Pages

Kamis, Februari 06, 2014

Wakasal Tinjau Pembuatan Kapal Tempur Di Lampung

LAMPUNG-(IDB) : Wakasal TNI Angkatan Laut Laksda Hari Bowo beserta jajaran mengunjungi Lampung pada Rabu (5/2). Tujuannya melihat sejauh mana perkembangan pembuatan kapal tempur milik TNI AL di Lampung.

Menurut Hari, pembuatan kapal tempur di Lampung merupakan salah satu upaya membangun kekuatan tempur TNI AL. "Kami sekarang sedang melengkapi semua (peralatan tempur) dalam rangka membangun kekuatan AL," kata Hari di Balai Keratun, Pemprov Lampung, Rabu (5/2).

Dalam membangun kekuatan TNI AL, Hari menjelaskan, pihaknya memiliki tiga target, yaitu jangka pendek, menengah, dan panjang. "Ada tiga tahapan, jangka pendek, menengah, dan panjang. Sekarang dalam rangka jangka pendek, kami sedang melengkapi peralatan-peralatan tempur kami," ujarnya.

Hari menjelaskan, ada beberapa kapal tempur yang saat ini sedang dibangun oleh TNI AL. "Ada yang dibuat di luar negeri dan dalam negeri. Salah satunya kunjungan saya ini. Untuk melihat sejauh mana perkembangannya (pembuatan kapal)," bebernya. 

Saat ditanyakan, apakah akan ada penambahan pembuatan kapal di Lampung, Hari mengatakan, tidak menutup kemungkinan. "Nanti ada penambahan (pembangunan kapal), tapi di tempat lain, bukan di sini (Lampung), di galangan kapal yang lain. Kami pesan ini ingin melihat, kalau memang bagus produknya, ya kami akan buat lagi. Sementara ini kami tinjau dulu yang sekarang ini," paparnya.

Pembangunan kapal tempur di Lampung tersebut, jelas hari, nantinya akan digunakan untuk mengangkut angkutan perang lainnya yang dimiliki oleh TNI Angkatan Darat. "Kegunaannya kapal untuk angkut tank. sekarang kan angkatan darat beli main battle tank (MBT). Nah, kapal ini yang untuk mengangkut," jelasnya. 

Kapal tersebut, bebernya, 100 persen Lampung yang membuatnya. "Buatan sini (Lampung), PT Daya Radar Utama, 100 persen buatan Lampung," ungkapnya. Sedangkan untuk persenjataannya, terus hari, akan dicari dari luar Indonesia.

"Untuk persenjataannya nanti kami beli dari luar (Indonesia). Ya kami harapkan segera selesai ini (pembuatan kapal). Ini saya mau kunjungi ini, mau tanya kapan selesainya, sampai dimana ini proses  pembuatannya," pungkasnya.

Sementara itu, Sekprov Lampung Berlian Tihang mengaku senang dengan kehadiran Hari ke Lampung. Berlian bersyukur karena Lampung menjadi salah satu tempat pembuatan kapal tempur. "Ya kita semua harus bersyukur. Karena Lampung menjadi salah satu tempat TNI membangun kapal tempurnya di sini (Lampung)," tandasnya. 




Sumber : Tribunnews

Pertama Kalinya “Mars KRI Bung Tomo – 357” Diperdengarkan

SURABAYA-(IDB) : Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) adalah satuan tempur matra laut terbesar di Indonesia yang memiliki nilai strategis dalam penyiapan sumber daya manusia maupun Alutsista. Penyiapan prajurit pengawak kapal perang yang militan dan profesional harus senantiasa dipertahankan dan ditingkatkan melalui berbagai program pembinaan yang berkelanjutan.

Koarmatim memiliki nilai strategis yang signifikan dalam mengamankan yurisdiksi dan kepentingan nasional kehormatan bangsa. Sewajarnya jika Pangarmatim, Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H., M.Hum selaku pemimpin tertinggi di Koarmatim, mengajak dan turut bersama-sama olah raga lari bersama para prajuritnya beserta seluruh pejabat teras Koarmatim, pagi itu, Selasa (04/2). Hal tersebut disamping menunjukan kebersamaan, juga memberi contoh dan tauladan bahwa menjaga stamina kesamaptaan prajurit TNI menjadi kewajiban setiap prajurit TNI tanpa mengenal pangkat.

“...seluruh prajurit harus memiliki kesamaptaan jasmani yang baik, harus lolos tes kesehatan dan kemampuan tempur bagi yang mengawaki Alutsista, tidak mengenal pangkat dan jabatan...baik tamtama, bintara maupun perwira termasuk Panglima seperti saya harus memiliki stamina dan kesehatan yang baik...bagaimana kalian akan memenangkan pertempuran jika kalian tidak memiliki stamina yang baik...” tegas Pangarmatim dihadapan prajuritnya yang dibalas dengan sorak prajurit.

Pekik Bung Tomo saat mengobarkan semangat arek - arek dalam pertempuran Surabaya seolah membahana kembali mengiringi derap langkah lari prajurit pagi itu. Sebab diantara ribuan prajurit tersebut, terdapat prajurit pilihan yang akan menyebrangkan KRI Bung Tomo - 357 dari Barrow in Furness Inggris ke Indonesia dibawah Komandan Kolonel Laut (P) Yayan Sofiyan, S.T. Untuk pertama kalinya  “Mars KRI Bung Tomo - 357” diperdengarkan oleh prajurit-prajurit pilihan tersebut mengiringi derap langkah dalam olah raga pagi itu. KRI Bung Tomo – 357 merupakan kapal perang baru jenis Multi Role Light Fregate yang akan memperkuat jajaran TNI AL dibawah pembinaan Koarmatim.

Beberapa waktu lalu, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI DR. Marsetio, saat memimpin rapat rencana penyebrangan KRI Bung Tomo – 357  menyampaikan bahwa  simbol - simbol yang ada di kapal tersebut harus mencerminkan kearifan lokal yang menggambarkan gigihnya kepahlawanan dan militansi Bung Tomo, Mars KRI Bung Tomo dapat membangkitkan semangat dan jiwa korsa serta heroisme prajurit pengawaknya. 




Sumber : Koarmatim

Indonesia Belanda Tandatangani MoU Kerjasama Pertahanan

DEN  HAAG-(IDB) : Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Menhan RI) Purnomo Yusgiantoro dan Menhan Kerajaan Belanda Jeanine Hennis Plasschaert menandatangani Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding  (MoU) tentang Kerjasama Pertahanan, Selasa (4/2) di  Den Haag, Belanda. MoU ditandatangani saat kunjungan Menhan RI ke Belanda selama tiga hari, tanggal 2 sampai dengan 4 Februari 2014.
 
Penandatanganan MoU tersebut menjadi tonggak sejarah penting bagi hubungan RI-Kerajaan Belanda  khususnya di bidang pertahanan. Kedua negara sepakat untuk memperkuat hubungan persahabatan dan kerjasama teknis yang telah terjalin sejak lama berdasarkan penghormatan penuh terhadap kedaulatan dan keutuhan wilayah, prinsip-prinsip kesetaraan, tidak mencampuri urusan dalam negeri dan saling menguntungkan.


MoU mencakup kerjasama dalam enam bidang yaitu : 
  1. Dialog strategis mengenai isu keamanan regional dan internasional.
  2. Pertukaran kunjungan pejabat pertahanan kedua negara, baik pejabat militer maupun sipil.
  3. Kerjasama materiil pertahanan meliputi kerjasama produksi, pemeliharaan dan dukungan logistik, pertukaran dan alih teknologi dan informasi, pelatihan teknis personil dan kerjasama industri pertahanan.
  4. Pertukaran informasi dan pengalaman  dalam hukum militer dan sejarah militer, penanggulangan bencana, ilmu pengetahuan dan teknologi, intelijen militer dan keamanan maritime.
  5. Memperkuat hubungan antar angkatan bersenjata kedua negara di bidang pendidikan dan pelatihan, kunjungan kapal, logistik dan operasi pemeliharaan perdamaian.
  6. Kerjasama pengembangan sumber daya manusia pertahanan kedua negara melalui pendidikan dan pelatihan.

Di bidang pendidikan militer, Belanda juga menawarkan pendidikan bagi para Taruna AAL untuk menyelesaikan pendidikan penuh di Akademi Pertahanan Negeri Belanda. Sedangkan di bidang hukum, melalui Universitas Leiden, pihak Belanda juga membuka tawaran bagi para personel pertahanan RI untuk mengikuti pendidikan pasca-sarjana (S2).


Selain penandatanganan  MoU, Menhan RI dan Menhan Belanda juga melakukan pertemuan bilateral bertukar pandangan mengenai situasi keamanan regional dan internasional serta membahas perkembangan proyek pengadaan kapal frigat TNI AL.


Menhan RI juga berkesempatan meninjau galangan Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) di Vlissingen,  kunjungan ke Akademi Pertahanan Belanda (NLDA) di Breda,  Universitas Leiden di Leiden dan TNO (Nederlandse Organisatie voor Toegepast Natuurwetenschappelijk OnderzoekDutch Organization for Applied Scientific Research) di Den Haag.   

Berikut foto dari Den Haag Belanda :






Sumber : DMC

Singapura Protes Penamaan KRI Baru TNI AL

JAKARTA-(IDB) : Pemerintah Singapura memprotes rencana TNI Angkatan Laut yang berniat untuk menamai salah satu dari tiga kapal fregat yang dibeli Indonesia dari Inggris. Pasalnya nama yang digunakan TNI AL merupakan pelaku tindak pengeboman yang terjadi tahun 1965 silam di Macdonald House di Orchard Road.

Dilansir dari laman Straits Times, Kamis 7 Februari 2014 , salah satu kapal perang tersebut akan dinamai KRI Usman Harun. Nama tersebut adalah gabungan dari dua marinir Indonesia yang dieksekusi di Singapura setelah dituduh terlibat pengeboman tersebut, yakni Usman Haji Muhammad Ali dan Harun Said.

Keberatan Negeri Singa tersebut telah disampaikan secara langsung oleh Kementerian Luar Negeri Singapura kepada Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa. Pemerintah Singapura menganggap rencana tersebut akan berpengaruh terhadap warga mereka, khususnya keluarga korban.

"Dua tentara marinir Indonesia saat itu dinyatakan bersalah karena telah melakukan aksi pengeboman dan menewaskan tiga orang serta melukai 33 orang lainnya," ungkap jubir Kemlu Singapura.

Eksekusi mati yang dilakukan oleh Pemerintah Singapura pada tahun 1968 silam, membuat hubungan kedua negara tegang. Sebanyak 400 pelajar Indonesia berusaha memaksa masuk ke dalam Kedutaan Besar Singapura di Jakarta.

Kediaman Konsulat Jenderal Singapura di Indonesia pun turut diserang massa. Para demonstran ikut membakar bendera nasional Singapura.

Aksi kedua marinir yang tergabung dalam Pasukan Komando Operasional Khusus RI merupakan upaya Pemerintah Indonesia yang tidak setuju dengan pembentukan Malaysia. Saat itu Singapura masih merupakan bagian dari Negeri Jiran itu.

Penentangan tersebut disuarakan secara lantang oleh mantan Presiden Soekarno.

Kedua tentara marinir itu lantas diperintahkan untuk menyusup ke Singapura. Pada saat itu Pemerintah Singapura mengatakan RI ingin menyabotase keadaan di Negeri Singa dan Malaysia dengan merusak intalasi penting.

Mereka turut mengklaim kedua orang ini sengaja dikirim untuk meledakkan bom di tempat-tempat umum demi menciptakan kepanikan dan ketegangan.

Kendati dianggap pembunuh di Singapura, kedua marinir itu pulang sebagai pahlawan ke Indonesia. Jasad keduanya bahkan dimakamkan secara militer di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Ketegangan kedua negara berkurang ketika mantan Perdana Menteri Lee Kuan Yew berkunjung ke Jakarta tahun 1973 silam. Dia juga mengunjungi makam kedua marinir tersebut dan menaburkan bunga di atas makamnya.

Selain menamai KRI Usman Harun, TNI AL berencana untuk menggunakan nama pahlawan pejuang kemerdekaan RI Bung Tomo dan John Lie. KRI Bung Tomo direncanakan akan berlayar dari Inggris pada Juni 2014.

Sikap Pemerintah RI Atas KRI Usman Harun


Namun Pemerintah Indonesia menegaskan, kebijakan yang sudah ditetapkan tak bisa diintervensi negara lain.


"Pemerintah Indonesia memiliki tatanan, aturan, prosedur dan kriteria penilaian sendiri untuk menentukan seseorang mendapat kehormatan sebagai pahlawan. Dan itu tidak boleh ada intervensi dari negara lain," jelas Menko Polhukam Djoko Suyanto kepada detikcom, Kamis (6/2/2014).


Pemberian nama Usman Harun pada kapal perang RI sudah melalui pertimbangan yang matang. "Tentu pertimbangan tersebut dinilai sesuai dengan bobot pengabdian dan pengorbanan mereka-mereka yang "deserve" untuk mendapatkan kehormatan dan gelar itu," jelas Djoko.


Menurut Djoko, sikap Singapura yang mempersoalkan Sersan Usman dan Kopral Harun yang pernah melakukan pemboman di negeri jiran itu pada 1960-an, tak bisa serta merta membuat pemerintah ragu memberi nama KRI Usman Harun.


"Bahwa ada persepsi yang berbeda terhadap policy pemerintah RI oleh negara lain tidak boleh menjadikan kita surut dan gamang untuk tetap melanjutkan policy itu dan memberlakukannya," tutupnya.

TNI : Penamaan KRI Baru Tidak Bermaksud Buka Luka Lama Singapura

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut, Laksamana Pertama Untung Suropati, mengatakan tidak ada maksud dari institusinya untuk membuka luka lama warga Singapura dengan memilih nama Usman Harun untuk KRI baru mereka. Menurut Untung, pemilihan Usman Harun sebagai nama KRI sudah melalui suatu prosedur yang ketat.

Berbicara kepada VIVAnews, Kamis, 6 Februari 2014, Untung mengatakan bahwa nama Harun Said dan Usman Haji Mohammed Ali dipilih TNI AL karena mereka merupakan pahlawan nasional di bidang maritim.

"Tidak ada maksud untuk membuat orang mengingat kisah lama," kata Untung.

"Pemilihan untuk nama KRI harus memiliki nuansa maritim untuk merepresentasikan TNI AL. Sementara kedua pahlawan nasional itu kan sebelumnya bagian dari Korps Komando AL (KKO)," lanjut dia lagi.

Selain nama Usman Harun, TNI AL, imbuh Untung, turut menggunakan nama Sutomo dan John Lie. Bung Tomo dipilih, karena dia merupakan pejuang yang membangkitkan semangat rakyat Surabaya.

"Sementara pangkalan laut TNI AL kan memang di Surabaya. Sedangkan John Lie dipilih karena sebelumnya dia Laksamana di TNI AL," kata Untung.

Selain diambil dari nama pahlawan nasional, penamaan alutsista TNI AL juga terinspirasi dari nama lainnya. Untung mencontohkan untuk nama kapal selam biasanya akan mengambil nama dari mitologi Dewa-Dewa dalam agama Hindu, seperti RI Tjakra dan RI Nanggala. TNI AL juga kerap mengambil nama dari kota-kota besar di Indonesia, binatang buas, dan nama-nama teluk.

Penamaan Usman Harun sebagai KRI fregat TNI AL yang baru menuai protes dari pemerintah Singapura. Pasalnya, kedua orang yang namanya digunakan di KRI itu adalah pelaku peledakan di Singapura tahun 1965 dan dieksekusi tahun 1968, saat hubungan kedua negara memanas.

Ketika ditanya VIVAnews soal keberatan yang disampaikan Pemerintah Singapura, Untung enggan berkomentar. Dia menyerahkan kepada Kementerian Luar Negeri untuk merespon keberatan Pemerintah Negeri Singa tersebut.

TNI AL : Usman Harun Pahlawan Nasional

Pemerintah Singapura prihatin akan rencana pemberian nama KRI Usman Harun, nama dua orang prajurit anumerta itu pernah meledakkan kompleks kantor di Singapura pada tahun 1960-an silam. TNI AL menegaskan, nama gabungan kedua prajurit itu disematkan karena sudah menjadi pahlawan nasional.


Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama Untung Suropati menjelaskan prosedur pemberian nama kapal yang berlaku di TNI AL.


"Ini dikerjakan tim. Kapal ini dikasih nama apa itu ada prosesnya, tidak ujug-ujug ketemu. Pemberian nama itu dasar argumentasinya beda-beda sesuai dengan kelas tertentu," kata Laksma Untung ketika dihubungi detikcom, Kamis (6/2/2014).


Untung menambahkan, kapal lokal prosedurnya diberi nama teluk. Untuk kapal selam, nama yang dipakai adalah nama-nama senjata menurut mitologi Hindu, seperti Cakra dan sebagainya. Ada pula penamaan kapal sesuai dengan kota-kota besar di Indonesia. Untuk kapal kombatan atau kapal perang, sesuai prosedurnya diberi nama pahlawan nasional.


"Seperti kapal yang akan datang ini, dari Inggris, ada KRI Bung Tomo nomor lambung 357, Usman Harun dan John Lee. Ada pertimbangannya. Pertama, kebetulan Usman Haru itu prajurit Marinir yang sangat layak dan sudah menjadi pahlawan nasional, dari TNI AL dan diabadikan, disematkan menjadi salah satu nama KRI kombatan kita," tutur dia.


Ketiga kapal kombatan itu, imbuh Untung, posisinya masih di Inggris. Dan akan dikapalkan ke Indonesia pada Juni 2014. Untuk pemberian nama, kemungkinan Maret 2014.


"Yang sudah hampir pasti diberi nama nanti Bung Tomo. Usman Harun masih lebih lama. Ini ibarat bayinya belum lahir sudah diributkan," tuturnya.


Mengenai keprihatinan pemerintah Singapura, imbuhnya, pihaknya baru sebatas menerima informasi dari media. Untung mempersilakan menanyakan tanggapan ke Kemenlu RI karena sudah masuk wilayah politis.


"Yang perlu diingat, pertama, Lee Kuan Yew sendiri pernah nyekar, ziarah ke makam Usman Harun di TMP Kalibata pada 28 Mei 1973. Kedua pahlawan itu digantung 17 Oktober 1968 turun SK Presiden RI Nomor 050/PK/1968 tentang penganugerahan keduanya sebagai pahlawan nasional. Presidennya saat itu Suharto," jelas dia.


Kopral Anumerta Harun Said dan Sersan Dua KKO Anumerta Usman Janatin adalah anggota KKO (Korps Komando Operasi; kini disebut Marinir) Indonesia yang ditangkap di Singapura pada saat terjadinya Konfrontasi dengan Malaysia.


Konfrontasi tersebut yang juga dikenal dengan istilah 'Ganyang Malaysia' itu dilakukan sebagai bentuk penolakan atas masuknya Sabah dan Sarawak ke dalam Federasi Malaysia. Dua personel AL tersebut, Usman dan Harun merupakan anggota Korps Pasukan Khusus yang diperintahkan menyusup ke dalam wilayah Singapura. Mereka meledakkan kawasan perkantoran Singapura, MacDonald House, Orchard Road. Usman dan Harun akhirnya tertangkap saat hendak kabur dengan motor boat dan menjadi tawanan.


Mereka kemudian dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan Singapura. Pemerintah Indonesia telah mengupayakan pengampunan melalui langkah diplomasi namun semuanya ditolak Singapura. Usman dan Harun akhirnya digantung pada 17 Oktober 1968. Pemerintah menaikkan pangkatnya satu tingkat, menganugerahkan tanda kehormatan Bintang Sakti dan diangkat sebagai Pahlawan Nasional.


Tak lama kemudian, Singapura berpisah dari Malaysia dan menjadi negara merdeka pada 9 Agustus 1965.



Sumber : Vivanews

Marinir Merapat Ke Jakarta, Ikuri Latma Multilateral Komodo Naval Exercise 2014


SURABAYA-(IDB) : Prajurit Korps Marinir dari Pasmar I Surabaya yang tergabung dalam Satuan Tugas Engineering Civic Action Project (Satgas Encap) yang merupakan bagian dari personel Latihan Bersama (Latma) Multilateral Komodo Naval Exercise 2014 melaksanakan Embarkasi dan berlayar menuju Jakarta sebagai tahapan kedua pada awal pelaksanaan latihan, Selasa (4/02/2014).

Pergerakan pasukan pimpinan Lettu Mar Putu Dwi A Syarifudin yang akan berpartisipasi pada latihan terbesar Angkatan Laut negara-negara Asean di kepulauan Natuna tersebut menggunakan jalur laut dengan KRI Banjarmasin bernomor lambung 592 dari Dermaga Ujung, Surabaya. Pada minggu sebelumnya, mereka telah menerima pembekalan dari Dansatgas Encap Kol. Mar Tri Subandiana di Yon Zeni 1 Karangpilang Surabaya.



Dengan dilaksanakannya embarkasi pasukan dari Surabaya tersebut maka seluruh personel Satgas dari Pasmar 1 selanjutnya akan bergabung dengan personil Satgas yang sama dari Pasmar 2 Jakarta. Direncanakan proses penggabungan dan penyusunan organisasi tugas disesuaikan dengan pembagian pekerjaaan proyek berdasarkan pulau yang telah ditentukan akan dilaksanakan pada Minggu (9/2) di Markas Marinir Cilandak, Jakarta Selatan setelah kapal merapat di Jakarta.


 
Selama pelayaran menuju Jakarta, seluruh personel Satgas Encap Pasmar 1 tetap melaksanakan pembinaan fisik dan olah raga di atas geladak kapal untuk mempersiapkan diri dan guna menampilkan performa terbaiknya dalam pelaksaan tugas di daerah latihan. 

Pembinaan fisik yang juga telah dilaksanakan di homebase termasuk Uji Pemeriksaan Kesehatan (Urikes) ini sesuai perintah Dansatgas agar setiap prajurit harus tahu kondisi fisiknya terkini dan benar-benar siap jasmani dan rohani untuk melaksanakan tugas. 

“Di sana kalian harus menjadi solusi, bukan pembawa masalah, kita ke sana datang untuk mlaksanakan tugas kemanusiaan membantu masyarakat kepulaan Natuna, jangan sampai di sana malah jatuh sakit dan justru menjadi beban orang-orang sekitar kita,” demikian pesan Dansatgas yang kembali ditekankan Lettu Mar Putu saat pelaksanaan pembinaan fisik di geladak helly KRI Banjarmasin.


 
“Profil prajurit Marinir harus mampu menunjukkan profesionalitas dan performa yang terbaik pada event internasional sehingga kesan yang akan ditinggalkan adalah sosok Prajurit Marinir yang mampu mengayomi dan bekerjasama dengan siapapun pada event apapun, demi menuju Korps Marinir kelas dunia atau World Class Marines”, tegasnya.





Sumber : Kormar

Danpasmar-1 Ttutup Pelatihan Cawak Ranpur Tank BMP-3F


SURABAYA-(IDB) : Komandan Pasmar-1 Brigadir Jenderal TNI (Mar) Siswoyo Hari Santoso secara resmi menutup Kepelatihan Dalam Negeri Calon Awak Ranpur Tank Afibi BMP-3F di gedung Indoor Sport Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya, Rabu (05/02/2014).


Kegiatan yang dihadiri Kepala Staf Pasmar-1 Kolonel Marinir Bambang Suryo Aji, Danmenkav-1 Mar Kolonel Marinir Sarjito, Danmenart-1 Mar Kolonel Marinir M. Nadir, Para Asisten Pasmar-1 dan perwira dijajaran Pasmar-1 tersebut juga dihadiri tim penjamin dari Rusia dan seluruh peserta kepelatihan.


Dalam amanatnya Komandan Pasmar-1 mengatakan kepelatihan yang telah dilaksanakan telah mampu memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada setiap pengawak Ranpur BMP-3F, hal tersebut telah dibuktikan dalam kegiatan Latihan Kesenjataan Terpadu Korps Marinir di Pusat Latihan Tempur Korps Marinir Baluran, Situbondo beberapa waktu yang lalu, yang mana seluruh peserta kepelatihan dilibatkan dalam uji manuver serta menembak dari Ranpur BMP-3F dengan hasil yang sangat membanggakan para pemimpin TNI.



 
Hasil yang telah diperlihatkan, lanjutnya, menunjukkan seberapa besar pengetahuan dan ketrampilan yang telah diserap oleh peserta selama mengikuti penyelenggaraan kepelatihan.


“Kemampuan yang telah kalian capai ini jangan menjadikan puas diri, karena masih banyak hal yang perlu ditingkatkan demi mencapai kondisi profesional sebagai prajurit pendarat amfibi Korps Marinir,” tegasnya.


Dalam kesempatan tersebut, orang nomor satu di Pasmar-1 itu menyampaikan ucapan terima kasih kepada penyelenggara, seluruh pendukung kepelatihan, Bapak Indra Djani dari PT. Citra Persada dan Mr. Safronov beserta Tim Penjamin dari Rusia atas partisipasi, dukungan serta perhatian yang diberikan sehingga kepelatihan calon awak Ranpur Tank Amfibi BMP-3F dapat berjalan dengan sukses.



 
Sementara itu, Kolonel Marinir Sarjito selaku pimpinan kepelatihan mengatakan bahwa kepelatihan tersebut berlangsung selama 52 hari dan diikuti 116 peserta dan 18 instruktur.  116 peserta yang terdiri dari 38 peserta kelas Komandan Kendaraan, 39 peserta kelas Penembak dan 39 peserta kelas Pengemudi tersebut dinyatakan lulus dengan kemampuan mengerti, memahami serta dapat mengaplikasikan secara trampil sesuai kelasnya masing-masing.




Sumber : Kormar

Pangarmatim, Dankobangdikal Dan Gubernur AAL Terima Brevet Kehormatan


SURABAYA-(IDB) : Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H., M.Hum, Komandan Kobangdikal Laksda TNI Widodo, S.E dan Gubernur AAL Laksda TNI INGN Ary Atmaja, S.E menerima brevet kehormatan Artileri dan Kavaleri Marinir di Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya, Rabu (05/02/2014).


Ketiga Pati bintang dua tersebut menerima brevet kehormatan Artileri dan Kavaleri Marinir berdasarkan surat keputusan Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) A. Faridz Washington nomor Kep/10/II/2014 tanggal 4 Februari 2014.



 
Penyematan brevet dilakukan oleh Komandan Pasmar-1 Brigjen TNI Siswoyo Hari Santoso,yang sebelumnya ketiga Pati tersebut melaksanakan penembakan dengan menggunakan senjata meriam Howitzer 105 mm, selain itu Pangarmatim dan Gubernur AAL sebelum memasuki lapangan apel berkesempatan mengemudikan kendaraan tempur Tank Amfibi BMP-3F mengelilingi Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya.


Usai disematkan brevet, Pangarmatim menyapa prajurit dengan teriakan Marinir yang disambut dengan teriakan auh, auah, auh yes….! “Dengan disematkannya brevet Artileri dan Kavaleri Amfibi Marinir, maka mulai saat ini saya masuk dalam Keluarga Besar Korps Marinr, oleh karena itu saya turut berkewajiban untuk mendukung pembangunan kekautan Marinir sebagai salah satu Komponen Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) TNI AL”, tegasnya.



 
Sebagai wujud kebanggaan menjadi bagian Korps Marinir Pangarmatim, Dankobangdikal dan Gubernur AAL mengucapkan terima kasih kepada Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) A. Faridz Washington, Komandan Pasmar-1 Surabaya dan seluruh prajurit Korps Marinir. Pangarmatim juga menaruh rasa bangga kepada prajurit Koarmatim yang telah bersinergi dan memberi dukungan terhadap prajurit Marinir saat menjalankan tugas dalam opersi tempur dan opersi keamanan laut serta latihan.





Usai upacara Pangarmatim, Komandan Kobangdikal dan Gubernur ALL dipanggul oleh puluhan prajurit Marinir menuju tenda VIP. Seluruh rangkaian acara diakhiri dengan foto bersama, ramah tamah dan hiburan.




Sumber : Kormar

Wamenhan Nilai Produk Industri Pertahanan Indonesia Mulai Signifikan

JAKARTA-(IDB) : Dicap sebagai salah satu kementerian yang berkomitmen dalam peningkatan penggunaan produksi dalam negeri negeri, Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoedin mengatakan hal itu berbanding lurus dengan produksi industri pertahanan yang cukup signifikan dalam lima tahun ini. Dengan kualitas yang baik, kata Sjafrie membuat produksi industri pertahanan dalam negeri digunakan sendiri maupun diekspor ke sejumlah negara.

"Jadi saya kira justifikasinya itu di produksi, di pemasaran, sejauh mana industri pertahanan dalam negara menopang kebijakan pertahanan Indonesia secara keseluruhan," kata Sjafrie mengenai alasan kementeriannya mendapatkan penghargaan di Istana Wakil Presiden (Wapres), Jakarta, Rabu (5/2) petang.

Sjafrie mencontohkan PT Pindad sudah memproduksi 25 panser yang sesuai standar Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan telah diekspor pula. Sementara PT PAL, kata dia sudah sanggup memproduksi kapal combatant dan kapal angkut tank yang dijual ke negara ASEAN, seperti Filipina.

"Industri pertahanan kita sudah memenuhi tingkat menengah sedang ke tingkat tinggi dalam 10 tahun lagi, membuat kapal tempur sendiri," lanjutnya.

Alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang digunakan TNI saat ini, kata dia seluruhnya merupakan produk dalam negeri.

"Kalau tingkat tinggi belum, kapal selam belum. Pesawat tempur belum tapu kita akan buat sendiri kerjasama dengan Korsel (Korea Selatan). Tank juga belum tapi panser sudah," lanjut Wamenhan.



Sumber : BeritaSatu

Indonesia Tak Ingin Gegabah Menyetujui Ratifikasi Perjanjian Terorisme Nuklir

Komisi I DPR mengingatkan pemerintah agar tak buru-buru meneken ratifikasi konvensi perjanjian terorisme nuklir. Indonesia punya pengalaman buruk saat meneken ratifikasi perjanjian soal nuklir.

JAKARTA-(IDB) : Komisi I memberikan sinyal kepada pemerintah agar tak buru-buru menyetujui RUU tentang ratifikasi konvensi perjanjian terorisme nuklir (International Convention for The Suppresion of Act of Nuclear Terrorism). Sebab, negara-negara besar pemilik nuklir seperti AS, Cina, India dan Pakistan belum meneken ratifikasi tersebut.



Wakil Ketua Komisi I DPR Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, DPR perlu bersikap hati-hati memutuskan soal ratifikasi. Soalnya, Indonesia punya pengalaman pahit. Ketika meneken ratifikasi Comprehensif Nuclear Test-Ban Treaty (CTBT), Indonesia terkesan cuma dimanfaatkan negara besar pemilik nuklir. Indonesia didorong-dorong meratifikasinya, tapi negara-negara tersebut malah tidak ikutan membubuhkan tanda tangan.



"Amerika Serikat gencar melobi DPR untuk bersedia meratifikasi perjanjian CTBT. Tapi 1,5 tahun setelah DPR menyetujui itu, sampai kini AS tidak mau meratifikasinya," kata Agus Gumiwang saat rapat dengan perwakilan LSM dan pakar perjanjian nuklir di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu (5/2).



Sebaliknya, para pakar dan kalangan LSM yang diundang DPR memberikan pandangan bahwa ratifikasi itu bermanfaat buat Indonesia. Menurut mereka, ratifikasi itu akan membuat Indonesia dianggap patuh pada aturan internasional. 



"Ini akan membuat posisi Indonesia di dunia internasional makin dipercaya sebagai negara yang berkomitmen menggunakan nuklir untuk tujuan damai," kata Prof. Dr. Zaki Su'ud.



Pertengahan Februari, Komisi I bersama pemerintah akan mengambil keputusan tingkat pertama terkait hal ini. Masukan dari pakar nuklir dan kalangan LSM akan jadi salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan tersebut.




Sumber : Jurnamen

Kunjungan Komisi I DPR RI Di Lanud Iswahjudi

MAGETAN-(IDB) : Lanud Iswahjudi sebagai pangkalan operasional yang berada di bawah jajaran Koopasu IIyang mengoperasikan alutsista berupa pesawat tempur,  mendapat kunjungan kerja spesifik Komisi IDPR RI yang membidangi pertahanan,intelijen, luar negeri dan informasi.


Sebanyak 9 orang anggota Komisi I DPR RI yang dipimpin Drs. GunturSasono, M.Si tersebut disambut langsung oleh Komandan Lanud Iswahjudi MarsmaTNI Yuyu Sutisna, S.E., diteruskan pertemuan dengan segenap pejabat Lanud Iswahjudidan Insub   diruang rapat Markas Lanud Iswahjudi, Rabu(5/2). 


Dalam kunjungan tersebut Komandan Lanud Iswahjudi mengucapkan selamatdatang kepada rombongan semoga dengan adanya kunjungan Komisi I DPR RI ke LanudIwj dapat melihat langsung kondisi riil satuan-satuan yang ada di LanudIswahjudi. Selanjutnya Komandan Lanud Iswahjudi Marsma TNI Yuyu Sutisna, S.E.,menyampaikan paparan tentang kondisi riil alutsista yang dioperasikan LanudIswahjudi. 


Sedangkan Ketua Tim kenjungan kerja Komisi I DPR RI, Drs. Guntur Sasono,M.Si., mengucapkan terima kasih atas sambutan yang diberikan sehingga dalamkunjugan nanti dapat berjalan lancar.


Sementara menurut H.Tri Tamtomo, S.H.,  mengatakan maksud dan tujuan Komisi I DPR RIke Lanud Iswahjudi, dalam rangka sambung rasa sesama anak bangsa yang memilikikemitraan dalam rangka membangun bangsa, untuk itu kedatangan tim Komisi I DPRRI memminta informasi, keterangan serta masukan yang bersifat apa adanya secaraterbuka tanpa ditutup-tutupi.


Mengingat Lanud Iswahjudi sebagai pangkalan udara utama strategis denganpesawat tempur buru sergap, lanjutnya, dengan kondosi actual seperti sekarangini apakah pesawat tempur Lanud Iswahjudi mampu menghancurkan musuh ditempat,mengusir penerobos pesawat asing serta mampu dogfight dengan pesawat asing yangmelintas di NKRI.


Untuk itu Komisi I sebagai mitra hubungan kerja dengan TNI dapatdiberikan masukan secara jujur apa adanya, sehingga kalkulasi anggaran yangakan berakhir pada bulan April 2014 mendatang, apakah tepat proyeksi dan tepatsasaran dan beralasan untuk dipertimbangkan sehingga terjadi keseimbanganantara matar darat, laut dan udara. 


Setelah mengadakan pertemuan dengan segenap pejabat,  rombongan Komisi I DPR RI, melanjutkankunjungan ke Skadron Udara 3, Skadron Udara 14, Skadron Udara 15 LanudIswahjudi, untuk melihat langsung pesawat tempur yang dioperasionalkan danfasilitas Air Combat Manuvering Instrumentation (ACMI).

Fakta Mengejutkan

Kunjungan anggota Komisi I DPR ke Pangkalan TNI AU Iswahyudi di Kabupaten Magetan, Jawa timur, sepanjang hari ini, menghasilkan fakta yang mengejutkan. Wakil rakyat menemukan onderdil salah satu pesawat yang masa pakainya telah habis, dan ternyata barang tersebut didapat dari pasar loak di luar negeri.

Tidak menutup kemungkinan hal serupa juga terjadi di sejumlah pesawat ataupun alutsista lain. Dugaan pun muncul, pemicu kecelakaan pesawat udara yang sering terjadi di Tanah Air ditengarai hal itu.

Demikian disampaikan anggota Komisi I DPR, Basri SI, di sela-sela kunjunganya bersama wakil rakyat lainnya. Pesawat tempur yang menggunakan onderdil bekas tersebut di antaranya pesawat tempur F5.

“Tentu saja hal itu sangat membahayakan keselamatan penerbang dalam menjalankan tugasnya menjaga keamanan wilayah udara Indonesia. Sebaiknya segera digrounded!” tegasnya, Rabu (5/2/2014).

Pihaknya segera merekomendasikan agar sejumlah pesawat tersebut diganti dengan pesawat tempur baru, yang bisa dipesan dari berbagai negara produsen, baik Eropa maupun Asia. Seperti pesawat T- 50 I Golden Eagle Indonesia yang dipesan dari Korea Selatan sebanyak 16 unit untuk menggantikan pesawat tempur F5 yang memang sudah habis masa pakainya.

Menurutnya, sedikitnya dibutuhkan tiga skuadron pesawat tempur baru agar wilayah udara Indonesia dapat terjaga dengan baik. Hal itu tentu saja disesuaikan dengan situasi politik dan pemerintahan dalam negeri, termasuk pembiayaan untuk merealisasikannya.




Sumber : TNI AU