JAKARTA-(IDB) : Indonesia menghormati kepentingan
masing-masing negara dan berharap negara lain juga menghormati
kepentingan Indonesia dalam prinsip saling menghormati dan menjaga
kedaulatan wilayah masing-masing. Pada dasarnya dalam menjalin hubungan
kerjasama pertahanan dengan negara lain, Indonesia selalu mengedepankan
persamaan-persamaan dan bukan perbedaan. Diharapkan persamaan-persamaan
yang ada dapat semakin mempererat hubungan kerjasama pertahanan kedua
negara.
Hal itu dikatakan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Selasa (1/7), saat menerima kunjungan delegasi National Defence University People’s Liberation Army (PLA) Tiongkok yang dipimpin Mayjen B I Jingjing di kantor Kemhan Jakarta. Saat menemui Pimpinan Delegasi NDU PLA Tiongkok Wamenhan didampingi oleh Direktur Kebijakan Strategis Ditjen Strahan Kemhan Brigjen TNI M Nakir dan Direktur Analisa Strategis Ditjen Strahan Kemhan Brigjen TNI Witjaksono.
Hubungan kerjasama pertahanan kedua negara kembali dijalin sejak tahun 2006 sejak itu hubungan kedua negara menjadi semakin dekat. Pondasi kerjasama pertahanan kedua negara yang dibangun sejak awal dikukuhkannya sampai pada tahun 2014 ini sudah banyak kemajuan. Di dalamnya termasuk hubungan antara NDU kedua negara, serta pembicaraan bilateral yang secara bergantian dilaksanakan dimana tahun ini merupakan tahun ke-5 yang rencananya akan dilaksanakan di Indonesia. Diharapkan setiap pembicaraan bilateral yang bersifat strategis ini dapat bermanfaat bagi kedua negara dan tidak hanya menjadi wacana strategis saja. Hubungan kerjasama juga dapat ditingkatkan dengan saling kunjung Pejabat Tinggi Angkatan Bersenjata kedua negara. Wamenhan kemudian menjelaskan bahwa pada tanggal 25 Agustus 2014 ini dirinya akan hadir pada Simposium Internasional Tsun Su di Beijing.
Sedangkan Mayjen B I Jingjing menjelaskan tujuan kunjungan Delegasi NDU PLA Tiongkok ini adalah untuk melihat perkembangan pembangunan pertahanan TNI serta meningkatkan hubungan persahabatan khususnya antara pejabat tinggi angkatan bersenjata dan Kementerian Pertahanan kedua negara. Kali ini Delegasi NDU PLA melakukan kunjungan selain ke Kemhan juga ke UNHAN dan Mako Kostrad TNI AD yang disambut dengan sangat hangat.
Dirinya menilai, Indonesia saat ini sedang berkembang dari sisi perekonomiannya dan pertahanannya. Mengenai prinsip Indonesia yang menginginkan saling menghormati dan menjaga dalam hal kedaulatan wilayah masing-masing, dijelaskan bahwa pada prinsipnya Tiongkok juga menginginkan perdamaian yang dijaga secara defensif dan abadi. Pihak Tiongkok juga mengharapkan Indonesia meningkatkan perannya di ASEAN dan di Kawasan Asia Pasifik.
Pimpinan Delegasi NDU PLA mengharapkan angkatan bersenjata kedua negara dapat semakin erat bekerjasama dan memainkan peran yang lebih penting sebagai perwujudan dari hubungan bilateral pertahanan kedua negara. Sejak tahun 1992, NDU PLA telah menerima 39 Delegasi dari Indonesia yang mencakup lebih dari 800 orang. Meskipun hubungan pertahanan kedua negara baru kembali terjalin pada tahun 2006. Sejak tahun 2001 sampai dengan 2014, Perwira TNI yang belajar di NDU PLA sebanyak 23 orang. Dirinya juga berharap bahwa hubungan kerjasama Kemhan/TNI semakin meningkat dengan PLA Tiongkok. Mengenai rencana kunjungan Wamenhan untuk menghadiri Simposium Tsun su di Beijing Agustus mendatang dirinya meyakinkan bahwa kehadiran Wamenhan disana akan menjadi pengaruh penting dalam simposium itu.
Dijelaskan pula bahwa pada tanggal 23 Juli 2014, Vice Chairman of The Central Military Commission PLA Tiongkok General Fan Changlong akan datang berkunjung ke Indonesia sebagai tindak lanjut MoU Presiden kedua negara. Pada kesempatan ini Atase Pertahanan Tiongkok untuk Indonesia mengundang Wamenhan hadir dan memberikan sambutan dalam jam
Sumber : DMC
petinggi negara stop mengharap bintang di langit gak mungkin lah mereka barat dan antek asean bakal menghormati ke daulatan indonesia , kalau kita berkaca ke sejarah sudah termbukti harto berakhir di hujam dari belakang alias di tendang .
BalasHapusbagus buat pemerintahan yg baru ...dari pada gemmis ke sana ke mari benahi air power dan sea power untuk menghadapi mereka indonesia butuh kebijakan nekat.
Sebagai bangsa besar harus berfikir dan bertindak yang besar . jangan minta negara lain untuk mengerti karena mereka memiliki kepentingan sendiri terhadap negara ini. sebagai negara non blok Indonesia harus siap menghadapai pengaruh dan ancaman dari negara besar maupun negara yang mengelilingi Indonesia yang sebenarnya mereka membentuk blok. karena Indonesia sudah bersikap tidak berfihak dengan kata lain Indonesia membuat blok sendiri.. Agar tidak dipengaruhi oleh pengaruh dan ancaman negara besar dan negara yang memiliki kepentingan terhadap Indonesia. mau tidak mau Indonesia harus membangun dan mempertahankan wilayah sendiri.. Untuk itu kemandirian Teknologi kemandirian alutsista dan kemandirian pangan dan kemandirian kebudayaan sebagai modal pertahanan harus menjadi acuan siapapun pemerintahnya. Dalam waktu dekat ini karena kondisi sekitar Indonesia sedang memanas maka sebaiknya program kemandirian dan pengembangan teknologi Alutsista yang setara minimal dengan India,Iran Korut dan korsel. dengan jumlah kekuatan setara dengan gabungan negara negara persekamuran di tambah Timor Leste yang mengelilingi Indonesia. Penguatan Alutsista sudah harus memiliki dan mengembangkan senjata Nuklir, Laser, Cyber dan senjata perang bintang.
BalasHapus