormatan sekaligus kebanggaan, oleh karenanya harus benar-benar disiapkan dari sekarang.


 
“Tugas yang akan kalian laksanakan ini merupakan tugas mulia, karena akan menjaga wilayah dan mempertahankan kredibilitas serta integritas keutuhan negara kesatuan Indonesia di mata Internasional. 

Kemampuan prajurit dituntut harus dapat bekerja dan bertindak sesuai prosedur serta aturan hukum yang berlaku, oleh karenanya pedomani protap yang ada, agar tidak salah langkah dalam mengambil suatu keputusan yang akan merugikan Negara dan bangsa”, tegas orang nomor satu di jajaran Pasmar-2 tersebut.

Hadir pada acara ini Kaspasmar-2 Kolonel Marinir Yuniar Lutfi, Para Asisten Kaspasmar–2, serta Para Komandan Kolak/Satlak Pasmar-2.





Sumber : Kormar

Direktur Latihan Multilateral Komodo 2014 Kunjungi Poskout Encap



BATAM-(IDB)Direktur Latihan (Dirlat) Multilateral Naval Exercise Komodo 2014 Komandan Gugus Tempur Laut Armada RI Kawasan Barat (Danguspurlaarmabar)Laksamana Pertama TNI Dr. Amarulla Octavian, S.T., M.Sc., D.E.S.D melaksanakan kunjungan ke Pos Komando Utama (Poskout) Satgas Encap di Lanal Batam Batu Ampar, Rabu (19/03/2014) lalu. 

Kunjungan tersebut sekaligus sebagai inspeksi akhir guna memastikan seluruh program telah berjalan sesuai rencana yang telah disusun, sebelum Latma Komodo dibuka secara resmi dan sebelum kedatangan perwakilan negara-negara sahabat di Batam.

 
Di Poskout, Dirlat beserta rombongan disambut oleh Dansatgas Encap (Engineering Civic Action Program) Kolonel Marinir Tri Subandiyana, yang memberikan penjelasan mengenai kegiatan rinci mulai dari persiapan pasukan, embarkasi, Lintas laut, dan debarkasi hingga pengerjaan seluruh proyek di tiap-tiap pulaunya. Pada kesempatan diskusi Dirlat menanyakan beberapa hal yang berkaitan dengan dukungan material serta partisipasi masyarakat di tiap-tiap lokasi.

Lebih Lanjut, Dansatgas Encap memberikan gambaran bahwa secara umum seluruh pekerjaan dilapangan telah berjalan 80% dan sesuai dengan perencanaan yang telah dijadwalkan. “Dukungan kesiapan material proyek telah dikordinasikan dengan aparatur daerah masing-masing melalui kepala desa dibantu personel Lanal Batam, Tarempa dan Ranai. Untuk dukungan kewilayahan telah berjalan baik dan berkesinabungan hingga pos-pos yang terjauh seperti di Mengkait atau Pulau Laut dapat terdukung dengan lancar”, paparnya.

 
Direktur Latihan berharap agar segenap prajurit dapat melaksanakan tugas latihan dengan baik dan profesional. Disamping itu, Dirlat juga berupaya memberikan dukungan logistik wilayah untuk menunjang kesiapan prajurit yang tergabung dalam Satgas Encap Latma Multilateral Komodo 2014.

Selain itu, Dirlat merasa sangat yakin bahwa setiap prajurit Marinir telah dibekali dengan keterampilan bermasyarakat dan dapat berinterkasi dengan humanis serta yang terpenting adalah mengutamakan tugas pokok dan berbuat yang terbaik bagi masyarakat yang ada dilokasi terdekat kita. “Kita  bangga mendapat kepercayaan dari Negara dan kita laksanakan sepenuh hati demi menjaga nama baik Korps Marinir TNI Angkatan Laut”, tegasnya.

 
Di penghujung acara, Dirlat berpesan agar saat akhir penugasan, Satgas Encap harus tetap memantau hasil pekerjaan dengan tetap berkonsultasi dengan pihak konsultan proyek rekonstruksi dan renovasi agar tidak terjadi penurunan kualitas dan mutu pekerjaan yang dapat menjadi beban masyarakat setelah Satgas meninggalkan kepulauan Riau.



 
Sumber : Kormar

PT. LEN Diminta Membuat Combat Management System Untuk KRI

BANDUNG-(IDB) : Kementrian Pertahanan mengajak PT LEN Industri untuk berkontribusi dalam pembangunan sistem pertahanan maritim dengan Combat Management System (CMS). CMS ini berfungsi untuk mendukung aktivitas pertempuran maupun patroli TNI.

Hal itu diungkapkan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsuddin saat mengunjungi PT Pindad di Jalan Gatot Subroto Bandung, Rabu (26/3/2014). PT LEN merupakan BUMN yang bergerak di bidang elektronik strategis.

"Saya evaluasi peran LEN untuk CMS. Kita ingin beri peran untuk menjadi bagian pembangunan CMS buat kapal perang kita," ujar Sjafrie.

Ia menjelaskan, CMS merupakan sistem yang menggabungkan penembakan dengan radar. Sjafrie juga mengatakan saat ini tengah dilakukan pengadaan radar untuk mengisi kerenggangan radar di kawasan Timur Indonesia.

"Kalau kawasan Barat sudah oke. Sekarang ini kita masih harus selalu mengkonfigurasikan radar sipil dan militer. Kita inginnya radar militer itu bisa terpenuhi seluruhnya," jelasnya.

Untuk pengadaan dalam sistem pertahanan seperti ini, Sjafrie mengatakan, industri pertahanan dalam negeri mendapatkan prioritas. "Tapi tergantung bisa memenuhi spesifikasinya tidak oleh industri dalam negeri kita. Itu tantangannya," kata Sjafrie.




Sumber : Detik

Pindad Kembangkan Panser Intai

BANDUNG-(IDB) : PT Pindad mengembangkan jenis tank ringan dan melakukan "retrofit" tank jenis AMX-13 sehingga memenuhi kebutuhan teknologi dan operasional TNI, kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafri Syamsudin pada kegiatan inspeksi di PT Pindad Kota Bandung, Rabu.

"Dari inspeksi yang kami lakukan PT Pindad ada kemajuan, salah satunya pengembangan tank ringan, retrofit tank jenis AMX-13," kata Wamenhan Sjafri Syamsudin.

Pengembangan tank ringan itu dilakukan dengan melakukan modifikasi teknologi tank jenis itu menjadi tank yang memiliki spesifikasi teknologi yang tangguh dan sesuai dengan kebutuhan lapangan.

Tahap pertama, kata Sjafri akan dibuat 23 unit tank ringan. Ia menyebutkan saat ini ada 400-an tank AMX-13 yang rencananya akan masuk dalam program retrofit itu.

"Rencananya program itu masuk pada program 2015-2019, jumlahnya tergantung pemerintah dan angaran yang disiapkan saat itu," katanya.

Selain itu Pindad juga akan melakukan pengembangan Panser 6x6 Anoa yang dimodifikasi menjadi panser untuk kebutuhan pengintaian.

"Panser intai itu dimodifikasi mengangkut personil namun memiliki kecepatan lebih tinggi dibandingkan panser sejenis yang ada, spesifikasinya akan dilengkapi untuk kebutuhan pengintaian," katanya.

Ia menyebutkan tahap pertama panser intai itu akan di bangun satu unit sebagai prototipenya. Rencananya panser itu diperuntukan bagi Koppasus.

"Kebutuhan panser masih cukup besar, setidaknya sekitar 250-an lagi, termasuk panser yang akan dikembangkan itu," katanya.

Pada kesempatan itu, Wamenhan menyatakan komitmen pemerintah untuk mermanfaatkan alat utama sistem pertahanan (Alutsista) produk dalam negeri.

"Dalam setiap pengadaan alutsista ditetapkan spesifikasi dan standarnya, untuk itu kami terus mendorong agar produk alutsista dalam negeri terus meningkatkan kualitas dan memenuhi kriteria itu. Bila memenuhi spesifikasi maka prioritas adalah produk alutsista dalam negeri," katanya.




Sumber : Investor