Pages

Senin, Juli 21, 2014

Angkatan Udara Singapura Beli Kit JDAM


The Joint Direct Attack Munition (JDAM) is a guidance kit developed by Boeing which converts an unguided bomb into an accurately-guided and all-weather "smart" munition that can be launched 15 nautical miles from its target.

WASHINGTON-(IDB) : Departemen Luar Negeri AS berniat menyetujui penjualan kit Joint Direct Attack Munition (JDAM) dan peralatan terkait kepada Singapura. Penjualan ini juga meliputi: suku cadang, pelatihan dan dukungan logistik dengan perkiraan biaya USD 63 juta. Agen Kerjasma Keamanan Pertahanan AS, DSCA telah mengirimkan sertifikasi yang dibutuhkan dengan memberi tahu Kongres AS, untuk kemungkinan penjualan di awal bulan Juli 2014.


Pemerintah Singapura telah mengajukan pembelian 913 unit Kit Joint Direct Attack Munition (JDAM) KMU-556B/B untuk bom Mk-84 2000, 100 unit fuse KPH-152A/B dan 300 set Precision Laser Guidance DSU-40. Juga termasuk kontainer, trailer amunisi, peralatan pendukung, suku cadang dan perbaikan, alat uji, publikasi – dokumentasi teknis, pelatihan personil dan peralatan pelatihan, Tenaga ahli dan dukungan teknis, serta unsur-unsur terkait lainnya dari dukungan logistik. Perkiraan biaya sebesar USD 63 juta.


Penjualan ini akan berkontribusi terhadap sasaran kebijakan luar negeri maupun arah keamanan strategis nasional AS, dengan mendukung Singapura sebagai salah satu partner regional dalam mencegah terrorisme dan kekuatan penting bagi stabilitas politik serta perkembangan ekonomi di Asia Tenggara.


Singapura menginginkan perangkat ini, servis dan peralatan untuk mendukung simpanan senjata udara ke darat dan untuk memfasilitasi pelatihannya di luar negeri. Penjualan ini akan memungkinkan Angkatan Udara Singapura menjalankan misi yang dapat berkontribusi pada operasi gabungan (koalisi) serta memenuhi kebutuhan pertahanan nasional.


Singapura menyelenggarakan banyak latihan CONUS F-15SG berlokasi di Mountain Home AFB, Amerika Serikat. Sebagian dari amunisi ini, untuk digunakan di fasilitas pelatihan CONUS dan memungkinkan pilot Singapura (RSAF) praktik menggunakan amunisi berpandu GPS yang akan memperkuat kemampuan perang mereka. Singapura seharusnya tidak kesulitan menyerap tambahan amunisi ini ke dalam Angkatan bersenjata mereka.


Usulan penjualan dari amunisi dan fasilitas pendukungnya, tidak akan mempengaruhi keseimbangan militer di kawasan.


Kontraktor pengadaan akan dipegang Boeing Defense, Space and Security dari St. Louis, Missouri. Implementasi dari usulan ini tidak membutuhkan penugasan dari pihak mana pun di pemerintahan AS maupun perwakilan kontraktor ke Singapura.

Usulan penjualan ini juga tidak berpengaruh terhadap kesiapan pertahanan AS, sebagai hasil dari penjualan. Catatan potensial pembelian ini dibutuhkan oleh hukum dan bukan berarti penjualan telah dilakukan.




Sumber : JKGR

Tidak ada komentar:

Posting Komentar