Pages

Kamis, Maret 27, 2014

PT. LEN Diminta Membuat Combat Management System Untuk KRI

BANDUNG-(IDB) : Kementrian Pertahanan mengajak PT LEN Industri untuk berkontribusi dalam pembangunan sistem pertahanan maritim dengan Combat Management System (CMS). CMS ini berfungsi untuk mendukung aktivitas pertempuran maupun patroli TNI.

Hal itu diungkapkan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsuddin saat mengunjungi PT Pindad di Jalan Gatot Subroto Bandung, Rabu (26/3/2014). PT LEN merupakan BUMN yang bergerak di bidang elektronik strategis.

"Saya evaluasi peran LEN untuk CMS. Kita ingin beri peran untuk menjadi bagian pembangunan CMS buat kapal perang kita," ujar Sjafrie.

Ia menjelaskan, CMS merupakan sistem yang menggabungkan penembakan dengan radar. Sjafrie juga mengatakan saat ini tengah dilakukan pengadaan radar untuk mengisi kerenggangan radar di kawasan Timur Indonesia.

"Kalau kawasan Barat sudah oke. Sekarang ini kita masih harus selalu mengkonfigurasikan radar sipil dan militer. Kita inginnya radar militer itu bisa terpenuhi seluruhnya," jelasnya.

Untuk pengadaan dalam sistem pertahanan seperti ini, Sjafrie mengatakan, industri pertahanan dalam negeri mendapatkan prioritas. "Tapi tergantung bisa memenuhi spesifikasinya tidak oleh industri dalam negeri kita. Itu tantangannya," kata Sjafrie.




Sumber : Detik

3 komentar:

  1. Kita sudah berkomitmen untuk punya sistem senjata yang canggih yang setara NATO kan. Maka alangkah baiknya dalam menggandeng perusahaan Indonesia standar mutunya harus dicermati, agar kelak kedepannya tidak menjadi bumerang ketidak berdayaan kita waktu menghadapi alutsista negara lain yang juga canggih. Semoga LEN banyak belajar dari negara pembuat CMS, ataupun lebih diberi dana agar bisa mengembangkan radar yang dapat menjejak pesawat siluman. Saya usul mungkin radar yang bisa menjejak pesawat siluman itu bisa kita terapkan seperti halnya pada kelelawar, yang mengeluarkan bunyi untuk mendeteksi keberadaan suatu benda. saya ini orang awam , tidak bisa buat teknologi. tapi manusia pasti bisa membuat teknologi seperti halnya kelelawar yang menggunakan gelombang ultra sonic untuk mencari benda di sekitarnya. jadi mungkin radarnya beda dg radar elektronic pada umumnya. hehe. semoga dapat dipikirkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ide bagus tuh bro, mungkin spe skrg teknologi spt itu hnya d pakai d kapal selam aj yaitu sonar yg cara kerjany spt gelombang ultrasonic yg dipantulkan kembali,,kalo buat radar d darat, pesawat sm kapal blm pnh dgr tuh, jgn2 bs jg x ya??

      Hapus
    2. Masalahnya kapal selam itu jalannya lambat jadi masih cocok menggunakan ultra sonic buat deteksi, nah kalau pesawat kan kecepatannya bisa melebihi suara bahkan prototype yang terbaru bisa mencapai 5 kali lipat. Bisa2 pesawatnya musuh dah sampai duluan sebelum muncul di radar. Dan kalau systemnya seperti kelelawar berarti tergolong radar aktif. Hal itu jadi mudah terdeteksi pesawat musuh. Teknologi yang sekarang dikembangkan itu radar pasif. Detilnya sih gktau, mungkin dugaan saya seperti mendeteksi pesawat berdasar parameter anomali udara atau suhu. Karena sehebat apapun pesawat siluman sekarang pasti meninggalkan jejak panas dari knalpotnya, serta perubahan tekanan udara pada jalur yang dilewatinnya. Cuma kelemahan radar pasif saat ini jangkauannya masih pendek tidak sejauh radar aktif.

      Hapus