Pages

Sabtu, Oktober 04, 2014

Metamorfosa TNI Yang Semakin Dewasa

JKGR-(IDB) : DIRGAHAYU TNI..! Hanya kata itu yang bisa saya ungkapkan. Rasa bangga dan bahagia yang tiada tara, seakan telah lebih dulu turut menyesakkan dada. 

Bagaimana tidak, jika harus merungkai dan merangkai sejarahnya, rasanya hampir tidak ada lembaran sejarah berwarna putih yang terselip diantara lembaran-lembaran sejarah kelahiran dan berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI). 

Bahkan di hari kelahirannya sekalipun, TNI bukanlah tentara yang memulai mencatatkan sejarahnya dengan tinta emas di atas lembaran kertas nan putih bersih. TNI lahir dari rahim ibu pertiwi yang terluka dan tersiksa oleh penjajahan selama berabad lamanya. TNI adalah simbol dari puncak perjuangan bangsa Indonesia demi menjadi bangsa yang kokoh, berbudaya, dan memiliki jati diri yang utuh untuk mewujudkan segala cita-cita bangsa sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD 1945 dan berazaskan Pancasila sebagai dasar hidup bangsa Indonesia.
 
Pesawat tempur TNI melakukan atraksi saat gladi bersih HUT TNI ke 69 di markas Komando Armada RI Kawasan Timur, Surabaya, Jawa Timur,  (04/10/2014). (photo:VIVAnews/Anhar Rizki Affandi)

Langkah kaki itu telah cukup jauh meninggalkan matahari dan rembulan yang setia mencatatkan hari kelahirannya. Tapi jejak-jejak tapak kaki berdarah, masih jelas tampak di antara tajamnya bebatuan dan kerikil, pasir, tanah, lumpur, belukar, hutan belantara, bukit, gua-gua, gunung, sungai, rawa-rawa, muara, pantai, lautan lepas, samudera, bahkan hingga ke angkasa raya..! TNI tidak pernah berhenti berjuang. 

Perjuangan seperti telah menjadi sebuah takdir yang tak bisa dielakkan. Tidak terhitung berapa banyak momen pertempuran yang harus dihadapi dan pulang dengan kemenangan di tangan..! Perjuangan itu sendiri, telah menuntun TNI untuk menjadi lebih dewasa, kuat, berotot, dihormati dan disegani oleh berbagai dunia. 

Fakta telah membuktikan, bersama rakyat, TNI telah memenangkan berbagai pertempuran dan memastikan keutuhan bangsa Indonesia hingga ke hari ini. Kemanunggalan dua dimensi kehidupan bangsa yang kita miliki, tanpa kita sadari, bahkan mungkin sangat jarang kita syukuri, telah mampu menjadi kekuatan dasar yang amat besar, handal dan terpercaya dalam memastikan keutuhan dan kelangsungan hidup bangsa Indonesia.



Anggota TNI melakukan atraksi saat gladi bersih HUT TNI ke 69 di markas Komando Armada RI Kawasan Timur, Surabaya, Jawa Timur, (04/10/2014). (photo:VIVAnews/Anhar Rizki Affandi)Sebagai bangsa yang besar, bukan saja dilihat dari faktor sejarahnya, kita telah menjadi satu diantara segelintir negara di dunia yang tidak menerapkan program wajib militer. Ajaibnya, militansi dan suplai kekuatan dari rakyat kepada tentara yang dicintainya, teramat sangat membanggakan. 

Tentara seakan telah menjelma menjadi sebuah simbol pusaka. Ketika TNI bertempur di medan perang, sesungguhnya rakyat sedang siaga menuju medan laga. Kemanunggalan kekuatan yang sangat langka, dan tidak dimiliki oleh semua bangsa di dunia. Seorang sahabat pernah mengidentikan kekuatan TNI dan Rakyat Indonesia, sebagai dua kekuatan antara Arjuna dan Kumba Karna. Jika dalam keadaan terpisah saja, keduanya memiliki kekuatan yang sama, apalagi jika keduanya dipersatukan..! Tidak akan pernah ada musuh yang akan mampu menghadapi serangan panah yang menghujamnya..!



Anggota TNI melakukan atraksi saat gladi bersih HUT TNI ke 69 di markas Komando Armada RI Kawasan Timur, Surabaya, Jawa Timur,  (04/10/2014). (photo:VIVAnews/Anhar Rizki Affandi)Tidak dipungkiri, banyak di antara kita yang merasa miris dengan kepemilikan senjata oleh bangsa lain. Mungkin benar, senjata adalah benda yang tak terpisahkan dari sosok seorang prajurit yang gagah. Tapi jangan lupakan sejarah, bahwa unsur kekuatan utama bangsa ini tidak bertumpu pada senjata. 

Senjata hanya pelengkap untuk menuju bentuk dan wujud kekuatan bangsa Indonesia yang utuh. Senjata hanya sebuah isyarat bahwa kita ada, tumbuh, kuat dan siap menyergap..! Meskipun tanpa itu, keberanian dan kekutan kita tidak akan pernah hilang dan terbilang. Bermula dari era senjata bambu runcing, TNI terus membangun dan berbenah diri. Tuntutan zaman telah menggerakkan TNI untuk menjadi sebuah organisasi tempur yang memiliki daya gempur yang tinggi dan daya dobrak yang kuat. 

Atraksi Anggota TNI saat gladi bersih HUT TNI ke 69 di markas Komando Armada RI Kawasan Timur, Surabaya, Jawa Timur,  (04/10/2014). (photo:VIVAnews/Anhar Rizki Affandi)Untuk memenuhi tuntutan ini, rakyat telah turut merestui TNI untuk terus melangkah lebih jauh, agar mampu terus bersaing dengan kekuatan dunia lainnya. Kini era bambu runcing itu telah lama surut ke belakang. Bangsa kita sedang menuju era membangun TNI yang modern, dengan memasuki era mesin perang yang mendesing.


Seiring dengan semakin kuatnya TNI, semoga tidak menjadi sebab renggangnya ikatan antara tentara dan rakyat. Kehadiran teknologi harus dimaknai sebagai supplemen untuk menambah kekuatan persatuan diantara keduanya, bukan justru menjadi penyebab lahirnya sebuah kehancuran. 

Anggota TNI melakukan atraksi saat gladi bersih HUT TNI ke 69 di markas Komando Armada RI Kawasan Timur, Surabaya, Jawa Timur,  (04/10/2014). (photo:VIVAnews/Anhar Rizki Affandi)Mari kita bersama-sama untuk senantiasa sadar bahwa kekuatan bangsa Indonesia bukan terletak pada kekuatan senjata yang dimilikinya, melainkan tertanam kuat di dalam pertahanan semesta yang dutakdirkanNya..! Semoga dengan segala kekuatan yang ada, tidak membuat kita menjadi lupa segala, apalagi harus besar kepala.


TNI, di hari jadimu, segenap bangsa Indonesia berucap selamat. Rasa bangga dan bahagia turut tersemat. Senjata hanya mantra, bukan segala-galanya. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Persatuan bukan sekedar pusaka, tapi telah menjadi kekuatan nyata bangsa Indonesia. Jangan besar kepala..! Hehehe..! Maju TNI, Jaya NKRI..! Doa dan cinta kami akan selalu ada untukmu. Dirgahayu TNI..! I love you..!. 



Sumber : JKGR

2 komentar:

  1. Mantap selamat bermilad jadi Majulah TNI. Semoga Bisa lebih Power full lagi.

    BalasHapus
  2. Jangan lupa videonya besok ya. Durasi yang panjang dong. Ini akhir dari pemerintahan SBY dan bawahannya seperti Muldoko dan MEnhan. Tolong deh video

    BalasHapus