Berbagai aktivitas operasi militer perang dan operasi militer selain perang juga sudah dilaksanakan KRI Cakra dan KRI Nanggala. Salah satunya, menenggelamkan beberapa bekas kapal perang untuk menguji peralatan utama sistem persenjataan torpedo.
Berbagai latihan gabungan TNI dan latihan bersama militer luar negeri melibatkan dua kapal selam. Dukungan pangkalan pun turut mendongkrak nilai tawar kekuatan armada TNI-AL. "Pangkalan kapal selam di Palu (Sulawesi Tengah) disiapkan karena lokasinya strategis," ungkap Komandan Satuan Kapal Selam Armada RI Kawasan Timur Kolonel Laut (P) Purwanto.
Lokasinya dianggap strategis karena Teluk Palu memiliki kedalaman 400 meter. Dengan panjang 30 kilometer plus lebar 10 kilometer, kapal tersebut cocok untuk berbagai dermaga. Lokasinya yang dekat perbatasan Malaysia timur membuat pergerakan kapal lebih efektif dan efisien.
Menurut Purwanto, markas komando di Palu pas untuk pangkalan aju. Yakni, pangkalan pendukung dengan fasilitas kelengkapan dan prasarana yang mendekati pangkalan utama. Posisi ibu kota Sulteng itu termasuk di tengah-tengah kepulauan nusantara. "Dari Palu pergerakan kapal bisa lebih cepat ke perbatasan ketimbang bertolak dari pangkalan di Surabaya," tutur mantan Komandan KRI Nanggala tersebut.
Yang terbaru, awak KRI Nanggala melaksanakan pembrevetan perwira tinggi TNI-Polri dan menteri di Selat Sunda. Yakni, KSAD Jendral TNI Gatot Nurmantyo dan Kapolri Jendral Sutarman. Tiga menteri dianugerahi brevet Hiu Kencana. Yakni, Menko Perekonomian Chairul Tanjung, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Armida Alisjahbana, serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu.
0 komentar:
Posting Komentar
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.